Semua Bab Ikatan Hati Alina: Bab 1 - Bab 10
34 Bab
1. Sebuah Awalan
Pov Aryo"Ngapain lu bro, serius amat liat hapenya?!" Andi tiba-tiba datang mengagetkanku saat aku sedang membuka ponsel."Apaan sih!" aku buru-buru memasukkan ponsel ke saku, namun tangan Andi langsung menyambarnya secepat kilat."Lu mesti lagi liat film apa nih?" pasti fikirannya yang nggak-nggak si Andi."Wait-wait, ini kan... ini kan Alina??" tunjuknya penuh selidik menuding sebuah profil wanita cantik yang sedang menenteng buku. Aduh, lupa aku pencet back tadi."Udah sini handphonenya!" kurebut kembali HPku lalu berjalan ke arah motor dan menaikinya. Seperti biasa hampir tiap pagi aku manasin mesin motor gedeku itu."Bro, gue penasaran lu stalking IG nya Alina?mau apa, jangan-jangan lu suka ya?" Andi menatapku penuh curiga."Udah lo berisik banget, pas lewat beranda tauk!"jawabku sekenanya,"Ah nggak-nggak, tatapan lo tuh beda, kayak gue nggak tau elo aja," Andi terus nyerocos, aku pura-pu
Baca selengkapnya
2. Firasat Mimpi
POV Alina.Gawaiku berbunyi, sebuah pemberitahuan dari laman instagram, aku pencet gambar lambang cinta itu : Aryo27 menyukai postingan anda. Aku tersenyum, Aryo, seseorang yang belakangan ini selalu hadir di pikiranku, sering aku tepis pikiran konyol tentangnya, tapi tiba-tiba saja bayangan dirinya seperti muncul dimanapun aku berada. Tidak, kami tak pernah berinteraksi ngobrol langsung maupun chat, sungguh, hanya sekedar memberikan like, tidak pernah inbox atau DM, bahkan jarang sekali berkomentar. Bukankah itu wajar dalam dunia medsos? Bahkan acapkali banyak pria iseng tapi selama ini aku abai, tapi dia tuh beda... Ada yang berbeda, aku merasa... merasa hati ini saling terpaut meski tidak bersama. Ah, aneh sekali bukan?Setelah aku ingat lagi, apa karena Mas Aryo adalah orang pertama yang aku sukai waktu kecil dulu? Ah lucu  sekali, tapi memang sama sekali bukan mantan karena aku tak pernah jadian dan aku juga tidak pernah berinteraksi dengannya. Dul
Baca selengkapnya
3. This Is My Best Day!
Part 3#pertama kali dekatPov Aryo"Gila, ini hal yang bodoh,Ini hal yang bodoh!" Aku meracau sendiri. Aku membalikkan badan, beringsut hendak cepat keluar dari ruangan ini dan mengurungkan niat untuk bertemu Alina sebelum..."Mas Aryo?!"suara lembut seseorang disana memanggilku. Oh My God,, itu Alina... itu pasti suara Alina yang memanggilku. Aku menghela nafas sejenak, menata degup jantungku dan putar badan, aku melihat wajahnya yang penuh tanya dan heran,  bagiku itu sangat menggemaskan. Aku membetulkan kaos dan mengetes tenggorokanku, setidaknya aku harus nampak santai dan cool walau sebenarnya panas dingin dan mulai berkeringat. Aku melempar senyum dan menghampirinya."Tuhaaan, itu Alina, gadis impianku!!"gumamku dalam hati."Hai, Alina? Kamu ada disini juga?" Aku reflek menyodorkan tangan mengajak salaman."Mas aryo? Aku melihat dari tadi, Tapi aku pikir barangkali cuma mirip. Iya, aku lagi ikut semin
Baca selengkapnya
4. Menghindar
Part 4#menghindarPOV AlinaAku berdiri di depan kaca toilet."Aduh Tuhan, ini beneran?!"Aku? Sama dia? Aku beneran ketemu sama dia? Deket dan ngobrol trus janjian? Itu sesuatu yang seperti aku yakini bakal terjadi, dan ternyata itu beneran kenyataan. Aku nggak pernah menyangka akan bertemu dengannya disini, terus bagaimana ini, ngapain aku tadi iya aja waktu diajak ketemuan.Oh no...Gawat-gawat, nggak bisa kayak gini, ini bener sesuatu yang pernah aku impikan dulu, tapi bukan kaya gini juga, keadaannya sudah beda! Apa Aryo tau bahwa aku sudah sendiri ya? Tapi, tidak banyak yang tau tentang statusku. Dan justru karena sekarang aku sendiri aku tetap harus menjaga sikapku. Aku mendenguskan napas."Ok, mending nggak usah deket lagi sama sekali, ya lebih baik aku menghindar saja nanti, menghindar titik!" ****Sore itu kelas selesai, sesi terakhir adalah sesi photo bersama dan testimoni tapi Alina minta izin untuk pulang du
Baca selengkapnya
5. Tolong Aku!
#part5*Terkadang kita mati-matian menghindari sesuatu, tapi semesta selalu punya cara untuk mempertemukan*"Tumben banget sepi sekali, biasanya gak sesepi ini," Alina menyusuri jalan dengan lebar sekitar 3.5meter sebelum ke jalan utama. Aduh batrenya habis, belum sempat nge charge handphone karena buru-buru tadi, baiklah aku cari angkot di jalan depan saja.  Sebenarnya jarak jalan kecil ini ke jalan utama tidak begitu jauh hanya sekitar kurang dari 200 meter saja, jalan ini bisa dilalui mobil tentunya, terdapat beberapa rumah tempat kost atau penginapan tapi juga masih ada tanah atau kavling-kavling kosong, dan beberapa kavling kosong tersebut ditumbuhi semak ilalang. Kalau sudah di jalur utama jarak ke hotel tempat seminar kemarin juga tidak begitu jauh, bisa ditempuh dengan jalan kaki, Alina memilih tempat menginap yang lebih terjangkau biayanya.Saat berjalan alina merasakan ada orang yang mengikuti, tadinya alina fikir mereka juga hanya sekedar lewat s
Baca selengkapnya
6. Dekapan Pertama
#part6#dekapanpertama     "Alina, kamu baik-baik saja?!" Aryo segera menghampiri Alina dan melepas ikatan kain yang membekap mulutnya."Mas Aryo..." melihat airmata yang berderai di pipi Alina secara refleks Aryo memeluk Alina dengan erat ke dalam dekapannya, tangis Alina semakin tumpah, untung saja Aryo datang tepat pada waktunya jika tidak entah bagaimana jadinya nanti jika malapetaka datang dan merenggut kebahagiaannya.    Untuk sekian waktu mereka tidak menyadari itu, ada desiran aneh dan rasa nyaman bersamaan. Hingga akhirnya Alina tersadar, degup jantungnya tidak beraturan, ia mencoba lepas dari pelukan Aryo, ternyata tangannya juga masih terikat dibelakang."Mm...maaf..." kata Aryo gugup seraya melepas dekapannya.  "Maaf Alina, aku tidak bermaksud..." Alina tidak membalas ucapan Aryo, ia sedang berusaha melepas sendiri ikatan tangannya tapi tidak bisa.     "Bis
Baca selengkapnya
7. Apa Kau Merasa Yang Sama?
#part7 "Alina, terimakasih." kata Aryo seraya menyerahkan sebuah kotak kecil berbungkus kertas kado dengan sebuah pita kecil yang manis. "Apa ini?"tanya Alina sambil memperhatikan kotak manis itu. "Tadi siang aku memang udah menyiapkan sesuatu buat kamu, maaf aku tadi sempat marah saat tau kamu pergi lebih dulu,"ujar Aryo. "Tidak-tidak, kamu nggak perlu minta maaf, seharusnya disini aku yang harus meminta maaf dan juga aku sedari tadi belum berterimakasih padamu" tukas Alina kemudian melanjutkan bicara. "Mm...maaf, dan terimakasih kamu sudah menolongku hari ini, jika kamu tidak datang aku tidak tau bagaimana nasibku tadi,"ucap Alina sambil menunduk, membayangkan kejadian yang tadi dialami. "Hei sudahlah, jangan di ingat lagi, yang penting sekarang kamu baik-baik saja" tutur Aryo dan Alinapun tersenyum. "Oh ya mas, kalau boleh tau, bagaimana bisa tadi kamu menemukanku?"tanya Alina heran. "Oh itu, baiklah, aku akan menceritakan s
Baca selengkapnya
8. Darah Segar
#part8#Darahsegar      Tanpa mereka sadari, dari arah semak ada yang mengintai. Alina yang tadi tersenyum, melebarkan matanya saat melihat seseorang berlari menuju Aryo dan dibalik jaketnya ia membawa sebuah... Belati!"Mas Aryo!!" pekik Alina keras."JLEBB!" sebuah tusukan mengenai perut bagian samping saat Aryo menoleh panggilan Alina. "Aaaaaak!!!!" Aryo yang sedang di posisi nyaman tak terjaga tak mampu membuat perlawanan."Rasakan pembalasanku!" ujar seorang lelaki berbadan besar kepada Aryo dengan mata yang merah penuh dendam."Cepat lari Bos!" teriak seseorang dari kejauhan, pria gondrong bertato itu kemudian seketika kabur meninggalkan Aryo yang jatuh bersimba darah. Tubuh Alina bergetar hebat menyaksikan kejadian dihadapannya."Mas Aryoo... tidaak!" Alina meraung langsung memapah tubuh Aryo yang limbung.       "Tolong...!!" Alina berteriak meminta p
Baca selengkapnya
9. Darahku Mengalir di Tubuhnya
#part9 #transfusi     Andi terlihat panik dan sibuk lagi dengan gawainya menelpon kesana kemari."Ndi, ada apa? Katakan!" Andi tidak menjawab pertanyaan Alina."Katakan Ndi ada apa?!" Andi melirik Alina kemudian berkata, "Pak Aryo butuh transfusi secepatnya karena ia kehilangan banyak darah!"     Aku ternganga menutup mulutku, kembali lemas mendengar berita tersebut."Masalahnya golongan darah yang dibutuhkan tidak ada stok di bank darah. Mereka sudah berusaha menghubungi cabang PMI disekitar wilayah ini namun belum membuahkan hasil. Kita juga sedang mencari pendonor diluar, sembari menunggu keluarga Bos Aryo datang, tapi itu masih lama takut nggak kesampaian!"kata Andi dengan panik."Apa golongan darah mas Aryo, Ndi?"tanya Alina kepada Andi.    "Kalau saja gue punya golongan darah yang sama, gue bakal donor sekarang juga, apapun bakal gue lakuin demi Bos Ar
Baca selengkapnya
10. Perpisahan
#part10 Pov Aryo   Brengsek!  Bedebah itu! Beraninya menusukku saat aku lengah.      Aku ambruk menahan sakit, dan kulihat Alina begitu cemas melihatku, demi apapun aku tak peduli dengan yang sedang kurasakan aku hanya sangat senang saat didekatnya, saat melihat wajahnya yang sepertinya sangat takut kehilanganku, aku merasakan kebahagiaan yang tak terhingga diatas sakitku. Entahlah, setelahnya aku tak ingat apa-apa, mungkin aku pingsan.      Aku mulai sadarkan diri, ketika kurasakan seperti ada aliran energi masuk ke tubuhku, aku berangsur pulih, namun aku belum bisa bergerak, ragaku masih lemah, hanya saja aku masih bisa mendengarkan suara-suara disekitarku.      "Alina..." ucapku lirih, ingin sekali kubelai wajahnya yang begitu indah saat tertidur, namun aku urungkan. Aku hanya bisa sedikit menyentuh ujun
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status