All Chapters of MR. ICE: Chapter 31 - Chapter 40
44 Chapters
Jadian
"Bintang, aku mencintaimu dengan tulus. Aku akan menerima segala kekuranganmu, dan aku tidak akan pernah meninggalkan mu. Tapi ku rasa, kau itu Perfect. Tidak ada kekurangan sedikit pun." Ujarku  jujur. Ya, aku tak melihat kekurangan apapun dari pria yang berdiri di hadapanku ini. Ia terlalu sempurna, kecuali sifatnya yang menyebalkan membuatku sesekali kesal."Kau serius?" "Seribu rius." "Terimakasih. Tapi aku tak sesempurna yang ada dalam pikiranmu." Ia Menatapku dengan datar, menunggu jawaban yang akan ku utarakan."Aku tak perduli! Aku mencintaimu apa adanya. Aku akan menerima segala kekurangan dan kelebihan yang ada pada dirimu." "Alexa.. apa kau yakin dengan apa yang kau ucapkan barusan?" Tanya Bintang tak percaya.Aku mengangguk dengan semangat. "Kau tau apa arti dari ucapanmu untukku barusan?"Aku menggeleng pelan."Entahlah. Aku tak berani menerka."Bintang tersenyum dengan sang
Read more
Pacar menyebalkan
Bintang itu.. jauh dari apa yang ku bayangkan. Berbeda total dengan yang ku harapkan selama ini. Katanya pacar, tapi sekedar menelpon atau mengirimi ku chat saja jarang. Apalagi untuk main kerumah. Tidak pernah! Dan jika kalian pikir sikap dingin dan cueknya itu hilang, kalian salah!Bintang tetap dengan sikap yang sama seperti sebelumnya. Cuek, dingin dan kaku.Seperti malam ini, aku sangat merindukannya dan memutuskan lebih dulu menghubunginya."Hai, lagi apa?""Hai juga Alexa. Aku sedang membaca." Terdengar suara orang yang ku rindukan dari seberang telepon."Masih novel tadi siang?" "Iya. Perlu konsentrasi untuk membacanya. Kalau tidak, aku tak akan bisa memahami apa maksud si penulisnya."Aku menghela nafas,lalu  meniup ujung poniku dengan kesal. Kata konsentrasi itu membuatku tersinggung. Seolah aku telah menjadi pengganggu karena telah menghubunginya. "Baiklah. Selamat berkonsentrasi ya." Ujarku dingin ser
Read more
Mak comblang
    Aku tak bisa menutupi rasa bahagia yang menguasaiku saat ini. Sedari tadi, senyum tak mau pergi dari wajahku. Membuat semua orang yang melihatku menatap dengan heran dan penuh tanda tanya. Apalagi yang bisa membuatku sebahagia ini kalo bukan Bintang?Jatuh cinta memang menyenangkan, tapi ketika cinta bersambut.. itu jauh lebih menyenangkan. Benar bukan? "Udah sembuh?" Suara Kak Leo membuyarkan lamunanku tentang kejadian tadi sore. Dia duduk di sofa sebelahku. Saat ini aku berada di balkon kamarku."Udah dong." Aku tersenyum ceria."Ceria amat? Habis dikasih duit sama mommy?" Tanya kak Leo penasaran."Ini lebih dari sekedar duit. It's my dream comes true." ujarku seraya menyenderkan kepala di bahu kakak kesayanganku itu."Apa itu? Tidak mau berbagi?" Aku menggelengkan kepala seraya tersenyum misterius."Pelit.""Apa kau begitu penasaran dengan yang telah terjadi padaku wahai kakak ya
Read more
Kencan pertama
  Hari ini aku mengajak Bintang berkencan. Aku sudah menyiapkan semuanya dari semalam. Mulai dari dress yang ku gunakan, hingga sepatu apa yang cocok. Aahh.. ini kencan pertama kami, jadi tidak salah kan jika aku ingin menampilkan yang terbaik? Aku memakai dress berwarna peach, di padukan dengan sneakers berwarna putih favoritku. Aku memoleskan sedikit lip cream agar bibirku tak terlalu pucat. Menyapukan sedikit make up natural yang membuatku terlihat lebih fresh. Aku menjinjing tas kecil berwarna putih, ah ku rasa ini sangat Perfect. Aku yakin Bintang akan terpesona dan memujiku. Hihihi... Aku percaya diri sekali. Aku segera turun dari kamar setelah Mom mengatakan Bintang sedang menunggunya di depan.  "Apa kamu sudah menunggu lama?" aku bertanya setelah berada di dekat Bintang. Ia menoleh, menatapku lama. Ya Tuhan, aku deg-degan. Apa dia akan memuji penampilanku? Aku m
Read more
Don't leave me
Mr. Ice Bab 35Bintang menghilang "Kamu pembohong."  "Aku pembohong? Maksudmu?" Aku meletakkan es krim yang tinggal setengah. Seleraku hilang karena sikap Bintang yang berubah. "Kamu bilang, akan menerimaku apa adanya. Tapi apa sekarang? Kamu tidak bisa menerima aku apa adanya." Matanya memerah, membuatku terkesiap. Hatiku mencelos, apa aku salah menanyakan hal yang mengganggu pikiran ku selama ini? "Bintang, aku hanya ingin tau segalanya tentang kamu. Apa itu salah?" mataku memanas. Bulir bening terasa menumpuk di sudut mataku. "Lebih baik kita akhiri sampai disini, Alexa."  Degg...Mengapa ini terasa sangat sakit? Bulir bening yang ku tahan sejak tadi akhirnya tak tahan untuk segera keluar. Berdesakan keluar dan menuruni pipiku.  "Apa maksudmu?" suaraku tercekat. Sungguh ini sangat menyakitkan bagiku, belum
Read more
Menghilang
  Sesampainya di kampus, aku mencari keberadaan Bintang. Aku tak memperdulikan Yanti dan kak Leo yang meneriaki namaku. Yang ada dalam pikiranku hanya Bintang. Yah.. aku harus menemui nya dan berbicara dengannya. Aku tak ingin semuanya berakhir begitu saja hanya karena pertengkaran kecil kemarin. Aku sangat mencintainya, aku baru sebentar bersamanya setelah bertahun-tahun hanya bisa mengaguminya dari seberang cafe yang biasa Bintang kunjungi. Ia tidak akan melepaskan cintanya begitu saja. Ia harus berjuang untuk memperbaiki hubungannya dengan Bintang.   Aku pergi menuju kelas Bintang, tapi aku tak dapat menemukannya. Bertanya pada mahasiswa yang ada disana, tapi tak ada satupun yang melihat Bintang pagi ini. Aku kembali mencarinya, menyusuri seluruh kampus yang tidak kecil ini. Tak ada satupun ruangan dan tempat yang terlewat. Tapi semuanya zonk. Aku tidak bisa menemukan pria itu dimanapun. Bintang seperti hilang di telan bumi. Ya Tuhan, aku harus m
Read more
Bertemu Jin, lagi.
  Bertemu Jin, lagi. Raganya memang telah pergi dari sisiku, Tapi cintanya akan selalu menetap dalam hatiku.   Author POV   Bintang tak pernah lagi datang ke kampus, bahkan di cafe yang sering ia kunjungi pun tak pernah terlihat sama sekali. Alexa semakin sedih ketika orang-orang menanyakan keberadaan Bintang padanya. Alexa seringkali menghubungi Bintang, tapi selalu di-reject. Bahkan ia mengirimkan ribuan chat, tapi pesannya hanya di baca tanpa ada yang di balsa satu pun. Bahkan, terakhir kali nomor Alexa di blok oleh Bintang. Alexa merasakan hatinya sangat sakit. Alexa sangat mencintai Bintang dan sangat menyesal kenapa hubungan mereka bisa berakhir hanya karena pertengkaran kecil. Alexa sering menangis,hingga membuat mommy pusing dan khawatir. Mommy bilang tak perduli sesedih apa Alexa, ia harus tetap makan. Terlebih lagi Alexa mempunyai penyakit lambung yang parah. Mommy tidak ingin terjadi apa-apa pa
Read more
Tersenyumlah
  "Tersenyumlah, lupakan ia yang telah meninggalkan mu.  Jangan sesali apa yang telah terjadi.  Jadikan semua kenangan dan pembelajaran. Tersenyumlah, karena kamu berhak bahagia"     Alexa POV Pria itu bernama Lee Hyun Jin, pria blasteran Indonesia Korea. Dia satu kelas denganku di kelas sastra. Dia tampan dan juga baik hati. Tubuhnya tegap dan atletis karena ia anggota klub basket di kampus. Rambutnya sedikit pirang dan ia mempunyai kumis tipis yang tersambung rapinke janggutnya. Dia menjadi idola di kampus, yah. Siapa yang tidak tertarik pada pria tampan blasteran yang tingkat ketampanannya di atas rata-rata dan mirip anggota boyband yang terkenal itu. Aku akui dia tampan, tidak pernah ada yang tau ia mempunyai kekasih atau tidak. Tapi yang ku lihat, ia tak pernah dekat dengan gadis manapun di kampus ini. Entahlah jika diluar, aku tak tahu. Aku pun tak pernah memperhatikannya karena selama ini
Read more
Menerima Jin
    Semakin hari, aku semakin dekat dengan Jin. Kami sering menghabiskan waktu bersama, ia selalu menjemput dan mengantarkanku pulang. Sedikit demi sedikit, hatiku mulai pulih. Tak lagi meratapi kepergian Bintang . Hingga suatu hari saat itu datang juga. Saat Jin menyatakan cintanya kepadaku.Malam itu, di mobilnya. Jin memutar sebuah lagu instrumental yang aku tak tahu milik siapa di CD player mobil. Jin tak sekalipun membuang senyumannya sampai dia meraih sebuah tas kecil berwarna merah muda. Dari dalamnya, Jin mengeluarkan sesuatu. Ia membawakan aku sebuah apel merah yang mengkilap, di hiasi pita merah muda yang super cantik. Munculnya apel itu juga di iringi sebuah pisau yang tampak begitu tajam."Terima dan makanlah apel ini, jika aku layak berada di dekatmu. Tapi belah saja apelnya jika aku ini tak pantas untukmu."katanya seraya menatapku.Jujur, sebenarnya aku mulai menyukai Jin. Jadi ku pik
Read more
Apa maksudnya
   Beberapa hari kemudian aku pulang diantar Jin dengan mobilnya. Kami lewat cafe yang dulu seringkali Bintang kunjungi. Ingatan beberapa tahun lalu melintas di pikiranku, di balik pohon besar itu aku seringkali mengintai si Mr. Ice sampai berjam-jam. Aktivitas yang tak sebentar ku lakukan demi melihat pria dingin yang menyebalkan itu. Kini aku menyadari betapa bodohnya aku dulu. Aku terlalu bucin hingga menghabiskan waktu hanya untuk mengintai Mr. Ice dan mengaguminya dalam diam. Setelah cintanya ku dapatkan, semua berakhir begitu saja dan tak hubungan kami tak berlangsung lama. Tampaknya takdir sebercanda itu padaku. Jin menghentikan mobilnya tepat di depan cafe. Membuatku terkejut dan langsung menoleh padanya. "Mengapa berhenti disini? Aku ingin pulang aja.""Aku ingin mencoba kopi yang terkenal itu. Katanya kopi disini sangat enak, dan aku ingin sekali mencobanya." ujar Jin."Baiklah, kita pesan kopi saja d
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status