All Chapters of Jerat Sang Model: Chapter 61 - Chapter 70
90 Chapters
61. Sendirian
Ressi duduk diam di ruang rawat dengan dokter yang membersihkan serta mengobati luka-luka lecet yang dia dapat akibat terjatuh di atas paving blok trotoar jalan setelah dihempaskan oleh Sissylia.Siapa yang menemaninya?Tidak ada!Valeri ada di pelataran Rumah sakit bersama Avixenna, Arcala sudah barang tentu bersama Sissylia. Velora melakukan pemeriksaan setelah mengeluh jika perut bawahnya mengalami kram."Apa ada luka lain lagi Bu?" tanya dokter membuyarkan lamunan Ressi."Tidak Dok." "Baiklah sudah selesai Bu." Dokter memberitahu jika pekerjaannya telah usai."Terima kasih Dokter," ucap Ressi sopan.Setelah menyelesaikan administrasi serta keperluan obat yang sudah pasti tidak akan Ressi minum. Dia pun keluar dari dalam ruangan tersebut dan tidak mendapati seorang pun yang menunggui dirinya.Terduduk lemah di kursi depan ruangan dokter. Ressi menunduk menertawakan betapa menyedihkan dirinya saat in
Read more
62. Tawaran
"Aku akan bertanya Raga. Tolong jawab,"  pinta Ressi dengan helaan nafas lirih."Tanyakan!" balas Arcala mengambil duduk di ujung berlawanan dengan Ressi. Membuat wanita itu semakin miris karena merasa seperti wabah penyakit yang harus dijauhi."Kenapa kamu membawaku dalam lingkaran api ini?" Ressi menerawang jauh ke angkasa.Terhenyak. Arcala tidak menyangka jika akan mendapat pertanyaan demikian. Sekarang dia harus menjawab apa?"Karena Valeri." Hanya itu alasan yang tepat karena kenyataannya memang itu alasan Arcala."Kamu bisa menyewa babysitter saat itu Raga." Ressi seperti komputer yang jika diberi pertanyaan akan menjawab dengan nada datar hanya saja kali ini dia bertanya dengan suara tanpa intonasi.Terdiam beberapa saat Arcala memilah-milah apa yang ingin dia katakan. "Saat itu aku tidak terpikir sampai sana. Keadaanku cukup kacau, perusahaan limbung, Sissylia sedang mengejar karirnya lalu orang tuaku mendesak agar aku s
Read more
63. Memantapkan Langkah
"Aku ingin ke rumah Avixenna," ijin Valeri kepada Ressi yang kebetulan Arcala juga ada di sana.Dengan menunduk tanpa berani menatap wajah dua orang yang dia anggap orang tuanya selama ini. Akan tetapi kali ini Valeri membutuhkan jarak dari mereka. Apalagi setelah mendapati kenyataan yang sebenarnya?Kenyataan yang menghancurkan perasaannya yang masih kecil. Perasaan yang seharusnya tidak mengalami hal besar semacam ini."Tapi Baby-" Arcala ingin menolak permintaan putrinya sebab jika Sissy terbangun nanti pasti akan mencarinya, namun Ressi memotong perkataan pria itu."Okay Baby. Pergilah Mommy memberi ijin untukmu," ucap Valeri mengijinkan. Dirinya tahu jika Valeri membutuhkan jarak dan waktu untuk menghadapi semua kegilaan yang seharusnya tidak ditanggung oleh pundaknya yang masih kecil."Tapi Re-" Arcala mencoba mendebat. "Go away Baby. Xenna menunggu," lanjut Ressi lembut sambil mengusap puncak kepala Valeri penuh sayang.Menatap Ressi be
Read more
64. Mengeluh
Saat sampai di ruangan kekasihnya Sissylia masih belum sadar. Arcala duduk di kursi samping ranjang Sissy, mengambil telapak tangan kekasihnya lalu menempelkan pada pipinya sembari dia kecup perlahan.Erangan lirih terdengar dari Sissylia sebelum dia membuka mata. Meringis sejenak lalu netranya terbuka dengan cepat dia mengitari ruangan mencari-cari keberadaan gadis kecil berambut kecoklatan seperti warna rambutnya."Di mana Valeri Cala?" tanya Sissy mengabaikan rasa sakit di seluruh tubuhnya.Mengusap perlahan dahi dan surai kekasihnya Arcala tersenyum lembut sebelum berkata, "dia meminta ijin untuk bermalam di rumah temannya.""Apa aku membuat kesalahan Cala. Tidak, tidak aku benar-benar salah!" lirih Sissy putus asa."Ada apa sebenarnya?" tanya Arcala lembut membujuk."Aku cemburu Cala. Aku tidak bisa menahan diri rasanya aku begitu marah melihat kedekatan Valeri dengan wanita itu! Dia bukan siapa-siapa untuk Valeri
Read more
65. Bonding
Perasaan Ressi membaik. Sepanjang perjalanan meski tubuhnya nyeri senyum lebar menghiasi wajahnya yang semakin terlihat menawan.Sampai di rumah dia bahkan sempat menyapa satpam yang berada di pos dekat gerbang.Memarkirkan mobilnya dengan mulus dia langsung turun bahkan hendak berlari masuk ke dalam rumah namun, urung sebab kakinya yang sudah pasti akan semakin membengkak jika dia melakukan itu.Setelah berada di dalam rumah dia agak mengernyit heran karena rumah nampak sepi padahal mertuanya ada di rumah.Naik ke kamarnya dia bergegas membersihkan diri dan berganti pakaian sebelum turun kembali ke dapur.Setelah selesai, dia kembali turun. Begitu mendekati dapur Ressi mendengar sedikit keramaian berasal dari sana.Yang ternyata ibu mertuanya tengah berkutat di dapur."Mama sedang apa?" tanya Ressi basa-basi karena dia tahu mertuanya tengah memasak."Sedang nonton tivi Re," jawab Rossy kalem lalu tertawa lirih.
Read more
66. Tidak Rela
"Sayang. Kamu kenapa?" tanya Rossy lembut melihat cara berjalan Ressi yang sedikit pincang."Keseleo Ma," jawab Ressi tersenyum manis sambil mengambil peralatan makan dan menatanya di atas meja."Yakin?" tanya Rossy lagi.Ressi mengangguk pelan tetap mempertahankan senyum manisnya. "Kita nunggu Papa pulang?""Iya Remond!" Rossy gemas karena tidak mendapat jawaban yang dia inginkan."Kok Remond sih Ma," rajuk Ressi menggoyangkan lengan mertuanya."Iya udah sana ke mana dulu gitu," usir Rossy menggoda."Mama Ressi laper loh ini. Masakan Mama bikin Ressi ngiler." Ressi masih berusaha merayu mertuanya agar mengizinkannya makan."Ya sudah kamu makan dulu. Lagian kalau nungguin papa, bisa mati kelaparan kita." Rossy duduk mulai mengisi piringnya dengan makanan."Mama kok nakal sih, nggak mau nungguin papa pulang buat makan!" omel Ressi namun dia juga duduk dan mulai makan dengan semangat masakan Rossy memang
Read more
67. Mengesalkan
Memandang kamar Valeri yang cukup luas. Ressi mulai melepaskan wallpaper yang sebenarnya masih bagus, tapi dia ingin membuat suasana kamar gadis itu menjadi glow in the dark dengan banyak benda-benda yang bisa menyala di dalam gelap.Tidak pernah Ressi meminta bantuan saat merenovasi kamar Valeri. Semuanya dia lakukan sendiri mungkin butuh waktu yang sedikit lama.Dia memiliki keahlian dalam bidang renovasi hanya saja tidak terlalu dikeringkan sebab dia kadung jatuh cinta dengan bayi manis dalam pelukannya. Jadi dia mendedikasikan seluruh waktu dan tenaganya untuk merawat bayi tersebut yang kini tumbuh dengan cantik dan sehat.Tiap sudut kamar Valeri ditetesi oleh peluh dan airmata Ressi seperti biasa. Saat merenovasi kamar Valeri lah Ressi bisa menumpahkan seluruh perasaannya. Tidak membutuhkan cat, Ressi selalu membeli wallpaper dengan gambar yang menurutnya menarik. Satu hal yang sangat Ressi sukai darinya dan Valeri, selera mereka akan sesuat
Read more
68. Visi Erotis
Ressi tetap berdiam di kamar Valeri hingga pekerjaannya tinggal finishing saja.Setelah membersihkan sisa-sisa bahan yang dia pakai Ressi mematikan lampu. Semua ornamen yang dia pasang langsung menyala dengan begitu indah, sekaligus menyalakan perasaan melow dalam dirinya yang sering sekali tenggelam dalam kegelapan tanpa cahaya sedikitpun. Dia tidak ingin Valeri mengalami hal itu, jadi dia memasang semua ornamen dalam kamar putrinya yang tetap bisa menerangi meskipun dalam gelap.Jika cahaya terang. Mungkin ornamen-ornamen itu hanya terlihat memperindah ruangan tanpa kegelapan tidak akan ada yang tahu keindahan sesungguhnya dari beda-benda kecil tersebut.Setelah puas dengan hasil pekerjaannya Ressi keluar dari dalam kamar Valeri menuju kamarnya sendiri untuk membersihkan diri sambil berharap tidak akan ada kejutan Arcala yang telanjang di dalam kamar mandi. Itu sangat mengerikan sekaligus mendebarkan jiwa jalang Ressi yang tidak pernah merasakan sentuhan
Read more
69. Ilusi Gairah
Tidak bisa memeluk orangnya, apa tidak boleh dia memeluk pakaiannya meski dia akan nampak sangat menyedihkan.Tak apa dari awal dia memang menyedihkan karena berharap bisa masuk ke dalam hati pria yang di dalamnya sudah terisi oleh wanita lain. Memilih kemeja biru dongker Ressi mengenakannya perlahan takut merusak pakaian tersebut. Gesekan kain pada puncak payudaranya membuat Ressi mengerang perlahan membayangkan jika suaminya yang melakukan hal tersebut.Tersengal oleh hasrat yang tidak mampu dia bendung Ressi juga tersengal oleh isakannya sendiri."Tidakkah kamu melihat betapa aku menggilaimu Raga? Tidakkah kamu merasakan betapa cemburunya aku ketika wanita hina itu bisa memiliki hati dan tubuhmu sedangkan aku ... aku ... aku hanya memiliki pengakuan. Itupun bukan pengakuanmu melainkan pengakuan hukum dan agama," tangis Ressi, tersimpuh di lantai walk in closet dengan memeluk dirinya sendiri.Sedangkan di tempat lain Arcala tengah berc
Read more
70. Pergolakan Batin
Tidur masih dengan mengenakan pakaian suaminya Ressi terlelap bersama buaian yang dia angankan selama ini.Arcala yang memeluk dirinya menemaninya dalam malam-malam yang dingin dan sunyi sampai dia benar-benar terlelap.Di apartemen milik kekasihnya, Arcala tengah memapah Sissylia yang memaksa untuk rawat jalan saja di rumah. Dia tidak tahan dengan bau rumah sakit.Setelah menempelkan kartu akses pada alat pemindai keduanya masuk ke dalam. Unit Sissylia cukup berantakan meski tidak terlalu parah, hal seperti itu sangat bukan dirinya sekali. Maka dari itu Arcala sempat mengernyit heran meski tetap bungkam dan mengantar Sissylia ke dalam kamarnya agar bisa istirahat.Dia juga butuh istirahat setelah lelah berdebat perkara kekasihnya yang tidak ingin menginap di rumah sakit."Istirahatlah. Aku akan tidur di luar," ucap Arcala tegas setelah membantu kekasihnya berbaring di ranjang.Sissylia tidak mampu berkata-kata karena jika dia melakukannya mereka akan bertengka
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status