All Chapters of Unexpected love: Chapter 21 - Chapter 30
83 Chapters
Bab 21. Hanya menggoda.
 Mirela menghubungi kakaknya Pras setelah selesai berbicara dengan sahabatnya Veny dan mengatakan apa yang dikatakan sahabatnya itu terkait salam yang Pras titipkan kepadanya. "Hmmm...jadi artinya itu masih ada kesempatan buat aku," tanya Pras santai. Pemuda itu benar-benar merasa relaks saat mendengar informasi yang telah disampaikan adik perempuannya itu. Tadinya dia sempat khawatir kalau Veny telah memiliki pria idaman lain di hatinya, karena sikapnya yang sangat cuek selama ini. "Yups, tapi kakak harus cepat bergerak agar tidak terlambat, sebab aku mencurigai sepertinya ajudannya itu juga menaruh hati kepada Veny," ungkap Mirela jujur. "......." Pras mengerutkan keningnya mendengar informasi yang satu ini, dia mulai mengingat sosok pria tampan dan tegap khas militer yang selalu mendampingi Veny kemanapun gadis itu pergi. "Dan sementara ini ak
Read more
Bab 22. Butuh Waktu
Bab 22 Mirela memesan tiket pesawat untuk tempat yang akan dia kunjungi saat liburan, gadis itu memilih untuk berlibur ke India, padahal banyak tempat lain yang lebih bagus untuk dikunjungi namun, gadis itu lebih memilih India sebagai tempat yang akan dia kunjungi untuk liburannya kali ini karena Mirela merasa tertarik untuk melihat taj mahal, bangunan yang dibangun atas kecintaan seorang pria kepada wanita yang dikasihinya. Mirela yang merasa hampir hilang kepercayaan kepada kaum pria atas gagalnya pertunangannya dengan Rengga merasa perlu untuk melihat bangunan tersebut untuk meyakinkan hatinya bahwa di dunia ini masih banyak pria setia yang bisa di harapkan dan diandalkan. Saat Mirela memberitahukan kepada Veny tentang niatnya berlibur ke India, sahabatnya itu menatapnya dengan pandangan aneh. Bagaimana tidak? Sebelumnya Veny sempat berpikir kalau sahabatnya itu akan memilih Paris atau Italia sebagai tempat berlibur. Selain banyak tempat romantis yang bisa dikunjungi, di sana
Read more
Bab 23.Dear Mirela
Bab 23 Dean mendapatkan kabar soal Mirela yang akan berpergian ke luar negri dari bawahannya dan memutuskan untuk menyusun rencana pertemuan kebetulan mereka di luar negeri. "Bagaimana caranya membuat pertemuan yang seolah-olah itu adalah suatu kebetulan?" tanya Dean kepada bawahannya. "Bagaimana kalau bermain pahlawan menyelamatkan kecantikan, Bos?" tanya anak buahnya. "... apakah tidak terlalu klise?" tanya Dean sambil mengusap dagunya ragu. Walaupun cara tersebut memang bagus tapi cara itu sudah terlalu sering dipergunakan, bahkan film dan sinetron banyak menggunakan cara yang sama di jalan ceritanya untuk mempertemukan tokoh pria dan wanitanya. Dean mengerutkan kening merasa tidak puas memikirkan bahwa cara yang dia pakai amatlah pasaran dan banyak digunakan dimana mana. Apakah itu tidak akan menimbulkan kecurigaan di hati Mirela? Kalau dia menggunakan cara yang sama? " ... " Anak buahnya juga mengerutkan kening ikut berpikir, dia sadar kalau bosnya sama sekali tidak tert
Read more
Bab 24.Pria Yang Beruntung.
Bab 24 Mirela mulai mengemasi barang-barang yang akan dia bawa saat berlibur besok untuk waktu yang tidak terbatas. Dia belum memutuskan berapa lama waktu yang akan dihabiskannya untuk liburan, semua tergantung pada mood yang dia miliki. Jika dirinya dapat melupakan semua kekecewaan yang telah dialaminya, mungkin dia akan cepat pulang namun, selama dia tidak dapat melupakan kepedihan hatinya mungkin dia akan terus berada di luar negeri. Setidaknya sampai dua tahun lagi ... saat rapat perhimpunan pengusaha dimulai, baru dia akan pulang karena dirinya telah berjanji akan mewakili Veny dalam rapat itu. Walau sebenarnya dia sendiri tidak tahu apa yang akan dia lakukan di sana. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu di depan apartemennya. Mirela memalingkan pandangannya dari barang-barang yang sedang diberesi dan dimasukan ke dalam koper ke arah pintu. "Siapa sih?" gerutu Mirela kesal. Namun, suara ketukan yang terus menerus dan semakin kencang membuat gadis itu mau tidak mau men
Read more
Bab 25. Perubahan
Bab 25 Dua tahun kemudian .... Mirela melangkahkan kaki keluar dari pesawat dengan wajah dan senyum yang cerah. Di loby bandara Veny menunggunya dengan tidak sabar, pasalnya pesawat yang di tumpang Mirela terlambat mendarat di bandara hingga dua jam. Hal itu membuat Veny gelisah seperti duduk di atas bara api. Dia bolak balik bertanya kepada petugas di bandara mengapa pesawat yang ditumpangi Mirela Lambat mendarat. Jawabannya adalah karena faktor cuaca. Cuaca hari itu memang mendung dengan awan gelap pekat menggantung di atas bandara. Veny menghela napas. Sambil menunggu dia sibuk mengamati langit dan berdoa semoga pesawat yang ditumpangi sahabatnya bisa secepatnya mendarat dengan selamat. Veny ingin melihat bagaimana perubahan yang dibuat oleh sahabatnya setelah lama tinggal di luar negeri. Dari kejauhan Veny melihat seorang perempuan cantik berambut pirang memakai kaca mata hitam dengan pakaian yang sangat modis tak ubahnya seperti super star. Gadis itu berdecak kag
Read more
Bab 26. Kepompong Jadi Kupu-kupu.
 Veny tampak tertegun ketika melihat sahabatnya Mirela keluar dari ruang ganti, baju yang membalut tubuh sahabatnya itu sangat indah, membuat Mirela yang sudah cantik jadi semakin bersinar dan bertambah cantik. "Bagaimana?" tanya Mirela bingung karena melihat sahabatnya hanya diam sambil menatapnya. Dia memilih baju ini karena sepertinya baju ini cocok untuk warna kulitnya dan akan membuat kulitnya tampak lebih bersinar. Tapi melihat reaksi sahabatnya saat ini hanya diam saja dan lama menatapnya bolak balik, Mirela jadi merasa tidak yakin dengan penilaiannya atas baju tersebut. "Luar biasa!" kata Veny sambil mengitari sahabatnya. Hanya itu yang dapat dia katakan untuk menggambarkan bagaimana menakjubkannya penampilan Mirela saat ini. Veny yakin sahabatnya ini akan mencuri perhatian pengusaha-pengusaha yang hadir di acara tersebut. Diam-diam Veny tertawa dalam hati, menertawakan bagaimana
Read more
Bab 27. Menghadiri Pertemuan.
 Mirela berangkat ke pertemuan pengusaha bersama kakaknya, Pras. Awalnya kakaknya itu merasa heran ketika mendengar bahwa MIrela akan menghadiri pertemuan pengusaha di Bandung. Selain adik perempuannya itu bukan pengusaha, Pras juga merasa khawatir adiknya akan bertemu dengan Rengga dan kembali terluka karena mengingat masa lalunya, apalagi kalau Rengga membawa istrinya.Namun, kecemasannya itu menguap ketika dia mendengar sendiri dari Mirela bahwa liburannya tiga tahun telah cukup untuk membuatnya melupakan Rengga, karena dia sadar masih banyak pria lain yang lebih baik dari Rengga.Akhirnya mereka sepakat akan berangkat bersama. Pras menjemput adiknya yang saat ini berada di rumah Veny dan tidak melewati kesempatan untuk sedikit main mata dengan sahabat adiknya itu.Sampai di hotel bintang lima tempat acara digelar, Pras dan Mirela menyadari kalau mereka datang terlambat, sebab acara sudah dimulai, dan pembawa acara sedang membuka acara. 
Read more
Bab 28. Ipar Rengga.
 Pras tampak kesal dan tidak dapat berkata-kata. Dean benar, Mirela adalah utusan Veny, secara profesional kalau ada ajakan kerjasama dari pengusaha lain jangankan Mirela, bahkan Veny pun pasti akan sangat sungkan untuk langsung menolak tanpa mendengarkan terlebih dahulu kerjasama yang akan ditawarkan. "Jadi kerjasama apakah yang akan tuan ajukan?" tanya Mirela sambil tersenyum. "Panggil aku Dean!" ujarnya yang merasa tidak enak mendengar kata tuan dari mulut Mirela, gadis yang selama ini dia inginkan untuk menjadi pendamping hidupnya. "Baik, Dean, kerjasama apa yang ingin kamu tawarkan?" tanya Mirela. "Tapi kamu juga harus tahu, posisiku di sini hanya sebagai perwakilan dan tidak dapat memberikan keputusan secara langsung, aku harus bertanya terlebih dahulu ke bosku apakah dia mau menerima kerjasama yang kamu tawarkan atau tidak," jelas Mirela kepada Dean. "Tidak masalah, bosmu akan den
Read more
Bab 29. Panggilan Alam 
 "....." Mirela tertawa geli mendengar apa yang dikatakan oleh sahabatnya. "Astaga Veny itu hanya masa lalu dan aku tidak mengingatnya lagi," kata Mirela di sela-sela tawanya. "...." "Lagipula itu bukan salah siapa-siapa, jika dia benar-benar mencintai aku dia tidak akan terpengaruh pada apa pun! Toh aku tidak meminta gunung emas, dan dia tidak harus jadi sukses dan kaya raya kalau ingin bersamaku," kata Mirela lagi sambil melirik Rengga yang tampak sedang memerhatikan dirinya. Dean mengambil posisi menghalangi pandangan Rengga hingga dia tidak dapat lagi melihat Mirela.  Rengga membalikkan badannya menyadari kakak iparnya menghalangi pandangannya ke arah Mirela. Rengga tidak habis pikir, mengapa Pras membiarkan saja adiknya dekat dengan Dean padahal dia tahu kalau Dean itulah penyebab batalnya pertunangan antara dirinya dengan Mirela. Rengga mengikuti Pras ke l
Read more
Bab 30. Restu
 Dean sungguh tidak menyangka kalau idenya menikahkan adiknya dengan Rengga malah menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Rengga jadi semakin berani dan terang-terangan balik mengancamnya. Mirela keluar dari toilet dan melihat Dean sedang bersandar pada dinding tidak jauh dari toilet wanita. Gadis itu tersenyum dan menghampirinya. "Apa yang kamu lakukan di sini?" tanyanya sambil tersenyum merasa lucu melihat pria setampan Dean berada di dekat toilet wanita. 'Dia pasti akan dianggap orang mesum atau pengintip, kalau dia tidak memakai jas dan memiliki wajah yang dingin seperti es,' pikir Mirela. "Tentu saja aku sedang menunggumu," kata Dean sambil mencium tangan Mirela penuh sanjungan. Mirela memutar bola matanya melihat kebiasaan Dean kepadanya saat bertemu di luar negeri tidak juga berubah. Dean selalu mencium tangannya ketika mereka bertemu, alasannya semua orang di luar negeri melakukan
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status