Lahat ng Kabanata ng Pernikahan Dini: Kabanata 51 - Kabanata 60
190 Kabanata
Bau cemburu
Klunting...Suara benda jatuh dari arah dalam membuat Dodit menatap ke arah Jodi. "Suara apaan itu?"Jodi menelan salivanya dengan susah payah. Beberapa saat yang lalu dia masih melupakan keberadaan istrinya karena obrolannya dengan Dodit. Dan kini dia baru ingat jika Rara masih berada di ruang makan menunggu dirinya.Dodit bangkit dari duduknya. Dan berjalan ke arah ruang makan. "Ehh, loe mau kemana?" tanya Jodi seraya menarik tubuh sahabatnya itu agar tidak melanjutkan langkah kakinya."Gue mau cek itu suara apa," ujar Dodit hendak berbalik."Jangan Dit," teriak Jodi. Itu tadi suara pasti ulah kucing," sambung Jodi sambil masih berteriak agar Rara mengerti jika dirinya harus bersembunyi."Mmeeeaaaauuwww..." Rara yang mengerti kode Jodi akhirnya menirukan suara kucing semirip mungkin."Tu kan Dit. Gue bilang juga apa. Itu pasti kucing," ujar Jodi mencoba meyakinkan Dodit."Di, loe lagi gak nyembunyiin sesuatu dari gue kan?" ta
Magbasa pa
Ditembak
Setelah melalui perdebatan lumayan lama akhirnya sepasang remaja yang kini menjadi suami istri itu sepakat untuk berangkat sekolah bersama. Menikmati momen masa-masa terakhir putih abu-abu, begitu alasan kuat Rara memaksa Jodi agar tetap sekolah hari ini.Dan saat ini jam pelajaran kosong di seluruh kelas karena seluruh staf dan guru sedang melakukan rapat untuk membahas ujian nasional kelas yang akan berlangsung bulan depan.Rara pun memilih menghabiskan waktu jam kosong dengan berkirim pesan dengan Jodi. Mereka sedang mengatur janji akan melakukan kegiatan apa setelah pulang sekolah nantinya."Rara ayo ikut gue." Dina menarik tubuh Rara keluar kelas dengan sedikit memaksa. Hingga membuat Rara mau tak mau mengikuti langkah kaki Dina.Namun saat sampai di luar kelas, yang membuat Rara bingung bukan lagi Dina yang tiba-tiba menariknya, tapi tatapan dari semua siswa-siswi padanya."Ini anak-anak kok pada liatin gue kek gitu sih?" tanya Rara yang meli
Magbasa pa
Aksi Rara
Rara masih membelalakkan kedua matanya tak percaya dengan ungkapan perasaan Riko padanya."Ko, loe lagi bercanda kan?" tanya Rara."Gak Ra, gue gak lagi bercanda. Jadi Rara Harumni Wanasita. Do you want to be my girl friend?" tanya Riko."Terima...""Terima...""TERIMA... Terima..."Sorak-sorai suara murid Bunga Bangsa kembali terdengar di telinga Rara sehingga membuat Rara bingung harus menjawab apa.Rara bingung. Bingung bagaimana cara menolak Riko agar lelaki itu tak terlalu sakit hati. Apalagi Riko mengungkapkan perasaannya di depan hampir semua penghuni sekolah. Pasti akan membuat lelaki itu malu jika Rara menolaknya dengan cara yang tak tepat."Gimana Ra, loe mau gak jadi pacar gue? Kalau loe terima gue, ambil buket bunga ini. Tapi kalau loe nolak gue, ambil balon ini dan terbangin ke langit," ujar Riko.Di dalam hati Riko sudah sangat yakin jika Rara pasti akan menerimanya. Apalagi Dina mengatakan jika Rara menyuk
Magbasa pa
Beda Perasaan
"Kenapa Ra. Kenapa loe nolak gue? Kasih gue alasan yang jelas," ucap Riko yang kini sudah berdiri tepat di hadapan Rara dengan sorot mata tajam."Maaf Ko. Tapi gue enggak bisa nerina loe jadi cowok gue," ujar Rara lirih. Jujur saja dia sedikit takut dengan sorot mata tajam Riko yang baru kali ini dia lihat. Belasan tahun mengenal Riko, biasanya sosok dihadapannya ini selalu bersikap baik dan manis didepannya."Iya... tapi kasih alasan yang jelas biar gue tahu," sahut Riko yang bersikeras ingin tahu alasan yang jelas dari Rara. Dia masih belum terima di tolak seperti ini. Apalagi dihadapan teman-teman satu sekolahnya."Alasannya cuma satu, Ko. Kita beda," jawab Rara memberanikan diri menatap Riko."Beda? Tentu saja kita berbeda. Gue cowok loe cewek. Lagi pula bukankah perbedaan di antara pasangan itu gunanya untuk saling melengkapi?" sambung Riko dengan senyum sinis di bibirnya."Tapi masalahnya perbedaan ini gak bisa untuk saling melengkapi, Ko," s
Magbasa pa
Obat nyamuk
Kehebohan yang awalnya diciptakan oleh Riko yang menyatakan perasaannya kepada Rara itu pun mereda. Satu persatu para murid Bunga Bangsa meninggalkan area lapangan sekolah. Jodi yang merasa sudah tidak memiliki keperluan di sekolah, mengajak Rara untuk makan siang di cafe dekat sekolah mereka."Um..." Rara memberanikan dirinya menatap Jodi."Kenapa hem?" tanya Jodi seraya merapikan helaian rambut yang menutupi wajah istrinya."Yang tadi kamu ucapin beneran?" tanya Rara masih menatap wajah Jodi tanpa berkedip sekali pun.Jodi mengerutkan dahinya. "Ucapan aku yang mana?" Jodi balik bertanya.Rara cemberut. "Ihh yang tadi kamu umumin ke anak-anak.""Iya tapi kalimat yang mana? Kan aku gak cuman ngomong satu kalimat tadi," ujar Jodi tersenyum menatap wajah istrinya yang masih di tekuk."Yang itu tadi..." Wajah Rara memerah dia hendak melepaskan rengkuhan tangan Jodi dari tubuhnya, namun suaminya itu malah semakin mengeratkan rengkuhannya.
Magbasa pa
Getaran
Menjelang soreSepasang suami istri itu sudah sampai di rumah baru mereka. Keduanya yang lelah langsung merebahkan tubuh mereka di atas ranjang."Di..." Rara menggigit bibirnya"Yang, masa kamu masih panggil nama aja sih?" protes Jodi."Um, terus aku panggil apa?" tanya Rara."Iya pokoknya yang mesra dan spesial cuman buat aku. Sayang, honey, hubby-" jelas Jodi."Aku sama aja ya panggil kamu sayang?" tanya Rara dengan wajah merona."Ah, iya boleh sayang," ucap Jodi mesra.Jodi memiringkan tubuhnya dan menatap mesra istrinya."Aku capek," ujar Rara menatap langit-langit kamar mereka."Mau aku pijitin?" tanya Jodi yang kini langsung mendudukkan tubuhnya dan bersiap memijat istrinya."Malu ah, lagian gak sopan kalau istri di pijat sama suami," ujar Rara yang tidak berani menatap wajah suaminya."Jiah, pake malu segala. Biar adil kita gantian aja. Gimana?" tanya Jodi seraya memainkan alisnya."Bol
Magbasa pa
Pijat
Tok... Tok... Tok...Jodi kembali mengetuk pintu kamar mandi. Dan tak lama Rara membuka pintu kamar mandi. Mengulurkan tangannya dan kembali menutup pintu kamar mandi setelah menerima benda yang dia butuhkan. Bahkan karena terlalu malu, Rara tidak berani menatap wajah suaminya. Hingga kata terima kasih pun lupa dia ucapkan.Jodi menghela nafas kasar setelah melihat pintu kamar mandi kembali tertutup.'kayak nya gue harus maen solo', gumam Jodi. "Untung saja stok sabun masih banyak." Jodi mengusap wajahnya kasar lalu bergegas ke kamar mandi yang berada di kamar sebelah.Rara keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap. Clingak-clinguk saat tak mendapati suaminya di dalam kamar."Kemana dia, kok hilang." tanya Rara kepada dirinya sendiri. Tak mau ambil pusing, Rara pun memilih mengambil ponselnya di atas nakas.Setelah menemukan ponselnya, Rara bergegas naik ke atas ranjang. Memilih menunggu suaminya yang entah kemana, sembari membaca artikel yang mena
Magbasa pa
Tak mau jauh darimu
Langkah kaki Rara berhenti tepat di depan pintu kamar tamu yang belum pernah dia buka. Dari luar Rara dapat melihat jika lampu didalam ruangan itu menyala dan itu pertanda jika kemungkinan besar ada Jodi disana.Tok... Tok... Tok...Rara mencoba mengetuk pintu ruan tamu tersebut. Namun setelah beberapa saat menunggu, sama sekali tak ada sahutan dari dalam.Tak mau menyerah, Rara kembali mengetuk pintu ruangan itu untuk kesekian kalinya. Namun lagi dan lagi tetap tak ad sahutan, hingga membuat Rara memutuskan untuk masuk ke dalam ruangan tersebut tanpa izin.Pandangan mata Rara terpaku pada sosok laki-laki yang kini sedang fokus menatap monitor di depannya dengan kedua telinga yang tertutup headset. Dia adalah Jodi, suaminya yang sejak tadi Rara cari keberadaannya.Dengan langkah pelan, Rara berjalan mendekati suaminya hingga membuat Jodi kaget dan sontak menatap ke arah samping."Sayang, kok kamu ada disini?" tanya Jodi seraya melepas headse
Magbasa pa
Boleh kan
Tuh kan kamu enggak jawab. Berarti bener kamu bakalan ninggalin aku kalo aku udah gak cantik lagi," ujar Rara dengan kedua mata yang mulai berembun."Sayang, boleh kan?" tanya Jodi lirih seraya menatap kedua mata istrinya."Hah...? Maksudnya?" Rara yang tak mengerti pun balik bertanya apa maksud perkataan suaminya.Tangan Jodi mulai terangkat lalu perlahan mengusap bibir merah muda milik istrinya. "Aku boleh kan cium kamu?" tanya Jodi mengutarakan keinginannya seraya menatap kedua mata istrinya.Rara yang mendengar ucapan Jodi hanya terbengong dengan bibir yang sedikit terbuka. Dan tanpa menunggu jawaban dari istrinya, Jodi pun langsung menempelkan bibirnya tepat di bibir istrinya.Rara membelalakkan kedua matanya saat merasakan sesuatu yang kenyal menempel di bibirnya. Bahkan dia hanya diam membeku karena terlalu kaget dengan situasi yang dia alami sekarang.Jantung Rara semakin berpacu dengan cepat saat Jodi menyesap bibirnya dengan sangat
Magbasa pa
Memandang
Pagi ini Rara sudah bangun terlebih dahulu. Dia tersenyum saat mendapati dirinya sudah tertidur di dalam kamar dan bahkan berada di dalam pelukan suaminya.Dengan perlahan Rara melepaskan rengkuhan tangan Jodi. Ini pertama kalinya bagi Rara menatap wajah suaminya saat tidur. Dan hal itu kembali membuat Rara tersenyum karena saat tertidur pun Jodi nya tetap saja terlihat tampan dan imut.Gerakan lembut tangan Rara mulai menyusuri setiap sisi wajah suaminya. Hingga kini fokusnya tertuju pada hidung Jodi yang sedikit mancung. Dan dengan gemasnya Rara mulai mentoel-toel hidung suaminya."Eemmm..." gumam Jodi dengan mata yang masih terpejam. Rara yang masih belum puas mulai kembali mentoel-toel lubang hidung Jodi.Dan detik selanjutnya Rara berniat untuk berpura-pura tidur saat melihat kedua mata suaminya yang mulai bergerak-gerak gelisah. Namun sayang, sebelum dia sampai di posisi semula, tubuh Rara sudah di tarik kembali oleh Jodi hingga membuat dia menindih
Magbasa pa
PREV
1
...
45678
...
19
DMCA.com Protection Status