Semua Bab Ikatan Hati Alina: Bab 11 - Bab 20
34 Bab
11. Bersama Andi
#part11 #bersamaAndi   "Ndi... apa semua akan baik-baik saja?" Setelah beberapa saat saling diam dalam perjalanan akhirnya Alina angkat bicara. "Tentu!" ucap andi singkat. "Jika ada yang tau aku bersama Aryo saat kejadian, bukankah orang akan berfikir negatif padaku?"tanya Alina cemas. "Dengerin ya Na, lo tuh sama sekali nggak salah Alina. Gue tau elo sama sekali nggak bakalan nyangka ketemu Aryo di Bandung. Bukankah tadinya lo juga berusaha menghindar?" Aku mengangguk lemah membenarkan pernyataan Andi.   "Kalo bahas yang salah, ya yang salah bos gue donk yang ngedeketin lo Na!" Ujarnya lagi. "Tapi disini gue nggak mau bahas yang salah itu siapa, ya anggap saja itu takdir kalian dipertemukan dalam kejadian luar biasa kaya kemaren," lanjutnya lagi mendadak bijak.   "Takdir?" jawab Alina lirih...
Baca selengkapnya
12. Kereta Subuh
#part12 #Kereta subuh      *As roda kereta api telah bergerak Memacu putaran meluncur diatas rel yang panjang      Kerikil-kerikil kecil pun berlompatan seperti katak, mendengar peluit, mengerti tanda akan kepergian...      Dan mentari mulai menyembulkan sinarnya dari ufuk timur, mencoba mengajakku tersenyum, seperti tau ada kesedihan yang ku kulum.* ****      "Alina, ini hadiah untukmu," Aryo menyerahkan sesuatu untukku. "Apa ini?" kubuka kotak kecil itu, sebuah jam tangan yang simpel tapi begitu manis dilihat. Sekilas aku terpana senang, tapi kemudian aku sadar. Segera ku tutup lagi kotak itu.  "Aku gak mau mas," seraya kumajukan kotak itu menuju pemiliknya.       "Please, jangan ditolak Alina. Tadi siang aku sampe belum makan mencari hadiah untu
Baca selengkapnya
13. Flashback
#part13#waktu yang berlaluHari-hari selanjutnya berjalan lagi seperti biasa. Dirumah menemani anakku kenzo, menjalankan usaha laundry yang kurintis, dan juga menjalani pekerjaanku sebagai seorang EO (event organizer), mengatur jalannya suatu event/acara, aku bekerja pada temanku pemilik EO tersebut. Pekerjaan itu tidak terlalu menyita waktuku kecuali ada event besar. Dulu aku bekerja di sebuah perusahaan, tapi karena sering pulang malam akhirnya aku memutuskan resign setelah punya Kenzo.Terutama saat kejadian itu, saat aku sedang bekerja dan aku dikabari bahwa Kenzo terjatuh, aku pikir jatuh biasa saat sedang bermain, tapi setelahnya badannya panas berhari-hari dan sempat kejang, saat itu aku sangat ketakutan. Ya, kami menjaga Kenzo terutama jika ia sakit panas, kami harus segera bertindak ke dokter agar tidak terjadi kejang.Tadinya aku sangat menggebu saat mau mengikuti pelatihan menulis berita, kupikir setelahnya aku akan mendaftarkan diri di beberapa s
Baca selengkapnya
14. Perubahan sikap Hendra
#part14#Berubahnya sikap Hendra#Flashback 2"The Gingerbread Man ran and ran, laughing and singing. But while he ran, he met a chicken. Chicken said, wow,, You look so fine enough for dinner. I’m going to eat you, Mister Gingerbread Man.” Aku membacakan dongeng pengantar tidur untuk Kenzo,  bercanda bersama anakku sebelum tidur."Mama, Zo sudah mengantuk..." ucap Kenzo kemudian, "Baiklah, ayo baca doa sebelum tidur dulu ya," ajakku kepada Kenzo untuk membaca doa."Bismika Allahumma Ahya Wa Bismika Amuut... Dengan namaMu Ya Allah aku hidup, dan dengan namaMu aku mati," Aku mengecup pipi Kenzo kemudian menyelimutinya. Setelah si kecil tertidur pulas, aku beranjak ke teras, dimana suamiku Mas hendra sedang duduk di depan."Hmm... Sudah kubilang jangan terus merokok mas," Aku mengambil alat tulis hendak merekap nota-nota laundry. Mas Hendra hanya diam tak menanggapiku. Ia tetap terus mengebulkan asap rokoknya. Entahlah, aku merasa
Baca selengkapnya
15. Kenzo sakit
#Part15#Kenzo sakitSaat aku pulang dari job eventku, aku turun dari ojek dan bergegas masuk ke rumah, aku melihat Bu Yuni masih di rumahku wajahnya terlihat sangat cemas seperti habis menangis dia segera menghampiriku,"Alhamdulillah neng, kamu cepat datang,""Ada apa bu Yuni? Ada apa dengan Kenzo?" tanyaku khawatir."Kenzo di dalam sama ayahnya, neng Alina, nanti ibu mau cerita sesuatu... eh, mm... tapi nanti saja, sekarang urus Kenzo dulu ya..." ucap Bu Yuni dengan sangat hati-hati. Aku sedikit heran, tapi aku segera mengiyakan dan bergegas ke kamar."Kenzo, mama datang nak..., kamu tidak apa-apa sayang?" Aku menghambur ke arah Kenzo yang sangat pucat dan berkeringat,"Zo tadi muntah darah dek..."jawab Mas Hendra."Ya Allah, harusnya langsung dibawa ke rumah sakit Mas," ucapku pada Mas Hendra."Ke Rumah Sakit bagaimana, aku nggak punya uang sama sekali!" Mas Hendra tidak mau disalahkan."Nanti kan aku bisa langs
Baca selengkapnya
16. Zo : Papah Nakal
Part16 Pagi tadi dari rumah sakit aku memutuskan untuk menjual perhiasan pemberian ibuku, untuk bayar rumah sakit, alhamdulillah Kenzo sudah agak mendingan, mungkin besok atau lusa sudah bisa pulang. Setelah dari toko perhiasan aku lanjut bekerja part time kebetulan hari ini ada job survey data sebuah produk minuman, hari ini aku keliling toko-toko di sekitar pasar. Hari sudah mulai petang, aku kembali lagi ke Rumah sakit, takut Kenzo rewel mencariku. Dalam perjalanan aku menelepon Mas Hendra. "Halo, Mas dimana?" "Mas di rumah dek," jawab Mas Hendra. "Tadi mas habis kemana saja? Apa sudah mengusahakan sesuatu buat Kenzo Mas?" tanyaku pada Mas Hendra. "Aku dari tadi di rumah loh dek, ini siapa yang mengurus laundrymu." Aku terdiam, kupikir mas Hendra pergi mengusahakan sesuatu buat perawatan Kenzo, tapi ternyata tidak, tapi baiklah, ada benarnya mas Hendra di rumah mengurus usaha laundryku. Biar kupikirkan lagi caranya mendapatkan uang
Baca selengkapnya
17. Penuturan Bu Yuni
#part17Alina sampai ke rumah. Ia masuk ke dalam dan  didapatinya rumah yang sepi, tak ada Hendra di rumah.Bu Yuni, tetangga sebelah yang juga membantu sehari-hari usaha laundry melihat Alina datang kemudian menghampirinya.***"Neng," sapa Bu Yuni. Aku yang sedang sibuk menelepon melihat Bu Yuni datang segera berhenti dan menyimpan Handphoneku dalam tas."Iya Bu Yuni...""Bagaimana keadaan nak Kenzo?" tanya Bu Yuni."Agak mendingan Bu." Aku menahan untuk tidak menceritakan kondisi Kenzo secara detil."Syukurlah, Neng Alina ada apa pulang? Ambil sesuatu?""Oya, aku mencari Mas Hendra, Bu Yuni lihat?" aku bertanya pada bu Yuni."Loh, aku kira Hendra ke rumah sakit menjaga Kenzo, memang nggak ada?" tanya Bu Yuni yang malah heran.Aku menggeleng."Tadi pagi Hendra meminta uang hasil laundry lalu pergi jadi ibu kira ke rumah sakit," ujar Bu Yuni. Aku mengernyitkan dahi. Berfikir sedang dimana mas Hen
Baca selengkapnya
18. Malam Gathering
#part18#Malam Gathering*FLASHBACK OFF*Dering teleponku berbunyi, ada panggilan telepon dari Kiki. Nanti malam acara gathering PT Intona global, acara yang kami tunggu-tunggu dan sudah dipersiapkan sejak lama.Berhubung tidak ada orang di rumah, aku menitipkan Kenzo ke rumah Ibu. Alhamdulillah sejak keluar dari Rumah sakitPremiere Resort kondisi Kenzo bisa stabil dan kesehariannya pun sudah bisa beraktifitas dan bermain  meski kami harus tetap rutin kontrol bulanan ke dokter. Sebenarnya malam ini aku agak berat juga meninggalkan Kenzo karena tadi ia agak demam, hanya saja tadi ibu meyakinkanku, dan juga tadi sudah aku beri obat penurun panas."Kenzo baik-baik ya di rumah, mamah berangkat kerja dulu," uacapku pamit kepada Kenzo seraya mengecup keningnya."Iya Mama, mama tenang saja kan ada nenek." Kenzo berkata seolah ia telah dewasa, terimakasih sayang kamu begitu pengerian sama mama.***PREMIERE RESORTAku m
Baca selengkapnya
19. Bertemu lagi
#Part19#bertemulagi Ruangan pesta memang ditata dengan cahaya yang tidak terlalu terang saat pertunjukkan berlangsung karena lampu-lampu saat ini difokuskan di panggung hiburan.  Seseorang berjalan masuk menuju ruangan dengan mantap dan penuh wibawa, kehadirannya mampu mencuri perhatian semua orang, termasuk aku. Pria itu mengenakan setelan tuxedo berwarna hitam, ah tidak, kulihat matanya bersinar merah, tajam. Sosok itu yang aku kenali,  Hanya saja dengan sorot mata yang berbeda, yang aku tau, jika bersamaku sorot mata itu sangat jernih dan teduh... "Gawat! Kenapa aku harus bertemu dia lagi!" Pekikku dalam hati. Berdiri mematung, tungkaiku terasa lemas... "Naaa!!" Sebuah teriakan terdengar di Handy talkie, "Na! Lihat idola gue udah dateng!!" Kiki berteriak girang di handy talkie, "Itu Na, yang pake tuxedo hitam berjalan kemari!"  Aku tidak memperdulikan suara Kiki di seberang sana. Pr
Baca selengkapnya
20. Jangan Dekati Aku
# Part20#Jangan Dekati Aku       Aku berjalan cepat keluar aula menuju koridor samping, hendak mengatur suasana hati yang tidak beraturan. Aku bersandar pada dinding gedung..."Tuhan, biarkan aku bekerja dengan tenang."Kuambil nafas panjang kemudian berniat untuk kembali lagi ke acara. "Alina..." suara dari seseorang yang aku kenal kini sudah di dekatku. Aduuh,, mengapa ia menyusulku kemari?!"Permisi tuan Aryo Satrio Widjaja, saya hendak kembali bekerja, jangan halangi jalanku, dan sebaiknya anda kembali duduk dan mengikuti rangkaian acara Tuan!" Kataku dengan nada sedikit keras,"Alina.., jangan seformal ini saat denganku..." Aryo berkata sambil melangkahkan kakinya maju mendekatiku."Stop! Berhenti disitu! Jangan dekat-dekat!" Ah, aku tau dia takkan berani macam-macam denganku tapi please... jangan dekati aku... Aryo berhenti demi mendengarku."Baik, aku... hanya ingin menanyakan kabarmu..."ta
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status