Lahat ng Kabanata ng ADA DARAH DI DALAM AIR: Kabanata 21 - Kabanata 30
41 Kabanata
21.Bukan keluarga biasa
Bagai tersambar petir di siang bolong,dada gadis itu terasa sesak dengan nafas yang tak beraturan.Ia baru saja lari tapi saat sampai di tempat tujuan ia justru disuguhkan dengan pemandangan yang tidak pernah ia inginkan atau harapkan.Terlalu lemas kakinya pun tak bisa menopang tubuhnya sendiri.Seluruh tubuhnya tambah bergetar begitu tangan besar nan berurat memegangi pundaknya.Ia menoleh.Daniel tersenyum manis,amat manis.Hal itu hampir membuat Safira mencakar-cakar wajah tampan ayahnya."Tidak apa-apa"Sederet kalimat yang terlontar dari mulut sialan Daniel.Safira masih mencari lebih jelas apakah yang ia lihat itu nyata atau hanya ilusinya saja.Daniel berjongkok,tangannya terulur merapikan poni anaknya.Senyuman masih tak memudar sedikitpun."Ayah,"seru Safira mendapat deheman dari ayahnya."Apa yang kau lakukan pada wanita itu?"jari telunjuk Safira menunjuk kearah wanita yang tengah dicabik-cabik oleh dua singa.Itu singa jantan dan betina,
Magbasa pa
22.Jadilah seorang pemimpin
"sudah selesai."Akhirnya tukang tatto yang menggambar di punggung Leo,Martin dan juga Safira bisa bernafas lega.Tukang tatto yang wajahnya sudah bonyok itu membutuhkan konsentrasi tinggi untuk mendapatkan hasil yang maksimal.Samudra(tukang tatto)merasa kalau dirinya harus pensiun dari pekerjaannya.Pertemuannya dengan tiga anak itu terasa begitu mencekam.Samudra memang tadi sempat menolak untuk menggambar tatto di punggung anak-anak itu,tapi Leo dan Martin malah menghajarnya,ya mau tidak mau Samudra harus menuruti keinginan mereka bertiga atau nyawanya yang menjadi taruhan.Gambar tatto yang ketiganya inginkan juga sama,yaitu bunga Edelweiss.Alasanya sendiri mengapa mereka memilih bunga itu untuk menghiasi punggung mereka karena bunga Edelweiss melambangkan keberanian dan pengabdian.Bunga itu juga tumbuh di pegunungan sehingga butuh keberanian dan kekuatan untuk melihatnya,sama halnya dengan orang-orang yang ingin bertemu geng mereka yang akan dibentuk tak lama lagi,ha
Magbasa pa
23.Payung Atau Pisau
Semuanya sudah siap.Dari Safira,Leo,Martin dan juga Nando mereka sudah mengenakan jaket hitam yang bergambar bunga Edelweiss dengan tulisan GIGATAS.Tujuan mereka sekarang adalah pergi ke pelabuhan yang sudah lama terbengkalai.Tadi siang saat Martin dan Leo pergi ke pelabuhan itu keduanya diusir karena usia yang masih dibawah umur.Pelabuhan itu adalah tempat transaksi senjata api maupun pedang.Dan keduanya datang kesana karena diberitahu oleh Safira kalau disana itu bisa membeli senjata-senjata yang mereka inginkan.Safira mengetahui itu juga dari ibunya yang tak sengaja menguping pembicaraan Daniel.Mereka membawa senjata,diantaranya adalah tongkat baseball,pisau,dan gunting.Jika nanti tidak dijual ke mereka dengan cara baik-baik maka mereka akan memaksa dengan cara yang buruk.Bisa dikatakan kalau mereka memaksa."Jadi gimana nih kita pakai apa untuk kesananya?"tanya Nando yang hanya melihat motor dan sepeda ontel di bagasi.Safira menggaruk-garuk kepalan
Magbasa pa
24.Dia tidak seperti dugaan mu
Safira bernafas lega.Akhirnya wanita yang ia incar sudah terbaring lemah dengan kepala yang terputus dari tubuhnya.Ia menyibakkan jaket yang terdapat cipratan darah.Tangannya dengan perlahan mulai merogoh-rogoh kedalam tas korban.Benda yang ia cari pun langsung ketemu.Saat membuka ponselnya ternyata ada sandi yang harus ia pecahkan,tapi ia tak khawatir karena di ponsel itu ada sidik jarinya juga.Perlahan tapi pasti,ia mulai mengambil tangan wanita itu agar lebih cepat pekerjaannya kelar.Dibalik masker ia tersenyum begitu sandinya terbuka.Tangannya memencet tombol SMS.Dan iapun mencari nama yang hendak ia kirimin pesan.Kira-kira beginilah isi pesan yang dikirim oleh Safira.[Ku mohon tolong aku.Ada seseorang yang mengajarkanku,aku tidak tau jelas siapa dia.Tapi dia begitu menyeramkan][Ku mohon dia semakin mendekat][Dia memegang pisau dapur][Hei kumohon cepatlah kemari]Tak berselang lama,kontak yang ia kiri
Magbasa pa
25.Izin dulu biar berkah
"siapa kalian?"tanya seorang pria yang melihat ada beberapa orang masuk kedalam tempatnya.Ini bukanlah pelanggan biasanya,cukup asinglah untuknya.Apakah penyusup?Tidak mereka hanya beberapa anak yang memiliki tujuan yang sama,yaitu mendirikan geng terbesar dan terkuat yang pernah ada.Ketiganya sama-sama menutupi wajahnya dengan tudung jaket serta masker,jika tidak pasti orang itu akan mengetahui siapa mereka.Leo memegang tongkat baseball,Martin memegang pisau,Nando memegang gunting ditangannya.Lalu Safira dimana?apakah dia tidak ikut serta dalam kegiatan tersebut?"Ada apa?"tanya pria yang baru datang,ia beralih menatap ketiga orang yang berdiri tak jauh darinya."Penyusup ya?sayang sekali kalian akan mati disini"ujarnya sembari menodongkan senjata api kearah tengah yang dimana itu adalah Leo.Apakah ketiganya ketar-ketir?oh tentu tidak.Jleb.Dengan sigap Safira menusuk pria itu dengan pedangnya.Dia datang dari pintu belaka
Magbasa pa
26.Hadiah ulangtahun yang berbeda
Dengan penuh kebosanan Safira terus-menerus menatap kearah depan.Lebih tepatnya menatap ke taman yang ditanami oleh mawar hitam.Bosan sekali,karena yang ditanam oleh ayahnya hanya mawar hitam.Ingin sekali ia mengecat bunga-bunga itu,mungkin warna putih?Suara kegaduhan berhasil membuatnya terusik.Ia berjalan masuk kedalam mansion.Kakinya mencari-cari dimana suara kegaduhan itu berasal.Suara itu terdengar seperti teriakan dan tangisan.Setelah sampai dimana suara itu berasal,iapun menyibakkan beberapa maid yang menghalangi pandangannya.Disana sudah ada ayahnya yang sedang memukuli habis seorang maid dan penjaga mansion.Ia menganalisa raut wajah beberapa maid,ada yang sedih,ada yang takut,ada yang menangis,ada juga yang memilih menahan muntah."Kesalahan apa yang mereka lakukan?"gumam kecil Safira.Ia masih mematung,ia juga tak ada niatan untuk menghentikan aksi gila ayahnya.Sekertaris Jo yang sejak tadi diam dan hanya melihat tuannya, akhirnya memb
Magbasa pa
27.Kue Ulang tahun
Martin berkacak pinggang sembari menunggu seseorang yang masih belum juga menampakkan batang hidungnya.Sudah 6 jam ia menunggu safira datang,ia ingin merayakan ulang tahun gadis itu dengan Leo dan Nando.Tapi Safira tak kunjung datang juga."Ini jadi atau enggak sih,"kesal Nando,matanya tak lepas dari kue ulang tahun yang begitu menggiurkan baginya.Beberapa kali ia menelan ludahnya.Leo juga bingung.Biasanya ketika siang hari Safira akan merayakannya dengan Daniel,dan malamnya akan datang ke markas.Sepertinya gadis itu tak akan merayakannya dengan mereka kali ini.Tanda-tanda kedatangannya saja tak nampak."Kuenya udah nggak enak loh kalau dibiarin terus,"timpal Nando sudah tak tahan lagi."Yaudah mending dimakan aja,kayaknya dia emang nggak datang,"jawab Martin mendudukkan tubuhnya ke sofa.Nando yang mendengarnya langsung mengambil pisau dan membelahnya menjadi beberapa bagian.Iapun segera mengambil salah satu potongan dan memakannya dengan begitu
Magbasa pa
28.T2S4
Begitu sunyi,hanya terdengar suara pendingin ruangan dan suara rintihan dari beberapa orang.Perjuangan yang mereka lakukan benar-benar sia-sia.Meski mereka berteriak dan menangis,tapi Safira tetap tak menghentikan aksi gilanya.Gadis cantik itu dengan tak berperasaan menyiksa ketiga temannya.Anggara dan Toni ia gantung terbalik dengan kedua kaki yang diikat.Sedangkan Tasya meringkuk,tubuhnya yang bagian atas tak tertutupi oleh sehelai benang pun.Dan dipunggung Tasya mengalir deras cairan berwarna merah,disana juga tertulis beberapa huruf dan angka.Kira-kira seperti ini tulisannya 'T2S4'"Menasehatimu benar-benar tak ada gunanya..."Tasya menjeda ucapannya,ia menatap tajam kearah gadis yang tengah berdiri di depannya dengan begitu santai."ternyata kau lebih memilih jalan di jalanmu sendiri,meski itu jalan yang salah.Lanjutkan,aku sudah tak peduli lagi."Safira justru bersmrik.Ia berjongkok dan sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan."Apakah wajahku memperl
Magbasa pa
29.Kebahagiaan kecilku jangan kau ambil
Safira memilih menyulut rokok untuk mengalihkan pandangannya.Matanya menatap kedepan,tapi isi kepalanya berkeliaran kemana-mana.Ia terus memikirkan GIGATAS.Apakah dengan anggota yang tak sampai 300 bisa mengalahkan Monster Black Rose yang jumlahnya bejibun,ditambah MBR juga sangat kuat-kuat.Bagaimana dengan ayahnya?apakah ada lawan yang bisa mengimbangi permainan ayahnya?Dia?mustahil,ia kalah jauh dengan kegesitan ayahnya.Martin?mustahil juga,karena Martin lebih berbakat dalam mengecoh lawannya,bagaimana kalau mereka diadukan baku hantam,pasti Martin akan kalah langsung.Leo?pria itu pandai bergelut dan pria itu juga pandai merakit bom,tapi pria itu tak bisa mengendalikan emosi,dan emosi terkadang berdampak buruk bagi rencana yang sudah dipikirkan matang-matang.Nando,Bayu,dan Azka.Mereka masih belum mengetahui apa yang menjadi kelemahan Daniel.Ketiganya juga pasti akan kalah melawan pria itu,meskipun mereka juga menggabungkan seluruh kekuatan dan tenaga tapi Daniel te
Magbasa pa
30.Peluru Nyasar
Saat Fitri sedang asik menonton TV dengan ditemani sebuah camilan,ia dikagetkan dengan pintu yang dibuka oleh seseorang.Matanya segera menoleh kearah pintu tersebut.Masuklah Safira dengan beberapa paper bag ditangannya."Maafkan aku,"tutur Safira sembari menaruh paper bagnya tepat di depan meja Fitri."Kak fir,"serunya menatap punggung Safira yang berjalan hendak ke dapur."Ada apa?"tanya Safira membalikkan badannya."Tidak apa-apa,"ujar Fitri melanjutkan menonton acara kesukaannya.Terdengar helaan nafas dari Safira,mungkin dia tak lega dengan jawaban gadis yang tinggal di apartemennya.Sudah lama Fitri tinggal di apartemen Safira.Karena Safira sendirilah yang memaksa Fitri untuk tinggal di sana.Ini juga sudah menjadi hal lumrah di zaman sekarang untuk anak-anak Stride Highschool.Kebanyakan anak Stride Highschool akan tinggal bersama di rumah teman-temannya,karena semakin banyak pembunuhan berantai di kota dan jangan lupakan teror pembunuha
Magbasa pa
PREV
12345
DMCA.com Protection Status