Semua Bab Cinta Terakhir Sang Bangsawan: Bab 21 - Bab 30
145 Bab
21. Dokter Kenneth Vanderfield
Leon menambahkan kata-kata sang adik dengan penuh semangat, antara seru dan sedikit menakut-nakuti, "Sebenarnya korban tak cuma menderita memar-memar! Mereka juga berdarah-darah seperti baru saja digigit vampir, mungkin lukanya malah lebih parah dari itu, tak cuma berlubang dua. Seperti apel yang digigit, logo komputer mewahku yang terkenal itu!""Astaga. Betulkah, Leon? Come on, kau terlalu berlebihan! Apa yang kita sering tonton di Flixnet itu takkan pernah terjadi di dunia nyata! Semua serial Evermerika dan Khoreya itu hanya khayalan belaka! Too ridiculous and impossible, you know? Berhentilah lebay dan jadilah sedikit lebih dewasa, berpikir lebih waras!" Grace suka sekali menegur kakaknya yang ia anggap selalu melebih-lebihkan semua yang ia lihat dan ia dengar, "Kalian jangan percaya pada kata-kata kakakku itu, ia hanya ingin mengerjai kalian saja, Orion, Nona Rani! That was just a silly thing. Just forget all that Leon just said."
Baca selengkapnya
22. Into The Bubble of Trouble (18+)
Maharani tak bisa banyak berkomentar. Walau rasa tak nyaman atas kehadiran dadakan pria asing di tempat kerja barunya sedikit banyak menimbulkan tanda tanya besar dalam hati.'Lady Rose tentunya tak akan sembarangan merekrut orang, apalagi dalam waktu sesingkat ini. Atau mungkinkah dokter itu sengaja ia hadirkan sebagai pengalih perhatian di sini, atau menjauhkanku dari...'Di seberang sana, Orion tampaknya juga kurang nyaman dengan kehadiran seorang pria asing di tengah-tengah mereka. Tentu saja, ia tak punya kuasa apa-apa untuk berbuat sesuatu di kompleks ini."Nah, Dokter Vanderfield, silakan bergabung bersama kami dalam jamuan minum teh sore ala keluarga Delucas yang kebetulan sekali sedang kami adakan!" Lady Rose masih berbasa-basi dengan dokter muda yang sepertinya bertampang lumayan juga, walau tetap saja bagi Rani belum semenarik Orion."Terima kasih banyak, namun aku menjaga makananku dengan berdiet rendah gula dan rendah lemak! Jadi aku
Baca selengkapnya
23. Terungkapnya Sesuatu nan Tersembunyi (18+)
'Apa yang harus kulakukan?' Orion sebenarnya sudah sangat enggan mencoba melayani keinginan pribadi wanita cantik yang berstatus istrinya itu. Rose takkan pernah bisa ia cintai karena mereka menikah tanpa perasaan apa-apa. Walau tak bisa ia pungkiri, sebagai pria muda yang sedang dalam kondisi puncaknya ia begitu ingin meluruhkan gairah. Apalagi sejak tadi siang setelah beberapa kali dirasakannya sesuatu dari Maharani. Gadis Evernesia yang masih sangat naif, namun jauh berbeda dengan yang kini berada di hadapannya, hanya terselubung busa-busa putih. "Orion, kau tahu, aku istrimu dan aku berhak sepenuhnya atas dirimu. Kau tak bisa kemana-mana lagi karena aku memilikimu. Kau harus senang karena bersamaku kau akan bahagia lahir batin. Di sini aku memiliki segalanya. Yang kau butuhkan semua sudah ada di sini, kau tak perlu mencari ke mana-mana atau kepada siapa-siapa lagi, bukan?" Lady Rose dengan gestur manja sedikit menegakkan diri hingga setengah bagian atasn
Baca selengkapnya
24. Tak Terelakkan (18+)
Sementara Orion dan Lady Rosemary yang masih berada di dalam bath tub penuh busa sabun putih hangat masih 'menikmati' momen kebersamaan intim itu. Orion tentu saja hanya 'setengah berada' di sana. Hanya tubuh dan jiwanya saja, sedangkan hati dan pikirannya tak lagi ada di tempat itu."Come on, let's go to the bed and make lots of love for me! I need yours so bad!" Ajak Rose yang tak sabar lagi. Ia segera keluar dari bath tub, setengah menarik lengan Orion. Dikeringkannya tubuh asal saja dengan handuk tebal, dilemparkannya dengan acuh tak acuh, lalu menjatuhkan diri di atas ranjang. Berbaring terlentang sambil mengangkat kedua lengan dan merentangkan tungkai, pose Rose itu begitu menggoda dan menantang. Orion merasa terundang. Meskipun demikian, pemuda itu masih berusaha keras 'menjalankan rencananya yang semula'."Aku punya ide bagus, Rose. What about a relaxing massage first?""Wow, it's a very good idea
Baca selengkapnya
25. Where is Rani? (18+)
'Bagaimanapun, aku tak mungkin menolak mentah-mentah atau mengecewakan Mama. Aku bukan putra durhaka. Mungkin jika aku menuruti keinginannya, beban pikiran sekaligus beban ekonomi keluarga kami akan jauh lebih berkurang. Tetap saja, ini semua...' Melihat kegalauan di wajah tampan sang putra tunggal, Lady Magdalene Brighton semula ingin membatalkan niatnya dan berkata, 'Wajar jika kau terkejut, Orionku Sayang. Kau tak setuju? It's okay, tak apa-apa jika kau tak mau atau menolak, ini semua pasti terlalu mendadak dan sangat berat bagimu! Maafkan aku dan lupakanlah semua, mari kita cari jalan keluar lain.' Namun sebelum ia sempat buka suara, Orion sudah menyahut pelan, "Baiklah, Mama. Akan kucoba, jika itu memang takdirku. Siapa tahu aku memang betul-betul berjodoh dengan Lady Rosemary." "Benarkah? Kau yakin? Maafkan aku, Orion. Andai saja kita punya pilihan lain." "Kita lakukan saja, yang penting seluruh hutang keluarga Brighton kepada keluarga
Baca selengkapnya
26. Senyum dan Kecupan (18+)
'Sekarang apa yang harus kulakukan? Sejujurnya, aku akan sangat malu seandainya mereka sampai tahu bagaimana aku telah mengambil hati Orion. Aku bukan seorang perebut suami orang lain. Aku tak pernah memilih untuk jatuh hati kepadanya! Seandainya bisa kuputar balik waktu, barangkali dari awal akan kutolak saja interview di tempat nan jauh ini, memilih tempat lain di Everlondon. Jadi dengan demikian aku takkan perlu bertemu dengan Orion. Lalu semua ini takkan pernah terjadi.'Maharani sudah bergaun indah dan berias anggun ala gadis Everopa dengan busana yang sudah disediakan khusus setiap ada event spesial di kediaman Delucas. Akan tetapi ia merasa ragu, malu, dan minder. Setiap teringat pada tatapan tajam mata biru Lady Rosemary maupun pandangan mesra mata cokelat Orion dalam diam, ia bergidik. Rasanya seperti seorang pencuri tertangkap basah, pendosa yang patut dihukum seberat-beratnya.'Lady Rose tak boleh sampai tahu! Entah hingga kapan bisa ku
Baca selengkapnya
27. Ada yang Tak Beres!
Mereka berdua jatuh terduduk di sebuah 'loveseat',  sofa sedang yang hanya cukup untuk dua orang. Terlarut dalam momen intim itu, mungkin semenit, mungkin lima, mungkin setengah jam! Perut Rani semakin terasa penuh. Rasanya sudah tak ingin makan lagi! Semua yang ada pada Orion, walau ciumannya saja, sudah lebih dari cukup! Begitu panas membara sekaligus dingin menusuk-nusuk relung batin terdalam. Rasanya lezat, manis, menimbulkan sensasi yang berbeda, tak dapat dideskripsikan begitu saja. 'Dari mana tiba-tiba Rani bisa jadi seberani ini?' Orion sangat heran, namun ia tak kuasa mencegah. Begitu kuat 'chemistry' mereka berpadu, tarik menarik bagaikan kutub magnet yang berlawanan. Keduanya sama-sama tak ragu-ragu lagi, terbukti saling suka, saling cinta, saling menginginkan. Bibir gadis itu berbeda sekali dengan bibir Lady Rose yang tebal penuh polesan lipstik; jauh lebih polos, lembut dan rapuh. Rani masih sedikit malu-malu, rona pipinya begitu
Baca selengkapnya
28. Ancaman Besar di Depan Rose!
Semua orang yang berada di ruang makan utama itu spontan berdiri. Suasana yang semula hangat dan akrab mendadak berubah tegang mencekam!"Astaga. Apakah zombie-zombie itu sudah tiba di kediaman kita ini?" Leon yang sedari dulu daya imajinasi dan fantasinya memang paling 'jalan' serta kadang agak berlebihan segera membayangkan kemungkinan terburuk seperti yang sering ia tonton di film-film besutan FlixNet."Hus, diam, kau ini ada-ada saja, Kak!" Grace segera menyikut kakak sulungnya."Ada apa, Stanley?" Henry Westwood segera bertanya kepada anak buahnya yang masih gemetar ketakutan itu."Di luar sana, Sir, ada belasan, puluhan... penduduk... Chestertown..." Stanley sang penjaga pintu masih terengah-engah menghirup udara segar di sela-sela laporannya."Ada apa dengan penduduk Chestertown?" Mata Lady Rosemary menyipit, bertanya dengan nada mulai kurang sabar.Stanley tersentak. "Mereka berada di depan gerbang ganda utama kompl
Baca selengkapnya
29. Octagon!
"Anda... berani.... mengancamku?" Tenang, Lady Rosemary perlahan sekali membalikkan badan. Walau nyawanya berada dalam bahaya besar, ia yakin jika pria asing itu takkan berani menembaknya. "Silakan saja, Tuan. Jika aku mati, kalian masih harus coba menerobos gerbang ini serta membunuh orang-orangku. Bila itu bisa terjadi, stok makanan yang berhasil kalian dapatkan di gudang juga belum seberapa. Paling-paling hanya cukup untuk beberapa minggu. Semua perbuatan kalian sedari tadi sudah terekam di CCTV 24 jam kami. Tak hanya sudah mencabut nyawa orang-orang lain, 'trespassing of private property' itu jelas-jelas melawan hukum, kalian semua cepat atau lambat akan diamankan oleh pihak yang berwajib, masuk penjara. Jika wabah atau pandemi baru ini benar-benar jadi kenyataan, kalian akan mati kelaparan membusuk di balik jeruji besi sementara zombie-zombie itu berkeliaran di Chestertown!" Menyadari jika kata-kata panjang lebar Lady Rose itu benar, pria yang mengancam di luar itu hanya bisa me
Baca selengkapnya
30. Sebuah Rahasia Lain!
"A-a-apa, Leon? Are you out of your mind?" Lady Rosemary tentu saja tak ingin mengiyakan komentar putra sulungnya yang kedengaran terlalu absurd itu. "Kurasa memang, to the bitter truth, Leon benar, Ma'am!" Kenneth menimpali dengan suara sedih, "Kita sedang menghadapi krisis tak terelakkan di akhir zaman. Jika semua ini tak segera ditangani, akan terjadi pandemi seperti beberapa tahun silam, saat virus pernapasan Hexa melumpuhkan perekonomian dunia Ever dan memakan korban hingga jutaan jiwa!" Semua yang hadir di aula seketika heboh, walau hanya terdengar gumam-gumam kecemasan dan komentar-komentar tak jelas. "Jadi, Dokter, apa yang kita harus lakukan? Apa yang bisa kita perbuat agar kejadian seperti dalam film-film dan cerita fiksi itu tak sampai jadi kenyataan?" Orion bertanya. Kenneth menarik napas sejenak sebelum melanjutkan, "Karena isolasi mandiri tak mungkin dilakukan akibat mereka yang terinfeksi jadi sangat berbahaya, cara sa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status