Semua Bab Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas: Bab 151 - Bab 160
175 Bab
Part 51D
 'Siapa yang mau membesuk aku.'Aryo bertanya-tanya terus dalam hati. Dia mencoba menebak kalau orang yang ingin membesuknya adalah Meli. Namun, dia menjawab, pasti tidak mungkin kalau istrinya. Masalahnya Meli di kampung. Apalagi Santi sangat pasti mustahil.Pikirnya kacau, dia tidak tahu dan tidak bisa menebak siapa yang akan membesuknya."Astagfirullah!" ucap Aryo.Aryo menabrak sipir tidak sengaja. Kepalanya terantuk ke dada bidang sipir itu."Kalau jalan pakai mata!" amuk sipir.Arya mengusap matanya sambil berpikir. 'Jalan pakai mata? Bagaimana ceritanya jalan pakai mata?' tanya Aryo dalam hati."Ayo cepat jalan! Ntar keburu habis waktu besuk."Sipir memborgol kedua tangan Aryo. Sementara Aryo mengikuti perintah sipir. Aryo dan Sipir berjalan dengan lunglai. Tidak berapa lama, Mereka sampai.Di ruang tunggu ada seorang wanita yang sedang sibuk dengan make up nya. Dia mengoles eyeshadow. Pa
Baca selengkapnya
Part 51E
"Umak ...!" ucap Meli. Bibirnya gemetar, dia tidak percaya kalau ibunya diusia senja masih saja kena sanksi.Suasana ruang tunggu diselimuti sedih. Buliran air mata semakin deras membasahi pipi Mak Yeni dan Meli.Kalau sudah berhubungan dengan pihak berwajib, rasa sesal kini mendera dirinya."Tolong lepaskan aku dari sini, Meli! Aku nggak mau mendekam di balik jeruji besi. Jangan kamu mengikuti ego.""Aku juga ingin bebas dari sini. Jangan Mak Yeni dan Mbak Ayu yang kamu lepaskan. Aku ini suami kamu, Mel!" seru Aryo.Aryo tidak ingin mendekam lama-lama di dalam penjara. Sudah dua kali ini dia masuk ke dalam penjara. Namun, dia belum jera dan masih saja belum bertaubat."Enak saja! Kamu kira membebaskan dirimu semudah membalikkan telapak tangan. Kalau ada uangmu, baru aku mau mengurusnya."'Sial! Berarti selama ini Meli hanya
Baca selengkapnya
Part 52A
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 52: Yoga Bereaksi Flash back onYoga pergi ke ruang satpam lalu bertanya kepada satpam."Mohon maaf, Pak. Boleh kah aku melihat hasil rekaman CCTV di sudut lorong dekat ruang Mawar lantai 1?" tanya Yoga kepada penjaga post satpam."Ada apa dengan lorong itu?" tanya Rivan. Namanya terlihat jelas di name tag nya disulam di atas saku bajunya sebelah kiri.Rivan heran kenapa pria itu bertanya hasil rekaman CCTV. Dia mengambil kotak bungkus rokok lalu menyalakan korek api. Rivan merokok di dalam ruang post satpam."Ada yang ingin kucari tahu."Yoga merogoh dompetnya di saku celana. Dia memberikan dua lembar kertas warna merah."Apa ini?" tanya Rivan."Ambil saja, Pak. Sebagai uang lelah bapak mengikuti apa yang ingin aku mau."Air liur Rivan mengalir deras. Dia sangat tergiur melihat uang kertas itu. Apalagi dia dapatkan secara cuma-cuma. Untung saj
Baca selengkapnya
Part 52B
 "Serius, Pak!" tanya Rivan. Dia kurang percaya nominal yang disebutkan Yoga baru saja."Serius. Ngapain aku bohong."Rivan berpikir sejenak. Tiba-tiba, uang dua juta itu terus menari-nari di benaknya.'Tidak ada kesempatan datang dua kali. Mau tidak mau, aku harus terima.'Rivan masih saja berpikir antara uang dua juta dan resiko yang akan dia terima. Godaan uang dua juta lebih kuat daripada akibat yang akan dia terima."Ok! Aku terima."Tidak buang-buang waktu, Rivan mengotak-atik ponsel miliknya. Dia menghubungi kawan shift nya."Hallo! Sudah di mana, Yudha?" tanya Rivan setelah sambungan telepon terhubung."Masih di kantin. Baru saja usai salat. Ada apa itu?" jawab Yudha setelah sambungan telepon terhubung.Rivan melirik ke arah Yoga. Tiba-tiba, dia berubah pikiran."Ada apa, bro?" tanya Y
Baca selengkapnya
Part 52C
 Rivan tidak menjawab pertanyaan Ardi. Dia tidak jadi membuka baju dokter yang dia pakai. Hampir saja Rivan ketahuan."Bu-bukannya dokter yang mencek kondisi Om Arya barusan?" tanya Ardi polos.'Sial! Kalau lama-lama di sini, bisa bahaya. Lebih baik aku cepat-cepat keluar dari sini.'Rivan tidak menjawab pertanyaan Ardi. Dia pergi melangkah dengan langkah kaki yang cepat meninggalkan Ardi. Namun, Ardi tidak puas karena Rivan tidak menjawab pertanyaannya."Dokter mau kemana? Pertanyaanku belum dijawab, Dok!"Rivan tidak menoleh sama sekali ke belakang. Dia terus melangkah tanpa henti. Pengunjung yang lain lalu lalang menelusuri lorong rumah sakit.****Suara pintu terbuka, Dokter yang menangani Arya terkejut. Ada seorang pria tanpa basa-basi masuk ke dalam ruangannya."Maaf, Dok. Permisi!" ucap Yoga.Yoga melan
Baca selengkapnya
Part 52D
 Flash back off****"Maafkan aku, Bu!" jelas Wildan.Santi masih saja tidak terima. Pikirannya masih tidak menerima. Sepertinya ada yang janggal kejadian ini."Coba katakan kenapa Mas Arya bisa divonis kanker otak?" tanya Santi kembali."Sudahlah, Bu. Pekerjaanku masih banyak. Ibu harus ikhlas menerima kenyataan yang ada. Buat apa aku mengarang cerita kalau adanya tidak benar."Wildan berusaha menutupi kesalahannya. Segala macam cara dia lakukan.Santi sudah berusaha mencari tahu, tapi hasilnya nihil. Pikirannya lelah seperti mengerjakan sesuatu yang sia-sia."Terima kasih dokter atas informasinya. Semoga Mas Arya bisa diselamatkan. Kalau begitu aku permisi, Dok!"Santi menangkupkan kedua tangan ya lalu ia sejajar kan sedada."Assalamualaikum," ucap Santi."Waalaikumsalam," j
Baca selengkapnya
Part 52E
"Halo Santi sayang ...!" sapa Yoga.Yoga memandang Santi dengan genit. Sesekali matanya dia kedipkan.Santi melangkah menghindar dari sentuhan Yoga. Yoga semakin tidak bisa menahan gejolak asmara rindu. Sehingga dia sangat bringas ingin memeluk Santi."Jangan sentuh aku! Jangan coba-coba kurang ajar kepadaku!" amuk Santi."Kamu telah menyia-nyiakan aku. Maka dari itu, kamu tidak bisa lolos dari genggamanku, paham!"Kebetulan pada saat itu di lorong rumah sakit yang dilintasi Santi sepi. Tidak ada satu orang pun yang lewat. Tidak biasanya lorong itu sepi.'Ya Allah! Aku mohon kepadamu. Lindungilah aku dari manusia biadab ini. Cukup sekali saja dia ingin merampas mahkota kesucian aku ketika  berkunjung ke kampung halaman.'Santi terus berusaha menghindar dari terkaman Yoga. Walaupun kakinya gemetar, ia berusaha sekuat tenaga agar lepas dari Yoga.Yoga senyum bringas. Dia sudah dihantui hawa nafsu yang tidak baik. Keringat di
Baca selengkapnya
Part 53A
Yoga senyam-senyum melihat Santi yang ketakutan. Ardi masih saja tidur lelap di atas sofa."Maaf kalau aku sudah lancang masuk ke sini. Maksud kedatanganku kemari mau besuk suamimu yang tidak jadi."Yoga berjalan menghampiri Santi. Sementara Arya masih saja tidur terlelap berlayar ke pulau seribu.Santi sudah ketakutan melihat wajah Yoga. Ia kira mimpinya tidak jadi kenyataan. Ternyata Yoga sudah ada di depan mata kepalanya sendiri."Pergi kamu dari sini! Jangan pernah sentuh aku."Santi masih trauma mimpinya. Ia tidak tahu kenapa Yoga bisa masuk ke dalam kamar Arya. Sekilas ia melirik ke arah layar ponselnya melihat jam. Sudah pukul 22.34 Wib, tapi Yoga masih saja bisa datang membesuk."Pergi dari sini! Kalau kamu tidak pergi sekarang juga, aku akan teriak minta tolong."Yoga semakin mendekat, matanya mendelik tajam. Napasnya sudah tidak teratur. Di benaknya, Yoga harus bisa mewujudkan impiannya yang terbengkalai di masa silam.
Baca selengkapnya
Part 53B
Yoga mengulas senyum smirk, pertanyaan Santi sangat konyol dia dengar. Yoga sudah membuat Arya dan Ardi tidur dengan lelap agar dia bisa bereaksi dengan leluasa."Mas Aryo cepat bangun!" ucap Santi.Santi terus berusaha membangunkan Arya. Namun, tidak ada sama sekali membuahkan hasil.Yoga menghampiri Santi. Wajahnya dengan wajah Santi hanya berjarak dua centimeter.Santi menahan napas dan memejamkan matanya sekejap. Otaknya berpikir, ia tidak boleh lengah. Ia takut kalau Yoga melakukan hal yang tidak diinginkan kepada dirinya.Seketika ia menampar wajah Yoga dengan keras. Yoga merintis kesakitan. Pukulan yang diberikan Santi kepada Yoga membuat dirinya semakin naik pitam."Kamu kira aku bakalan membiarkan kamu lepas begitu saja. Silahkan kamu teriak minta tolong atau berusaha membangunkan Arya atau Ardi. Mereka berdua tidak bakalan bangun. Aku sudah menaruh obat tidur kepada mereka berdua."Yoga tertawa puas melihat misinya berjalan
Baca selengkapnya
Part 53C
 Santi pasrah dengan keadaan yang ada. Ia sudah berusaha menghindar, tapi apalah daya.****Flashback on"Kalau jalan pakai mata!" amuk Yoga ketika dia buru-buru masuk ke dalam perpustakaan sekolah."Ma-maafkan aku," jawab Santi terbata.Santi mengambil buku yang jatuh dari tangannya. Namun, Yoga menginjak-injak buku yang jatuh sehingga buku yang dipinjam Santi lecek, bahkan kotor dan robek.Seketika Santi merah padam kepada Yoga."Kamu itu jahat dan tidak ada sama sekali perasaanmu! Kamu tahu nggak, buku ini milik perpustakaan sekolah. Kalau sempat kotor dan sobek, aku bakalan mengganti.""Siapa suruh kamu jalan nggak pakai mata! Dasar cewek buta!"Yoga terkesima pada saat memandang tajam kedua bola mata Santi. Kedua bola mata mereka berdua tidak berkedip.'Cantik juga anak ini! Kamu akan aku
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status