All Chapters of Bukan Jodoh Tapi Takdir: Chapter 11 - Chapter 20
84 Chapters
BAB 11
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Wailea kini sudah berada di dalam pesawat kelas ekonomi. Wailea memang terlahir bukan dari keluarga kaya raya. Gajihnya pun tidak terbilang besar. Sangat berbeda dengan Rezo yang memang sudah terlahir dari keluarga kaya raya. Bisnis orang tuanya cukup untuk beberapa generasi. Namun, menikah dengan Rezo bukanlah sesuatu yang dapat merubah kebiasaan hidup Wailea yang sederhana dan mandiri. Bahkan kekayaan Rezo bukan menjadi peluang bagi Wailea untuk hidup enak tanpa bekerja. Berkali-kali Wailea diminta untuk bekerja di perusahaan sang ayah mertua, tetapi Wailea tetap ingin bekerja di tempat ia bekerja saat ini. Sudah terlanjur nyaman dan tidak ingin pindah lagi. Di dalam keramaian, Wailea tetap merasa sepi. Dia menerka-nerka apa yang akan terjadi setelah ini. Tangan kirinya menopang dagu sambil memandangi pemandangan yang semakin jauh terlihat dari atas pesawat. Tanpa disadari, lamunannya membawa Wailea kepada satu tahun yang lalu.
Read more
BAB 12
“Sudah siap?” tanya Rezo sambil tersenyum dan terlihat begitu tulus. Wailea hanya memandangnya sambil mencoba menerima kenyataan. Rezo mengambil kedua tangan Wailea sambil berkata “Kamu tenang ya, aku akan selalu ada di samping kamu”. Itu adalah kalimat yang sangat membantu Wailea dalam menghadapi serangan panik yang ia alami saat ini. Wailea yang gugup perlahan mulai merasa nyaman. Wailea mencoba mengikhlaskan akan semua ini. Dia berusaha meyakinkan dirinya bahwa memang Rezo adalah orang yang tepat dikirimkan Tuhan untuk menemaninya seumur hidup. Wailea yang berdiri di lantai dua gedung melihat ke arah bawah dan memandang sekelilingnya. Gedung yang luas dipenuhi dengan dekorasi super indah dan elegan. Kemudian ia juga memandangi kursi para tamu yang tertata rapi dengan hiasan bunga dan pita menambah kesan romantis. Lalu matanya menatap ke arah yang lebih jauh yaitu bagian prasmanan, terlihat sejumlah hidangan yang sangat menggiurkan dan melimpah di atas meja
Read more
BAB 13
Momen itu cukup memalukan, menyebalkan dan juga menguntungkan. Semuanya bercampur menjadi satu dan membuat Wailea kebingungan, apakah dia harus bahagia atau malah sedih. Jika memikirkan tentang statusnya sebagai istri, Wailea merasa sedih. Mengapa hal yang tak terduga malah datang di saat yang tidak tepat. Tetapi disisi lain, Wailea merasa lega karena dia tidak harus merasa terpaksa. Apalagi Rezo dalam keadaan tidak sadar, entah memang itu karna dasar Rezo menyukainya atau hanya karena pengaruh alkohol saja.  Keesokkan paginya, Wailea sudah sibuk di dapur dari jam setengah enam pagi. Menyiapkan sarapan mulai dari roti hingga nasi goreng. Minumannya pun beragam, ada kopi dan juga jus buah. Wailea memang tidak tahu apa yang biasa di makan oleh Rezo untuk sarapan paginya. Jadi Wailea memutuskan untuk membuat beberapa menu. Ia sengaja tidak membuat sarapan untuk dirinya sendiri, Wailea berfikir untuk memakan makanan yang tidak dipilih oleh Rezo. Dengan begitu tidak ada maka
Read more
BAB 14
Mengingat kejadian itu membuat Wailea tersadar dari lamunannya. Dia segera mengambil botol air mineral yang disediakan dari pihak maskapai. Wailea meneguk air tanpa berhati-hati, membuatnya tersedak dan batuk berkali-kali. Apa karena ini Rezo berselingkuh? pikirnya. Hatinya kini semakin terasa kacau, ia mencoba untuk berfikiran positif namun sungguh sulit, mengingat sikap yang selama ini dia rasakan di dalam rumah tangganya. Selalu sendirian karena harus ditinggal tugas ke luar negeri hampir setiap bulan dalam waktu yang lama pula. Setelah turun dari pesawat, Wailea berjalan menuju toilet untuk membasuh wajahnya. Wailea menatap cermin di depannya dengan pandangan yang kosong. Ia pun tak mengerti mengapa kegundahan hatinya tak kunjung usai. Padahal belum tentu semua yang di dalam kepalanya sesuai dengan kenyataan. Mungkin saja aku salah, katanya dalam hati. Setelah menarik ribuan nafas masuk dan keluar dalam paru-parunya, kini Wailea siap menghadapi apapun yan
Read more
BAB 15
Suasanya berubah menjadi penuh haru. Wailea dan Ketty saling berpelukkan untuk melepas rasa rindu di hati mereka masing-masing. Ini adalah pertemuan tak terduga setelah sekian lamanya mereka terpisah jarak dan waktu. Wailea merasa sangat lega karena akhirnya memiliki orang yang ia kenal di kota ini. “Kamu apa kabar?” tanya Wailea dengan mata berkaca-kaca. Ketty menjawab pertanyaan Wailea sambil meneteskan air mata. Wailea mengajak Ketty untuk mencari tempat duduk. Pertemuannya dengan Ketty membuatnya lupa akan rasa lapar dan kekhawatiran yang sedari tadi menyelimuti hatinya. Ketty yang terlihat amat rindu akan saudara tirinya itu tak henti-hentinya memeluk Wailea sambil menangis bahagia. “Maafkan aku Lea. Sejak pindah ke Tokyo, aku mengganti nomor dan tidak menggunakan sosial media lagi. Bukan tanpa maksud, tetapi agar mereka tidak bisa menemukanku” Ketty mencoba menjelaskan. Wailea hanya tersenyum dan mengerti situasi yang dialami Ketty memang tidak mudah, i
Read more
BAB 16
Melihat Wailea yang terlihat begitu sedih membuat Ketty tidak tega, ia pun mencoba mengalihkan perhatiannya. “Oke, jangan sedih lagi ya. Sekarang lebih baik kita cari hotel tempat suami kamu menginap” kata Ketty dengan semangat. “Dia menginap di hotel tepat di samping restoran ini” kata Wailea sembari mengusap mata. “Loh, aku juga menginap disana. Wah, kebetulan sekali ya” kata Ketty yang terlihat semakin bersemangat. Hati Wailea pun semakin lega. Dia berfikir jika terjadi sesuatu padanya saat bertemu dengan Rezo, ada Ketty di gedung yang sama dan bisa menolongnya. “Kalau begitu, kamu ikut aku ke kamar dulu ya. Untuk taruh belanjaanku ini” kata Ketty sembari mengumpulkan setiap gagang tas belanjaannya yang sangat banyak. “Kamu belanja sendiri? Pacar kamu dimana?” tanya Wailea penasaran. “Dia pergi ngegym. Katanya daripada aku bosan menunggunya, lebih baik dia memberiku credit card untuk shopping. That’s why I love him so much, Lea” kata Ketty
Read more
BAB 17
“Sebentar ya bu, saya cek dulu” reception muda itu terlihat membuka data pada komputernya. Tak lama ia pun kembali berdiri dan berkata “maaf bu, untuk atas nama bapak Rezo memang menginap disini. Namun, beliau berada di kamar VIP. Beliau meminta untuk tidak memberitahukan nomor kamarnya kepada siapapun. Jadi kami tidak bisa memberikan informasi lebih” “Tetapi saya istrinya, mbak” jawab Wailea menegang. Wajah sang receptionist terlihat kaget. Sang reception tetap menahan dirinya untuk tidak memberitahukan informasi lebih pada Wailea. “Maaf, bu. Mungkin lebih baik langsung hubungi pak Rezo saja” kata sang receptionist mencoba membantu. “Saya mau kasih dia kejutan, mbak. Mana mungkin saya telepon dia” kata Wailea mengeluh. Sang receptionist hanya terdiam dan tidak bisa membantu apapun lagi. Dia benar-benar memegang teguh aturan perusahaan dan permintaan customer.  Ponsel berdering. Wailea menatap layar ponselnya dan ternyata Helix yang menelepon. Re
Read more
BAB 18
“Aku bercanda, Lea" Ketty tertawa kecil. "Kalau begitu kita ketuk saja pintu kamarnya. Toh kita hanya perlu mengetuk dua kamar lagi kan?” Ketty tersenyum dengan semangat. Apa yang dikatakan Ketty sama persis dengan apa yang dikatakan Helix tadi. Ini membuat Wailea semakin yakin untuk melakukannya. Mereka pun berjalan menuju wilayah kamar VIP. Kamar pertama, terlihat dua orang pria memakai baju kaos dengan warna yang sama dan celana katun pendek. Mereka saling bergandengan tangan dengan mesranya keluar dari kamar. Ketty menatap Wailea seolah bertanya apakah salah satu pria itu suaminya. Namun, Wailea mengerti akan tatapan Ketty itu, ia pun segera menggelengkan kepalanya. Menandakan jika suaminya bukan dari salah satu pria itu. Mereka pun tertawa setelah melewati kamar pria berpasangan tersebut. Lalu mereka berjalan menuju kama kedua. Wailea terlihat ragu untuk mengetuk. Ketty pun tak sabar lalu mengetuk pintu dengan penuh semangat. Setelah mengetuk beberapa ka
Read more
BAB 19
“Aku punya alasan untuk ini semua” kata Rezo mencoba menjelaskan. Wailea hanya terdiam dan terus menangis. “Aku terpaksa menikahimu, Lea” lanjut Rezo. Wailea menoleh pada Rezo seolah bertanya apa yang membuatnya melakukan hal itu. “Beberapa hari setelah pemakanan mama. Papa memintaku untuk menikahimu. Jika tidak mau, aku tidak akan dianggapnya anak lagi. Semua hasil kerja kerasku selama ini juga akan ditarik dan aku tidak dapat apa-apa” Rezo mencoba menjelaskan dengan nada suara lemas. “Kenapa tidak jujur kalau kamu sudah punya pacar?” tanya Wailea kesal. “Sudah kucoba. Tapi papa tidak setuju jika aku menikahi Ketty” Rezo menghela nafas. “Namun, setelah aku berhasil meyakinkan papa, malah Ketty yang belum siap untuk menikah. Dia masih dalam study dan di tambah lagi impiannya menjadi model terlalu tinggi saat itu” jelas Rezo. Wailea frustasi mendengar pernyataan Rezo. Dia berfikir selama ini mereka akan saling mencoba mencintai satu sama lain, tapi ter
Read more
BAB 20
“Disini kamulah yang salah, Lea” kata Ketty dengan sangat lantang tanpa keraguan. Wailea tercengang mendengarnya. “Kamu yang masuk di tengah-tengah hubungan kami. Jadi kamulah pengganggunya, bukan aku” tegas Ketty. “Andaikan aku tahu, dari awal sudah ku tolak tanpa keraguan sedikit pun” jawab Wailea sambil berlalu meninggalkan Ketty dan Rezo. Rezo hendak mengejar Wailea, namun tertahan oleh pilihan yang diberikan Ketty. “Kalau kamu kejar dia, aku anggap kamu lebih memilih dia daripada aku” kata Ketty dengan lantang. Hal ini membuat Rezo tidak ada pilihan lain. Entah mengapa, hatinya berat melihat Wailea yang pergi dengan kehancuran hati. Rezo dilema setelah mendengar pengakuan Wailea yang mengatakan bahwa dia sudah mencintainya. Perasaan bersalah itu bertumbuh semakin besar dihati Rezo. Sambil menangis, Wailea berlari keluar dari kamar hotel. Langkah Wailea terhenti seketika saat  ia menatap ke arah receptionist. Ternyata Luna, sang reception jug
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status