All Chapters of Noda di Seragam Putriku : Chapter 91 - Chapter 100
126 Chapters
Pria yang Menarik
"Kak Fanno tahu enggak kabar kak Aris?" tanya Laila di seberang telepon."Aris? Kemarin aku ketemu dia di lapas, Aris baik-baik saja ... "Fanno belum selesai berbicara, Lintang langsung merebut ponselnya dan tanpa basa-basi lagi dia berbicara pada Laila."Jadi masih berani nanyain Kak Aris? Enggak tahu malu, ya. Udah bikin aib, bikin Kak Aris masuk penjara karena belain kamu, masih sok-sok-an perhatian lagi.""Lin-tang .... " Laila kaget karena tiba-tiba suara di ujung telepon berubah."Iya. Ini aku, Lintang. Kamu mau ngomong apa, Laila? Mau bela diri? Udah jelas-jelas kamu salah. Karena aib kamu Kak Aris dan juga keluarganya termasuk aku jadi ikut viral. Kalau viral yang bagus-bagus sih, enggak apa-apa. Ini viral kok aib. Enggak banget!" Lintang terus berbicara tanpa jeda. Seakan ingin meluapkan kekesalannya pada Laila."Aku tidak pernah menginginkan jadi korban perkosaan. Tidak juga ingin viral karena aib seperti ini. Siapa sih, yang mau
Read more
Benih Cinta yang Lama
"Kak Fanno?" desis Lintang."Kamu kenal?" tanya yang lain."Kenal dong, sepertinya dia bikin kejutan buat jemput aku," seru Lintang girang, "Dah, semua .... " Lintang melambaikan tangan kepada teman-temannya lalu pergi.Sementara teman-temannya melongo dan nampak kecewa. Pangeran ganteng yang sedari tadi jadi incaran mereka rupanya sedang menunggu Lintang."Kirain lagi nyari cewek, enggak tahunya nungguin si Lintang," salah satunya menggerutu."Itu pacarnya Lintang apa bukan, ya?""Beruntung banget, ya, kalau cowok itu pacarnya Lintang.""Mungkin saja sodaranya.""Sepupunya misalkan.""Ah, semoga saja, ya.""Aku daftar, deh, jadi pacarnya."Riuh suara teman-teman Lintang berkomentar tentang Fanno.Sementara Lintang dengan langkah ringan terus berjalan mendekati Fanno yang kini sudah menyadari kehadiran gadis itu.Pemuda itu berdiri tegak setelah Lintang kian mendekat."Kak Fanno?" sapa
Read more
Semakin Dekat
Malam harinya Aji kembali menghubungi Laila tapi beberapa kali dihubungi ponsel anaknya itu tidak aktif. Karena tidak enak hati khawatir ada apa-apa, akhirnya Aji menghubungi ponsel Rani.Wanita 40 tahunan itu merasa heran kenapa malam-malam Aji menghubunginya. Ragu dia menerimanya apalagi tadi siang keduanya sempat terjebak dalam situasi canggung."Ha-lo .... " sapa Rani ragu."Eum, ya, Rani. Aku ... apa Laila sudah tidur?" Pria di ujung telepon juga terdengar gugup."Sepertinya belum, "jawab Rani sambil  mendongak ke arah kamar Laila."Aku menghubunginya tapi tidak aktif.""Sebentar." Rani bangkit dan berjalan menuju kamar Laila. Ini masih jam 8, Rani yakin Laila pasti belum tidur.Benar saja, ketika Rani masuk ke kamarnya, gadis itu belum tidur."Ayah kamu telepon, katanya ponselmu tidak aktif." Rani memberikan ponselnya pada Laila lalu pergi."Maaf, Yah, aku lupa isi baterai," kata Laila pada Ayahnya begitu pons
Read more
Ada Cinta
"Kiriman dari siapa?" tanya Rani ketika melihat Laila membawa dua kantong plastik.Karena terlihat kerepotan, Rani berdiri dan mengambil alih bawaan dari tangan Laila."Di luar masih ada satu dus lagi Bun," katanya sambil memberi isyarat dengan kepalanya."Biar nanti Bunda yang ambil. Kamu duduk saja!"Setelah meletakkan dua kantong plastik besar itu, Rani bergegas keluar. Benar saja disana ada satu buah dus berukuran sedang. Yang ternyata cukup berat.Susah payah Rani membawanya ke dalam rumah. Setelah itu dia menghempaskan tubuhnya ke atas sofa."Isinya apa, sih? Berat banget." Rani mengatur nafasnya yang tersengal."Buka aja, Bun!" Laila tersenyum lucu melihat Bundanya kecapean seperti itu.Meskipun masih cape, tapi Rani memaksakannya diri untuk bangkit karena di dorong oleh rasa penasarannya. Tangannya cekatan membuka tali dan selotip yang menutup kardus tersebut."Beras? Minyak? Ini dari siapa, Nak? Apa bantuan dari
Read more
Menghancurkan Gosip Miring
curkan Gosip Miring"Berita itu sudah menyebar, bukan tidak mungkin rumah ini akan menjadi sorotan." Rani terlihat khawatir."Bunda tenang dulu, ya. Jangan panik, aku mau hubungi ayah dulu." Laila mengusap tangan Rani untuk menenangkan.Kemudian ia meraih ponselnya dan segera menghubungi Aji."Ya, ada apa, Laila?""Ayah sudah baca berita hari ini?""Berita tentang apa? Ayah belum cek ponsel pagi ini.""Tentang Ayah dan Bunda.""Apa?! Tentang Ayah dan Bunda? Berita apa?" Aji terdengar kaget."Ayah baca sendiri, ya. Nanti aku kirim link-nya.""Baiklah, Ayah tunggu."Panggilan berakhir, beberapa detik kemudian Laila mengirimkan link berita yang baru saja dia baca pada ayahnya.Aji segera membacanya dan sontak kaget membaca berita tentang dia dan Rani yang dituduh kumpul kebo lagi."Heran dengan para pencari berita itu tidak pernah mewawancarai aku tahu-tahu berita sudah tayang.
Read more
Pernyataan Mengejutkan
"Hey! Kalian wartawan 'kan?" Suara seseorang terdengar dari belakang mereka.Ketiganya serentak menoleh, dan terlihat kaget."Kenapa kaget? Seharusnya kalian senang bertemu dengan saya.""Anda .... ""Saya orang yang beritanya kalian posting pagi ini. Saya ke sini untuk menawarkan diri supaya besok kalian bisa memajang berita tentang saya di halaman paling depan."Ketiga wartawan itu saling pandang, ucapan pria dihadapan mereka terdengar seperti sindiran. Tapi dia adalah Aji, yang pagi ini beritanya jadi trending topik."Bagiamana?" Aji mengangkat sebelah alisnya."Maksad Anda?" Salah satu dari wartawan itu bertanya."Kalian tahu, apa yang kalian tulis itu fitnah. Saya sama sekali tidak melakukan seperti apa yang kalian tuduhkan. Berati kalian telah memfitnah saya dana Rani.""Maaf, Pak Aji. Kami memang tidak mewawancarai Anda, karena selama ini baik anda maupun Bu Rani terkesan menghindar dari wartawan. Tapi menurut pen
Read more
Kita Perlu Kembali
"Pernyataan apa? " tanya Aji heran karena seingatnya dia tidak berkata yang menyinggung Rani."Pernyataan bahwa kita akan segera menikah, 'kan tidak lucu." Rani memberanikan diri menatap Aji."Oh itu, aku tidak sedang bercanda, kok. Aku memang serius ingin menikahimu," ucap Aji pelan sambil balas menatap Rani.Ucapan Aji tersebut membuat Rani dan Laila terkejut. Keduanya berpandangan heran."Ayah serius?" tanya Laila antusias.Aji hanya mengangguk sambil tersenyum tipis. Ia mengamati wajah Rani yang tanpa ekspresi. Ada sedikit perasaan kecewa, karena dia berharap Rani akan menyambut niatnya dengan senang. Setidaknya wanita itu akan tersenyum atau bahkan tersipu.Tapi kenyataannya, Rani hanya terdiam dengan ekspresi datar."Bun?" Laila mengguncang lengan Rani."Ah, iya!""Aku setuju kalau kalian rujuk," lanjut Laila penuh harap."Kamu main setuju saja, enggak nanya pendapat Bunda dulu?""Memangnya Bunda ...
Read more
Menaklukkan Penjahat
Rani menarik nafas dalam-dalam, ia tidak boleh egois hanya memikirkan perasaannya sendiri."Baiklah, Bunda setuju.""Serius, Bun?" Laila berbinar.Rani tersenyum sambil berkaca keduanya lalu berpelukan. Rani sudah mengambil keputusan, apapun yang akan dikatakan netizen, Rani tak peduli. Setelah masa iddahnya habis, ia siap kembali menjadi Nyonya Aji."Makasih, ya, Bun. Aku seneng dengernya. Ayah juga pasti bahagia. Aku akan mengabari ayah dulu." Laila melepas pelukannya lalu segera menghubungi Aji."Ya, ada apa, Laila?" tanya Aji setelah menjawab salam dari anaknya."Aku punya kabar baik, Yah.""Maksud Kamu?""Coba Ayah tebak." Laila sengaja membuat Aji penasaran."Kamu itu, mau bikin Ayah penasaran, ya?""Ayo, tebak saja!""Ayah tutup teleponnya, ya." Aji balik menggoda Laila."Jangan!""Hmmm.""Ya, udah. Ayah pasti akan seneng mendengarnya kalau sebentar lagi kita akan tinggal bersama
Read more
Disekap
Heru berpikir sejenak, ada baiknya mereka diizinkan beristirahat di sini saja. Toh mereka hanya meminta satu malam dan dia tidak akan keluar kamar."Tempatkan mereka di kamar samping!""Baik, Tuan.""Satu lagi, jangan beritahu siapa pun kalau aku ada di sini.""Beres, Tuan. Itu mah Mamang juga mengerti."Mang Juned turun ke lantai bawah, kemudian menemui tamunya di teras."Maaf lama, kata Juragan saya kalian boleh nginep tapi hanya satu malam.""Makasih, Pak. Tidak apa-apa satu malam karena besok kami akan melanjutkan perjalanan ke atas,"kata Aldi."Mari, lewat sini." Mang Juned mendahului mereka berjalan ke arah samping villa.Aldi dan teman-tema nya saling pandang karena ternyata mereka tidak diizinkan masuk ke dalam villa utama.Akhirnya mereka pasrah hanya bisa masuk bagian samping villa."Kalau ada apa-apa, Mamang di sana, ya. Ketuk saja pintunya." Mang Juned menunjuk pintu yang menjadi penghubung bagi
Read more
Ulah Helen
"Helen? Maksud kamu apa?" jawab suara di seberang telepon yang ternyata adalah Rani."Jadi, kamu mau mengelak?" Helen terdengar sewot."Bukannya mengelak, tapi kamu harus tahu dulu apa yang sebenarnya terjadi.""Tidak penting!" jawab Helen ketus."Kakak kamu di penjara itu karena perbuatannya, ia pantas mendapatkannya.""Kenapa kamu sebagai istrinya tidak mau membela suami sendiri? Malah menggugat cerai dan ninggalin suami yang sedang kesusahan di penjara. Istri macam apa?""Apa pantas suami seperti kakakmu itu dipertahankan? Aku kira semua wanita yang berperan sebagai ibu akan memilih anaknya daripada suaminya bejad seperti Heru." Rani tidak bisa tinggal diam ia terus-terusan disudutkan oleh Helen.Tapi bukan Helen namanya kalau dia menyerah begitu saja."Ya, karena kesalahan terbesar kakakku adalah menikahi kamu.""Dan kesalahan terbesarku adalah jika aku bertahan dengan kakakmu."Setelah berkata seperti itu Ran
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status