All Chapters of Aku, Musuhku dan Para Pemburu: Chapter 21 - Chapter 30
118 Chapters
Siapa yang dia hindari?
Setelah berhari-hari Leslie merengek pada Jamie meminta penjelasan tentang ucapannya waktu itu—dirinya banyak berbohong, akhirnya Leslie percaya bahwa kebohongan Jamie hanya seputar pergi ke bioskop tanpanya. Jamie tak mungkin mengungkapkan kemampuan yang ia miliki pada Leslie. Anna, ibunya sudah berkali-kali mengingatkan dirinya. Akhirnya, Jamie terpaksa berbohong lagi dan Leslie merajuk, tetapi Jamie berjanji akan pergi dengannya akhir pekan. Padahal, Jamie juga belum menonton film apa pun. Jamie menatap Leslie dengan lekat sembari melamun. Bagaimana bisa aku berbohong untuk menyembunyikan kebohonganku? “Maafkan aku, L. Seandainya aku bisa memberitahumu yang sebenarnya,” ucapnya dalam hati. “Jams, helooooooo …,” panggil Leslie seraya melambaikan tangannya di depan wajah Jamie ketika keduanya sudah berada di depan loker Jamie. Jamie terkesiap dan segera kembali dari lamunannya. “Kau melamun, Jams?” “Ah
Read more
Jangan-jangan dia vampire?
Setelah hari itu, baik Josh maupun Jamie merasa lebih baik jika mereka berjauhan dan tak mengusik satu sama lain.Josh duduk di pinggir lapangan depan gedung kampusnya. Ia berteduh di bawah bayangan sebuah pohon besar.Beberapa mahasiswa bermain sepak bola di lapangan tersebut. Samar-samar ia dengar sedikit kericuhan ketika seorang pemain dinyatakan offside.Namun, Josh masih sibuk dengan pikirannya sendiri.Josh berusaha tak ingin mengusik si tetangga sialan, tetapi ia merasa ada sesuatu yang mencurigakan darinya. Ia teringat kejadian yang telah lalu saat si tetangga sialan kerasukan di kediamannya dan ucapan William, ayahnya kepadanya. Josh mulai mengaitkan dengan kejadian saat di kampus.“Dulu, Dad mengatakan agar aku tak mengusiknya, tapi dia mencurigakan,” gumamnya sendiri, “waktu dia kerasukan … sepertinya dia bisa melihat makhluk gaib. Dan kejadian beberapa hari lalu, dia dengan gesit menghindariku,
Read more
Apa dia vampire versi baru?
Josh mencengkeram lengan Jamie—si tetangga sialan dan menariknya saat ia hendak melewati Josh. Keduanya saling bertatapan. “Apa kau bilang? Memalukan?” tanya Josh saat mendengar pikiran si tetangga sialan. Si tetangga sialan membalas dengan tatapan terkejut. Seketika sunyi. Diikuti suara gemerincing lonceng angin di sekitar mereka. Tak terlalu kencang, tak juga terlalu pelan. Namun, mampu membuat keduanya sama-sama terdiam dan mencari-cari asal suara tersebut. Tak berapa lama, kembali sunyi, mereka kembali mendengar suara mahasiswa mahasiswi yang berada di koridor kelas dan juga Leslie. “Jams, Jamie … Jamieee!!” Suara Leslie menyadarkan keduanya. “Suara apa itu?” tanya Josh dan si tetangga sialan bersamaan. Keduanya masih saling bertatapan, sampai beberapa detik, kemudian sama-sama tersadar. Mereka melihat tangan Josh yang mencengkeram lengan si tetangga sialan. Josh melepaskan cengkeraman tangannya bersamaan de
Read more
Selamat Tahun Baru 2022
Halo Kakak-kakak semua ... selamat tahun baru!! Semoga tahun ini penuh kebahagiaan, kesenangan, kesehatan, kesuksesan, dan kedamaian untuk kita semua ... aamiin. Salam kenal dari author. Ini novel pertama author, mohon dimaafkan jika masih banyak kekurangan.Author ucapkan terima kasih kepada kakak-kakak yang sudah membaca, menambahkan ke dalam daftar pustaka, sampai memberi gem untuk kisah Jamie dan Josh. Dan author akan sangat berterima kasih jika kakak-kakak berkenan meninggalkan review supaya author bisa menjadi lebih baik lagi.Mohon menunggu kisah Jamie dan Josh selanjutnya di tahun 2022. Terima kasih sudah menjadi orang baik dan tetap menjadi baik ya^^ jangan lupa selalu memakai masker dan mencuci tangan^^
Read more
Apa kau penyihir?
Kemarin Jamie hanya memikirkan suara gemerincing lonceng angin, tetapi setelah berbicara dengan Miriam, neneknya, pikirannya berganti menjadi apa yang ia temui dulu saat kecil di Pittsburgh, Pennsylvania. Anna, ibunya mengatakan, dia hanya seorang manusia yang mencoba menolong dirinya, tetapi Jamie tak yakin sosok laki-laki bertubuh tinggi dan besar itu seorang manusia. Sepanjang jalan menuju gedung kampusnya pagi itu, Jamie hanya melamun. Dia bukan manusia! Aku yakin. Namun, Jamie pun yakin, dia bukan makhluk gaib. Saat itu umurnya belum menginjak lima belas tahun, ia belum mendapat kemampuan untuk melihat makhluk gaib. Jamie terlalu hanyut dalam lamunannya ketika ia memasuki gedung kampus. Ia tak menyadari trio roh telur mata sapi dan seseorang sedang memerhatikan dirinya ketika memasuki lobi gedung kampus. Ia berderap menuju koridor lobi. Trio roh telur mata sapi langsung mengikuti Jamie di sisinya. George—si roh ga
Read more
K-Kau … siapa? Mengapa tanganmu ….
“Jamie, temani aku datang ke pesta itu, ya?” bujuk Leslie pada Jamie. Leslie mendapat undangan pesta dari seorang mahasiswa tahun ketiga, Ben. Dia adalah laki-laki yang menjadi pujaan hati Leslie. Ben mengadakan pesta ulang tahun di satu klub malam. Dia mengundang Leslie untuk datang dan mengatakan Leslie boleh mengajak teman perempuannya. Sekarang Leslie merengek pada Jamie untuk pergi dengannya. Jamie tak mengenal mahasiswa mahasiswi tahun ketiga di kampusnya. Satu-satunya yang ia kenal—tak disengaja sebenarnya, hanya Josh—si tetangga menyebalkan. Ia pernah melihat Ben dari kejauhan saat dia sedang bermain bola basket. Saat itu, Leslie meminta Jamie menemani dirinya untuk melihat Ben bermain dan dari sana ia mengetahui wajah dari pujaan hati Leslie. Dia tak begitu tampan, tetapi terlihat berkharisma dan senyumnya manis. Tubuhnya tinggi dan kekar, dengan rambut pirang yang dipotong pendek dan tambahan undercut di kedua sisi. Ben terli
Read more
Mengapa semakin sering aku bertemu dengannya?
Awalnya, Josh tak ingin menghadiri undangan pesta dari Ben. Ia memilih pergi dengan Mike, adiknya dan William, ayahnya, sore tadi ke sebuah pusat perbelanjaan yang berada di pusat kota Toronto. Anehnya, ketika Josh melewati sebuah toko pakaian, ia teringat ucapan Jamie tentang dirinya yang terlihat seperti kutu buku. Tiba-tiba saja, seorang pramuniaga dari toko pakaian tersebut, memaksanya masuk ke dalam toko. Pramuniaga mengatakan Josh memiliki tubuh seperti seorang model. Dia menawarkan untuk mengubah penampilan Josh dan Josh pun tertarik. Setelah beberapa kali mencoba pakaian yang disarankan oleh pramuniaga, Josh meminta William membelikan beberapa pakaian tersebut. Mike dan William terheran-heran. Josh tak pernah ingin mencoba apa yang seorang pramuniaga sarankan dan ia juga tak gila belanja, tetapi kali itu Josh beralasan untuk keperluan kuliah. William memilih mendukung Josh karena ia tak lagi belajar dari rumah. Josh membutuhkan pakaian yang lebih berg
Read more
M-Mengapa dia juga berambut hitam dan berkulit pucat?
Jamie pergi meninggalkan Josh begitu saja, tanpa berterima kasih karena telah menyelamatkannya. Ia masih dalam keadaan terkejut dan ia menjadi agak sedikit linglung. Ia menceritakan kejadian yang ia alami pada Leslie ketika keduanya berada di kelas keesokan harinya. Dan Leslie memarahinya karena ia tak mengucapkan terima kasih pada Josh. Mendengar Leslie mengoceh, Jamie sebal dan meninggalkan Leslie di kelas. Ia memilih pergi ke toilet. Dalam perjalanan menuju toilet, ia mengubah arah. Jamie berderap menuju koridor kelas tempat lokernya berada—tempat di mana ia biasanya bertemu dengan Josh. “Apa aku seharusnya berterima kasih? Aku bahkan tak memintanya menolongku,” gumamnya pelan dan ragu saat ia hampir tiba di lokernya. “Tak usah, kau tak perlu melakukan itu.” Jamie terkesiap. Ia menoleh ke arah suara yang ia dengar jelas di telinganya dan George berada di sana. “Apa yang kau lakukan?” Jamie memekik ke arah George. Ia segera m
Read more
Jangan muncul di hadapan manusia!
“Aku perlu bicara denganmu!” Josh menarik kursi dan duduk di meja yang sama dengan Jamie saat ia berada di kafe dekat gedung kampus.Setelah kejadian tadi, baik Jamie maupun Josh, tak menghadiri mata kuliah berikutnya. Jamie lebih dulu tiba di kafe untuk menenangkan dirinya. Ia mengabari Leslie yang sedang mengikuti mata kuliah.Jamie tak tahu Josh mengikutinya ke kafe tersebut.“Bukankah aku sudah pernah bilang kita tak saling mengenal dan tak ada yang ingin aku bicarakan denganmu?” Jamie membuang muka seraya menghela napas kesal.Josh membungkuk ke arah Jamie. Ia berbisik. “Aku seorang penyihir.”Pengakuan Josh secara tiba-tiba membuat Jamie yang sebelumnya penasaran dengan Josh, malah terdiam. Ia menoleh pada Josh.Keduanya bungkam seribu bahasa, hanya saling bertatapan.Menurut Jamie, mana ada maling teriak maling. Apalagi, penyihir! Mana mungkin seorang penyihir menyatakan dirinya penyihir. Wal
Read more
Vampire? Penghisap darah?
Leslie terus menerus mencurigakan Jamie dan Josh. Dia merasa ada sesuatu yang aneh dari mereka berdua. Dia memaksa Jamie mengakui, tetapi Jamie mengatakan tak ada apa-apa di antara mereka, membuat Leslie semakin penasaran.Pasalnya, kemarin saat dirinya tiba di kafe, Jamie dan Josh yang biasanya seperti anjing dan kucing atau bahkan lebih buruk—anjing dan kucing bahkan bisa hidup akur, kali itu dia melihat Jamie dan Josh duduk bersama dan terlihat akrab.Dan yang anehnya lagi, ketika Leslie tiba, Josh terlihat berbisik pada Jamie dan berderap meninggalkan kafe.“Kalian berpacaran, ya? Ya, ‘kan?” tanya Leslie menyelisik.“Apa kau gila berpikir kami berpacaran?”Jamie meletakkan ujung telunjuknya di dahi Leslie dan mendorongnya pelan. “Jangan bermimpi.”“Kalian sangat mencurigakan kemarin. Ingat Jams, kalian memulai hubungan dengan saling membenci, bisa saja suatu saat kalian saling mencint
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status