Semua Bab Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas: Bab 141 - Bab 150
175 Bab
Part 49D
"Sudah dua bulan. Meli divonis dokter kanker rahim. Penyakit yang dia derita sudah tidak bisa diobati lagi.""Lebih bagus dia mati sekarang juga, daripada hidup. Kehadirannya ke muka bumi ini selalu meresahkan!" sentak Santi.Aryo tidak terima perkataan Santi kepada Meli."Lebih bagus kamu diam, Santi! Walau bagaimanapun, Meli itu manusia. Dia itu istriku, dengan kata lain Meli itu madu kamu."Darah Santi mendidih mendengar ucapan Aryo. Dia sudah tidak sabar lagi menghadapi Aryo, Meli dan Mak Yeni."Dasar suami tidak bertanggungjawab! Kamu itu pria tidak berguna!"Santi memukul kepala Aryo dengan tangannya, Aryo kewalahan. Tidak tahu kenapa, Aryo lemah kali ini dan tidak bisa berkutik."Lepaskan, Santi! Kamu itu jangan bodoh!"Aryo meronta dan terus berusaha menghindar dari terkaman Santi.Arya hanya melihat adegan yang terjadi di depan mata kepalanya. Sementara Dion sudah pergi lari membawa kabur benda berharga yang bis
Baca selengkapnya
Part 49E
Mak Yeni mengedarkan pandangannya mencari Santi."Santi itu bodoh, Mak! Pokoknya Umak pura-pura sakit atau pasang wajah memelas. Biar dia iba dan kasihan kepada Umak. Bilang saja kalau aku sakit atau apa lah. Pokoknya aku nggak mau tahu, minggu ini aku mau ke Bali. Jadi, aku butuh modal buat hura-hura di sana!" jelas Meli panjang kali lebar.Mak Yeni menghela napas sambil mengedipkan matanya. Nafsu Meli membuat segala macam cara dihalalkannya."I-iya," jawab Mak Yeni."Ooo ... Jadi kamu dan Meli sekongkol?! Kamu kira bisa mengelabui aku? Hah!" bentak Santi.Santi menjewer daun telinga Mak Yeni. Ia sudah tidak peduli lagi usia Mak Yeni yang sudah senja. Prinsipnya, kalau dia salah. Maka harus dikasih pelajaran."Betul kata pepatah itu, buah mangga tidak jauh jatuh dari pohonnya. Berarti, kamu juga dulu seperti ini. Itu sebabnya, Meli juga menghalalkan segala macam cara demi mendapat kesenangan dan kekayaan walaupun itu tidak baik cara meraihn
Baca selengkapnya
Part 50A
  Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu Menyesal Part 50: Salah Sasaran "Iya! Ini aku?" jawab Ayu. "Kenapa kamu bisa di sini?" tanya Santi kembali. Santi semakin tidak mengerti teka-teki yang diberikan Meli, Mak Yeni, dan Ayu.  Arya geleng kepala melihat Ayu yang begitu lancang menampar orang tua. "Ayu!" ujar Mak Yeni. Ayu mengedipkan matanya. Dia memberi kode kepada Mak Yeni agar ibunya mengerti apa maksudnya. "Dari dahulu sudah aku bilang! Jangan pernah mengikuti perintah Meli. Dia itu sudah gila, Mak!" seru Ayu. 'Kenapa Ayu menampar wajah Mak Yeni? Ada apa gerangan?' ucap Santi dalam hati. "Aa-aku itu sudah tidak ada pilihan lain. Aku tidak mau Meli berbuat nekad dan diluar batas akal sehatnya." "Emangnya, Meli kenapa Mak?" tanya Ayu. Mak Yeni berpikir sejenak. Perlahan dia melangkah menjauh dari Ayu. Matanya mulai berembun, seketika dia teringat pesan Meli. "Me-Meli itu
Baca selengkapnya
Part 50B
 Ayu tidak menyangka kalau Arya yang akan menjadi korban. Padahal niatnya ingin mencelakai Santi.Mak Yeni, Dion dan Arya ikut lari. Sementara Arya masih terkapar dan meringkuk kesakitan."Mas Arya!" teriak Santi.Pandangan Arya mulai berkunang-kunang. Rasa sakit yang dia alami tidak seperti biasanya."Mas Arya! Ka-kamu nggak kenapa-kenapa?" tanya Santi.Santi tidak tahu harus berbuat apa. Sementara di dalam rumah Santi cuma ada dirinya dan Arya.Aryo berhenti sejenak. Di benaknya terlintas ide cemerlang."Berhenti! Aku ada ide."Mak Yeni, Ayu dan Dion tiba-tiba berhenti. Pandangan mereka semua tertuju kepada Aryo."Bagaimana kalau kita memperalat keadaan yang ada."Mak Yeni, Dion dan Ayu heran dan saling adu pandang. Mereka tidak mengerti maksud dan tujuan Aryo."Maksud kamu apa?!" tanya Dion.Dion memberanikan diri dan menghampiri Aryo."Sekarang di dalam rumah ada saudara kemba
Baca selengkapnya
Part 50C
"Ka-kamu?!" tanya Mak Yeni spontan. Dia tidak percaya kenapa Santi bisa berada di belakangnya."Iya. Ini aku. Kenapa kamu terkejut?" balas Santi.Tiba-tiba, Aryo mengayunkan kakinya dengan cepat menghampiri Mak Yeni dan Santi."Hei! Apa yang kamu lakukan! Kamu mau cari mati? Hah!" sentak Aryo dengan pongahnya.Aryo menjewer daun telinga Santi. Tidak hanya itu, dia mendorong tubuhnya Santi sampai ambruk ke lantai dengan cepat."Rasakan itu!" ucap Aryo.Aryo menatap Santi dengan sorot mata yang sangat tajam. Matanya tidak berkedip seolah mau keluar dari sarangnya."Sekarang aku akan menghabisi nyawamu! Agar semua harta kekayaanmu jatuh kepada aku. Kamu memang pantas menyusul Dhea ke surga."Aryo sudah mencekik leher Santi dengan kuat. Serangannya sangat buas laksana seekor induk macan yang ingin menghantam mangsanya.Ayu memijak-mijak lengan Santi dengan penuh tenaga. Dia sangat puas bisa menghantam Santi dengan leluasa.
Baca selengkapnya
Part 50D
"Ardi!" ucap Santi.Santi heran kenapa bisa datang di waktu yang tepat."Tante nggak kenapa-kenapa 'kan?!" tanya Ardi khawatir.Ardi membantu Santi berdiri. Seketika Santi memeluk tubuhnya Ardi."Alhamdulillah kamu datang. Kalau nggak, aku sudah tiada di muka bumi ini."Santi berdiri dibantu Ardi."Tolong pegangi tanganku dan bantu aku berjalan masuk ke dalam!" perintah Santi kepada Ardi.Sementara Ayu, Dion dan Mak Yeni sudah diborgol dan di bopong masuk ke dalam mobil polisi.Wajah Ayu cemberut dan kesal. Sementara Aryo menangis terisak. Mak Yeni tidak berkata apa-apa. Hanya rasa sesal yang terlahir di dalam dirinya.****"Bagaimana kabar kamu, Mas Arya?" sapa Santi. Ia baru saja sampai di ruang rawat tempat Arya berobat.Ardi menoleh ke asa
Baca selengkapnya
Part 50E
Ardi menunjuk ke arah Santi. Santi menghela napas lalu membuangnya dengan kasar.Santi tidak ada sama sekali berniat untuk membohongi Ardi atau siapa pun itu. Ia hanya ingin membuat Aryo, suaminya kembali ke pelukannya. Namun, kenyataannya tidak sesuai dengan kenyataan."Tante jahat! Tega sekali membohongi aku!" seru Ardi.Ardi kecewa kepada Santi. Dia tidak menyangka kalau tantenya setega itu kepada dirinya. Ardi sangat menginginkan dede bayi yaitu janin yang dikandung Santi. Ternyata hanya bohong semata."Ardi ... Tante melakukan ini dengan keadaan terpaksa. Aku sudah buntu dan tidak tahu harus berbuat apa lagi agar Om Aryo kembali ke dalam pelukanku. Itu sebabnya aku menyusun rencana seperti itu.""Aku tidak peduli. Sekali tante pembohong, seumur hidupku, tante tetap pembohong!" amuk Ardi.Ardi sangat merindukan Dhea. Itu sebabnya dia sangat k
Baca selengkapnya
Part 51A
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 51: Kedatangan Yoga  Tiba-tiba Santi batuk dan tidak khusuk dalam melaksanakan salat asar."Assalamualaikum warahmatullaah," ucap Santi.Santi telah usai melaksanakan salat asar. Perasaannya tidak tenang. Setelah selesai berdoa, dia membuka mukenah dan melipat sajadahnya. Setelah semua sudah aman, ia melangkah keluar dari musholah. Santi menyusuri setiap lorong menuju kamar Arya."Santi!" sapa pria.Pria itu memakai jas hitam, dasi abu-abu dan celana goyang.Santi menatap ke asal suara itu. Ia mencoba mengingat-ingat siapa pria itu. Namun, ia tidak bisa menerka ataupun mengingatnya lagi."Maaf dengan siapa? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Santi.Santi kembali menundukkan pandangannya. Tidak berapa lama, pria itu mengukir senyum smirk."Kamu ada-ada saja. Masa sama aku sudah lupa. Oh iya, perkenalkan nama aku Yoga Prat
Baca selengkapnya
Part 51B
Pipinya sangat panas akibat tamparan yang diberikan Yoga."Kamu memang pantas mendapat tamparan seperti itu. Pertama, kamu itu sudah menolak lamaran aku. Kedua, kamu sudah berani menampar wajah mulus aku. Aku jamin, kamu bakalan jatuh hati kepadaku."Yoga masih saja meracau. Dia tidak terima atas perlakuan yang diberikan Santi. Sementara Santi sudah jauh melangkah.'Ke arah mana Santi pergi?' tanya Yoga dalam hati.Yoga mencari ide. Dia duduk di kursi depan ruangan. Sesekali dia mencari ide untuk mendapatkan keberadaan Santi.'Yes! Aku ada ide. Lihat saja Santi, kamu pasti jatuh ke dalam pelukanku.'****"Ardi ...! apa yang terjadi?" tanya Santi.Santi baru saja sampai di ruangan Arya.  Arya sudah tidak ada lagi berbaring di atas brangkar.Santi mulai panik. Ia mencari Ardi ke se
Baca selengkapnya
Part 51C
Santi merasa sedih, disaat detik-detik rasa cinta tumbuh di jiwanya. Kini pria yang ia cinta sedang antara hidup dan mati. Santi bersimpuh dan menadahkan tangan.  "Ya Allah, aku mohon berilah keselamatan kepada Mas Aryo!" "Ayo tan! Kita ke ruang ICU sekarang. Agar secepatnya dilakukan tindakan demi keselamatan Om Aryo." Mau tidak mau, Santi bangkit mengikuti perintah Ardi. Ardi memapah Santi. Langkah demi langkah Ardi dan Santi terus melangkah. Setiap sudut lorong mereka susuri dengan pelan. Tidak butuh waktu lama, Ardi dan Santi  sampai di depan ruangan ICU.  "Bagaimana keadaan Mas Aryo?!" tanya Santi kepada salah satu perawat yang sedang bertugas. Kebetulan perawat ini baru saja keluar dari ruang ICU. Perawat itu melihat ke asal suara itu. Dia membuka maskernya lalu menjawab, "Kabar pasien alhamdulillah sudah membaik. Untung saja adik ini mau menanda tangani surat pernyataannya. Kalau tidak, dokter pasti tidak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status