Tous les chapitres de : Chapitre 11 - Chapitre 20
96
Apa Yang Terjadi Dengan Wajahmu?
    Alleya sedang asyik membaca novel online di platform kesayangannya, mengalihkan pikirannya sebentar dari permasalah topeng buruk rupanya. Sejak sebulan terakhir, ia sudah jarang menonton drakor oppa-oppa dan beralih ke novel online, yang ternyata tidak kalah seru. Sudah dua minggu ini,ia sedang gandrung membaca novel bertema horor. Namun, bukan berarti Alleya ini berani membacanya di setiap waktu. Ia hanya berani membaca saat matahari sudah menampakkan sinarnya hingga matahari sudah mulai beranjak menuju ke peraduannya, pun saat ia sedang berada di lingkungan yang ramai alih-alih sepi. Mana berani Alleya membaca saat sore datang menyapa, apalagi tengah malam. Apalagi, Alleya hanya sendirian di rumah besar itu bersama mama  dan papanya.   Bagaimana soal topengnya yang hilang?               Karena kelelahan, akhirnya Alleya, yang tadi sedang membaca novel online, jatuh terti
Read More
Perhatian Aditya
  Aditya memandangi wajah Alleya yang bengkak di beberapa bagian. Jujur, Aditya merasa merinding. Mengapa bisa bengkak mengerikan seperti ini?   "Apa yang terjadi dengan wajahmu?" ulang Aditya, tanpa mengalihkan tatapannya dari wajah Alleya.      Alleya terkekeh dalam hati, melihat ekspresi Aditya yang tampak begitu terkejut dengan wajahnya saat ini.   "Kau punya alergi? Udang, kepiting, cumi-cumi? Semua yang berasal dari laut?"    Aditya menyebutkan aneka seafood yang biasanya menimbulkan reaksi alergi bagi beberapa orang.   Alleya menggelengkan kepalanya, tapi dalam hati. Mana sanggup ia mengatakan iya, sedangkan semua yang disebutkan Aditya adalah salah satu makanan favoritnya. Ia hanya diam, tidak mengatakan apa pun untuk menjawab pertanyaan Aditya.    "Sudah ke dokter belum?" tanya Aditya dengan suara yang lebih rend
Read More
Perhatian Aditya (2)
  "Aaaaaaa!!!"    Teriakan Alleya terdengar hingga ruang keluarga, membuat Rita sedikit berjingkat. Wanita paruh baya itu melangkah cepat, menaiki anak tangga dengan tergesa, sedikit berlari kecil menuju kamar putri semata wayangnya.   "Ada apa, Al?" teriak Rita setengah panik, takut sesuatu sudah menimpa putrinya. Ia berjalan masuk terus lurus mencapai kamar mandi. Ia melihat Alleya tengah memegang sesuatu seperti topeng.   Alleya menoleh ke arah Rita, lalu tersenyum sambil menyengir hingga tampak deretan gigi putihnya. Rita menatap curiga Alleya, lalu berjalan mendekat.   "Nggak ada apa-apa, Ma. Tadi Alleya mencoba pakai topeng yang Al beli toko kemarin, ternyata jatuhnya di wajah Al sangat menyeramkan. Al tidak bisa membayangkan apa yang akan dikatakan Aditya jika calon mantu Mama itu melihat wajah Al yang mengenakan topeng itu.          
Read More
Pria Aneh
    Alleya tersenyum-senyum sendiri di depan cermin, mengingat kejadian empat hari yang lalu, saat dirinya salah memakai topeng yang ia beli kedua kalinya, topeng penuh dengan bekas luka bakar. Betapa bodoh dan cerobohnya dirinya, hingga tidak memeriksa dulu topeng yang ia pakai. Untung saja si Balok Es tidak menyadari perbedaan yang sebenarnya tampak begitu mencolok. Mengompres dengan air hangat, menggelembung seperti ada cairan di dalamnya. Alleya mengingat-ingat pesan terakhir Aditya malam itu. Balok es yang polos, Alleya terkekeh.    Gadis itu kembali mengenakan topeng buruknya yang pertama.  Drama alerginya sudah berakhir sejak empat hari yang lalu, dan topeng pemberian Ryan sudah ia simpan rapat dalam kotak khusus, yang ia letakkan di atas lemari.     Hari ini, Alleya berangkat lebih pagi dari kemarin karena telpon Aditya yang mendadak, memintanya menemani pengacara muda itu untuk sarapan p
Read More
Apakah Kamu Serius?
  Alleya mengutak-atik ponselnya. Mencari aplikasi yang sekiranya bisa menunjang rencananya. Rencana? Ya. Mulai hari ini, Alleya akan mempraktekkan sekian banyak jurus yang ia peroleh dari Nia, asistennya. Jurus untuk mematahkan pertahanan Aditya, hingga akhirnya ia menyerah dan mundur dari perjodohan ini. Senyum jahil  tersungging di sudut bibir Alleya.    Kamu memang tampan, Aditya Reksa Wardana. Tapi sayang seribu sayang, kepribadianmu belum cukup menunjang untuk menjadi pasangan sejatiku, Alleya Riska Mentari. Aku akan memaksamu  membuat sebuah keputusan sulit dalam hidupmu, karena ini menyangkut hidup dan matimu. Tsk, decih Alleya dalam hati. Memprotes dialog yang ia rancang sendiri. Terlalu drama. Mari dibuat mudah saja. Membuatmu mundur dari perjodohan ini.  Mungkin itu lebih tepat dan ringkas.   Sebuah skenario terancang sempurna di dalam benak Alleya, dan gadis itu tampak sangat bersemangat untuk mem
Read More
Apakah Kau Keberatan?
    "Apa maksudmu?" Aditya balik bertanya, seolah ia lupa dengan apa yang baru saja ia bisikkan pada Alleya.   Alleya mendengus kesal. Betapa bodoh dirinya, yang begitu mudah percaya dengan ucapan si Balok Es.    "Lupakan," jawab Alleya ketus. Kurang ajar, gerutunya dalam hati. Aku belum melakukan trik apa pun untuk membuat dirinya terjebak, justru aku lebih dulu termakan umpan si Balok Es.   "Hei..!" Seru Aditya berusaha menghentikan langkah Alleya yang sudah berjalan lebih dulu, dan kini mengacuhkannya. Tidak juga berhenti melangkah, Aditya melangkahkan kakinya lebih lebar agar bisa mengejar Alleya.   "Ada apa denganmu?" Aditya menarik tangan Alleya, menghentikan dengan paksa langkah gadis itu.    Badan Alleya berputar hingga kini dirinya berdiri saling berhadapan dengan Aditya. Aditya dapat menangkap kegugupan di wajah Alleya. Gadis ini mara
Read More
Rencana Aneh
  "Apakah kau keberatan?" Alleya mengulang pertanyaannya, tanpa mengalihkan tatapannya dari wajah Aditya. Kau mengajakku bermain-mainkan, maka terimalah akibatnya. I am a drama queen. Kau sudah sangat salah memilih korban. Alleya menggumam dalam hati dengan penuh rasa amarah.   Lisa menatap Aditya, menanti jawaban apa yang diberikan oleh putranya itu.   "Dit? Mama dan Alleya menunggu jawabanmu."   Aditya menatap Lisa dengan seribu satu perasaan. Menimbang, kalimat yang tepat untuk menyelamatkan dirinya untuk saat ini. Jangan sampai dirinya jatuh dalam perangkap yang ia buat sendiri.    "Aditya tidak keberatan, Ma."    "Bagus!" Alleya langsung merespon jawaban Aditya, membuat pria itu terkejut.    "Sepulang dari kerja nanti, Alleya akan langsung memberitahu papa tentang ini, Tante. Tante  juga bisa memberitahu
Read More
Jika Ada Kesempatan
  Aditya menjatuhkan tubuhnya ke atas pembaringan dengan kasar. Ia melepas dasi yang sejak pagi mengikat lehernya, dan membuang ke sembarang arah. Alleya, desisnya menahan geram. Ternyata, kamu juga sedang merencanakan sesuatu. Jika itu memang kemauanmu, maka aku tidak akan segan lagi. Mari kita lihat, siapa yang akan menyerah lebih dulu. Aditya mengambil ponselnya lalu mengirim pesan kepada gadis itu. Beberapa menit kemudian, ia menyeringai. Aku sungguh tidak sabar menunggu hari itu tiba, Alleya. Begitu kalimat yang ia kirim kepada Alleya. Aku benar-benar penasaran seperti apa wajah gadis itu sekarang, gumamnya bangkit dari pembaringan.   Alleya yang saat itu sedang asyik membalas pesan Nia, langsung membuka pesan dari Aditya. Apa!!!. Dasar pria narsis! Sok tampan, sok menawan, sok laku. Alleya mendelik kesal, membaca berulang kali pesan yang dikirim Aditya.   Tok.Tok.Tok.      Kepala Abraham suda
Read More
Mertua Yang Tidak Biasa
    Alleya berteriak panik. "Mau apa kau?" Tubuh Alleya gemetar. Tiba-tiba udara di sekitarnya terasa begitu aneh. Ia melihat ke wajah Aditya dengan gusar. Mau apa pria ini? Jarak antara mereka berdua semakin tipis. Perlahan namun pasti, Alleya mulai bisa merasakan hembusan nafas hangat Aditya, yang beraroma peppermint, di ujung hidungnya.   "Jang-jangan mencoba berbuat asusila di sini!" Suara Alleya bergetar karena gugup, merasa nafasnya tersengal-sengal. Detak jantung yang berdegup cepat, membuatnya mulai berkeringat dingin. Oh, Tuhan. Tolong selamatkan hamba, rapal Alleya dalam hati.      Aditya terkekeh dalam hati, melihat wajah gusar Alleya yang menatapnya dengan pandangan nano-nano. Si Buruk Rupa yang polos.    Alleya berulang kali menggigit bibirnya, berharap rasa takutnya teralihkan. Akan tetapi, yang terjadi justru sebaliknya. Rasa cemasnya semakin menjadi ketika ia menda
Read More
Menantu
  Mobil Abraham perlahan merangkak masuk ke halaman rumah Rudy. Aditya akan datang sedikit terlambat, karena ia harus bertemu klien yang sudah membuat janji dengannya sejak beberapa hari yang lalu.   Rudy dan Rita menyambut di teras dan mengajak pasangan calon besannya itu masuk ke dalam rumah.    "Aditya nanti menyusul. Masih ada urusan dengan kliennya." Abraham memberi alasan mengapa Aditya tidak tampak bersama mereka malam ini.   "Tante..." Alleya yang baru saja selesai menapaki anak tangga terakhir, langsung datang menyongsong calon mertuanya. Senyum Lisa mengembang sempurna, begitu melihat kedatangan Alleya yang saat itu begitu anggun. Dengan wajah seperti ini saja, menantunya sudah terlihat begitu berkelas dan anggun, bagaimana lagi jika wajah Alleya semulus dan seputih artis-artis sinetron, yang sering ia lihat di televisi setiap malam.   "Tidak menanyakan Aditya?" tanya Abra
Read More
Dernier
123456
...
10
DMCA.com Protection Status