All Chapters of It's Me, Your Wife: Chapter 21 - Chapter 30
96 Chapters
Aku Akan Mengawalmu
  Aditya membawa mobilnya di pagi buta. Seorang klien menyewa jasanya sebagai pengacara untuk pengajuan cerai sang istri, sedangkan kliennya masih bersikukuh untuk mempertahankan rumah tangga mereka. Otaknya  menolak kasus ini, tapi entah mengapa sudut hatinya justru menuntunnya untuk menerima kasus itu. Dia benci jika dalam menangani kasus harus melibatkan perasaan, karena itu bisa membuatnya mengambil keputusan yang cenderung tidak obyektif.     Ponsel yang ia letakkan di depannya berdering. Alleya. Aditya menyipitkan matanya. Mengulang membaca nama pemanggil. Benar Alleya. Ada apa gadis itu menelponnya sepagi ini? Ia menepikan mobilnya sebelum menjawab panggilan Alleya.   "Halo, Sayang." Aditya mencoba menggoda Alleya.      "Isssh, apaan sih?!" Terdengar nada protes di ujung sana, yang justru membuat Aditya tersenyum samar.   "Ada apa?" tanyanya kembali ke sua
Read more
Untung Saja
  Aditya mengikuti mobil Alleya yang melaju di depannya, dengan kecepatan sedang. Ia sudah menghubungi sekretarisnya, untuk mengosongkan jadwalnya tiga hari ke depan. Ia harus bisa memastikan keamanan Alleya dengan mata kepalanya sendiri. Bagaimanapun, Alleya adalah wanita dewasa, yang bisa saja khilaf atau membuat khilaf orang lain.    Mobil Alleya perlahan memasuki halaman rumahnya, sedangkan Aditya memilih memarkirkan mobilnya di luar kediaman Rudy dan Rita. Ia melangkah melewati jalan setapak yang di kanannya terdapat kebun bunga kecil lengkap dengan sebuah kolam ikan koi di tengahnya, hingga akhirnya mereka bertemu di teras.      "Bersiaplah. Aku akan menjemputmu dua jam dari sekarang. Bawalah barang-barang yang berfungsi dengan baik, jangan yang aneh-aneh. Jika sampai aku menemukan barang yang aneh-aneh, aku akan langsung membuangnya ke kotak sampah."     Aditya membalikkan bad
Read more
Tempat Reuni
  Menjelang maghrib, mobil yang membawa Aditya dan Alleya mulai memasuki kota Bandung. Aditya memacu mesin mobilnya menuju resort yang sudah disewa panitia reuni SMA Alleya. Aditya sengaja mengerem mendadak, agar dirinya tidak perlu repot-repot mengguncang-guncang tubuh gadis di sampingnya, yang tidur seperti kerbau.    "Aduh." Alleya terbangun karena merasakan dahinya terantuk dashboard mobil yang ditumpanginya. Sambil meringis, dielusnya dahinya yang sedikit memar dan memerah. Ia langsung melempar pandangan penuh dendam ke arah pria di sampingnya, yang sedang sibuk melepas sabuk pengaman, lalu membuka pintu dan ke luar dari mobil.   "Dasar pria kejam!" desis Alleya melepas sabuk pengamannya. Ia segera membuka pintu dan berjalan ke belakang, untuk mengambil kopernya.    "Oh iya, aku tadi belum sempat memeriksa kopermu. Nanti, jika kita sudah berada di kamar, aku akan mulai merazia apa saja yang ka
Read more
Dia Pengawalku
  "Kak Adityaaaa!" teriak Alleya kencang, membuat Aditya terlonjak kaget. Dengan wajah linglung, Aditya menatap ke segala arah, dan langsung menghampiri Alleya, memegang kedua pipi gadis itu dan menelisik setiap jengkal bagian wajah Alleya. Wajahnya masih sama, tidak ada yang berubah, pikir Aditya. Sukmanya sebagian masih belum terkumpul sempurna.   "Ada apa?" dengan suaranya yang serak, Aditya duduk di dekat Alleya yang masih terkesima karena kedua pipinya baru saja ditangkup oleh Aditya.     "Anu, eh, itu... Issh, tadi mau ngomong apa sih?"Alleya gelagapan sendiri. Dia benar-benar terkejut melihat sikap spontan Aditya yang langsung mendekat ke arahnya dan memeriksa setiap jengkal wajahnya.    Lama menunggu jawaban dari Alleya, Aditya kembali menjatuhkan tubuhnya tepat di samping Alleya dan melanjutkan tidurnya. Alleya tercengung. Lah, kenapa justru tidur lagi.   "Kak! Ay
Read more
Saya, Calon Suami Alleya
  "Pengawal?" seru ketiga wanita cantik itu, dengan sedikit tertahan.    Alleya mengangguk yakin, membuat ketiga sahabatnya saling melempar pandangan. "Tampaknya, ada cerita yang kami lewatkan.  Ayo, ke sana!" Metta langsung menggandeng tangan Alleya. Namun dengan cepat, tangan Metta ditepis Aditya.     "Biarkan Alleya berjalan sendiri." Suara penuh kharisma itu membuat Metta, Airin dan Susan sontak merasa gugup. Aura dingin mendadak menyelimuti mereka. Aditya mempersilahkan ketiga wanita itu untuk berjalan lebih dulu, baru kemudian dirinya dan Alleya mengikuti dari belakang.       Alleya menghela nafasnya. Ia hanya bisa pasrah. Karena ia sudah menyetujui persyaratan yang di ajukan Aditya sebelumnya, maka mau tidak mau dirinya harus menepati janji.    "Kau harus tetap bersamaku. Jangan menjauh sejengkal pun dari diriku!" Peringatan Aditya terdengar
Read more
Siapa Dia?
  Aditya masih menjabat erat tangan pria perlente di depannya. Tampan, tapi masih lebih tampan aku ketimbang dia, Aditya memuji dirinya sendiri. Ia meletakkan piring makannya di meja, lalu dengan cepat membawa pinggang ramping Alleya menempel tubuhnya. Alleya yang menyadari aura yang tidak bersahabat dari Aditya, terpaksa mengangkat wajahnya.    "Halo, Joe." Sapa Alleya sambil tersenyum tipis.         Pria perlente yang bernama Joe itu, terkesiap melihat wajah Alleya. Dengan cepat ia melepas jabat tangannya dengan Aditya, lalu sibuk mengamati wajah Alleya.      "Ada apa dengan wajahmu? Apa yang terjadi dengan wajah cantikmu?" seru Joe pelan. Ia tidak menyangka gadis cantik yang sudah menawan hatinya sejak ospek hari pertama dulu, berubah menjadi rusak seperti sekarang ini. Joe dan Bobby, adalah duo tampan di sekolah Alleya dulu. Mereka memperebutkan Alleya, tapi tidak perna
Read more
Ciuman Dari Hantu?
  "Siapa dia, Al?" Suara Aditya begitu tidak enak didengar.   Alleya tidak tahu harus menjawab apa. Aditya menunggu jawaban dari gadis itu. Ia berjalan mendekat ke tempat Alleya, yang masih berbaring sambil memegang erat selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.    "Apakah ada sesuatu di antara kalian dulu dan masih berlanjut hingga sekarang?" tebak Aditya.    Alleya tetap bergeming. Ia malas menceritakan kisah masa sekolahnya, khususnya yang bersangkutan dengan Joe. Ada sedikit rasa penyesalan yang tertinggal di hatinya setiap kali mengingat sosok Joe. Pria tertampan di sekolahnya, yang selalu saja memata-matai setiap gerak geriknya. Alleya merasa gerah? Tidak. Ia sangat menikmati perhatian Joe saat itu, mungkin bila ia boleh jujur, rasa itu masih ada hingga sekarang.     Saat Joe menyapanya di meja makan, ia tidak berani bergerak, karena ia takut Joe akan merasa kecew
Read more
Kamu Cemburu?
  Aditya melepaskan gendongannya. Meski topeng buruk rupa masih dikenakan Alleya, namun, aura  Alleya tetaplah mampu menarik perhatian orang-orang di sekelilingnya, termasuk Aditya, hingga akhirnya Aditya tidak dapat menahan dirinya untuk mencium Alleya. Sebuah ciuman ringan darinya untuk Alleya.    Aditya melangkah meninggalkan Alleya yang masih memegang bibirnya. Gadis berkuncir kuda itu, masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Bukankah tadi ia sedang bertemu dengan hantu? Tapi mengapa justru sosok Aditya yang ia lihat pertama kali saat membuka matanya? Dan ciuman? Apakah benar ia baru saja mendapatkan sebuah ciuman? Dari hantu atau dari Aditya?    Alleya berlari-lari kecil, berusaha mengejar Aditya yang sudah cukup jauh meninggalkan dirinya. Acara jogging belum dimulai tapi dirinya sudah berolahraga duluan.   "Kaaaak!" Seru Alleya, berusaha menghentikan langkah Aditya yang kian menjauh
Read more
Cinta Mati Bobby
  "Kau cemburu?" Aditya mengulangi pertanyaannya.   "Tsk. Untuk apa cemburu. Sah-sah saja jika Kakak cuci mata, melihat cewek-cewek cantik di sekitar Kakak. Kan cuma ngeliatin aja, nggak yang berbuat macam-macam. Jadi, ya buat apa Al cemburu?"     "Serius?" Aditya merasa sedikit kecewa. Ia berharap Alleya mengatakan cemburu, tapi apa mau dikata, gadis itu ternyata tidak termakan jebakannya. Justru dirinya yang kini merasa kesal jika menemukan pria lain, yang mencuri-curi pandang ke arah Alleya. Serasa ingin menancapkan kelima jarinya ke mata orang itu, agar tidak lagi melirik-lirik ke Alleya.    Apa yang membuat pria-pria itu masih saja memperhatikan Alleya? Dilihat dari wajah saja, Alleya yang sedang dalam penyamarannya, jelas bukan seorang gadis yang berparas cantik. Namun, tingkah laku, pembawaan dan aura ceria yang keluar dari seorang Alleya-lah, yang mungkin menjadikan dirinya menarik di
Read more
Aditya Diantara Joe dan Bobby
  Aditya melangkah cepat, menyusul Alleya ke kamarnya. Sebenarnya dirinya tidak tahu ke mana Alleya pergi. Ia mencoba mengikuti kata hati, yang menyuruhnya untuk mendatangi kamar Alleya. Langkah panjang Aditya akhirnya berhenti tepat di depan pintu kamar Alleya. Karena ia memegang kunci cadangan yang kemarin disertakan juga oleh panitia, maka ia tidak perlu mengetuk pintu kamar bernomor 417.     Diketuknya pintu sebanyak tiga kali, sebagai pertanda saja jika dirinya hendak masuk ke dalam kamar. Ketika dirinya masuk, sama sekali tidak tampak sosok Alleya. ia berjalan mendekati balkon kamar hotel, mencoba melihat ke bawah, mencari sosok Alleya di sana.       Tiba-tiba terdengar suara guyuran air dari dalam kamar mandi, membuat Aditya kembali masuk ke dalam kamar. "Al! Alleya!" Ia mencoba memanggil nama calon istrinya. Ia hanya ingin memastikan, jika Alleya benar-benar yang ada di dalam kamar mandi. Ia jadi
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status