Все главы Suamiku Main Api: Глава 11 - Глава 19
19
Bab 11 Kukuras Uangmu Mas
 "Sal, kamu ngapain si nutupin mukamu dengan kertas menu, tau nggak liat noh, Mbak kasir pada ngeliatin," ujar Ardi yang menatapku heran.Sontak aku langsung mengedarakan pandanganku ke seluruh ruangan. Mbak kasir tampak berbisik-bisik melihat tingkahku. Berisik banget sih cecurut satu ini, kalau bukan teman sekaligus kepercayaan Papah udah kujitak kepalanya.Aku langsung berlalu pergi ke meja makan setelah memesan menu andalan di cafetaria. "Sumpah ga ngerti lagi dah, kaya lagi dikejar hutang aja," cerocos Ardi tampak tangannya memainkan gawai. Wanita itu dari belakang seperti Mira. Dari poster tubunya sangat mirip. Apa hanya aku saja yang mengira Mas Arman bersama mantan istrinya Ardi? sepertinya Ardi tidak melihatnya."Di, aku mau ke toilet dulu, makanan kalau udah dateng jangan di habisin sendirian," candaku. Meskipun Ardi temanku tapi aku tetap canggung menggunakan bahasa gaul. 
Читайте больше
Bab 12 Ancaman Pelakor
  "Aku nggak maksud apa-apa, Mas. Lagian Mas aneh banget sih, kaya orang kaget aja," ocehku dengan wajah tak merasa bersalah.  Mas Arman tampak kikuk. Ia melirik ke arahku. "Eng...ga aku cuma nanya aja, kok kamu bisa ngomong begitu, tapi yah bener sih katamu," Mas Arman mulai tak fokus menyetir.  "Mas hati-hati, liat tuh! Ada kucing!" Hampir saja suamiku menabraknya.  Mas Arman langsung mengerem mendadak.  Hadeh, kamu aneh deh, Mas! Kaya lagi ketahuan nyuri aja. Sampe salah tingkah begitu.  "Aku turun disini aja deh, Mallnya juga udah keliatan dari sini,"  Mas Arman menepikan mobilnya di pinggir jalan. Aku langsung turun tanpa basa-basi lagi dengan suamiku. *** Setelah memastikan suamiku pergi. Aku langsung memesan layanan online dan menuju t
Читайте больше
Bab 13 Kuikuti Suamiku Dengan GPS
 Keesokan paginya setelah Mas Arman berangkat kerja, aku langsung membuntutinya. Dengan menggunakan baju hitam dibalut jaket hitam tebal dan topi coklat. Tak lupa juga alat bantu penglihatan berwarna hitam sebagai aksesoris. Katanya hari ini Mas Arman akan menemani bosnya melihat proyek baru. Padahal ini hari libur, hari kebangsaan para karyawan untuk beristirahat di rumah. Dengan bermodalkan GPS aku nekat membuntutinya.  Mobil sewaanku melaju dibelakang Mobil Mas Arman. Sepertinya dia tak sadar ada seseorang yang membuntutinya dari belakang. Aku memantau dari gawaiku. Sepertinya dia akan belok ke arah kanan. Entah dia akan pergi kemana hari ini. Ponselku berdering berkali-kali. Nomor tidak di kenal? Kuabaikan saja panggilan dengan nomor baru.  "Lebih cepat sedikit ya, Pak!" Mataku awas selalu memperhatikan.  Mas Arman menepikan mobilnya tepat di depan rumah tingkat bercat
Читайте больше
Bab 14 POV Sarah Miranti
    Semenjak aku bertemu dengan Mas Arman kembali. Aku jadi mantap untuk menyelesaikan perceraianku dengan Ardi. Laki-laki itu tak sama sekali peka. Cinta? Mana yang suamiku sebut cinta. Perhatiannya selalu lebih dengan pekerjaannya. Bahkan sekedar mengajakku untu berjalan-jalan saja tak ada waktu. Rumah tangga macam apa ini?    Beda halnya dengan Mas Arman yang kini bersamaku. Tentu saja Ardi tidak tahu aku sering bertemu dengan mantan kekasihku. Hanya saja karena kedua orangtuanya tak setuju dengan hubungan kami. Aku terpaksa melepasnya meskipun aku tak rela. Suatu saat aku akan merebut Mas Arman kembali. Kecantikanku tak akan mengalahkan istrinya Mas Arman.     Walaupun aku kecewa dengan Mas Arman yang tak bisa membantah keinginan ibunya. Dengan alasan takut menjadi anak durhaka. Ibu macam apa itu tega-teganya memaksa anaknya menikah dengan pilihannya.    "Sarah," panggila
Читайте больше
Bab 15 Sarah Hamil
    Assalamualaikum teman-teman jangan lupa suscribe dan like dan ikuti ceritaku. Biar makin semangat nulisnya❤️   Setelah aku mengetahui tanggal pernikahan suamiku dengan mantannya. Aku merasa ada yang tidak beres disini. Entah hanya perasaanku saja. Rencananya hari ini aku pergi ke kantor seperti biasanya. Lama-lama nggak ke kantor Papa bisa curiga.   Sebelum berangkat aku menunggu tukang sayur keliling. Stok sayur dan lauk pauk di kulkas sudah habis.   "Mang, ikan, ayam dan sayurnya ya, seperti biasa," kataku sambil melihat-lihat yang lain.    "Bu Salma, makin cantik aja ya, sekarang," celetuk Rosita tetangga sebelah rumahku.   "Makasih, ibu bisa aja," balasku tersenyum seraya melirik ke arahnya.   "Bu Salma emang cantik kelewatan aja kalau diduain," cebik Bu Rum.    Aku hanya tersenyum mendengar oce
Читайте больше
Bab 16 Pria Asing
      Assalamualaikum Readers terimakasih yang masih setia menunggu ceritaku   Semakin hari banyak fakta yang terungkap, Satu demi per satu pasti akan terbongkar. Aku pasti selangkah lebih maju darimu, Mas!    Mobil baruku tiba di halaman rumah. Sesuai kesepakatan mobil dikirim saat aku memintanya. Sengaja supaya hatiku terhibur dengan kepedihan yang melanda. Banyak tetangga yang datang melihat. Ibu-ibu menoleh ke arah rumahku. Mereka saling berbisik. Entah apa yang mereka bicarakan. Wajah mereka penuh senyum.   "Mobil baru, nih Bu," celetuk Rosita tetanggaku. Entah sejak kapan dia ada di halam rumahku.   "Eh, iya...Bu," ujarku salah tingkah seraya memegang sapu. Biar tampak sedang menyapu halaman rumah. Iseng sambil kusapu daun-daun yang berserakan di halaman rumah.   "Pasti hadiah dari suaminya, senengnya punya suami kaya Bu Salma,"&n
Читайте больше
Bab 17 POV Arman
  Hubunganku dengan Sarah makin lama makin intim. Aku kira Sarah sudah bercerai dengan Ardi. Ternyata nasibnya digantung karena seorang anak. Keterlaluan Ardi tega-teganya dia berbuat seperti itu. Nasib Sarah tak jelas, aku berusaha membujuk Sarah agar dia bisa membuat Ardi menceraikannya. Dengan begitu aku bisa masuk ke dalam kehidupannya lagi.  Bedanya kali ini aku sebagai suaminya. Setiap hari aku berusaha memikirkan cara agar bisa terus bersama Sarah meskipun akhir-akhir ini Salma terlihat berbeda. Perempuan itu sepertinya sudah pandai merawat dirinya sekarang. Kulihat Salma semakin fresh dan sudah berani meminta jatah belanjanya. Andai dia seperti itu dari dulu.  Tiba saatnya aku bertemu Sarah kembali, tapi tetap nasibnya masih digantung. Sungguh aku kecewa maunya Ardi apa sih?  Hanya karena Anak dia sampai tak melepaskan Sarah. Aku ingin segera memilikinya. Padahal kalau Ard
Читайте больше
Part 18
  Pernikahan suamiku tinggal dua hari lagi. Aku sudah menghubungi pihak wedding organizer yang dipesan Mas Arman. Tentu saja akan kuberikan kejutan spesial dihari H nya itu.  "Permisi Mbak, dengan siapa?" tanya pemilik nomor jasa wedding. Sengaja kuberikan nama samaran dan menceritakan apa yang kuinginkan, untungnya pihak wedding organizer tak keberatan. Karena aku membayarnya lebih untuk misiku. Tak sia-sia aku menyadap ponsel suamiku.  Setelah menghubungi pihak Wedding, segera aku berangkat ke kantor.  "Jangan lupa makan yah permaisuri," chat hasil sadapanku. "Iyah tenang aja pangeran," balas Sarah. Jijik sekali aku melihat chat mereka berdua. Benar-benar sampah.  Rencananya hari ini aku pergi ke kantor seperti biasa. Banyak kerjaan yang melambai ingin dituntaskan. "Kemarin waktu aku jenguk
Читайте больше
Part 19
 "Ardi sudah menceraikanku, Mas!" teriak Sarah kegirangan karena sebentar lagi dia akan menjadi nyonya Arman. Segala yang ia inginkan akan terpenuhi. Siapa yang tak ingin jadi istri Mas Arman, dia sangat royal dan baik."Syukurlah semuanya berjalan dengan baik," Mas Arman menikmati secangkir kopi late yang dipesannya. Dia sekarang bersama Sarah setelah ribut dengan istrinya. "Mas tenang aja aku pasti jadi istri yang baik buat Mas, lebih baik tentunya dari Salma," Senyum mengembang di wajah cantik Sarah. Wanita itu selalu berhasil meluluhkan hati Arman. Dengan manja dia meraih tangan Mas Arman meyakinkan laki-laki yang ada dihadapannya bahwa dia layak menjadi nyonya Arman. Sedangkan Arman menikmati  sentuhan yang diberikan wanita cantik yang merajai hatinya. Sarah lagi-lagi hanya kamu yang mampu menenangkan hatiku.Tapi Arman masih memikirkan kata-kata tetangga depan rumahnya. Tetangga itu tak sengaja melihat Salma pergi
Читайте больше
Предыдущий
12
DMCA.com Protection Status