Все главы Terjebak di Isekai, Bersamamu: Глава 31 - Глава 40
64
Menemuinya
Nyonya Paxley menggeleng, "Aku ragu soal itu, dari penglihatanku, aliran mana Rei-dono harusnya terlihat menyatu denganmu, tapi aku sama sekali tidak merasakannya sekarang. Bisa jadi ini akan memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan," jelasnya dengan raut wajah sedih. Kalau nyonya Paxley sudah bicara begitu, apa boleh buat. Celia hanya bisa bersabar untuk sekarang. Melihat seorang tamu yang sudah dianggap bagian dari keluarga ini tampak begitu cemberut, nyonya Paxley kembali bertanya, "Bisa kau ceritakan detil kejadian sebelum Rei-dono berakhir seperti ini, Celia-dono?" tanyanya."Uhmm ... Itu karena sebuah tombak cahaya yang tiba-tiba jatuh dari langit dan menghancurkan tubuhnya, Hima-sama.""Ah, soal itu aku sudah dengar dari Aamon. Dia bilang kalau tombak itu kemungkinan ulah Sang Penyendiri, tapi penglihatanku berkata lain, energinya memang kuat, tapi aku bisa memastikan bahwa itu bukan perbuatannya, meski ada kemungkinan kalau itu ulah penyihir
Читайте больше
Alam Perantara
"Eh?" Celia terperanjat. Sepasang sayap yang membentang dan mengepak pelan itu tampak menakutkan.Sosok yang mengaku bukan Rei itu menggeleng sambil memijit kening, "Dari caramu berbicara, kau pasti berpikir kalau aku ini punya wajah yang sama persis dengannya," kata sosok itu menghela napas ringan.Kali ini Celia melunak, ia menyeka air mata yang baru saja jatuh, "Kalau bukan Rei, lalu kau siapa?" tanyanya."Sebelum kuberitahu, kujelaskan dulu kondisimu sekarang ini. Dengar Celia-san, saat ini kau berada di alam perantaraku, ini adalah cara seseorang untuk berkomunikasi dari jarak jauh. Wanita yang ada di sebelah sana itu temanku, dia adalah seorang penyihir, aku memanggilnya karena suatu urusan.Lalu kau tiba-tiba datang tanpa undanganku, tidak ada yang bisa melakukannya kecuali dia punya kemampuan telepati yang hebat, dan itu sudah cukup membuktikan kalau apa yang dikatakan Emiri tadi itu benar adanya," jelasnya."Yang dikatakan Emiri-san? Maksu
Читайте больше
Kutukan itu Kembali Terulang
Nyonya Paxley mengangguk, "Begitulah, apa kau sudah menemukan jawabannya?"Celia sedikit terperanjat, kemudian menggeleng pelan, "Aku belum menemukan perkembangan apa pun. Tadi itu, apa anda membawaku ke alam perantara Rei, Hima-sama? " Alis nyonya Paxley mengkerut, "Apa di sana kau melihat Rei?" tanyanya bingung, dari cara ia berekspresi nampaknya yang terjadi pada Celia barusan hanya kebetulan besar."Uhmm ... Lebih tepatnya, aku bertemu sosok yang mirip Rei ..." jelasnya, tapi kemudian tiba-tiba Celia memegang kepalanya terkejut sendiri, "Aku lupa bertanya siapa namanya!!" sahutnya panik."Ah, begitu ya. Meski bukan Rei, tampaknya orang yang kau temui itu cukup membuatmu terkesan," ujar nyonya Paxley tersenyum padanya."Itu karena dia punya sepasang sayap hitam dan tampak mengerikan, Hima-sama! Aku bahkan bertemu dengan seseorang yang sangat mirip denganku di sana!" tambah Celia."Ara, tampaknya yang terjadi lagi-lagi di luar perkir
Читайте больше
Hati yang Terpenggal
"Apa yang terjadi padanya, bu?" Nonoa tak tahan segera bertanya pada seseorang yang hanya menemani Celia di ruangan itu."Oh tidak, sihirku tidak kuat menanganinya!" sahut Violet cemas mendapati sihir penyembuhannya tak sampai ke tubuh Celia. Tubuh gadis ituaa terkulai dalam pangkuan Violet, ia sepenuhnya tak sadarkan diri sekarang."Sebaiknya kita bawa dia dulu ke kamarnya sekarang," perintah Aamon. Enhem yang berada di sampingnya menganggguk lalu membawa tubuh Celia keluar kamar, diikuti beberapa orang yang tadi masuk ke dalam ruangan kecuali Nonoa yang masih menatap ibunya penuh tanda tanya."Maafkan aku Nonoa," ujar Hima Paxley mengalihkan wajahnya dari tatapan putri bungsunya itu.Nonoa yang degup jantungnya masih berdetak cepat berusaha melunak, "Tidak apa, bu," Nonoa tersenyum ringan, "apa yang telah terjadi padanya?" tanyanya kemudian."Kau ingat saat kejadian malam dimana Celia-dono muntah darah?" tanyanya dengan raut wajah sedih.N
Читайте больше
Kursi Khusus
Ini kali kedua Celia menapakkan kakinya di ibu kota. Tepatnya halaman istana, karena yang membawa mereka bukan kereta kuda sewaan seperti yang pernah ia naiki bersama Enhem, kereta pribadi ini langsung menurukan mereka di sana.Tak hanya kereta mereka, beberapa kereta yang juga membawa pejabat terpakir berjajar rapi. Istana yang masuk dalam objek pandang Celia kemudian tampak begitu megah dilapisi batu pualam putih hampir di semua permukaannya."Aamon-dono, Gossen-dono, selamat pagi," seorang pria paruh baya yang menggunakan setelan jas rapi menyambut mereka begitu turun."Oh, Paman Talkay, selamat pagi," Aamon dan Gossen membungkukkan setengah badan mereka padanya, "Celia-chan, perkenalkan, dia adalah Talkay, tetua kami di bagian diplomat.  Paman Talkay, seperti yang kita bahas di pertemuan sebelumnya, hari ini ia akan menjabat sebagai kepala diplomat baru," jelas Aamon."Salam kenal, Pamam Talkay, juga mohon bantuannya," Celia ikut membungkukkan ba
Читайте больше
Tak Sesuai Ekspetasi
Celia spontan berdiri lalu membungkukkan badannya untuk meminta maaf, "Mohon maaf atas kelalaianku Nirin-sama,""Apakah gadis kecil ini yang kau maksud Gossen-san?" tanyanya beralih pada pemuda yang baru saja duduk setelah menyambutnya. Batin Celia spontan mengumpat, kau bahkan tampak lebih muda dariku! pekiknya dalam hati.Gossen mengangguk sebagai jawaban "Benar, Nirin-sama.""Hee, tapi, kenapa aku meragukannya, ya?" cibir Nirin tersenyum kecut menatap Celia.Sejak awal, Celia sudah tau kehadirannya akan diremehkan, sebagai putri CEO yang keras kepala dan penuh ambisi, ini saat yang tepat baginya untuk menunjukkan siapa dia sebenarnya."Maaf Nirin-sama, orang pandai lebih  memperhatikan detil dari suatu hal daripada mementingkan sampul yang tidak perlu. Mungkin sosokku ini gadis kecil, tapi apa kau juga berpikir bahwa umurku ini belasan tahun?" tanya Celia dingin, padahal i
Читайте больше
Bau Ancaman
Sore harinya, mereka bertiga kembali ke kediaman. Turun dari kereta kuda, menatap ke arah meja taman yang sedang ditempati tiga gadis muda cantik. Mereka asyik bercengkrama, berseru riang mendengar pembahasan yang terdengar menyenangkan. Bayang-bayang masa lalu yang sebelumnya kelam tanpa dilupakan dari ingatan mereka.Lain dengan dua tuan muda yang kini berdiri di kedua sisi Celia. Pikiran mereka sedang dibebani rasa bersalah.Tiga gadis cantik itu menyadari kedatangan penghuni lain kediaman ini. Masing-masing pasang mata yang diciptakan begitu indah spontan terarah pada siapa yang berdiri di sana. Bibir ranum yang sebelumnya tersenyum kini semakin melebar, memperlihatkan deretan gigi putih dan lesung pipi di kedua sisi."Celia-chan! Ah ternyata tanpamu rasanya begitu kurang," Nonoa berseru setelah ia berlari antusias lalu memeluknya. "Bagaimana, apa kau menikmatinya Celia-san?" Tanoa bertanya penasaran."Ah, begitulah. Ayolah, apa kalian ti
Читайте больше
Lima Bidadari
Karoi Rei - Setelah tertidur di malam-malam penantian.Kejadian malam itu menjadi fragmen memori yang kembali terekam. Bekas-bekas ciuman pertama yang belum lama ini dicuri. Tombak cahaya yang meluncur cepat dari angkasa lalu menghancurkan tubuhnya."Dimana aku?" Kepala terasa sedikit berat, badan rasanya seperti habis bekerja seharian penuh, lalu kedua mata Rei terbuka, mendapati semua yang masuk dalam objek pandangnya sama sekali tak dikenal.Sebuah taman bunga. Pagar tanaman dibuat melingkar. Putih, kuning, dan jingga di setiap kelopak yang bermekaran. Lalu sebuah air mancur tiga tingkat berdiri tepat di tengah-tengahnya. Kursi yang terbuat dari kayu mahogani menjadi tempat yang diduduki Rei saat kedua matanya tengah melihat semua itu"Selamat malam," sapa salah seorang. Rei mendongak, mendapati seorang gadis cantik berdiri di sampingnya.Fitur wajahnya lebih seperti ras kaukasoid di dunianya. Hidungnya mancung, alisnya tebal, dan kedua matanya
Читайте больше
Kebingungan yang Entah Kapan Terjawab
Benar, Rei sama sekali tidak tau apa yang diharuskannya sekarang, ia menghentikan langkah, wajahnya tertunduk. Sedikit tak terima mereka harus menahannya tanpa alasan."Jiwamu sudah dipanggil ke sini, kau tidak bisa pergi kecuali kami mengizinkannya," jelas Eliza kemudian.Rei mengepalkan tangan, sedikit geram dengan apa yang telah terjadi, ia berbalik lalu menjawab, "Aku sama sekali tidak menemukan tujuanmu untuk melakukan itu padaku, apa itu hanya untuk hiburan semata? Maaf saja, tapi aku tidak cocok untuk itu," balasnya. Hilang sudah wajah yang sebelumnya penuh kekaguman itu."Kau sungguh berbicara seperti itu?" Rei mengangguk, "Ah, dan jangan bilang kalau yang melemparkan tombak cahaya itu adalah salah satu dari kalian."Mendengar itu, Eliza tak kalah geram, kakinya lalu melangkah berderap cepat menghampiri Rei, dan sesampainya, di luar dugaan kalau yang didapat Rei kemudian adalah sebuah tamparan keras di pipi."PLAAK!!"Re
Читайте больше
Pick dari Tanduk Kerbau
Sedikit terkejut, tapi keraguannya selama ini menguatkan dugaannya sudah."Ce-Celia-chan?" Suara familiar itu membuat seisi ruangan terkejut."Rei-kun?""Rei-sama?""Reicchi!!""Ah, syukurlah ternyata itu memang kalian.""Apa maksudmu, dasar bodoh?! Kau tidak tau betapa kami mengkhawatirkanmu?!" gerutu Celia kemudian, jauh di lubuk hatinya ia merasa sangat bersyukur."Eh, Memangnya apa yang terjadi? kau seperti belum pernah mengalaminya saja.""Bodoh! Kau tak sadar sampai tiga hari lebih!""Yah, baru tiga hari ...""Reicchi! Ibu bilang bahkan kau tidak akan kembali dalam waktu yang cukup lama. Pahamilah perasaan Celia."Violet mengangguk setuju "Rei-kun, kami sangat mengkhawatirkanmu."  Buru-buru menghilangkan atmosfer kecanggungan, tatapan Rei tepat tertuju pada Tanoa dan Nonoa yang duduk bersebelahan."Bukankah kau Tanoa-san? Akhirnya kau sudah kembali," ucapnya syukur.
Читайте больше
Предыдущий
1234567
DMCA.com Protection Status