Semua Bab My Daughter's Teacher: Bab 11 - Bab 20
112 Bab
Part 11
Ucapan Jagat terus saya terngiang di benaknya hingga membuat mood mengajarnya hari ini menjadi hilang dan akhirnya ia memutuskan untuk langsung pulang ke rumah setelah ia pulang dari rumah Shagun.“Jasmine, kamu udah pulang?” Mardina mengerutkan keningnya saat tak ada respon dari anak bungsunya itu.“Jasmine.” Sekali lagi Mardina memanggil anak bungsunya yang langsung berjalan menaiki anak tangga dan mengabaikannya.“Ha? Iya, Ma?” Jasmine menghentikan langkahnya dan menolehkan kepalanya ke arah sang mama.“Kamu itu udah Mama panggil sampai dua kali loh, Sayang. Kamu melamun? Kamu lagi ada masalah?” tanya Mardina.Jasmine menurunkan kedua bahunya bahunya saat ia memutar arah tujuannya dan berjalan menghampiri sang mama yang saat ini sedang duduk di sofa ruang tengah.“Muka kamu kok kelihatan lesu gitu? Kamu lagi ada masalah? Atau jangan-jangan kamu kecapekan gara-gara kerja sana-s
Baca selengkapnya
Part 12
Hari ini hari sabtu, seperti biasanya Jasmine dan Benjamin terkadang menyempatkan waktu untuk joging di pagi hari saat akhir pekan seperti ini. Mereka berdua memanglah anak dan papa yang kompak.Dari pada Rosaline, si anak sulung dari Benjamin dan Mardina, Jasmine si anak bungsu malah  lebih dekat dengan Benjamin. Jasmine sering menghabiskan waktunya dengan sang papa.“Udah yuk, Pa. Kita pulang,” ajak Jasmine. Saat ini mereka sedang joging di sekitar rumah mereka jadi tak perlu waktu yang lama atau perlu menempuh jarak yang jauh untuk mereka sampai di rumah.“Iya, Mama pasti udah buatkan kita jus jeruk,” ucap Benjamin.“Issh ... Papa salah. Kali ini kita nggak minum jus soalnya tadi malam aku udah pesen sama mama kalau pagi ini aku minta dibuatkan kolak kacang hijau,” ucap Jasmine.“Wah enak juga itu. Udah lama juga Papa nggak minum kolak kacang hijau. Biasanya kalau minuman yang di supermarket itu cum
Baca selengkapnya
Part 13
Jasmine mengendarai mobilnya menuju tempat biasa ia nongkrong bersama teman-temannya. Meskipun ia sangat sibuk tapi ia selalu menyempatkan waktu kala temannya mengajak berkumpul. Dan ia rasa hang out bersama teman-temannya adalah alternatif yang bagus untuk melepas penat setelah disibukan dan dipusingkan dengan pekerjaan.“Jasmine!”                        Jasmine menolehkan kepalanya menoleh ke asal suara. Ia pun tersenyum dan melambaikan tangannya kepada ketiga temannya yang sudah lebih dulu sampai.“Hai.” Jasmine menyapa para temannya itu lalu duduk dan ikut bergabung bersama ketiga temannya itu.“Suka ngaret deh, heran aku sama kamu,” ucap Rani.“Ya elah, baru juga kali ini. Udah pada pesen apa belum nih?” ucap Jasmine.“Udah kok. Aku juga udah pesenin minum
Baca selengkapnya
Part 14
Dengan bersusah payah akhirnya Jasmine bisa terbebas dari pertanyaan Shagun. Kini ia sudah bisa benar-benar bernafas lega setelah ia berhasil keluar dari rumah Shagun tanpa bertemu dengan Jagat.“Gila aja, nggak anaknya nggak bapaknya bikin aku sesak nafas aja deh. Heran kalau gini. Kalau gini terus bisa-bisa aku nggak betah ngasih bimbingan belajar ke Shagun. Apa mending aku berhenti aja ya?  Tapi kalau aku berhenti gara-gara hal beginian itu tandanya aku udah nggak profesional lagi dong jadi guru,” gumam Jasmine.“Aduuuhh ... pusing ... pusing ... pusing!” Seru Jasmine seraya memukul setir mobilnya.Karena pikirannya yang terlalu jauh berkelana ia sampai tak sadar kalau sekarang ini ia sedang mengemudikan mobilnya hingga tiba-tiba ia terkejut saat ada seseorang yang sedang berjalan di depan laju mobilnya. Ia buru-buru menginjak remnya namun sayangnya mobil yang ia kemudikan sudah menabrak oarng yang ada di depannya itu.&ldq
Baca selengkapnya
Part 15
Jagat merasa bosan karena berada di ruang rawatnya sendirian tanpa seorang pun yang menemani sejak sore tadi hingga malam hari seperti ini.“Adrian, kamu datang ke rumah sakit sekarang. Temani saya, saya bosan di sini sendirian. Oh iya, tolong bawakan juga makan malam buat saya. Makanan di rumah sakit nggak enak, ” ucap Jagat tanpa perlu basa-basi saat asisten pribadinya itu mengangkat panggilan telponnya. Dan tanpa menunggu jawaban dari Adrian ia pun langsung mematikan sambungan telponnya.Baru saja Jagat menutup sambungan telponnya, ada seseorang yang memasuki kamar inapnya.“Selamat malam.”                                              “Bu Jasmine?!” seru Jagat. Ia tak percaya  dengan apa ya
Baca selengkapnya
Part 16
“Pekerjaan apa sih kok tiba-tiba Jagat sampai pergi ke luar kota, Pa?” Monica baru saja masuk ke kamar setelah menemani Shagun sampai terlelap di kamar cucunya itu.“Papa juga nggak tahu, Ma.”      “Papa ini bagaimana, kan Papa satu kantor sama Jagat.”“Iya satu kantor tapi Papa juga nggak tahu apa yang sudah dan akan dilakukan Jagat. Siapa tahu aja dia lagi mengerjakan proyek apa gitu?”“Kalau ada proyek kan harusnya Papa juga tahu. Gimana sih?”“Ah nggak tahu, Ma. Kok malah Mama cerca Papa dengan pertanyaan begitu sih? “ sungut Barmal.“Apa jangan-jangan ....” Monica sengaja menggantung ucapannya.“Jangan-jangan apa?” tanya Barmal yang ikut penasaran.“Apa jangan-jangan Jagat pergi buat senang-senang, Pa?!”“Maksud Mama?” Barmal mengangkat satu alisnya menatap Monica.
Baca selengkapnya
Part 17
Jasmine langsung duduk terengah-engah kala ia terbangun dari tidurnya. Matanya menyipit saat sinar matahari mengenai indra penglihatannya. Ternyata semalam ia lupa menutup tirai di jendela kamarnya. Ia meraba bibirnya, mimpinya itu terasa begitu nyata. Ia mengambil ponselnya dari atas nakas. Ia melihat hari, tanggal dan jam di layar ponselnya itu. Ia sedikit bisa bernafas lega karena untungnya kejadian itu hanya sebuah mimpi. Ia tak menyangka jika ia bisa bermimpi hal seperti itu. Ia bahkan tak memiliki rasa sama sekali pada Jagat tapi bisa-bisanya ia sampai bermimpi ciuman seperti itu.“Ini hal gila. Itu ciuman pertamaku, duda itu udah ngambil ciuman pertamaku dari alam mimpi.” Jasmine kembali merebahkan tubuhnya di ranjang. Ia merengek meratapi nasib buruknya karena ciuman pertamanya sudah diambil oleh seorang duda yang tak ia harapkan.Masih ingin meratapi nasib buruknya, tiba-tiba pintunya diketuk.“Jasmine! Kamu apa nggak kerja? Ini sudah
Baca selengkapnya
Part 18
“Maaf.” Ucap Jagat setelah melepas panggutannya. Ia juga memundurkan dirinya untuk menjauh dari Jasmine.“Sa-saya ... saya, sebaiknya saya pulang,” lirih Jasmine.“Biar supir yang mengantar Anda pulang,” ucap Jagat.“Tidak perlu, saya—“     “Saya tidak menerima bantahan.” Jagat mengambil ponselnya untuk menghubungi supirnya.“Kalau begitu saya pulang dulu. Saya permisi.” Jasmine berdiri dari tempat duduknya.“Bu Jasmine.”Tubuh Jasmine menegang saat Jagat memanggilnya. “Iya?” Jasmine sedikit membalikan tubunnya menghadap Jagat.“Sekali lagi saya minta maaf,” ucap Jagat.“Saya juga bersalah. Saya juga ikut terbawa suasana. Saya pikir lebih baik kita lupakan saja hal ini. Eemm ... saya pulang dulu, semoga Anda cepat sembuh.” Jasmine berjalan keluar dari rumah Jagat. Sampai
Baca selengkapnya
Part 19
Jasmine berjalan seraya membawa beberapa bukunya menuju kelas di mana ia akan mengajar hari ini. Hari sudah berlalu namun pikirannya masih saja teringat dengan kejadian saat ia dan Jagat berciuman. Padahal semalaman ia sudah menghapus jejak bibir Jagat yang sudah menempel di bibirnya dengan banyak mengunyah makanan.Jasmine mengerutkan keningnya kala kelas yang akan ia datangi ternyata sudah diisi oleh guru lain.“Bu Jasmine?” Guru itu berjalan menghampiri Jasmine yang masih berada di ambang pintu. “Ada apa, Bu Jasmine? Apa Anda ada perlu dengan saya?”“Bu Sena ... maaf tapi saya kira ini jam saya mengajar di kelas ini,” ucap Jasmine.“Loh Anda lupa kalau pagi ini jadwal Anda kosong? Bukannya setiap hari kamis kelas Anda dimulai di jam pelajaran kelima?”“I-iya. Saya ... sepertinya saya kurang fokus. Maaf, Bu Sena, kalau begitu saya permisi.”“Silakan.”   
Baca selengkapnya
Part 20
Jasmine keluar dari toilet, ia mengerutkan keningnya kala ia kembali melihat wajah Jagat untuk yang kesekian kalinya pagi ini.“Kayaknya aku udah beneran gila karena melihat wajah Pak Jagat di mana-mana.” Gumam Jasmine seraya menggelangkan kepalanya berulang kali. Ia berjalan melewati seorang pria yang ia halunasikan berwajah Jagat itu.“Bu Jasmine?”Jasmine menghentikan langkahnya setelah mendengar namanya di sebut oleh pria yang ia bayangkan berwajah Jagat Paraduta itu. “Maaf, Anda mengenal saya?” tanya Jasmine pada pria itu.“Bu Jasmine, Anda sudah lupa dengan saya? Saya Jagat Paraduta, papinya Shagun,” ucap pria itu seraya mengerutkan keningnya.Jasmine membelalakan matanya dan membuka sedikit mulutnya sangking terkejutnya dirinya setelah mengetahui bahwa pria yang ada di hadapannya ini adalah memang benar seorang Jagat Paraduta, papi dari murid lesnya.“An-da betul Pak Jagat?”
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status