Lahat ng Kabanata ng Kisah Pewaris Milyader: Kabanata 1711 - Kabanata 1720

Nicole tidur sangat nyenyak. Ketika dia merasa seseorang masuk, dia membuka matanya dan duduk dengan linglung."Kamu kembali?"Clayton memandangnya tanpa daya dan tersenyum. “Kamu tidak pergi berbelanja? Apa kamu lelah? Aku menelepon kamu beberapa kali, tetapi kamu tidak menjawab, jadi aku menelepon Nona Quimbey. Dia mengatakan bahwa kamu sudah kembali beberapa waktu yang lalu. Bukankah kita setuju bahwa aku akan menjemputmu?”Nicole mengulurkan tangannya, jadi Clayton menghampiri dan mengangkatnya, lalu meletakkannya di sofa."Oh, aku kembali lebih awal."Adapun alasannya, Nicole tidak ingin menyebutkannya sekarang.Clayton tidak keberatan dan membelai rambutnya."Apakah kamu lapar? Apakah kamu ingin aku memasak sesuatu untuk kamu?"Nicole menyentuh perutnya dan mengangguk.Clayton tersenyum, menciumnya, lalu bangkit dan pergi ke kamar tidur. Dia pertama-tama pergi untuk berganti pakaian, lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangannya.Nicole dengan santai meliriknya dan

Nicole mengerutkan bibirnya dan mengangkat matanya untuk melihat Clayton. Dia berbicara dengan sangat yakin.“Benda ini rusak. Ketika aku membelinya, wanita tua itu berkata bahwa lebih baik mencoba beberapa kali lagi. Ketika aku melihatnya sebelumnya, itu jelas satu batang, tetapi sekarang menjadi dua. Pasti ada yang salah dengan alat tes kehamilan ini.”Clayton memandang Nicole, tercengang. Kegembiraan di hatinya sangat ditekan, dan dia tampak sedikit tidak percaya."Betulkah?"Nicole menganggukkan kepalanya.Clayton menurunkan matanya. "Lalu haruskah aku membeli lebih banyak?"Nicole menggelengkan kepalanya. "Tidak dibutuhkan. Aku membeli banyak dari mereka. Aku akan mencoba lagi besok pagi.”Begitu dia mendengar ini, hati Clayton menjadi tenang. Dia menganggukkan kepalanya. "Oke."Dia kemudian membuang alat tes kehamilan dan mencuci tangannya sebelum kembali tidur.Setelah dia mematikan lampu, ruangan itu kembali gelap.Clayton berbaring di samping Nicole tetapi tidak mera

Matahari bersinar terang, dan lapisan awan menggantung di langit biru yang tampak seindah lukisan cat minyak.Nicole berdiri di bawah sinar matahari, mengerutkan alisnya. Wajahnya yang cerah dan lembut agak pucat, tetapi dia dengan sangat sabar mendengarkan Clayton menyelesaikan apa yang ingin dia katakan. Setelah itu, dia mengungkapkan ekspresi bingung dan tidak mengerti.Bagaimana Clayton berpikir bahwa Nicole akan menggugurkan bayinya?Nicole menatapnya. Nada suaranya tenang saat dia berkata, "Bukankah kamu mengatakan bahwa kamu akan bertanggung jawab?"Clayton berhenti. Tatapannya membeku, dan dia tampak agak tidak percaya."Apa katamu?"Ekstasi di matanya muncul di wajahnya. Dia melompat keluar dari mobil dan berdiri di depannya dalam beberapa langkah."Katakan lagi?"Nicole bingung. “Aku bertanya padamu sebelumnya. Kita harus bicara dengan ayahku dulu. Jika dia setuju, maka aku tidak akan keberatan…”Mata Clayton sedikit merah. Kejutan ini datang begitu tiba-tiba sehingg

Kegugupan Clayton pada awalnya dibenarkan.Setidaknya, semenit sebelum Clayton membuka mulutnya, dia masih santai. Setelah Clayton selesai berbicara, dia merasa gugup, khawatir, dan tegang.Itu lebih menakutkan daripada ketika Clayton menutup kesepakatan besar pertamanya.Clayton berpikir bahwa penampilannya baru-baru ini cukup bagus karena sikap Floyd terhadapnya sangat bagus.Namun, pada saat ini, Clayton merasa itu jauh dari cukup.Itu terlalu berisiko.Clayton sangat khawatir tentang zigot kecil di dalam rahim Nicole sekarang.Dia bertanya-tanya apakah Nicole masih bisa menjaga bayinya.Wajah Floyd benar-benar tanpa kebahagiaan. Kegelapan dan pengawasan di matanya sangat menakutkan.Perasaan tercekik semacam ini seperti batu besar yang tergantung di atas kepala Clayton.Kai juga tidak ikut campur dan diam-diam menonton, yang jarang terjadi.Nicole melihat ekspresi gugup Clayton, lalu menatap wajah Floyd dan langsung merasa sedikit tak berdaya.Dia batuk dan menatap ayah

Nicole tahu dari kata-kata Floyd bahwa Floyd sebenarnya tidak puas dengan Clayton. Dia hanya tidak bisa menerima kehamilan yang tidak terduga ini.Pada akhirnya, Floyd hanya takut putrinya akan dirugikan.Hati Nicole terasa hangat. Dia memegang lengan Floyd dan tersenyum.“Ayah, dia tidak berani. Ini hanya kecelakaan. Ketika kami datang ke rumah sakit, dia bahkan berpikir bahwa aku tidak menginginkan bayi itu. Dalam perjalanan ke sini, dia terlihat sangat sedih, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Dia menghormati aku sepenuhnya. Karena kita akan menikah cepat atau lambat, mengapa tidak menyetujuinya?”Floyd mengangkat alisnya. Matanya penuh keraguan."Betulkah?"Nicole mengangguk.Floyd menghela napas. "Tapi aku masih berpikir bahwa kamu terlalu baik untuknya dan dia mendapat banyak hal!"Nicole berkata, “Ayah, Clayton tidak punya saudara lagi. Semuanya ditentukan oleh keluarga kami. Aku sangat mendengarkan kamu, jadi kamu seharusnya tidak membuatnya takut dengan mudah. Dia su