Semua Bab Cinta Terakhir Sang Bangsawan: Bab 11 - Bab 20
145 Bab
11. Kejutan untuk Dua Wanita
"A-a-apa?" Rani tak tahu harus menjawab apa, begitu terkejut dengan permintaan Orion yang mendadak dan begitu absurd itu. "Kau pasti hanya bercanda. Kumohon, jangan berpikiran buruk seperti itu, Orion. Maafkan aku, tapi aku sungguh-sungguh tak bisa membantumu, terutama apa yang tak layak kulakukan sebagai seorang guru dan tamu di kediaman Delucas ini!" "Sebenarnya kau memang tak bisa, atau memang tak ingin membantuku? Apakah kau punya jalan keluar lain atas masalahku? Kau belum tahu jika masalah ini membuatku hampir gila! Jika kau tak bisa menolongku, lalu siapa lagi? Masa depanku, karierku, keinginanku untuk merasakan cinta sejati, semua sirna bersama pernikahan palsu ini!" Sedikit berteriak, Orion baru sadar jika ia terlalu terbawa emosi, mencoba mengatur napas yang mulai terengah-engah. Mata Rani menyipit. "Palsu? Apa maksudmu?" Orion berbisik perlahan sekali di telinga Rani, napasnya hangat membelai tengkuk gadis itu. "Hampir sama seperti di negerimu, Eve
Baca selengkapnya
12. Out-and-In (18+)
Semua yang Orion rencanakan berjalan cukup lancar. Tak lama setelah puas menikmati anggur pemberiannya, Lady Rosemary tampaknya benar-benar mabuk. Ia asyik bicara mengenai apa saja, tak henti-hentinya menyerocos dengan pipi merona merah dan napas beraroma alkohol. Sesekali tertawa lepas sambil menyentuh tubuh Orion di mana saja sesuka hatinya, wanita cantik yang biasanya tampil elegan itu kini berbalik liar. Orion sebetulnya enggan menerima belaian istrinya, namun keyakinannya bahwa Rose takkan lebih lama 'sadarkan diri' membuatnya sabar menunggu."Lakukan itu sekarang juga, Orion, my handsome prince, cepatlah, please, I just can't wait any longer..." Rose beraksi setelah meletakkan gelas anggurnya di meja sisi ranjang. Dilucutinya sendiri bagian atas lingerie-nya, mulai dari tali bra yang melingkari bahu kiri, bahu kanan, hingga perlahan terjatuh ke pangkuan, tanpa malu-malu mengekspos sepasang rahasia wanita memikat di baliknya.Rose segera menarik
Baca selengkapnya
13. Awal dari Akhir
"A-a-apa? Orion, ups, maksudku, Tuan Delucas, mengapa aku harus ikut denganmu, maksudku, bersama Anda, masuk berdua saja ke dalam kendaraan pribadi Anda?" Menyadari jika mereka berada di area terbuka yang bisa dilihat oleh siapa saja termasuk Lady Rosemary yang mungkin berada di kejauhan, Maharani berusaha untuk tak terlihat terkejut. Jantungnya tak ayal berdebar-debar, ia belum pernah duduk berdua saja dengan seorang pria di belakang kemudi. 'Menurut atau tidak, apa alasan yang dapat kuberikan seandainya aku...?' "Ikuti saja perintahku. Lady Rosemary tak pernah ingin ikut serta dengan acara go downtown seperti ini. Ia masih lelap di kamar, percayalah, ini takkan jadi masalah, kita juga bepergian untuk tugas belanja mingguan! Mari, kendaraan kita ada di sini!" Maharani sadar, titah pemuda itu tak dapat ia tolak. Orion segera berjalan menuju sebuah sedan sport hitam convertible berlogo kucing besar, merek yang tergolong mewah dan lan
Baca selengkapnya
14. Danger in Red
"Oh my God. Astaga. Please, jangan katakan kita semua mulai saat ini harus segera kembali mengenakan masker kemanapun seperti beberapa tahun silam!" celetuk seorang pelanggan lokal yang menonton siaran berita breaking news di sisi Orion dan Maharani."Kali ini sepertinya bisa-bisa jauh lebih gawat dari itu. Infeksi tak dikenal kali ini konon juga airborne, juga sepertinya, in my humble opinion, akan jauh, jauh lebih berbahaya! Kelihatannya ada sesuatu yang lebih dari sekadar 'airborne' atau menular," tambah rekan di sisinya.Orion dan Maharani masih terdiam, berusaha mencerna dalam benak semua hal mencekam yang disampaikan pembawa berita itu."Pharez, Everance, jaraknya memang tak terlalu dekat dari Chestertown. Namun ingat, pandemi virus pernapasan yang berawal dari kota Everiental itu dulu juga menyebar dengan sangat cepat ke seluruh dunia Ever!" Orion merenungkan sambil bertutur sedih, "Ayahku meninggal dunia karen
Baca selengkapnya
15. So Beautiful
Mendengar keterangan itu, Lady Rosemary hanya bisa menggigil, antara bingung dan marah. Spontan, ia teringat pada kejadian tragis beberapa tahun silam. Pandemi infeksi virus pernapasan mematikan yang terjadi di seluruh belahan dunia Ever memang tak berpengaruh banyak di dalam kompleks Delucas. Saat kejadian itu merebak mereka menutup diri rapat-rapat sehingga ia merasa cukup aman. Hanya saja perjalanan ke luar negeri yang sering mereka sekeluarga lakukan jadi tertunda. Setelah pandemi dinyatakan usai, malah suami pertamanya yang jenuh keluar dan ketahuan berselingkuh di Everlondon! "Huh! Panic buying, ternyata! Berita-berita meresahkan sejak beberapa malam ini membuat warga Chestertown ikut-ikutan mencari masalah dan menimbun pasokan pangan!" kesal wanita cantik itu sambil bergegas menuju ke bus pegawai di seberang jalan. Rombongan 'go downtown' ternyata sudah ada yang kembali, walau hanya beberapa orang. Mereka, beberapa staf pria dan wanita, kelihatan terkejut dengan hadirnya Lady R
Baca selengkapnya
16. Menyiksa dan Menyakitkan
Pipi Maharani memanas. Ia belum pernah dipuji seperti itu, bahkan oleh mereka yang dulu-dulu menyukainya dan ingin mendekatinya. Gebetan, teman akrab, atau siapapun yang dulu cukup dekat dengannya di bangku sekolah maupun kuliah di Evernesia sering melayangkan rayuan gombal. Namun ia tak pernah menanggapi, setidaknya karena ia tak berminat kepada mereka.Namun di negeri yang jauh ini, ia merasakan hal yang jauh berbeda. Dipuji oleh pemuda tampan yang belum lama ia kenal membuatnya ingin terbang melayang bagaikan daun-daun musim gugur yang masih sangat indah bertaburan di perbukitan Chestertown."Duh, terima kasih. Thank you very much. Actually, I never feel that beautiful, I'm just an ordinary girl. Aku belum pernah punya pacar, tak ada yang berminat denganku, walau di negeriku pada usia ini sangat banyak yang sudah mengikatkan diri dengan seorang lawan jenis. Aku tak tahu apakah aku layak untuk mengatakan aku cantik. Duh, maafkan kecerewetan dan curahan hatik
Baca selengkapnya
17. Overjoyed
"Rani, now you already knew what's inside my heart. Maafkan aku tak bisa berbohong maupun menahan-nahan lebih lama lagi. Tak mungkin kuberitahukan semua perasaanku kepadamu ini di dalam kediaman Delucas! Tentunya akan sangat menyakitkan keluarga itu. Juga, dulu-dulu tak ingin kuutarakan begitu saja, atau kau akan marah dan benci kepadaku! Jadilah kekasihku, Rani."  Orion masih bersikeras menahan Maharani dalam pelukannya. Gadis itu ingin berontak, sama seperti saat ia mendorong dada Orion untuk menjauh darinya. Ia tak ingin lagi dekat-dekat pada bara api yang menghanguskan itu. Bibir Orion yang merah muda dan lembut itu begitu mengundang untuk dikecup lagi dan lagi. Napasnya terasa di tengkuk Rani, hangat sekali. Aroma tubuhnya begitu natural bagaikan rempah-rempah, dedaunan kering dan kayu-kayuan hutan musim gugur. Orion memang secara alami begitu magnetik. "Jadi Anda ingin aku jadi kekasihmu, Tuan Orion, di saat Anda sudah beristri? Apakah Anda sudah
Baca selengkapnya
18. Pilihan Tak Terhindarkan
Setelah lama mereka berciuman, dengan enggan Rani terengah-engah dan menjauh sedikit. "Excuse me, I think I need some air," ujarnya sambil menjilat bibir. "Of course. Me too. That was very nice. Thanks. No, the word 'nice' sounds too bland. That was awesome. I haven't kiss anyone as deep and as sweet as that." Orion tersenyum, antara gelisah namun juga diam-diam gembira seperti seorang anak kecil yang baru sekali coba-coba melanggar titah orang tuanya. "Thank you, Rani. I'll try to make it works for us. It's hard for us, but we have to try."Keduanya terdiam dalam momen siang musim gugur nan sunyi itu. Sejenak lupa bahwa begitu banyak masalah menunggu di masa depan, Orion dan Maharani larut dalam penemuan asing mereka, bahwa mereka saling terbelit situasi dan rasa yang tak bisa lebih lama lagi dipungkiri.'Gadis ini tidak cantik, kata itu tak begitu tepat. Juga lebih dari sekedar menarik. Beda jauh dengan Rose yang apik meraw
Baca selengkapnya
19. Omen bagi Delucas?
Siang hari mulai beranjak sore. Orion dan Maharani segera turun gunung untuk kembali ke Chestertown, kebetulan tak begitu lama setelah Lady Rosemary dan kendaraan mewahnya berlalu! Keduanya langsung menemukan jika situasi di kota kecil yang tenang itu semakin jauh berbeda dari biasanya.Memutuskan untuk parkir di kejauhan, Orion segera turun dari mobil hitamnya. Rani menyusul di belakangnya, mereka sepakat untuk tak berjalan berdampingan.Beberapa tahun silam, sang guru muda pernah mengalami kejadian hampir serupa di Viabata, ibu kota Evernesia. Rak-rak mini market hingga pasar tradisional mulai kosong diserbu pembeli yang takut kehabisan stok sembilan bahan pokok. Seluruh penduduk kota besar yang berjumlah belasan juta jiwa itu, miskin maupun kaya raya, tua maupun muda, berebutan membeli beras, minyak goreng hingga gula. Antre hingga berjam-jam seakan takut tak ada lagi stok logistik untuk dijadikan persediaan di rumah. Kadang malah terjadi kekalapan, nyaris
Baca selengkapnya
20. The Outbreak
"What do you mean, Maharani? Mengapa tiba-tiba kau berpikir dan berkata seperti itu? No, you're definitely not that kind of bad person! Sebaliknya, bisa jadi kau adalah seseorang yang Tuhan kirimkan untuk kami, mungkin juga seorang malaikat penyelamat! Kita sepertinya memang 'bersalah' dalam hal ini, namun kau tak bisa sepenuhnya menyalahkan diri. Semua ini terjadi di luar kuasa dan kehendak kita!" "Tetap saja, di sini aku masih merasa seperti pembawa ketidakberuntungan. However, I must admit, I really feel lucky to meet you, Orion. Thanks. I don't know why. Aku hanya bersyukur saja atas pertemuan kita, walau kita belum bisa terlalu..." Kalimat Rani tergantung di udara. "Sesungguhnya di sini pun aku ingin sekali bisa mencium dan memelukmu lagi," Orion masih tersenyum, susah payah berusaha untuk tak mengalihkan pandangan dari jalan raya, "sayang, di belakang mobil ini, dari dalam bus, semua mata rombongan staf Delucas tentunya bisa mengawasi kita. Kita sekarang harus pintar diam-diam
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status