Lahat ng Kabanata ng Raja Terakhir Dinasti Wang: Kabanata 41 - Kabanata 50
175 Kabanata
Bab 25-2
Penjara Bawah Tanah Daehan masih terus bersujud memohon pengampunan Wang Yang, meskipun pemuda berbadan tegap itu sudah berkali-kali berkata bahwa dia sudah memaafkan Daehan. “Yang Mulia, ampuni pria tua dan pelupa ini!” Dug. Dug. Dug. Daehan bersujud sampai kepalanya membentur ke lantai penjara. “Paman, hentikan! Aku sudah memaafkanmu. Aku sama sekali tidak menyalahkanmu. Sedikit banyak aku mendengar obrolan para prajurit tentang yang terjadi di istana, saat mereka berganti tugas jaga.” Wang Yang berlutut, menarik bahu Daehan agar pria itu menatapnya. “Apa benar yang aku dengar? Separah itukah keadaan dinasti ini? Lalu, apa yang kakakku lakukan? Wang Su memang bukan pria yang baik dalam pemerintahan, tapi dia bukan pria berhati dingin yang akan membiarkan rakyat menderita.” Daehan menegakkan tubuhnya dalam posisi tetap berlutut. “Ampun, Pangeran. Sudah tiga bulan ini, raja tidak pernah terlihat keluar dari kediamannya. Hanya k
Magbasa pa
Bab 25-3
Daehan terbeliak kaget. “Apa kau bilang barusan? Raja meminta Wang Yang masuk istana? Apa kau tahu arti dari perkataanmu? Jangan asal bicara!”“Maaf, Menteri Li. Saya juga sempat terkejut dan tidak percaya dengan apa yang kasim kepala katakan, tapi itulah yang sebenarnya.”“Ayah, apa tidak sebaiknya kita endapkan dulu masalah ini. Kita pikirkan cara untuk menemui raja dan menanyakan langsung tentang ini, bagaimana?” usul Deyun.“Tidak bisa. Malam ini juga, aku harus membuat rencana membebaskan Yang’er dari penjara.” Daehan hanyut dalam pikirannya.“Penjara? Apa yang terjadi? Apa dia membuat kesalahan? Atau dia tertangkap saat menyelinap masuk istana?”“Yang’er ditangkap saat berusaha menerobos gerbang utama ketika ingin menghadiri pemakaman mendiang selir Chu. Sudahlah, tidak perlu kita bahas ini.”Deyun menggosok dagunya yang kasar karena ditumbuhi rambut ha
Magbasa pa
Bab 26-1 Pemberontakan
Beruntung, Zening dalam posisi duduk. Andaikata dia masih berdiri, mungkin saat ini dia sudah jatuh ke lantai karena lututnya seperti kehilangan tulang.“Kau bilang siapa? Xiaoyang? Apa kau tidak salah menyebutkan nama?” Zening meremas pinggiran bajunya.Deyun pindah ke samping Zening, duduk berdampingan di atas ranjang. “Aku minta maaf karena selama ini menyembunyikannya darimu. Ini demi --.” Deyun berusaha menjelaskan.“Demi apa aku tidak peduli. Kau tahu, aku merasa, saat ini kau sedang mendorongku sampai ke tepi jurang dan memaksaku untuk melompat,” lirih Zening dengan mata berkaca-kaca.“Sungguh, aku tidak bermaksud begitu. Awalnya aku ingin memberitahumu perlahan karena tidak ingin kau merasa seperti sekarang. Tapi keadaan berubah begitu cepat. Aku minta maaf.”Zening menatap kakaknya dengan perasaan campur aduk. Ingin sekali Zening marah dan berteriak, tapi nalarnya membenarkan semua yang Deyun
Magbasa pa
Bab 26-2
Ketika Zening bergabung dengan Daehan dan Deyun dengan wajah sembab dan mata merah, pasukan Taichan sudah berbaris rapi di depan gerbang kota. Pengawal yang bertugas menjaga gerbang sudah berhasil ditaklukkan.‘Ini artinya, pernikahanku semakin dekat,” batin Zening manakala matanya melihat Deyun sedang mengobarkan semangat tarung pasukannya. ‘Haruskah aku berharap kami kalah agar pernikahan konyol ini tidak pernah terjadi?’Ringkikan Ru Feng mengejutkan Zening, membuyarkan lamunannya. Rupanya, Ru Feng menyapa sahabatnya Black Shadow, kuda hitam gagah dan besar milik Han Xiu.“Melamun di depan prajurit adalah sebuah pantangan dalam peperangan!” tegur Han Xiu yang hanya dibalas senyum kecut. “Ada apa dengan wajahmu? Kau menangis?”“Hehh, menangis? Memangnya aku pernah melakukan tindakan konyol begitu?” balas Zening berusaha sedatar mungkin.“Kalian!” panggil Deyun lantang. &ldquo
Magbasa pa
Bab 27-1 Pewaris Tahta (Berdarah)
Zhaolin sibuk menghentikan darah yang masih terus merembes keluar dari dada bagian bawah Wang Su sambil sesekali mengusap air matanya di bawah tatapan sedih Wang Yang.“Apa kau sudah menemukan belati yang Kak Su’er pakai untuk menikam dirinya?” tanya Wang Yang tiba-tiba.“Tidak, saya belum menemukannya, Yang Mulia.”“Kalau begitu, jangan cari lagi. Biarkan seperti ini.” Wang Yang meraih tangan Wang Su yang masih menggenggam surat wasiat. “Biarkan mereka tahu kalau aku yang membunuh raja.”Brug.Zhaolin menjatuhkan diri di lantai dan menangis tersedu. “Hamba mohon, jangan lakukan itu, Yang Mulia! Jangan mengakui dosa yang tidak Anda lakukan!” pinta Zhaolin sungguh-sungguh.“Bukankah begitu lebih baik, dibandingkan tidak mengakui dosa besar yang telah kau lakukan?” Wang Yang membuka lipatan surat dan mulai membacanya, sejurus kemudian, air matanya menitik.Tan
Magbasa pa
Bab 27-2
Gerbang Utama Kerajaan“Jenderal, apa yang kita lakukan sekarang?” tanya Ji Mong tak sabar.Han Xiu melirik dengan jenaka. “Kau mengeluarkan banyak keringat karena cuaca panas atau terlalu bersemangat?”“Maaf, Jenderal. Saya terlalu bersemangat,” cengir Ji Mong malu. Ini kali pertamanya diperbolehkan memimpin sejumlah pasukan.“Baguslah kalau hanya berkeringat. Aku melihat prajurit yang tak kalah bersemangatnya denganmu, tapi dia memilih menunjukkan semangat tempurnya dengan marah-marah,” sindir Han Xiu seraya melirik ke arah lain. “Bahkan setelah membuat Lan Weqing babak belur.”Zening masih saja cemberut walau tangannya dengan lembut mengelus kepala Ru Feng yang mulai gelisah. Deyun tak kalah gelisahnya, matanya menatap lurus ke ujung jalan yang berujung pada bangunan istana.“Apa terjadi sesuatu dengan mereka?” gumam Deyun khawatir.“Aku harap begitu,&rdq
Magbasa pa
Bab 28-1 Tak Sanggup
Ting!Denting logam bertabrakan menghasilkan bunyi nyaring yang menyayat hati.Krash! Brug!Pedang Zening meleset, hanya menggores punggung sasarannya sebelum jatuh ke lantai bersama dua anak panah yang Deyun lepaskan.“Ning’er,” rintih Daehan yang tergeletak tak jauh dari kaki putrinya.Zening membuka mata dan terpukul melihat apa yang telah ia lakukan. “AYAH!” Zening meraih tubuh Daehan dalam pelukannya. “Kenapa kau lakukan ini?!” tangis Zening pecah.Daehan terbatuk dan menyemburkan darah segar dari mulutnya. “Jangan menangis, Ning'er.”Seketika Zening teringat ucapannya tentang menusuk orang di depannya dan tangisnya makin jadi. “Ayah, maafkan aku. Aku bersalah padamu. Bertahanlah, jangan tinggalkan aku seperti ini.”“Zening, dengarkan aku. Maafkan kalau sampai napas terakhirku, aku tetap mau kau laksanakan wasiat sahabatku. Hanya itu permintaan terakhi
Magbasa pa
Bab 28-2
Di dua tempat yang berbeda, Wang Yang dan Wang Yoo memimpin pemakaman orang terdekat mereka. Upacara pemakaman Wang Su lebih megah dan hening, sedangkan upacara pemakaman Li Daehan lebih sederhana dan khidmat.Setelah abu jenazah dimasukkan ke dalam guci, Zening bergegas meninggalkan tempat pemakaman. Hanya karena mengikuti tradisi dan aturan yang berlaku di masyarakat, Zening menguatkan hati melihat jasad ayahnya habis dibakar api.Deyun mendekati Wang Yang saat pria itu hendak keluar dari halaman belakang rumahnya.“Pangeran, kalau tidak keberatan, tolong bicara dengan Zening. Dia sangat terpukul dengan kejadian hari ini.”Wang Yang menatap Deyun ragu. “Aku rasa, aku bukan orang yang tepat bicara dengannya. Kau tentu tahu bahwa dia tidak menyukaiku sejak pertama kali bertemu.”“Saya tahu, Pangeran. Namun, saya rasa ini adalah kesempatan kalian bicara berdua sebelum semuanya bergulir tanpa bisa dihentikan.”
Magbasa pa
Bab 28-3
“Apa yang kau lakukan?!” Deyun menyibak tirai kamar Zening dan terkejut melihat kondisi kamar itu seperti kapal karam.“Pria macam apa yang memaksa seorang wanita menikahinya tanpa rasa ragu sedikitpun. Pria macam apa yang seenaknya sendiri mengaturku bahkan sebelum menjadi bagian hidupku. Dan kau, kenapa kau tega katakan padanya kalau ada pria yang aku cintai? Kenapa tidak kau sebut saja namanya sekalian?”Zening meraih teko air di dekatnya dan melemparnya ke arah Deyun. Beruntung Deyun gesit menghindar sehingga teko pecah berantakan menghantam pilar penyangga bangunan.“Kau tahu, setelah mendengarnya bicara, aku semakin yakin kalau aku tidak akan sanggup hidup bersamanya. Aku tidak akan sanggup, Kak!”“Apa yang Wang Yang katakan padamu hingga kau begitu marah?”Zening bangkit dengan cepat. “Apa gunanya kau tahu? Yang harus kau tahu, saat ini aku begitu ingin menusuknya ....”Plak!
Magbasa pa
Bab 29-1 Berkorban Nyawa
Ru Feng berlari cepat menuju pinggiran jurang. Nalurinya merasakan bahaya dan mulai mengurangi kecepatan. Kepalanya bergerak ke kanan ingin berbalik, tapi Zening terus melecutnya agar berlari kencang ke depan. Tepat di tepi jurang, Ru Feng meringkik dan mengangkat dua kaki depannya tanda protes.“Hahaha ... kau juga takut mati rupanya!” sindir Zening marah. “Baiklah, kalau begitu aku akan melompat sendiri tanpa mengajakmu serta!”Zening melompat dari punggung Ru Feng, menarik kekangnya menjauh dari jurang dan mengikatnya pada sebuah pohon akasia yang besar. Zening menangkup pipi Ru Feng dan menatap matanya.“Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu takut. Aku hanya berpikir bahwa mungkin kau ingin bertemu ayah, seperti aku. Maaf.” Zening mencium dan mengelus kuda kesayangannya. “Jaga Deyun untukku. Aku pergi.”Zening berbalik arah dan mulai melangkah ke pinggir jurang. Perlahan matanya mulai terpejam dan tanganny
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
18
DMCA.com Protection Status