Semua Bab Cinta Terakhir Sang Bangsawan: Bab 31 - Bab 40
145 Bab
31. Kecurigaan Orion
Leon mengangkat bahu. "Aku tidak tahu. Yang jelas beliau bukan pemuka agama yang biasa melayani atau memimpin kebaktian penghuni kompleks di sini. Natal, Paskah, kami selalu mengundang pengkhotbah lain, bukan pria ini." "Aneh," Orion sebenarnya malas untuk membahas seseorang yang kemarin berdiri di depan altar dan memberikan pemberkatan kepada dirinya dan Lady Rose, "aku, walaupun hanya suami keduanya, sebenarnya berhak untuk tahu. Bahkan surat atau akte pernikahan kami saja aku tak pernah melihatnya." "Barangkali masih diproses oleh orang ini, Papa Orion. Beliau mungkin dipanggil mama kami secara mendadak, karena yang biasa melayani, Reverend James, sedang tak ada di tempat!" Leon memberikan pendapat. "Semakin bertambah aneh saja. Sepertinya ekspresi Rose terhadap pria ini dalam foto tak terkesan akrab. Sungguh, aku curiga, ada sesuatu yang mamamu coba sembunyikan, Leon! Surat yang mereka pegang bersama itu juga tak pernah ia ceritakan kepadaku. Aku memang t
Baca selengkapnya
32. Kengerian di Depan Mata
"Curiga? Mengapa?" Rani hampir tersedak saat mendengar kata-kata Orion itu. Berusaha keras ikut memelankan suaranya, ia balik bertanya, "Bukankah kalian baru saja menjadi suami istri yang sah?""Secara ritual, ya. Secara sipil, belum. Rose tidak mau, ia beralasan tak ingin nasibnya kelak seperti dulu, ditinggalkan 'si pengkhianat' ayah kandung Leon dan Grace yang menggerogoti harta serta kepercayaannya, padahal mereka menikah secara sipil. Akan tetapi walau pernikahanku sudah dilaksanakan di hadapan saksi dan Tuhan tentunya, terus terang saja, aku mencium adanya konspirasi antara Rose dengan 'seseorang' di sini.""Konspirasi? Seperti pandemi virus Hexa saja, yang selalu dikira hanya konspirasi para negarawan waktu itu! Dianggap bisnis, intrik dan permainan politik semata-mata! Di negeriku juga begitu, sangat banyak yang tak percaya, tak mau mengenakan masker dan tak mau menerima vaksin, hingga banyak nyawa melayang percuma! Padahal jelas-jelas penyaki
Baca selengkapnya
33. Misteri Besar bagi Orion
"Tolong sekarang juga matikan komputer itu, Leon! Terima kasih, tapi maaf, aku sedang tak ingin melihat kelanjutannya!" Grace yang biasanya cuek saat menikmati film horor atau thriller seseram apapun di FlixNet, kali ini 'menyerah' dengan pemandangan yang tak seberapa 'high definition' alias jelas, namun tersaji begitu nyata. Melihat adegan darah sungguhan mengalir keluar perlahan-lahan dari balik pintu setengah tertutup, rasanya ingin dimuntahkannya saja semua sarapan pagi yang telah ia cerna.Leon segera melakukannya. "Uh, maaf, Dik, bagaimanapun kita harus siap dengan semua kemungkinan yang terjadi. Ini kejadian sungguhan, betulan, pemerintah Everance, NHO dan Perserikatan Bangsa Ever kelihatannya belum membuka fakta ini. Kurasa bahkan takkan pernah akan tersiar di EverTV. Mereka akan menutup-nutupi sebisanya dengan 'lockdown' total atau jangan-jangan mengadakan pembersihan massal! Ada baiknya jika semua orang di sini tahu. So we bet
Baca selengkapnya
34. Sebuah Kejutan (Tak) Menyenangkan
Orion tak menyia-nyiakan sedetikpun waktu di Chestertown. Satu-satunya gereja tua yang ada di kota kecil itu tampak sepi. Sudah berdiri sejak ratusan tahun silam, bangunan tempat ibadat itu masih berdiri megah dan sangat terawat. Kapasitasnya hanya beberapa ratus umat untuk sekali kebaktian. Siang hari ini ruangan utamanya nan megah dengan langit-langit tinggi tampak kosong. Cahaya matahari masuk menerangi interior dari jendela-jendela kaca panjang berhias kaca berwarna ornamental di setiap sisi. Pernikahan Orion dengan Lady Rosemary beberapa hari silam tidak dilaksanakan di sini. Lady Rose menggelarnya di main hall kompleks Delucas 'dengan alasan privasi dan keamanan', pernikahan yang digelar tertutup itu tidak seperti sosialita kota lainnya. Saat itu Orion dan ibunya Lady Magdalene setuju-setuju saja, mereka juga tak ingin menggembargemborkan semua yang terjadi. Tak ada seorangpun sahabat dan teman keluarga Brighton yang diundang. Pengumuman pernikahan me
Baca selengkapnya
35. Berpisah?
'Kira-kira, ke mana Orion pergi? Dari tadi pagi saja kata-katanya saat kami sarapan sangat mencurigakan. Pasti ada sesuatu yang sangat penting.' "Anda tampaknya mengetahui sesuatu, Nona Maharani Cempaka?" Pertanyaan dokter Kenneth tiba-tiba mengusik Maharani yang masih hanyut dalam pikirannya sendiri. Gadis itu gelagapan, terburu-buru menyahut, "Oh, absolutely not. Aku hanya sedang memikirkan bahan pelajaran Bahasa Evernesia selanjutnya, Dokter, eh maaf, Kenneth!" Kenneth tersenyum manis, berusaha untuk tetap tampil simpatik di hadapan wanita muda Evernesia yang diam-diam dijadikan 'target misi rahasianya' ini. "Sungguh aku kagum! Anda seorang wanita muda yang rajin dan cerdas, tak hanya cantik! Berada di tempat sesunyi dan sejauh ini tentu sangat berat bagi gadis seusia Anda, Nona Rani Cempaka! Jauh dari teman sebangsa dan keluarga!" Rani tak semudah itu juga diberi pujian gombal. "Uh, tidak juga, Dok. I like... uh, this place, a lot. It really feels like a long vacation for me!"
Baca selengkapnya
36. Segera Menikah?
"Tetapi, Tuan Orion, tidakkah hal itu sangat riskan? Apabila Lady Rosemary sampai tahu semua ini, saya sangat khawatir ia takkan bisa menerima semuanya lalu nekat berbuat apa saja yang ia inginkan!" peringat Reverend James, "Beliau memiliki uang, kuasa serta segalanya yang ia inginkan! Andaikan saja seperti ini; kota ini bisa menjadi miliknya jika 'istri' Anda mau!" "Bagaimana dengan tindakannya yang menikah denganku secara demikian, bukankah itu juga di luar pengetahuan dan perjanjian dengan ibuku? Ya, ibuku sekarang harus tahu mengenai semua ini. Rev. James, kumohon Anda menyimpan dulu semua rahasia ini! Pada waktunya aku akan kembali menghubungi Anda!" "Saya berjanji demi Tuhan, Tuan Orion! Perbuatan Lady Rosemary memang tak dapat dibenarkan, walaupun saat ini kita belum bisa berbuat apa-apa. Kita belum tahu jelas ada apa di antara Tuan Edward Bennet dan 'istri' Anda. Berhati-hatilah. Semoga kebenaran segera terungkap dan krisis kesehatan di Ever
Baca selengkapnya
37. Berita Buruk!
"What? Me-me-menikahiku?" Rani hampir saja menumpahkan kopi hangat dalam cangkir yang sedang ia genggam. "Aku sedang bermimpi indah atau malah buruk, 'sih? Kau pasti hanya bercanda! Tidak lucu, tahu! Atau... serius?" Membayangkan bisa bersama pemuda setampan dan semenarik Orion saja membuat Rani grogi setengah mati, apalagi diajak menikah secepat ini! Belum lagi jika mereka bermalam pertama, sungguh tak terbayangkan olehnya. "Iya, seratus persen serius!" Orion tersenyum, deretan giginya yang rapi putih bagaikan mutiara selalu menghipnotis mata Rani. Ia lanjut berbisik sepelan mungkin bak seorang mata-mata sedang membocorkan rahasia besar, "Aku baru saja berhasil menemukan beberapa petunjuk sekaligus sebuah fakta penting jika aku dan Rose sesungguhnya belum 'sungguh-sungguh menikah!" Pemuda itu berbisik perlahan sekali di telinga Rani, "It's a sad, yet happiest fact. I'm still a singleton. Not really a married man like the world already knew. Pernikahanku yang baru beberapa hari ini ta
Baca selengkapnya
38. Apa yang Orion Rencanakan?
Orion, Rani dan Grace segera bergabung dengan beberapa belas orang yang sedang takzim mengikuti perkembangan berita terbaru di televisi. Tak seorangpun bicara atau berbisik-bisik, semua mata nyaris tak berkedip menatap layar LED besar super tajam, sementara telinga mereka mendengarkan setiap kata sang reporter yang berbicara dengan nada serius. "Everlondon dilaporkan dalam ancaman bahaya besar setelah beberapa pasien pembawa infeksi virus misterius Everance terbukti menyusup ke dalam ruang kargo sebuah pesawat yang mendarat di bandara. Belum diketahui mengapa pasien yang belum lama ini menghilang dari Pharez sampai bisa berada di dalam pesawat itu, diduga keras mereka telah tertular dan masuk sebelum diadakan 'lockdown'. Setelah berhasil dilacak dan 'dilumpuhkan' oleh yang berwajib, jumlah dan keberadaan pasti sisa-sisa 'kawanan' mereka hingga kini belum diketahui. Jasad mereka kini masih diteliti oleh tim EHO untuk kemudian akan dimusnahkan, karena dinyatakan 'sangat menular'. Virus
Baca selengkapnya
39. Pemeriksaan Sang Dokter
"Apa ya? Pokoknya rahasia. Itulah yang kusebut tadi hal kecil yang sudah kurencanakan. Asal kau mau saja, aku tak memaksa. Bagaimana, apakah kau sudah siap untuk mengetahui 'rahasia'-ku?" Orion mendekat hingga bibir tipisnya hampir menyentuh telinga Rani. Napasnya terasa hangat, menimbulkan desir aneh yang semakin membuat gadis itu gelisah tak menentu. Sang pemuda memastikan hanya mereka berdua yang tahu saat dibisikkannya sebuah kalimat rahasia. Rani berangsur-angsur merona mendengarnya. Pipinya berubah warna dari merah jambu hingga nyaris merah padam! "Bagaimana?" Orion sedikit menjauh, tersenyum menikmati perubahan yang ia timbulkan lewat kalimat rahasianya itu. 'Duh, gadis Everasia memang sangat manis dan jujur jika tersipu-sipu, tak seperti wanita Everopa yang cenderung menutupi dengan penuh percaya diri.' "Ta-ta-tapi, jika begitu, apakah suatu hari nanti takkan ketahuan oleh 'istri' dan anak-anak sambungmu?" Rani memberanikan
Baca selengkapnya
40. Saingan Orion?
"Thanks, but no, thanks a lot for your kind offer, Doctor!" Rani masih mencoba untuk berkelit, "I'm okay. I feel fine. Aku hanya butuh rehat sejenak atau tidur lebih cepat dan lebih lama agar besok pagi bangun dalam keadaan lebih segar! Sekarang, aku mohon diri. Sampai jumpa." "It's not an offer," dokter Kenneth datang mendekat, kini berhadap-hadapan dengan Rani. Jarak mereka begitu dekat, Rani bisa mencium napas Kenneth beraroma mint serta wangi parfum white musk menyeruak dari tubuhnya, "It's a request, atau mungkin jika boleh kukatakan dalam kapasitasku sebagai dokter keluarga yang bertugas penuh di sini, it's an order." Rani terkesiap. Tampaknya dokter ini takkan mundur selangkahpun dan akan terus mendesaknya hingga ia menurut. 'Wajah dan tubuhnya boleh juga. Ia sangat simpatik dan menarik, hampir seperti Orion. Namun pembawaannya yang santun dan kalem entah mengapa malah memuakkanku!' Rani merasa galau sendir
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status