Semua Bab Sorry, cause I Love You: Bab 51 - Bab 60
78 Bab
Pregnancy
Wanita cantik dengan rambut lurus sebahu itu membelalakkan mata saat beberapa pria memasuki gedung tua kosong itu, satunya mengenakan jaket kulit tebal dengan tubuh tambun, dan yang satu lagi kurus dengan tatto hampir penuh di seluruh lengannya.Pupil mata gadis itu melebar saat melihat seorang pria yang berada di tengah-tengah mereka, good looking, luar biasa. Pria itu memakai setelan warna soft grey motif kotak-kotak. Perawakannya tinggi, kulit putih pucat, badannya sebagus manekin. Satu kata yang terlintas di pikirannya, sempurna."Caroline Lenka D'lyncoln. Itu namamu?" ucap pria tampan berjas kotak-kotak itu."Namaku, Gabrilea Olathe Rosamaria,"  jawab wanita itu santai.Davee merasa tertarik, wanita yang tangan dan kakinya terikat menatapnya sesantai itu? Ini gila."Putri semata wayang Miguel Keiv D'lyncoln?" Davee mengusap pelipisnya, mengulum senyu
Baca selengkapnya
Depression
Pagi itu udara terasa begitu segar, seorang wanita dengan surai tebal lurus sebahu itu bangun dari tidurnya.Ia bergegas mandi, membersihkan diri seperti hari-hari biasanya. Tidak ada yang berubah sekalipun ia berada di tempat baru yang asing.merapikan kamar sebelum kemudian membuka gorden jendela dan menuruni undakan tangga menuju dapur.Ia tidak mendapati siapa-siapa di apartemen itu kecuali pria tampan yang menculiknya. Menculik? Pria itu bahkan memberi fasilitas kamar yang layak dan pakaian yang cukup baginya.Ia membuka kulkas, mencari bahan apa yang mungkin bisa diolah. Setelah mendapatkan beberapa bahan untuk di masak, dengan cekatan ia memasak pancake kesukaannya."Siapa Anda, Nona?" Seorang wanita paruh baya berambut ikal mengagetkannya."Oh ... aku ... aku ... temannya ..." wanita itu tidak melanjutkan kalimatnya karena tidak tahu nama pria yang membawanya ke rumah itu.
Baca selengkapnya
Stay Awake
Emely begitu panik saat menemukan Jack tergeletak di kamarnya dengan menggenggam botol kaca dan beberapa butir obat berceceran. Ia hanya sempat mendengar suara berdenting beberapa menit yang lalu, mungkin suara itu berasal dari botol obat yang jatuh. Ia mengetuk pintu, tidak ada jawaban. Namun pintu tidak di kunci sehingga memudahkannya masuk. Wajar ia merasa khawatir pada Jack, beberapa hari terakhir Jack tidak pernah menyentuh makanan yang ia antar ke kamarnya.Ia menggucang-guncangkan tubuh Jack, sesekali pria itu masih sanggup membuka mata, dengan gugup Emely menelpon dokter."Tunggu, Elly! aku akan segera tiba dalam lima menit. Bantu Jack, usahakan dia tetap terjaga. Lakukan apa pun asal dia tetap terjaga."Diam sejenak."Ada persediaan sirup ipecac yang kutinggalkan dalam kotak obat darurat, berikan obat itu dua sendok untuknya, itu akan merangsangnya agar dapat muntah
Baca selengkapnya
Assassination Plan
Davee mengantarkan Lenka memasuki kamarnya setelah ia pulang dari pemakaman."Jangan banyak melamun, ingat kau tidak sendiri di sini. Jika kau butuh sesuatu,i ngatlah, aku ada di samping kamarmu." Putus Davee sebelum Lenka menghilang ditelan pintu.Davee memasukkan tangannya ke dalam saku celananya, mengambil ponselnya lalu mendekatkannya ke telinga."Dr. Miguel, kau pasti mengenal suaraku, kan?" ucapnya memulai."Kau sedang mencari putrimu?" Imbuhnya."Apa kau lelah menjadi pion, dr. Miguel? Jika kau lelah aku akan siap menjadikanmu sebuah benteng yang akan melindungi raja dalam permainan catur kita.""....""Kau tidak merasa curang? Berapa orang yang telah kau bunuh? Apa kau juga menginginkan putrimu berakhir dalam keadaan tragis seperti orang- orang yang kau curangi? Dr. Miguel, aku tahu kau. Aku punya kartu As untuk menumbangkanmu kapan pun aku menging
Baca selengkapnya
Confession
 "Jangan mengalihkan topik kita, Amm. Aku sedang serius!" Tegur Davee agak kesal."Bahkan kita sudah sepakat untuk menikah kan? Kapan kau bisa berhenti memikirkan dia? Kau juga tahu media sudah mencium rencana pernikahan kita. Apakah kau akan mengacaukan reputasiku, Nona Martin?" Suara Davee terasa menekan hati Ammy. Ia menatap Ammy dengan pandangan menuntut kali ini."Minggu- minggu ini kau menolak ku temui. Mengurung diri di kamarmu meski sekian kali aku mengetuk pintu kamarmu, Jean hanya mangatakan kau baik-baik saja dan butuh banyak istirahat. Kau tidak pernah menjawab teleponku, kenapa? Kenapa juga kau tidak membalas pesan pendek yang kukirimkan? Kau butuh istirahat? Istirahat dari apa Amm? " cecarnya."Aku memang butuh banyak istirahat," jawabnya cepat."Aku butuh istirahat sebab ..." Ammy memutus kata- katanya sambil mengelus perut datarnya. Davee menyelidiki setiap pergerakan Ammy dengan matanya. Menatap tangan Ammy yang berada di ata
Baca selengkapnya
Incident
Ammy menatap dalam-dalam pada lelaki di hadapannya itu saat dokter telah pergi dan Jack  telah sepenuhnya sadar. Selang oksigen yang terpasang pun telah dilepaskan. Hanya ada selang infus yang masih menempel di tangannya. Jack menggenggam tangan Ammy kuat-kuat seolah tak ingin melepaskannya. Matanya tak lepas barang sebentar pun dari Ammy, membuat Ammy ingin berlari dari keadaan itu."Kau menemaniku?" Jack mulai berbicara."Ya, tentu." Ammy beranjak, bangun dari tempat duduknya untuk memulai mengerjakan sesuatu. Mencoba melepaskan tangan Jack darinya. Berusaha menepis semua perasaan perasaan yang bergolak di dadanya."Di sini saja! Aku butuh kau untuk sembuh. Tolong sembuhkan aku." Suara Jack begitu tulus. Tampak begitu jelas ia benar- benar sedang memohon."Jack, aku ingin mengatakan sesuatu. Berjanjilah kau tidak akan melakukan hal bodoh seperti ini lagi." Ammy me
Baca selengkapnya
Incident 2
"Apa rasanya memacari adik kandungmu? menidurinya? Kau bahagia?" Suara Hans penuh penekanan. Tatapan tajam gila mengintimidasi dan terasa seperti menghunuskan pedang tajam di dada Jack."Ah, aku lelah bermain- main dengan kalian. Sepertinya kalian sudah merasa puas dengan penderitaan yang kuberikan.""Apa yang kau inginkan?" Mata Jack kini mengarah pada Hans. Penuh kebencian. Guratan penuh amarah yang tidak lagi terbendung."Apa yang ku inginkan? Tentu saja membunuhmu, juga adik kembarmu. Kau mau tahu kenapa?"Hans memutari Jack, menatapnya dari ujung rambut hingga kaki. Bergerak menjauh."Ayahmu. Salahkan saja Ayahmu. Bob Martin yang menciptakan penderitaan ini pada kalian, bukan aku. Dia telah membunuh istriku. Wanita yang paling berharga untukku. Dia adalah dokter keparat. Dia mencuri jantung yang seharusnya ditransplantasikan pada istriku, Meghan. Dan ia memberikannya pada ibumu hingga
Baca selengkapnya
Who are You
Kalian membohongiku! Hal sepenting ini, seserius ini, kalian menyembunyikan dariku? Huh ... lelucon macam apa ini?" Jack menarik garis lengkung di wajahnya. Matanya dipenuhi kaca- kaca yang nyaris luruh ke pipinya.Ia tidak tahu kenapa takdir begitu tega menganiaya dengan cara keji seperti ini. Ia sudah tidak bisa lagi menggambarkan bagaimana dia terluka, bagaimana dia hancur.Ammy adalah satu- satunya wanita yang ia puja, sekaligus wanita yang membuat hidupnya hancur. Ammy adalah separuh nyawa baginya, sekaligus adik kembarnya.Tega sekali mereka membohongi Jack, dan apa yang harus dia katakan pada dirinya sendiri? Rasa bersalahnya atas sentuhan- sentuhan liar yang pernah dia berikan kepada Ammy. Ia tahu sekarang, kenapa Bob Martin menggenggam tangannya begitu erat seolah ingin menyampaikan sesuatu. Inikah yang ingin ia sampaikan?"Entah hari apa ini? Kenapa semua orang terlihat bajingan di mataku?"
Baca selengkapnya
Dandelion is Us
Lenka menggenggam tangan Davee erat saat ia mengunjungi Ayahnya di penjara."Ayah tidak akan menyeretnya ke penjara juga, kan? Ayah adalah alasan kematian Reinhart Howsman. Apa Ayah juga akan tega mengambil orang yang kucintai untuk kedua kalinya?"Lenka menelan ludahnya perlahan."Dia kekasihku, Ayah," klaimnya. Ia menatap manik mata Davee sejenak, kemudian mengalihkan pandangan pada kuku jari main-main.Miguel menautkan alis."Kau berpacaran dengan putra Hans?""Iya, Ayah. Aku mencintainya.""Kau mendatangi Ayah hanya untuk meminta itu? Bukankah dia yang menculikmu? Apakah dia menyakitimu selama ini? Apa kau ada dalam pengaruhnya maka kau bersikap seperti ini?" Miguel menatap putrinya tak percaya. Memberondongnya dengan seliweran pertanyaan yang menggantung di benaknya."Dia tidak menyakitiku atau  mempengaruhiku. Davew pria yang baik, Ayah. Bahkan memperl
Baca selengkapnya
Don't Go
"Ammy, Without regret i meet you.Without regret i know you, Without regret i love you. No matter who you are, Without regrets i will live or die for you." Jack menghadapkan wajah Ammy padanya. Menggenggam tangan Ammy dengan seikat tulip terselip di sana. Ia ciumi bibir Ammy dalam- dalam penuh cinta. "Sorry, 'Cause i love you, Ammy." Airmata Ammy dan Jack tumpah. Ia peluk tubuh kekasihnya erat. Ia pejamkan matanya kuat- kuat. Saat suara kereta api terdengar mendekat,  memasrahkan dirinya pada takdir. Mereka menyerah atas apa yang sudah tidak mungkin lagi diperjuangkan ....____________Brraaakkk....Jack mengerjap. Mengusap  kepala bagian belakangnya yang mengalirkan kembali darah segar sisa luka kemarin yang kembali terbuka. Kepalanya membentur batu besar, baru kemarin ia mendapatkan pukulan keras
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status