Semua Bab Wanita Berselimut Dendam: Bab 31 - Bab 40
53 Bab
Alden Kehilangan Harapan
Alenta ternganga saat melihat aksi nekat Rafael yang berlutut di hadapannya memegang kotak beludru yang berisi sepasang cincin. Alenta tidak memerhatikan detail cincin itu karena sungguh ia tidak menginginkannya.Ia melihat sekeliling dan terkejut karena secara otomatis mereka telah menjadi pusat perhatian. Alenta menelan ludah, ingin sekali ia menenggelamkan wajahnya saat ini juga. Ia tidak tahu jika Rafael akan bersikap sungguh norak. Melamarnya di hadapan orang banyak bukan hal yang ia inginkan dari pria brengsek itu. Mungkin akan lain cerita jika Alden yang melakukannya."Apa yang Bapak lakukan?" desis Alenta tidak senang, ia berbisik pelan agar tidak ada yang mendengar mereka."Aku melamarmu," jawab Rafael dengan senyuman lebar.Alenta menepuk kepalanya secara tidak sadar. Ia tahu pria di hadapannya ini bodoh dan suka mencari perhatian, tapi ini sungguh di luar dugaan. Ia ingin pernikahan mereka dilakukan dengan suasana tenang tanpa seorang pun menge
Baca selengkapnya
Menyekap Lauren
Lauren terburu-buru meninggalkan ruangannya. Hari ini ia baru saja mendapatkan informasi lengkap tentang gadis bernama Kimmy Ara. Sulit dipercaya, Alenta Serafine yang mereka yakini telah tewas ternyata bangkit kembali menjadi wanita licik nan cerdik. Pantas saja gadis itu mendebatnya tempo lalu, pantas saja ia mendekati Rafael Herenson. Kini, gadis itu sudah berhasil menggaet tahta sebagai calon ratu di keluarga Herenson. Tidak, ini tidak bisa dibiarkan, ia harus memperingati mereka, ia harus memberitahu Richard soal ini.Lauren segera menyalakan mesin mobilnya lalu memacu gasnya dengan kecepatan tinggi. Mobil itu membelah jalanan dengan singkat. Ia harus segera sampai di Kastil Emerald, kastil megah tempat kediaman Keluarga Herenson berada.Hampir setengah perjalanan telah ia tempuh, namun tiba-tiba sebuah mobil truk besar terlihat diam tak bergerak dengan posisi menyilang di hadapannya.Lauren berdecak lalu menekan klakson mobilnya dengan kencang, tapi tidak
Baca selengkapnya
Aku Menginginkanmu, Alenta (21+)
Alenta melempar topi yang ia kenakan setelah ia bertemu dengan Lauren hari ini. Nafasnya terengah-engah karena kelelahan, hampir saja kedoknya akan dibongkar oleh Lauren yang berniat mengadukannya pada Richard. Beruntung, ia memiliki kunci untuk mengendalikan Lauren dari hasil jerih payah Selly tempo lalu. Alenta menghela nafasnya lalu melempar tubuhnya ke ranjang. Semua rencana yang menghalanginya sudah tersingkir, hanya satu yang belum ia bereskan, yaitu tentang perasaannya pada Alden.Alenta segera bangkit lalu mencari koper yang ia bawa kemari. Untuk melupakan perasaannya, ia harus pergi dari rumah ini. Dengan cepat, Alenta memasukkan seluruh barangnya, ia bahkan tidak sempat untuk membereskannya karena terburu-buru. Sudahlah, yang penting semua barangnya masuk ke dalam sana.Tidak sampai setengah jam ia selesai mengepak semuanya. Alenta segera menarik koper itu dengan susah payah. Padahal barangnya tidak banyak, tapi kenapa tas ini berat sekali?"Kau mau pe
Baca selengkapnya
Aku akan Menjadi Simpananmu (21+)
Perlahan tapi pasti, Alden mulai menyatukan miliknya dengan milik Alenta dengan yakin. Alenta meringis saat merasakan perih yang tidak biasa melanda tubuhnya. Ia memejamkan mata, menahan perih dan ngilu itu sendiri. Meski dulu ia pernah melakukan hal ini dengan Rafael, tapi ia sama sekali tidak mengingat detail hubungan itu karena pengaruh obat.Alden paham bahwa Alenta merasa tidak nyaman, ia segera mendekap tubuh Alenta lalu menghujaninya dengan kecupan-kecupan lembut yang membuat Alenta merasa lebih baik. Dengan ritme teratur, Alden mulai menggerakkan tubuhnya naik turun. Ia tersenyum saat melihat kecemasan di wajah Alenta perlahan memudar berganti dengan wajah memerah penuh gairah. Bagus, sepertinya gadis itu mulai menikmati permainannya."Ah... Alden!" Alenta terus meracau. Ini pertama kalinya ia merasakannya dan Alden membuatnya sangat kacau. Pria itu memporak porandakan hati dan tubuhnya secara bersamaan."Panggil aku, Alenta!" Pinta Alden untuk kesekian
Baca selengkapnya
Masih Ada Waktu Lima Belas Menit (21+)
"Kenapa kau selalu terlihat tidak senang jika bertemu denganku, Ara?"Alenta tersentak, ia mendongakkan wajahnya dari minuman yang ia aduk asal kepada lawan bicaranya, Rafael. Alenta mengumpati dirinya sendiri. Bodoh! Kenapa ia malah memikirkan Alden saat bersama dengan Rafael?Karena perkataan Alden semalam yang memutuskan menjadi simpanannya membuat otaknya terasa bercabang kemana-mana. Ia sama sekali tidak mengerti, kenapa Alden tidak mau melepaskannya saja dan mencari wanita lain yang lebih bebas? Kenapa harus memacari wanita yang terikat oleh sebuah dendam seperti dirinya? Seharian ini ia bahkan tidak menemukan jawabannya dan membuat pikirannya tidak fokus."Ah, saya hanya gugup karena Anda bilang bahwa saya akan menemui orang tua Anda," kilah Alenta asal sambil tersenyum. Bohong! Bahkan sedari tadi tidak ada satu kalimat pun yang masuk ke dalam otaknya mengenai keluarga Rafael. Ia hanya mengingat detail awal percakapan mereka dimana Rafael berniat memperke
Baca selengkapnya
Berkunjung ke Kastil Emerald
Alden tertawa kencang melihat Alenta yang panik saat mengetahui kedatangan Rafael di rumah mereka."Ini semua karena ulahmu yang sembarangan, Alden! Kau membuat semua riasanku berantakan, bahkan baju ini!" Keluh Alenta panjang.Alden kembali terkekeh, "Itu karena kau terlalu asyik berduaan denganku, makanya kau tidak mendengar ponselmu berdering beberapa kali," tukas Alden sambil tersenyum miring."Diamlah! Sekarang lebih baik bantu aku dan katakan padanya bahwa aku sedang bersiap!"Alden menghentikan tawanya lalu menuruti perkataan Alenta, "Baik, baik, aku akan menemuinya,"Ia berlalu dari hadapan Alenta lalu menghampiri pintu dengan senyuman lebar."Ah, Adik Ipar!"Rafael mengangkat alisnya melihat Alden yang menyambutnya dengan senyuman lebar kemudian merengkuhnya ke dalam pelukan pria itu. Matanya menyipit curiga, ia merasa heran karena mendapat sambutan ramah yang diberikan Alden tiba-tiba. Rafael menggelengkan kepalanya beberapa
Baca selengkapnya
Menggoda Bibir Rafael
Wajah Alenta menegang mendengar hinaan dari Richard. Tangannya mengepal, sekuat tenaga ia mencoba menghalau keinginannya untuk melempar beberapa piring kepada pria tua itu. Sabar Alenta, belum saatnya."Begitukah? Tuan Richard, sepertinya Anda lupa jika saya yang berperan penting dalam membangkitkan ekonomi perusahaan Anda, apa Anda lupa? Ah, saya juga ingin memberitahu hal ini kepada Nyonya Leanna dan Samantha yang sepertinya sangat penasaran. Bukankah itu sudah membuktikan bahwa benar saya adalah lulusan terbaik disana, bukan begitu Tuan Richard?" Desis Alenta sinis.Richard terkekeh mendengar jawaban Alenta, "Ya dia benar, dia yang menyelamatkan dana perusahaan,"Leanna dan Samantha ternganga, sepertinya merasa malu dengan hinaan yang mereka lontarkan. Mereka terdiam, memilih membungkam mulutnya rapat lalu menyibukkan diri melahap beberapa potong daging di hadapannya.Elena tersenyum canggung mendapati ketegangan di meja mereka, "Sudahlah, tidak usah m
Baca selengkapnya
Gugup di Depan Alden
Alenta menyilangkan tangan mendengar perkataan Leonard, "Coba saja jika Anda bisa melakukannya, Tuan," Alenta tersenyum kecil karena targetnya menangkap umpan yang ia lemparkan. Leonard selalu berambisi untuk memiliki apa yang Rafael punya. Jika ia menunjukkan ia cukup berharga bagi Rafael, bukan tidak mungkin Leonard juga akan mengincarnya. Leonard terkekeh kecil mendengar ucapan Kimmy Ara, "Jangan sampai kau jadi lebih menginginkan aku dibanding dengan Rafael tercintamu itu," Lagi-lagi Alenta tersenyum tipis, "Kita lihat saja nanti, Tuan. Saya sangat menantikan hal itu." Alenta menundukkan separuh badannya, bertujuan untuk pamit, "Sampai bertemu lagi, Tuan," "Bagaimana jika aku mengantarmu, Nona Manis?" Tawar Leonard. Alenta menggeleng kecil, "Mungkin lain kali saja," sahutnya sambil tersenyum manis. Leonard tersenyum miring melihat punggung Kimmy Ara yang berbalik membelakanginya. Gadis itu berjalan dengan langkah anggun dan
Baca selengkapnya
Hukuman Bagi Alenta (18+)
Melihat bungkamnya mulut Alenta, Alden tahu bahwa tebakannya memang benar. Hatinya terasa terbakar mendengar kenyataan itu, namun apa yang harus ia lakukan? Marah dan membuat Alenta kembali pergi? Tidak, ia tidak mau melepaskan gadis ini."Jadi tebakanku benar," Desah Alden lirih, merasa sangat kecewa. Alenta memasang wajah menyesal, namun itu sama sekali tidak membuat perasaannya membaik."Akan ku hapus!" putusnya tiba-tiba. Ia merasa sangat kesal karena bibir Alenta disentuh oleh pria selain dirinya. Ia akan menghapusnya, menghapus jejak siapapun yang berani menyentuh miliknya."Apa maksudmu?" Tanya Alenta bingung.Sebelum Alenta kembali berbicara, Alden telah menarik wajah Alenta lalu melahap bibirnya rakus. Ia melumatnya lembut tanpa ampun membuat Alenta terbawa hingga membuka area mulutnya lebih lebar. Alden tersenyum, ia mengabsen satu per satu gigi Alenta dengan lidahnya. Alenta melenguh, gairahnya menjadi naik hanya karena sebuah ciuman panas yang
Baca selengkapnya
Menggoda Leonard
Setelah tahu kebejadan Richard yang lebih parah dari sebelumnya, Alenta memutuskan untuk mengikut sertakan Leonard, anak kandungnya yang lain dalam rencananya."Wah kebetulan sekali aku bisa bertemu denganmu disini,"Alenta berpura-pura terkejut lalu membalikkan tubuhnya pada Leonard yang tersenyum menghampirinya. Ia mencoba menahan tawa saat mendengar perkataan pria itu bahwa pertemuan mereka adalah suatu kebetulan. Kebetulan yang ia sengaja tentunya.Beberapa hari terakhir, ia dan Alden sibuk mencari keseharian Leonard. Ia akhirnya menentukan pilihannya menemui Leonard di tempat gym yang biasa pria itu kunjungi setiap akhir pekan. Agar mudah ditemukan Leonard, Alenta sengaja melakukan olahraga di spot yang dapat dilihat oleh siapapun.Alenta tersenyum manis lalu berkata dengan manja, "Sungguh suatu kebetulan yang menyenangkan bertemu dengan Anda disini, Tuan Leon," sapanya ramah.Alenta berpura-pura tersipu saat merasakan tatapan terkesima yang L
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status