All Chapters of Pemulung Konglomerat 2: Chapter 251 - Chapter 260
296 Chapters
251: Mohon maaf sebelumnya ...
“Nah, sekarang ... mau kemana? Ngga mungkin pulang ‘kan? Iya ‘kan? Iya dong!?”Dengan kecepatan dibawah lima puluh Kilometer Per Jam, Angel mengemudi sembari memikirkan tujuan selanjutnya. Ditengah perjalanan dia hanya melihat kearah kiri dan kanan sambil berbicara sendirian. Dia benar – benar sangat bingung pada saat itu. “Sumpah ya! Kemana aku harus pergi sekarang!? Otak! Tolong berpikir dong! Kasih aku tujuan supaya nggak bosen begini! Aaaghhhh!” teriak Angel sambil memukul kemudi mobil. Brum – brumm ...Angel menepikan mobil dan menghentikannya di tepi jalan tepat di belakang beberapa mobil yang tengah terparkir. Lalu, dia pun mematikkan mesin mobil dan menyandarkan tubuhnya di tempat duduk mobil. Seeettt ...Dia mengambil tas miliknya yang tergeletak di tempat duduk yang ada di sebelahnya dan mengeluarkan ponselnya. Kemudian, baru saja dia menghidupkan layar ponselnya, “Lah! Aku ngapain, coba!?”Lagi-lagi dia berbicara sendiri. Dia juga menghentikan mobil dan tida
Read more
252: Kebanyakan kata tapi!
“Tidak, Tuan, tadi ‘kan saya sudah bilang. Saya juga sudah selesai makan,” jawab Angel dengan santai. “Ah, baiklah. Sebelum itu, saya ingin memperkenalkan diri. Saya Faena Christ Dalbert. Saya ingin ...,” “Tadi Istrinya, sekarang Suaminya mungkin, hadehhh ....” gumam Angel sambil memasukkan ponsel ke dalam tas miliknya. “Ah, maaf?” tanya Pria itu, seketika menghentikan perkataannya. “Ah, tidak – tidak. Lanjutkan, Tuan,” jawab Angel. “Maaf, tapi sepertinya tadi anda sedang berbicara ...,” “Oh, ngga, saya sedikit terkejut saja dengan ... ya, tadi Istri anda sempat menemui saya sih. Yah, walau pertemuan itu AGAK sedikit kurang meng-enakkan, hehehe ...,” potong Angel.Raut wajah Angel seketika berubah setelah mengetahui kalau orang yang saat itu ada di hadapannya adalah Suami dari Rebecca Carolinna, atau Rebecca Faena, atau Ayah dari Alan Faena dan Sherly Faena. Seketika dia langsung paham dengan apa yang ingin disampaikan Pria itu selanjutnya. “Ah, jadi
Read more
253: Mengganggu saja!
Nada bicara Tuan Faena seketika berubah semenjak Angel melakukan sedikit kesalahan saja padanya. Saat itu, yang awalnya Angel merasa bosan dan muak dengan pembahasan itu, seketika jantungnya langsung berdetak kencang. Posisi sekarang berbalik padanya. Angel langsung terdiam saat mendengar itu. “Jangan sombong kamu! Kamu pikir karena saya sangat membutuhkan Hotel itu, kamu bisa se-enaknya berbicara, hah! Saya bisa saja mendapatkan Hotel itu secepatnya! Masih baik saya menemui kamu dengan cara baik-baik seperti ini!” Krekkk ... “Eh, ada apa tuh?”*** “Spike, kita istirahat dulu kali ya ....”Setelah beberapa saat mengelilingi kota, Hans merasa lelah. Dia pun memutuskan untuk menghentikan mobilnya di dekat sebuah taman. Dia pun keluar dari mobil dan mengunjungi sebuah market kecil untuk membeli minuman dan sebungkus rokok, lalu kembali ke Spike. Dia pun mendudukkan tubuhnya di sebuah bangku kayu panjang yang ada di dekat mobilnya. Kemudian, membakar sebatang rokok dan ber
Read more
254: Jangan bergerak!
Brum – brum!Dalam perjalanan, Nyonya Faena atau biasa dipanggil Rebecca, meminta Supirnya untuk menambah kecepatan mobilnya saking panik, mengingat kalau Joe, Davin beserta tim dari kepolisiannya masih mengikuti. Dia bermaksud langsung menuju ke pesisir pantai, karena beberapa timnya sudah berada disana bersama dengan kapal untuk bisa melarikan diri. Titik awal Hotel, dimana mereka bertemu dengan Angel menuju pantai membutuhkan waktu dua jam perjalanan. “Mereka masih mengikuti!?” tanya Nyonya Faena panik. “Masih, Nyonya. Beberapa mobil polisi sudah hampir mendekati mobil kita. Ada dua unit SUV juga mengikuti,” jawab salah seorang tim perempuan Nyonya Faena yang duduk di kursi belakang mobil. “Sialan! Hmm ..., kamu! Di depan, ambil jalur kanan, kemudian langsung ambil ke kiri dan masuk ke jalur kecil!” bentak Nyonya Faena.Mendengar itu, Supir perempuan Nyonya Faena langsung mengangguk, mengiyakan perkataannya. Tibalah mereka di perempatan dan kebetulan, lampu saat itu t
Read more
255: Tapi, di kantin ...
Joe dan Samuel langsung melompat dan terguling di atas pasir. Lalu, Joe dengan cepat langsung bangkit dan berlari langsung menuju Nyonya Faena dan langsung menangkapnya, menarik tangannya ke belakang dan mengarahkan pistol kearah kepalanya. Samuel mengikuti Joe, lalu menyandra salah seorang Wanita dari tim Nyonya Faena. Bersamaan dengan itu, tim dari kepolisian tiba dan sudah dapat dipastikan kalau Nyonya Faena beserta tim tidak dapat melakukan apa-apa saat itu. “Cih!” kesal Nyonya Faena. “Mau kemana?” tanya Joe sambil tersenyum tipis.Nyonya Faena beserta tim dibawa masuk ke salah satu mobil dari tim kepolisian, lalu pergi meninggalkan kapal.*** “Iya, jadi begitu, Ngel ... padahal ngga tahu bagaimana ceritanya Dosen itu bisa begitu,” “Hahaha, iya terkadang memang seperti itu lah kelakuan Dosen, ya.”Setelah Tuan Faena pergi meninggalkan Cafe, Angel dan Hans masih duduk sambil berbicara santai. Mereka sepertinya sudah melupakan kejadian sebelumnya. “Eh, teman-tema
Read more
256: Selamat Sore ...
“Nah, iya bener! Ih, tumben pinter kamu, Sherl, hahaha. Nah, kalau kamu kerja disana, kita ‘kan bisa makan gratis setiap hari, hahaha ...,” sahut Camille. “Ya ngga gitu juga kali, Cam, hahaha. Bisa-bisa si Hanny langsung dipecat kalau gitu,” kata Sherly. “Tahu tuh! Bukannya ngasih saran yang bener gitu, eh malah menyesatkan teman, huh ...,” kesal Hanny. “Hahaha ... santai, Hann, bercanda kok. Lagian ....” Ding ... ding ... ding ... Tap ... tap ... tap ...Belum sempat Camille menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba saja Sherly beranjak dari tempat tidurnya dan langsung berlari keluar kamar sembari ponsel miliknya berdering. “Eh, si Sherly kenapa, tu?” “Ngga tahu, Cam. Eh, kamu nyadar gak sih kalau si Sherly akhir-akhir ini agak aneh?” “Hmm ... ngga tahu deh. Dia ‘kan emang begitu....” “Siapa ya?”Sesampainya Sherly diluar kamar Asrama, dia tidak langsung menjawab panggilan yang masuk ke ponselnya itu. Dia menatap ke layar ponselnya sambil bertan
Read more
257: Eh, tungguin, Sherl!
Percakapan tiba-tiba terhenti dan semua orang menoleh kearah suara seseorang yang baru saja tiba di ruangan itu. Suara yang sangat dikenali oleh Nyonya Faena, seketika membuatnya terkejut dan langsung mengangkat kepalanya. “Sayang!?” Nyonya Faena seketika panik melihat kalau orang yang baru saja tiba itu ternyata adalah Suaminya, Tuan Faena. Dia tidak menyangka kalau Suaminya bisa datang ke kantor polisi saat itu.Perlahan, Tuan Faena mengambil satu buah kursi kosong yang ada di sudut ruangan, lalu membawanya sambil berjalan mendekati Anggota Kepolisian dan Nyonya Faena diikuti oleh dua orang timnya melewati Angel, Joe dan Davin. Lalu, ia pun mendudukkan tubuhnya. “Jadi, bagaimana? Bolehkah saya mengetahui apa yang sedang terjadi disini?” tanya Tuan Faena sambil tersenyum, sesekali menatap satu per satu orang yang ada di dalam ruangan.Semua orang yang ada di ruangan masih berdiri mematung, terdiam menatap kearah Tuan Faena. Tak ada satu orang pun yang menjawab perta
Read more
258: Lily!
Sherly langsung berlari masuk ke dalam kantor itu, diikuti oleh Camille dan Hanny yang masih terlihat bingung dengan apa yang terjadi sebenarnya.Beberapa langkah mereka masuk ke dalam kantor, mereka melihat seorang pria muda yang mungkin tak asing lagi bagi mereka. Pria itu sesekali mengintip ke dalam sebuah ruangan, lalu memalingkan lagi pandangnya. “Sam! Dimana ruangannya!?” “Eh, ka-kalian kenapa ada disini!?” “Dimana ruangannya! Cepat!!!” “I-ini ....”Sherly pun langsung bergegas membuka pintu ruangan dan kemudian masuk ke dalam. Camille dan Hanny masih terlihat bingung saat itu. “Sam, ada apa sih?” tanya Camille, berbisik pada seorang Pria muda yang ternyata adalah Samuel. “Kalian kenapa ada disini!? Ck!” Samuel langsung terlihat panik melihat mereka. “Nggak tahu, cek ada ke dalam,” lanjutnya.Camille menjadi ragu saat itu setelah melihat orang-orang yang ada di dalam ruangan. Lalu, pandangannya terhenti saat melihat seorang Wanita muda yang sedang ber
Read more
259: Ah, makasih …
Pukul delapan malam. Perlahan, mata Sherly pun terbuka. Samar-samar, tubuhnya merasa dingin dengan pandangannya melihat seperti cahaya putih. “A – aku … d – dimana ini?” “Hmm? Eh, Sherl!? Kamu sudah sadar?”Merasa ada pergerakan dari tempat Sherly, Hanny yang sedang melipat kedua tangannya di tempat tidur Sherly dan menyandarkan kepala sambil memejamkan mata, seketika langsung terbangun. “I – ini dimana, Hann?” tanya Sherly, terbaring di atas tempat tidur. “Ini di rumah sakit. Sini, ku bantu …,” jawab Hanny, berdiri dan membantu Sherly untuk bangkit dan duduk di tempat tidur. “Aaaghhh, sshhhh … a – aduh …,” “Pelan-pelan ….”Hanny mengambilkan sebotol minuman yang terletak di atas meja kecil tepat di samping tempat tidur Sherly, lalu membukanya dan memberikannya pada Sherly. “Ssrrruphh … ck! Ahhh … hmm …, kenapa aku bisa disini?” tanya Sherly, perlahan menutup kembali botol minumannya. “Ah, sini biar aku saja. Tadi itu, kamu tiba-tiba nggak sadarkan
Read more
260: JOE! TUNGGU PEMBALASANKU!
Baru saja Angel ingin berlagak sok di depan Samuel dan lainnya, tiba-tiba saja suara perutnya berbunyi. Joe yang melihat itu langsung tersenyum kecil sambil menepuk keningnya. “Tuh, kamu belum makan, ‘kan? Ini makan dulu, kami beli banyak,” kata Samuel. “Hehehe …, boleh deh, mumpung gratis, hihi ….”Angel pun duduk dan bergabung bersama dengan Samuel dan yang lainnya di lantai dan menikmati makan malam bersama. “Joe, sini makan juga, jangan malu-malu ah!” kata Samuel. “Ah, tidak, Sam, saya sudah makan tadi,” jawab Joe, menarik satu buah kursi dan duduk di samping pintu masuk. “Ah, bohong, Sam! Nyam – nyam … dia juga belum makan tuh!” sahut Angel, sambil mengunyah makannya. “Tuh ‘kan, ini makan, keburu habis loh!” kata Samuel. “Hahaha … ngga, duluan saja. Lagi pula, kalau saya ikut, nanti makanannya habis loh …,” kata Joe. “Lah, ini masih banyak! Ck! Sudah sini!” “Ah, yaudah boleh!” ‘Pfffttt … hahaha … mereka random banget sih ….’ bisik Sh
Read more
PREV
1
...
2425262728
...
30
DMCA.com Protection Status