All Chapters of Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri): Chapter 131 - Chapter 140
141 Chapters
Pelaku Di Balik Tragedi
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY "Tapi," ucap Shankar dan Afni. "Tidak ada penolakan," balas Tuan Justin. "Tuan Justin, ijinkan Aku untuk menolong Mereka. Di sini Aku juga salah, tidak memisahkan Mereka yang sedang bertengkar dan hanya melihatnya saja." Pandu, juga ikut menolong Mereka menjalankan hukuman, meski awalnya adalah tugas Mereka. "Sebelumnya Aku meminta memeriksa ruangan tersebut, sekarang Kalian bertanggung jawab untuk membersihkannya!" perintah Tuan Justin dengan tegas. "Baik," jawab ketiganya berbarengan. Mereka terlihat pasrah menerima hukum tersebut, terutama Shankar dan Afni. Shankar membuka pintu ruangan di samping The Princess room, kemudian mulai membersihkannya. Banyak debu, sehingga Mereka men
Read more
Kematian Freya
 Selamat MembacaHAVE A NICE DAY   "Tuan Justin." Rasi mengetuk pintu kamar Tuan Justin.   "Rasi." Tuan Justin ke luar, kemudian Mereka bicara di tempat yang aman.   "Siapa Shankar?" tanya Rasi. Dia menghapus air matanya, kemudian menguatkan dirinya terlihat dari hembusan nafasnya yang perlahan.   "Shankar adalah Pangeran dari Kerajaan Akash," jawab Tuan Justin. Namun, Rasi menginginkan jawaban yang lebih dari itu.   "Aku ingin tahu secara detail, siapa Shankar yang sebenarnya." kali ini tangisan pecah, bahkan kedua tangannya mengepal.   "Bagiku Dia adalah anak kecil lugu yang pemberani dan siap mengorbankan hidupnya demi sahabat kecilnya," tutur Tuan Justin.  
Read more
Jatuh Ke Jurang
 Selamat MembacaHAVE A NICE DAY   Para Prajurit Raja mengirimkan pesan pada sekutu, bahwa Freya telah dikalahkan. Namun, sekutu Freya tidak melakukan pergerakan apapun.    "Seharusnya Mereka memberontak," ucap Panglima Arya.   "Mereka tidak akan berani untuk memberontak, sekarang hanya Aku yang akan menjadi penguasa terkuat." Raja Rana tertawa, sehingga menggema memenuhi ruangannya.   Sementara, di Asrama AuroraRasi membantu Manhanta membawakan makanan untuk Shankar, karena Manhanta memeriksa keadaan Pangeran Afni.   "Bisakah suapi Aku?" tanya Shankar pada Rasi.   "Akan kupanggilkan Tunisia," jawabnya.   "Rasi," ucap Shankar p
Read more
Di Balik Duka
 Selamat MembacaHAVE A NICE DAY   "Apa sekarang Kau puas?!" geram Pandu pada Shankar.   "Rasi." Pangeran Shankar menangis di tempat itu, begitu juga dengan Pangeran Afni dan Pandu.   "Apa Kau memberitahu Raja Rana tentangmu?" tanya Pangeran Afni.   "Tidak," jawab Shankar.   "Lalu, kenapa Dia melakukan itu semua?!" tanya Pangeran Afni, Dia diselimuti oleh emosi.   "Cukup! Kenapa Kalian bertengkar dalam keadaan seperti ini? Kalian sangat kekanak-kanakan." Pandu meninggalkan Mereka untuk kembali ke Asrama.   Di susul oleh Pangeran Shankar dan Afni, Mereka terlihat tidak bersemangat. Ketiganya mencari Aquela, namun tidak menemukannya. 
Read more
Wajah Iblis
 Selamat MembacaHAVE A NICE DAY   Para Pangeran tinggal mencari keberadaan Laksmi, Mereka tidak ada yang berani ke jurang lowden. Karena, setiap malam selalu terdengar suara Serigala meraung-raung, entah mengapa?   Manhanta (Soraya) berusaha menghindari pembicaraan dengan Aquela, Dia hanya bicara pada Shankar, Pandu dan Arkan. Sedangkan, dengan Pangeran Afni--Dia sepertinya belum percaya.   Saguya melihat kesempatan untuk semakin dekat dengan Pangeran Shankar, namun Dia selalu merasa terhalangi oleh Pandu.   "Pandu, seperti Laksmi. Selalu saja menghalangiku," gumam Saguya.   Setelah, Pandu pergi barulah Saguya masuk ke kamar Pangeran Shankar. Hal itu membuat Shanjar terlihat terkejut, Saguya menutup pintu. Dia berlari ke pelukan Sh
Read more
Penyerangan Di Asrama Aurora
 Selamat MembacaHAVE A NICE DAY   "Dia bahkan tega menghabisi Putrinya sendiri, sudah pasti Dia juga yang ada di balik kejadian ini," ucap Manhanta.   Shankar dan teman-temannya memang memilih untuk menceritakan semuanya pada Manhanta, bahkan Pangeran Afni juga ikut dalam diskusi tersebut.   "Raja Rana memiliki hubungan yang sangat erat dengan Ayahku, sepertinya Aku harus memperingatinya," ucap Pangeran Afni. Dia mungkin merasa khawatir, karena melihat Raja Rana yang begitu nekat.   "Ayahmu dan Raja Rana yang merencanakan pembantaian terhadap keluargaku, apa Kau masih ingat?" tanya Shankar pada Pangeran Afni.   "Saat itu Ayahku tidak tahu, kalau Raja berencana untuk menghancurkan seluruh keluargamu. Sebagai sekutu, Dia hanya member
Read more
Siapa Yang Terjebak?!
 Selamat MembacaHAVE A NICE DAY   Asrama Aurora yang tempatnya sedikit jauh dari rumah penduduk, membuat kebakaran tersebut tidak diketahui. Hanya tinggal puing-puing bangunan dan reruntuhannya. Mereka tidak membiarkan ada yang tersisa, terkecuali kolam yang berada di belakang Asrama. Yang menjadi saksi bisu dari penyerangan tersebut.   Pangeran Afni dan Pangeran lainnya menuntun Para Putri di bantu oleh Manhanta, Mereka melarikan diri ke hutan dekat desa Cirangi. Namun, persembunyian itu tidak menjamin Mereka terlindungi dari hujan. Ada pohon yang dapat menghalau teriknya sinar matahari, namun bagaimana dengan hujan dan musuh yang bisa saja tiba-tiba datang?   "Lembah yang di maksud dekat dari tempat ini," ucap Pangeran Afni. Dia melihat ke semua hutan tersebut, sementara ada yang membuat tempat untuk beristiraha.&
Read more
Pengkhianat!
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY "Berani sekali Kau!" bentaknya. Dia memegang pipi Laksmi dengan kasar, kemudian orang tersebut membuka penutup wajahnya. Pandu yang tidak bisa lagi tinggal diam, langsung masuk menembus yang lain. Dia menyerang orang tersebut, sehingga berhasil berdiri di depan Laksmi. "Pandu, apa yang Kau lakukan di sini? Pergi, Mereka tidak akan membiarkanmu!" teriak Laksmi, memintanya untuk pergi. "Tidak Laksmi, sekarang Aku ingin melindungimu." Pandu melawan siapapun yang berani mendekati Laksmi, hal itu justru menjadi tontonan bagi anak buah Raja Rana. "Shankar, apa yang harus Kita lakukan?" tanya Arkan. "Divi, Kau tidak boleh ikut ke sana. Pangeran Jiwon, jaga Divi." Shankar dan Arkan sedikit
Read more
Hancurnya Segela Kegelapan
 Selamat MembacaHAVE A NICE DAY   Aquela dan Saguya mundur, setelah kedatangan orang-orang berjubah merah. Mereka membebaskan Laksmi dan membantu Mereka menghadapi musuh, namun hal itu tidak berlangsung lama. Raja Rana datang bersama anak buahnya, Dia tersenyum melihatnya.   "Akhirnya Kalian datang juga," ucap Raja.   "Bebaskan Tuan Justin atau akan terjadi pertumpahan darah!" ancamannya pada Raja Rana.   "Minta pimpinan Kalian datang! Barulah Aku akan membebaskan Justin," balas Raja Rana. Yang sepertinya tidak gentar dengan ancaman orang-orang berjubah merah.   "Pimpinan Kami akan datang, Raja tidak perlu khawatir. Tapi, Pimpinan Kami terlalu baik. Jika, Yang Mulia membebaskan semua dan berdamai Dia akan memaafkan Yang Mulia." Ora
Read more
Dendam
 Selamat MembacaHAVE A NICE DAY   "Siapa Dia?" batin Shankar.   Panah yang hendak di arahkan pada Laksmi dan Pandu masih melayang di udara dan dalam keadaan diam, kemudian hanya dengan tangannya saja. Panah tersebut datang padanya, Dia membalikkan panah tersebut pada Aquela dan Saguya.   "Akhhh." Mereka berdua tidak bisa berkata-kata lagi, karena terkena senjata sendiri.   "Permainan baru saja dimulai," ucapnya.   "Suara itu," ucap Laksmi.   Dia mendekat dengan masih menggunakan jubah berwarna merah, bahkan tangannya lengkap dengan senjata. Sebuah pedang yang terlihat begitu istimewa, terdapat tanda bintang dan api yang berwarna biru.   "P
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status