All Chapters of GGAP 2 : MR. NOBODY: Chapter 561 - Chapter 570
601 Chapters
BAB 561
Awan tidak ingin menglur waktu sedikit pun, ia berhasil memecah antara alam realita dan alam ghoib dan membuat tekanan intent madam pada dirinya menjadi longgar. Ini seperti bermain whack a mole atau pukul tupai, dimana kepala tupai akan muncul ditempat acak. Meski madam Gao telah menguasai area 15 meter di sekelilingnya dengan kekuatan telekinesisnya, dia harus menebak lebih keras dari posisi mana Awan akan memunculkan dirinya.Tapi, itu tidak bisa dibilang sepenuhnya terbebas, karena raga Awan masih terkurung dalam jangkauan telekinesisnya madam Gao.Awan sendiri tidak berniat untuk keluar dari sana, karena tujuannya sekarang adalah menghabisi ketiga orang yang ada didalam sana untuk membalasakan dendam Harvard dan Neo.Woosh.Setelah mengambil dua pedang wakizashi di tangan Neo, Awan dengan cepat menghilang menggunakan kekuatan perpindahan ruang.Ia muncul kembali dibelakang madam Gao, namun baru mendekat Awan dengan cepat menghilang kembali untuk menghindar.Tangannya sedikit berg
Read more
BAB 562
Madam Gao tidak ingin kehilangan salah satu pendukung terkuatnya, apalagi Awan berniat menghancurkan mental Father dengan terlebih dahulu menghancurkan raganya."Hilda, cepat bantu Fahter!" Perintah madam Gao.Hilda semula tidak bergerak membantu Father, karena misinya adalah menjaga madam Gao. Sekarang, mendapat perintah seperti itu. Hilda tidak menunggu barang sedetik pun dan langsung bergerak menyerang Awan.Jika sebelumnya, kecepatan cahaya Hilda begitu menakutkan bagi Awan, karena kecepatannya yang sangat mengerikan. Sekarang, dengan meningkatnya kemampuan Awan, kemampuannya persepsinya ikut meningkat drastis. Ia tidak perlu cepat untuk untuk bisa mengimbangi kecepatan Hilda. Sebaliknya, Awan hanya perlu memahami pergerakan lawan dan menebak langkah yang akan diambilnya.Ini sama halnya dengan super car yang sedang melewati banyak ruas jalan. Anda tidak perlu memiliki supercar yang sama, jika tahu jalan mana yang akan ditujunya. Cukup dengan memotong jalurnnya dan melemparkan sup
Read more
BAB 563
Father mungkin tidak pernah membayangkan jika akan menemui kejadian naas seperti hari ini."Kamu..." Father hanya bisa menatap Awan dengan penuh kebencian. Tapi, tetap saja ia harus menerima konsekuensi dari apa yang telah dilakukannya. Hanya saja, semua itu harus dibayarnya dalam waktu yang begitu cepat."Satu detik."Ucap Awan singkat, sebelum kembali menghilang.Father dipaksa harus mengakui betapa kejamnya cara takdir berjalan. Ia bahkan hanya diberi satu detik untuk menikmati sisa hidupnya.Tepat sedetik kemudian, Awan muncul kembali didekatnya."Waktu sedetikmu habis, pak tua."Madam Gao sebenarnya sudah berusaha memadatkan intent telekinesis miliknya disekitar Father, hanya saja kemampuan indera ke tujuh milik Awan sudah mencapai tahap hampir sempurna. Sehingga, setiap pancaran intent madam Gao coba menyentuhnya, semuanya dikirim ke alam lain secara acak.Selanjutnya, madam Gao tidak dapat berbuat banyak ketika pedang Awan menebas kepala Father hingga terpisah dari badannya.Em
Read more
BAB 564
Trang Trang TrangPuluhan bilah pisau raksasa tak kasat mata menghantam Awan dengan kecepatan sangat ekstrim dan sulit untuk bisa dihindari oleh petarung biasa.Puluhan bilah pisau tersebut tercipta dari perwujudan kekuatan telekinesisnya madam Gao. Meski hanya terlihat samar dan hanya seperti gumpalan udara kosong, namun kekuatannya ternyata mampu melebihan pisau berbahan baja yang asli. Meski berhasil menahan dan menghancurkan sebagian besar dari serangan tersebut, wajah Awan tampak pias. Kedua lengannya hampir serasa mati rasa karena dipaksa bertahan total. Awan sama sekali tidak menyangka jika madam Gao memiliki kekuatan tempur yang begitu menakutkan ketika serius bertarung. Ia bahkan tidak perlu menghimpun energi untuk mengeluarkan serangan besar seperti barusan secara berulang-ulang. 'Apa kekuatan telekinesisnya sungguh sedemikian menakutkan?' Pikir Awan coba menganalisis kemampuan lawan.Tidak peduli sekeras apapun ia mempertimbangkan segala macam opsi untuk menghadapi madam
Read more
BAB 565
"Sial!"Awan terkejut begitu merasakan ada tangan tidak terlihat hendak mengunci kedua kakinya yang sedang mengawang di udara.Ia dengan cepat berpindah tempat.Semula, madam Gao mengira jika Awan kembali ke tempat dia semula berada. Ternyata, Awan berpindah ke tempat lain dan masih melayang di atas udara.Jelas saja, madam Gao tidak senang dengan hal itu. Ratusan perangkap sudah ditebar dengan intent telekinesis miliknya. Pertarungan keduanya, lebih tepat disebut sebagai hide and seek. Siapa yang bergerak cepat dan bisa menangkap pergerakan lawan, maka dia lah yang akan keluar sebagai pemenangnya.Madam Gao sudah menutup semua ruang gerak Awan, hanya saja kemampuan indera ke tujuh Awan membuatnya mampu untuk mengekspos beberapa tempat yang luput dari jangkauan madam Gao. Selanjutnya, Awan muncul dari atas udara di sudut lainnya. Awan membuat ratusan bola energi dari energinya Gumara, lalu melontarkan dengan cepat ke arah madam Gao. Sebelum kembali berpindah dan kali ini berada tep
Read more
BAB 566
Sekuat apapun pertahanan Gumara, mustahil untuk bisa bertahan dari serangan sebanyak itu secara bersamaan.Melihat itu, jantung Awan berdegup sangat kencang. Ia mengaktifkan mata bathinnya, tapi sekarang hampir mustahil untuk melihat celah yang dapat digunakan untuk menghindar. Awan benar-benar tersudut kali ini dan tidak memiliki pilihan lain selain menghadapi serang itu secara langsung.Madam Gao melihat Awan terdesak, hanya tertawa dingin. Matanya menyala terang, "Terimalah ini, bocah!"Seratus perwujudan madam Gao melesat ke arah Awan dengan masing-masing membawa seratus bola energi.Awan merasakan keringat dingin merembes di punggungnya, ia ragu bisa menghadapi serangan sekuat dan sebanyak itu.Kejadiannya begitu cepat, selanjutnya terdengar suara ledakan 100 kali lebih kuat dari serangan Awan sebelumnya. Bahkan setengah aula langsung hancur karena beban ledakan yang begitu besar. Mereka yang sedang bertarung di dekat sana, bahkan secara serentak langsung menarik diri menjauh.G
Read more
BAB 567
Angel mengerjapkan mata beberapa kali dan merasakan panas matahari membakar permukaan kulitnya. Saat kesadarannya sudah pulih sepenuhnya, ia dikejutkan dengan pemandangan disekitarnya.Aula yang semula megah, kini hanya tersisa puing-puing bangunan. Pemandangan itu semakin diperparah dengan pertarungan yang seakan tiada henti di sekelilingnya.Ia coba mengingat kejadian terakhir kali, sebelum ia tidak sadarkan diri. Angel baru ingat, kalau saat itu ia telah dibuat pingsan oleh Vino. Mengingat hal itu, Angel langsung mencari keberadaan Vino dan terkejut begitu menemukannya sudah tidak sadarkan diri, tidak jauh dari tempat Angel saat ini. Pemandangan disana begitu kacau, karena tidak jauh dari tempat mereka, Angel melihat Lukman juga sedang bertarung dengan Amelia yang dibantu oleh para pengawalnya.Angel teringat dengan Awan.Saat matanya beralih ke sisi lain, disana Angel menemukan Awan yang sedang disiksa oleh madam Gao. Tepatnya madam Gao sedang berusaha menarik paksa kekuatan murn
Read more
BAB 568
Madam Gao kembali menyiksa Awan dan memperparah kondisinya. Seluruh tubuh Awan sudah dipenuhi oleh darah, tampak banyak luka di hampir seluruh bagian tubuhnya."Apa kamu bodoh, cepat lepaskan segelnya atau kita berdua mati konyol." Teriak Gumara dari dalam tubuh Awan. Gumara merasa gelisah sekaligus marah melihat betapa keras kepalanya Awan. Awan hanya diam, tidak mengiraukan Gumara dan memilih menanggung semua siksaan itu. Ini seperti pilihan simalakama baginya.Awan tentu saja tidak ingin menyerah dan mati konyol di tangan madam Gao, namun ia juga tidak bisa melepaskan segel terakhir dalam tubuhnya yang dapat melepaskan seluruh kekuatan Gumara keluar.Sampai detik itu, Awan semakin menyadari betapa besarnya ambisi Gumara untuk bisa terlahir kembali sepenuhnya. Awan tidak ingin mengulangi kembali kesalahan yang pernah dilakukan oleh leluhurnya.Jika Gumara lepas, bukan hanya semua orang disini yang akan mati. Gumara melalui raganya akan membanjiri dunia ini dengan darah dan hal it
Read more
BAB 569
Nura Queen tidak beruntung, ia dipaksa terbang puluhan meter jauhnya sebelum terhempas ke atas tanah dengan ledakan yang cukup keras dan membuat kondisinya berakhir kritis. Nura Queen memuntahkan darah segar, sebelum ia jatuh tidak sadarkan diri.Disisi lain, Lucifer Serzei hanya bisa menahan sebentar serangan madam Gao. Pada akhirnya, mereka dipaksa terbang seperti halnya Nura Queen. Kekuatan madam Gao berada di liga lain, yang sangat jauh berbeda dengan mereka.Empat dewa perang sekte Flamis dengan mudah ditundukkan oleh madam Gao.Gangguan tersebut ternyata tidak berhenti sampai disana, ketika madam Gao melemparkan Lucifer dan yang lainnya, Riana berhasil menyelinap masuk melalui jejak yang ditinggalkan oleh Lucifer sebelumnya.Dengan pedang ditangannya, Riana tanpa ragu menyerang madam Gao dari belakang.Wosshh.Serangannya hanya berjarak lima jari dari punggung madam Gao, sebelum Riana menyadari ada sebuah kekuatan tidak nampak yang menahan gerakannya. Tidak hanya itu, seluruh tu
Read more
BAB 570
Melihat kakak sepupunya selamat, Awan dapat sedikit bernapas lega."Hmn, kamu berhasil menyelamatkannya." Dengus madam Gao tidak senang.Setelah itu, Ia berbalik ke arah Awan dan bermaksud melampiaskan kekesalannya pada Awan karena telah mengacaukan rencananya untuk membunuh Riana, "Karena kamu telah menghalangiku, maka kamu harus menanggung serangan yang ingin kuberikan pada gadis itu sebelumnya."Kali ini, bayangan pedang yang cukup panjang keluar dari sisi samping madam Gao. Madam hanya tersenyum simpul, sembari berkata, "Anggap saja kamu beruntung, anak muda. Karena aku tidak akan langsung membunuhmu sekarang, karena aku masih butuh kekuatan yang ada dalam tubuhmu. Tapi... sebagai gantinya, aku tidak keberatan untuk sedikit bermain denganmu."Selesai mengucapkan kalimat tersebut, madam Gao melesatkan tombak perwujudan dari kekuatan telekinesisnya ke arah perut Awan. Namun, sebelum tombak tersebut berhasil menembus tubuh Awan, sesosok tubuh indah melompat ke depan Awan.Sret.Tomba
Read more
PREV
1
...
5556575859
...
61
DMCA.com Protection Status