Semua Bab Wanita Berselimut Dendam: Bab 11 - Bab 20
53 Bab
Datang ke Perusahaan Number One
"Jadi, Rafael sudah mengundangmu kesana?" Alenta menganggukkan kepalanya penuh tekad mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Alden. Hari ini Alenta akan pergi ke kantor perusahaan Number One. Seperti yang ia dan Alden perkirakan, tanpa butuh usaha lebih dengan sendirinya Rafael pasti akan mengundangnya untuk bekerja di perusahaan itu. Terima kasih untuk wajah operasi plastiknya yang sangat membantu. "Aku tidak yakin jika dia menerimamu hanya karena ingin membalas budi padaku," ucap Alden sambil tertawa. Ia teringat ucapan Rafael kemarin malam. Pria itu berkata akan menerima adiknya untuk bekerja disana sebagai ungkapan balas budi karena telah membantu bisnisnya dengan baik. Alenta ikut terkekeh kecil, "Tampaknya kau sudah mengenal Rafael dengan baik," "Dia pria yang mudah tergoda. Kecantikan wajah Kimmy Ara berhasil menjeratnya. Dia tidak sadar bahwa ia sudah tergoda pada malaikat kematiannya," timpal Alden pada Alenta yang masih sibuk merias penam
Baca selengkapnya
Berhasil Menjadi Sekertaris Pribadi Rafael
"Jadi kamu kehilangan materi yang akan kita bahas hari ini?" Alenta mengendap-endap di depan pintu ruangan Rafael hari ini. Terdengar suara Rafael yang tengah mengamuk di depan sekertaris pribadinya, Karina. Sejak pagi wajah Karina terlihat kusut dan panik. Alenta menggigit bibirnya merasa sangat bersalah pada Karina. Meski sejak kedatangannya Karina terlihat tidak pernah ramah padanya di kantor ini, tapi ia merasa tidak enak karena harus mengorbankan Karina demi rencananya berhasil. Alenta jadi teringat akan kejadian beberapa hari yang lalu, ia berdebat habis-habisan dengan Alden karena tidak setuju dengan rencana ini. "Tidak ada cara lain Alenta. Jika kau ingin rencana kita berhasil maka nalurimu itu harus kita buang." ucap Alden tegas malam itu. Alenta akhirnya menyerah dan memilih menyetujui rencana Alden. Mau tidak mau, Alenta harus menyingkirkan sekertaris pribadi Rafael demi berhasilnya rencana mereka. Alenta menghela nafasnya berat. Da
Baca selengkapnya
Ada apa dengan Alden?
Alenta bersorak dalam hatinya karena rencananya bersama dengan Alden berhasil. Akhirnya Rafael menerimanya sebagai sekertaris pribadi, hal ini bisa mempermudah jalannya untuk menghancurkan keluarga Herenson. "Besok aku akan mengumumkannya pada tim kita, sebentar lagi jam pulang," Alenta hanya menganggukkan kepalanya paham. "Bagaimana jika aku mengantarmu pulang?" Tawar Rafael tiba-tiba. Mata Alenta kembali mengerjap mendengar perkataan Rafael. Ia berdiri dengan bingung.Apa yang harus ia lakukan sebaiknya? Menerima tawaran ini atau menolaknya? Alenta segera mengangguk kecil dan memilih untuk menerima tawaran Rafael. Tidak akan ada masalah jika Rafael mengetahui rumah Alden, bukan? **** Alden menarik gorden yang menutup jendela kamarnya saat mendengar suara mobil berhenti di depan rumahnya. Ia mengernyitkan keningnya saat melihat mobil itu ternyata bukan taksi yang biasa dinaiki Alenta. Matanya menyipit mencoba mengen
Baca selengkapnya
Rasa Suka
"Baik Pak, saya paham. Kalau begitu sampai nanti besok," Alenta menutup panggilan telepon dari Rafael lalu kembali menghadap Alden. "Ada apa lagi dengan pria itu?" Tanya Alden yang menatap Alenta tajam. Alenta mengangkat alisnya melihat tatapan Alden yang tidak ramah. Apa Alden marah lagi? Tapi kenapa? Alenta menggelengkan kepalanya, mencoba mengabaikan pemikiran negatifnya tentang Alden yang terlihat aneh hari ini, mungkin itu hanya perasaannya saja. "Dia memintaku datang lebih awal besok,""Kenapa?" Tanya Alden lagi. "Dia ingin memberitahu seluruh tim bahwa aku akan menjadi sekertarisnya besok," jelas Alenta lalu kembali menikmati makanan yang berada di hadapannya dan mengabaikan tatapan Alden yang tajam. "Tapi kenapa kau harus datang lebih awal ke kantor?" Tanya Alden dengan nada sinis. Alenta mengedikkan bahunya lalu memberikan tatapan heran pada Alden, "Entahlah Alden, aku juga tidak tahu. Kenapa kau sangat sens
Baca selengkapnya
Pertemuan dengan Richard Sebagai Kimmy Ara
"Ara, maafkan aku. Pak Direktur ingin menemuimu sepulang kantor nanti," Alenta mengangkat alisnya mendengar perkataan rekan kantornya ketika kantor dalam keadaan sepi. Karyawan lain sepertinya tengah bersiap untuk jam istirahat.  Ia terpaku sejenak mendengar perkataan itu. Richard? Akhirnya setelah beberapa minggu ia berada di kantor ini, manusia brengsek itu menyadari kehadirannya. Tapi kenapa dia ingin memanggilnya secara sembunyi-sembunyi seperti ini? Alenta menganggukkan kepalanya singkat sebagai jawaban. Rekan kerjanya segera pamit undur diri dari ruangannya. Ruangan Rafael yang bersebelahan dengannya terbuka lebar. Ia segera berdiri dari kursinya saat Richard keluar dari dalam sana. "Ada apa? Kenapa wajahmu tegang sekali?" Tanya Rafael. Alenta segera mengulas senyum tipis. "Tidak apa-apa, Pak. Saya hanya kelelahan," kilah Alenta sambil mengusap tengkuknya. Rafael segera menghampiri Alenta lalu menatapnya cemas, "Kau
Baca selengkapnya
Pengakuan Cinta Kimmy Ara pada Rafael
Alenta terhenyak mendengar tuduhan yang dilontarkan Richard. Menggoda puteranya katanya? Ia mendengus kasar. Jika bukan karena dendamnya, ia juga tak akan mendekati Rafael barang satu senti pun."Kenapa Anda bisa berkata seperti itu?" Tanya Alenta sinis. Ternyata beginilah sifat asli dari seorang Richard. Dia pandai mengintimidasi lawannya dengan percaya diri."Semua orang di kantor memiliki mata dan telinga, Kimmy Ara.""Ya, baiklah. Apa saya juga harus mengakui tuduhan itu? Saya memang menggoda putera Bapak, lalu apa yang Anda ingin saya lakukan?""Tinggalkan Rafael atau aku akan melakukan cara apapun untuk membuatnya berhasil,"Alenta tersenyum sinis. "Sepertinya Anda akan melakukan apapun untuk itu,""Syukurlah kau cukup cepat memahami apa yang tengah aku bicarakan. Jadi tinggalkan dia jika ingin hidupmu damai," Ujar Richard membalas senyum Alenta miring."Rafael yang menempel terus pada saya. Kenapa saya harus melakukan itu? Kami sal
Baca selengkapnya
Alden Kecewa
Mata Rafael melebar mendengar pengakuan gadis itu. Barusan gadis itu bicara apa?"Saya mencintai Anda. Saya ingin terus bersama Anda, apa Anda tidak memiliki perasaan yang sama dengan saya?" Tanya Kimmy Ara dengan berurai air mata.Rafael terpaku di tempat melihat gadis itu menangis, ia tidak mengerti kenapa gadis itu bisa mencintainya sedalam ini. Ia tidak pernah mendapatkan cinta setulus itu dari seorang gadis selain Alenta."Tapi, Ayah bisa mengancam nyawamu," tukas Rafael gelisah. Ia tidak ingin kehilangan lagi dan merasa bersalah atas kematian seseorang.Kimmy Ara menggeleng kuat-kuat, "Saya tidak perduli. Nyawa pun akan saya pertaruhkan untuk Anda,"Hati Rafael menjadi luluh dengan perkataan Kimmy Ara. Sebisa mungkin ia menahan diri agar ia tidak memeluk Kimmy Ara saat ini juga. Namun, ucapan ayahnya tadi pagi kembali terngiang di telinganya.Ayah yakin, dia mengincar harta kita!Rafael menggelengkan kepalanya keras. Sadar Rafae
Baca selengkapnya
Kecurigaan Lauren
"Aku pamit pulang. Aku merasa tidak nyaman terus berada disini jika Kakakmu tidak menyukai kehadiranku," ujar Rafael setelah Alden berlalu dari ruangan Alenta beberapa jam yang lalu.Alenta menganggukkan kepalanya. Saat Rafael hendak beranjak pergi, Alenta tiba-tiba menahan lengan Rafael."Anda tidak akan meninggalkan saya lagi bukan?" lirih Alenta setengah memohon.Rafael terlihat bimbang. Pria itu terdiam untuk beberapa saat, lalu detik berikutnya ia mengangguk. "Aku tidak akan melakukan itu, kau tidak perlu khawatir," sahut Rafael lembut.Alenta ingin bersorak saat Rafael terlihat mempercayainya. Ia merasa berterima kasih pada Richard karena menciptakan peluang baginya. Ia tersenyum tipis pada Rafael lalu berkata, "Terima kasih,""Kalau begitu aku pergi, kau harus segera pulih,"Alenta menganggukkan kepalanya singkat. Ia menatap punggung Rafael hingga pria itu berlalu dari ruangannya.Setelah Rafael benar-benar pergi, Alenta segera
Baca selengkapnya
Rafael Dibuang?
"Kenapa Ayah melakukan itu? Lepaskan! Kubilang lepas!" Richard terkejut saat Rafael menerobos masuk ke ruangannya lalu berteriak kencang. Ia memberi isyarat pada beberapa penjaga yang ia sewa agar melepaskan cekalan mereka pada puteranya. "Ada apa Rafa? Kenapa kau terlihat sangat marah?" Tanya Richard berpura-pura tidak paham. Sebenarnya ia tahu alasan kenapa Rafael menghampirinya dengan tidak sopan seperti ini. Apa lagi kalau bukan karena gadis rendahan itu? "Aku bilang aku akan menjauhinya, Ayah sudah berjanji padaku tidak akan melukainya. Tapi kenapa Ayah malah ingkar dan membuatnya celaka di depan mataku?" cecar Rafael murka. Richard berdiri menjulang di hadapan Rafael. "Sejak kapan kau membangkang pada Ayahmu? Aku melakukan hal itu agar dia tidak membuatmu goyah seperti ini!" balas Richard sengit. Rafael mendengus kasar. Selama ini ia berusaha menjadi anak penurut bagi ayahnya, tapi ayahnya hanya melakukan sesuatu yang menurutnya benar ta
Baca selengkapnya
Pertemuan dengan Barbara
Alenta meletakkan snack yang sedang ia makan saat ponselnya tiba-tiba berdering. Dengan malas, Alenta segera menghampirinya. Ini hari cutinya dari kantor karena sakit. Siapa yang telah mengganggu kesenangannya yang sedang bersantai hari ini? Alenta berdecak saat melihat nomor asing tertera di layar. Akhir-akhir ini banyak nomor asing bermunculan disana. Apa ia harus mengganti nomornya nanti? "Hallo?" sapa Alenta dingin. Jika yang meneleponnya adalah orang iseng atau seorang penipu yang hendak mencari korban, ia akan memarahinya habis-habisan. "Selamat siang Kimmy Ara," Seorang perempuan muda terdengar menyapanya lembut. Alenta mengangkat alis mendengar sapaan di seberang sana. Kenapa dia tahu tentang Kimmy Ara? "Ya. Dengan siapa saya berbicara?" Tanya Alenta balik. Suara di seberang sana terdengar menghela nafas panjang lalu berkata, "Saya Puteri Barbara," Alenta terkejut mendengar jawaban itu. Puteri Barbara? Tunangan Rafael? Kenapa s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status