Semua Bab Hello, Papa!: Bab 91 - Bab 100
103 Bab
Chapter 91
Setelah kejadian kemarin, Priscilla akhirnya pindah ke rumah Jay hari itu juga. Jay tidak ingin Priscilla celaka lagi, memang Diandra sudah tidak ada lagi di sini tapi Jay tetap khawatir jika Priscilla akan terluka lagi. Priscilla tidak membawa banyak barang saat pindah ke rumah Jay, ia hanya membawa pakaiannya dan beberapa kebutuhan Sera. Sebenarnya di sana semuanya sudah tersedia lengkap untuk Priscilla, tapi Priscilla tetap ingin membawa barang yang ada di kontrakan karena sebagian merupakan hadiah dari orang-orang yang menjenguk Priscilla. Priscilla harus menghargai pemberian mereka, meskipun nominalnya tidak seberapa tapi mereka sudah menunjukkan kepedulian terhadapnya. Saat Priscilla sampai di sana, ia di sambut oleh seorang art dan baby sitter yang ditugaskan untuk membantu Priscilla nanti dalam merawat Sera. Jay tidak sembarangan dalam mempekerjakan baby sitter, ia mengambil seorang baby sitter yang memiliki pengetahuan dan jam kerja tinggi dalam mengurus bayi. Set
Baca selengkapnya
Chapter 92
Kabar tentang rencana pernikahan Priscilla dan Jay sudah tersebar luas di kalangan kolega Andrew, ada yang mendukung pernikahan mereka dan ada juga yang mencibir. Selama Andrew tidak menggubris ucapan mereka, maka Jay juga tidak akan ambil pusing dengan ejekan yang melintas di telinganya. Tapi berbeda dengan Lilyana, ia nampak begitu emosi saat tau keluarganya menjadi bahan ejekan karena Jay dan Priscilla. Awalnya Lilyana menentang rencana pernikahan ini di lanjutkan, tapi setelah Andrew mengancamnya sedikit ia langsung bungkam. Saat jam makan siang, Jay menjemput Priscilla untuk fitting gaun pengantin ke butik. Tadinya Jay ingin fitting di rumahnya saja, tapi Priscilla berpikir itu akan sangat merepotkan karena pihak butik harus bolak balik membawa gaun pengantin. Gaun pengantin yang Priscilla pesan juga tidak terlalu mewah, tapi tetap menonjolkan kesan elegannya. Karena Priscilla masih menyusui Sera, jadi ia meminta di rancangkan gaun yang mudah di lepas bagian
Baca selengkapnya
Chapter 93
Sudah hampir dua minggu Priscilla dan Sera tinggal disini, tentunya kehadiran mereka disini membuat hidup Jay berubah 180°. Rumah yang selalu senyap dan tenang di malam hari, kini menjadi ramai karena Sera biasanya selalu meminta susu pada malam hari. Di pagi hari, Jay mendapat tugas untuk menjemur Sera di bawah matahari pagi. Jay juga kini mulai mempelajari ilmu parenting dan tata cara merawat bayi, ia benar-benar sudah siap menjadi seorang ayah. Bayi kecil itu kini sudah berbobot 5.9 kilogram meskipun usianya baru menginjak satu bulan, tubuhnya yang dulu kecil kini sudah mulai terlihat berlipat-lipat hingga membuat Jay gemas tiap kali melihatnya. Meskipun ada baby sitter tapi Jay selalu mengambil alih untuk merawat Sera, dari mulai memandikan sampai menemani saat malam Sera terbangun padahal Jay sudah sangat lelah di siang harinya. Sekarang saja Jay masih terjaga menemani Sera, padahal jam sudah menunjukkan pukul dua pagi. Priscilla jadi khawatir akan kesehatan Jay, kant
Baca selengkapnya
Chapter 94
Sebelum hari H pernikahan, Jay dan Priscilla pergi ke hotel tempat mereka akan menyelenggarakan acara pernikahan. Mereka harus memastikan semua kebutuhan untuk pernikahan besok sudah siap seratus persen, dari mulai dekorasi hingga makanan semua Priscilla cek secara mendetail. Gaun yang akan ia kenakan juga sudah siap, buket bunga pilihannya juga sudah siap dikirim besok pagi. Priscilla merasa sangat bahagia sekarang, ia beruntung memiliki lelaki seperti Jay untuk menjadi pendamping hidupnya. Jika saja Priscilla kemarin tetap memilih menghidar dari Jay, mungkin kebahagiaan ini tidak akan pernah datang padanya. Karena hari ini hari terakhir Jay melajang, ia meminta izin pada Priscilla untuk pergi merayakan pesta lajangnya bersama Niko dan teman-temannya. Priscilla mengizinkannya asalkan tidak ada masalah yang terjadi di sana, juga tidak boleh melibatkan perempuan. Priscilla nampaknya mulai sedikit posesif terhadap Jay, tapi Jay malah senang dengan sikap Priscilla y
Baca selengkapnya
Chapter 95
Empat jam lagi Jay akan resmi mempersunting Priscilla, rasa gugup di hatinya semakin menggebu-gebu. Sejak semalam Jay tidak bisa tidur dengan nyenyak, setiap akan memejamkan mata bayangan wajah Priscilla selalu melintas di depan wajahnya membuat Jay jadi salah tingkah. Suara tangisan Sera terdengar dari kamar sebelah, biasanya Jay akan langsung pergi kesana jika mendengar Sera menangis tapi kali ini rasanya ia tidak mampu untuk melangkah kesana. Untungnya bayi kecil itu tidak lama menangisnya, Jay kembali merebahkan dirinya di atas ranjang berharap bisa tidur sejenak agar tidak mengantuk nanti saat menjalankan prosesi pernikahan. Suara bel terdengar dari luar rumah, tidak lama kemudian suara langkah beberapa orang naik ke lantai atas. "Sebelah sini kamar pengantin wanitanya," ucap Niko, lalu mengetuk kamar Priscilla pelan. Setelah MUA dan beberapa asistennya masuk ke kamar Priscilla, gantian Niko yang masuk ke kamar Jay. Saat melihat raut wajah Jay Nik
Baca selengkapnya
Chapter 96
Setelah menyusui dan menyetok ASI untuk Sera, Priscilla kembali ke kamarnya karena ia sudah meninggalkan Jay hampir dua jam lamanya. Priscilla mendadak gugup saat ingin masuk ke dalam kamar, karena mulai malam ini ia akan tidur satu ranjang dengan Jay dan mungkin malam ini juga ia akan menunaikan kewajibannya sebagai istri untuk Jay. Saat Priscilla masuk ke dalam kamar, ternyata Jay sudah tertidur lelap di atas ranjang karena kemarin malam ia tidak tidur dengan nyenyak. Priscilla yang belum mandi sejak acara resepsi selesai, kini memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum menyusul Jay tidur. Priscilla membuka koper miliknya untuk mencari piyama yang akan ia kenakan malam ini, namun entah kenapa semua piyamanya kini sudah tidak ada di tempatnya dan berganti dengan beberapa lingerie seksi. Karena tidak ada yang bisa dipakai dengan layak malam ini, mau tidak mau Priscilla akhirnya memakai salah satu lingerie tersebut yang modelnya masih lebih baik daripada yang
Baca selengkapnya
Chapter 97
Priscilla mengerjapkan kedua matanya saat mencium wangi aroma kopi menyeruak masuk ke dalam hidungnya, saat kedua matanya terbuka lebar ia melihat siluet Jay yang tengah berdiri di dekat jendela sembari memegang secangkir kopi. Handuk melilit bagian tubuh bawahnya, dan rambutnya yang masih setengah basah mengalirkan air ke bahunya yang bidang. "Sil, kamu udah bangun?" sapanya. "Baru bangun kok, aku ke kamar sebelah dulu ya liat Sera." Priscilla hendak bangkit dari tempat tidur, tapi Jay menjegal tengannya pelan. "Sera udah aku tengokin kok tadi, dia masih tidur. Stok ASI juga masih banyak, kamu gak perlu kesana." "Oh iya udah, aku mandi aja deh kalo gitu." Karena pertempuran semalam, badan Priscilla terasa tidak nyaman dan lengket sekali. Priscilla sudah mengambil kimono handuk miliknya, tapi tiba-tiba Jay mengambil kimono itu dan melemparkannya jauh. "Gak usah pake handuk," Jay menaikkan satu sudut bibirnya. Dal
Baca selengkapnya
Chapter 98
Setelah mengemasi barang untuk honeymoon besok, Priscilla merebahkan dirinya di atas ranjang Jay. Mulai hari ini ia akan tidur di kamar Jay, sedangkan kamar sebelah akan ditempati oleh Sera dan Desti. Heni, art yang mengurus rumah ini akan tinggal di paviliun. Paviliun itu tadinya hanya di gunakan sebagai gudang, namun sekarang sudah di renovasi senyaman mungkin agar Heni betah menempatinya. Tapi hingga menjelang sore Heni belum juga terlihat di rumah ini, ia juga tidak mengabari siapapun kemana ia pergi. Pada sore hari, Heni baru sampai di rumah entah darimana. Di tangannya menjinjing beberapa buku, dan wajahnya nampak sangat kelelahan. Heni sangat terkejut saat mendapati Priscilla sudah tiba di rumah dan tengah duduk di ruang keluarga, pasalnya yang Heni tau mereka baru akan pulang esok hari dan sekarang Heni tidak menyiapkan makan karena Niko biasanya sudah makan di luar. "Heni, kamu darimana?" tanya Priscilla. "Heni abis main ke rumah temen
Baca selengkapnya
Chapter 99
Keesokan harinya, di pagi-pagi buta. Priscilla, Jay dan juga Desti sudah bersiap-siap untuk berangkat ke pulau Bali. Menempuh perjalanan selama hampir dua jam, mereka kini akhirnya sampai di bandar udara Gusti Ngurah Rai. Desti yang tidak pernah berlibur sejauh ini, nampak sangat senang sampai terus mengucapkan terimakasih berkali-kali kepada Priscilla dan juga Jay. Karena Priscilla suka dengan suasana pantai, jadi Stefani memesankan resort yang berada dekat dengan pantai. Begitu melihat hamparan air laut di depan matanya, Priscilla langsung lupa diri dan ingin cepat-cepat sampai ke resort agar bisa bermain di pantai. Benar saja, saat mereka sampai di resort Priscilla langsung mengganti pakaiannya dan keluar menuju pantai dengan menggunakan celana hotpants dan kaus oblong oversize. Jay padahal sudah berantisipasi dengan menyembunyikan semua bikini milik Priscilla, tapi ternyata istrinya itu pintar menjaga keindahan badannya tanpa perlu Jay nasihati. Priscilla nampak b
Baca selengkapnya
Chapter 100
Keesokan paginya, Stefan langsung menyiapkan semua kebutuhan untuk pernikahannya dengan Shaelana. Andrew sempat tidak setuju dengan pernikahan mendadak ini, karena Andrew yakin ada yang tidak beres dengan Shaelana. Namun Stefan nampaknya tidak perduli dengan kekhawatiran Andrew, ia tetap mengurus pernikahannya dengan Shaelana tanpa persetujuan Andrew. Dengan menggunakan gaun pengantin dan tuxedo yang tersedia di butik, Stefan dan Shaelana menikah dengan hanya dihadiri oleh Andrew, Lilyana dan beberapa kerabat Shaelana yang ada di Indonesia. Shaelana berjalan menuju altar di dampingi oleh sepupu jauhnya, kedua orang tua Shaelana tentu tidak tau tentang pernikahan ini. Shaelana menutupi dari seluruh kerabatnya dengan berkata kalau kedua orangtuanya berhalangan hadir hari ini, jika kedua orangtuanya tau kalau Shaelana menikah dengan lelaki lain tentu mereka akan menentang keras pernikahan ini. Bisnis keluarga Shaelana bergantung pada Hendrick, jika ia sampai gagal m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status