All Chapters of Istri Palsu sang Milyarder: Chapter 71 - Chapter 80
106 Chapters
71. Menutupi dari Elmer
 Randy menatapnya sendu dan prihatin. Wanita di hadapannya ini, yang sedang menangis terisak dan memohon, membuat hati pria itu mencelos.Sungguh beruntung tuannya memiliki ia. Sorot cinta dan ketulusan dari matanya, membuktikan jika Alena benar-benar mencintai Elmer.Ia mengembuskan napas kasar. "Baiklah, Nyonya. Kalau begitu, mari saya antar kembali ke toko."Dengan cepat, Lena menyeka air matanya. Randy mengulurkan tisu dan juga air mineral botol padanya.Gadis itu meneguknya dengan cepat, lalu menyiramkan sisa air pada wajahnya.Setelah Lena benar-benar tenang, mereka beriring-iringan menuju toko.Tepat saat mereka sampai di depan toko, Kaindra juga baru saja sampai. Ia terkejut melihat Randy dan seorang anak buahnya yang seakan berjalan mengawal Alena.Dan yang membuat ia lebih terkejut lagi, mata sembab dan wajah sendu gadis itu."Kenapa kamu?""Tuan, jangan ganggu dia." Randy maju dan berhadapan dengan Kai.
Read more
72. Rencana
 "Badar!" Teriakan Seno terdengar nyaring.Seorang lelaki tegap dengan bekas luka codet di pipi kirinya menghampirinya dengan tergopoh.Sekarang, Seno hanya tinggal memiliki Badar sebagai orang kepercayaannya pengganti Jalu. Sebenarnya Badar juga banyak mengetahui rahasianya selama ini. Tapi, Seno lebih suka pada Jalu karena pria itu sangat gesit dan selalu patuh padanya. Sementara Badar, meski ia juga patuh, tapi pria dengan codet itu sedikit lemot cara berpikirnya. Dan Seno sering tidak sabar menghadapinya."Ya, Tuan.""Apa Davin masih kambuh?"Badar mengangguk. "Bahkan semalaman ia memasukkan seorang wanita ke dalam kamar, Tuan. Juga …." Pria itu berhenti sejenak seperti berpikir."Dan juga apa?" sentak Seno."Kemarin siang Tuan muda hampir memperkosa Murti, pelayan kita yang paling muda."Seno mengusap wajahnya kasar. Bagaimana bisa, Davin kambuh menjadi pribadinya yang lain sangat lama sepert
Read more
73. Berbagi
 Seperti biasa, mobil yang dikendarai Randy dan sopir berhenti tidak jauh dari toko. Lena keluar dari mobil dan segera berjalan menuju tempat kerjanya. Saat ia sampai di depan toko, Vita baru saja turun dari angkot. Ia berteriak memanggilnya."Lena!" Vita melambaikan tangannya dengan wajah ceria."Kelihatannya lagi happy banget. Habis ditembak cowok ya," goda Lena."Lebih dari ditembak cowok," balas Vita semangat."Apaan tuh. Masa ga mau kasih tahu.""Gini aja deh. Kita tukaran rahasia mau ga? Kasih tahu aku dimana kamu tinggal sekarang.""Duh, jangan gitu dong Vit. Aku belum siap mengatakan dimana aku tinggal sebenarnya." Wajah Lena muram."Iya deh aku ngerti." Vita tersenyum jahil padanya sambil meletakkan tas pada laci loker, disusul oleh Lena di sebelahnya.Beberapa karyawan yang lain sudah mulai berdatangan."Aku di terima bekerja," bisiknya dengan semangat."Oh ya. Wah selamat ya. Emang kamu diter
Read more
74. Aku mencintainya
Elmer memeluk Lena erat, seakan tidak mau melepaskan. "Cepat pulang, jangan mampir kemana-mana." Ia menciumi pipi gadis itu."Emang aku pernah mampir kalau pulang kerja?""Siapa tahu aja 'kan?" Ia menempelkan hidungnya pada pipi istrinya, lama."Yee … ada Bang Randy, masa aku berani.""Jadi kalau ga ada Randy, kamu berani?" Elmer menatapnya sayu. "Nggak, tanpa seijinmu," jawabnya tegas.Lelaki itu tersenyum kagum. "Cepatlah resign dan temani aku sepanjang waktu.""Iya, sabar. Kan tinggal sepuluh hari lagi, masa kontrak training ku selesai." Ia mengecup tangan dan kening suaminya, lalu berpamitan pergi.Elmer hanya menatap datar saat Lena masuk ke dalam mobil. Seperti biasa, Lena berjalan sepanjang trotoar menuju toko sepatu, tempatnya bekerja, dalam pengawasan Randy. Hampir saja ia masuk gang kecil penghubung pintu gudang toko, saat ia mendengar suara berat seseorang."Apa kabarmu, Na
Read more
75. Alena celaka
 Rasa khawatir dan cemas yang selama ini menggelayut dalam hati pria itu, kini mulai mencair. Mata tuanya menatap lekat pada sang menantu."Sudah lebih dari satu bulan kalian menikah, sejak papi mendengar kabar itu dari Doni. Terus terang, saat itu hati papi merasa takut. Elmer seorang anak yang tertutup. Dia selalu memendam apa pun sendirian. Dengan sakitnya Elmer selama ini, setiap malam papi tidak pernah bisa tidur dengan nyenyak. Papi selalu ketakutan dan cemas.Dan ketakutan papi semakin besar, ketika mengetahui kalian menikah. Bagaimana jika kamu tahu siapa Elmer sebenarnya. Yang papi yakini, kamu pasti akan meninggalkannya. Sedangkan Elmer terlihat sangat mencintaimu." Tuan Dhanu terdiam sesaat untuk menghirup udara agar masuk dalam paru-parunya yang sedikit sesak."Kamu tahu, Nak? Seumur hidup papi … baru kali ini melihat binar cinta di matanya. Baru kali ini, melihat senyum mengembang tanpa seringai kejam dan meremehkan. Saat kalian
Read more
76. Keterpurukan
 Elmer menempelkan punggung tangan Lena ke bibirnya. Istrinya itu masih terpejam tak sadarkan diri. Satu jam yang lalu ia baru saja menandatangani surat persetujuan untuk kuret. Ia tidak tahu dan menyangka sama sekali jika Lena sedang mengandung. Mengandung buah hati yang kini harus ia relakan karena luruh.Terdengar erangan kecil. Lena membuka mata perlahan dan mendapati suaminya yang menatap dengan mata berkabut."Apa ada bagian tubuhmu yang terasa sakit?" Elmer menatapnya cemas."Pinggangku terasa ngilu. Dan di bawah sana. Kenapa terasa perih? Apa yang terjadi padaku?" rintih Lena dengan wajah pucat.Elmer menarik napas panjang dan mengusap pipi istrinya. "Sabar ya sayang. Kamu keguguran," lirihnya sendu."Keguguran? Aku … hamil?" Wajah Lena tertegun tak percaya.Sebutir air mata meluncur tak terkendali dari matanya, yang langsung diseka oleh Elmer menggunakan bibirnya."Bodohnya aku kenapa tidak tahu jika  
Read more
77. Rahasia yang terbongkar 1
 "Apa seorang suami tidak boleh menemani istrinya?" tanya Elmer tepat di wajah Kai dengan senyum mengejek.Kai tidak hanya terhenyak. Namun, wajahnya sudah memerah dan tegang. Hatinya mencelos dan ada rasa nyeri menusuk jantungnya."Kalian sudah menikah?" lirihnya dengan suara datar."Ya," jawab Elmer masih dengan seringai mengejek."Benarkan Alena?" Sorot Kai menatap tajam Lena.Wanita itu mengangguk. "Benar, Tuan.Raut wajah Kai berubah datar. "Oke," jawabnya lalu keluar dari ruangan itu.Kai berjalan dengan wajah datar … dan terpukul. Ia tidak pernah menyangka, Alena akan melabuhkan hatinya pada Elmer. Pria itu membuang buket bunga yang ia bawa untuk Lena pada sampah dengan perasaan kecewa.Tony membukakan pintu mobil dengan sigap ketika tuannya datang. Pria setia itu mengernyitkan dahi melihat wajah Kai yang tanpa ekspresi."Kita pulang ke rumah," ucapnya datar."Ponsel Anda dari tadi berde
Read more
78. Rahasia yang terbongkar 2
 Ruang kerja yang besar itu kini hening. Hanya terdengar suara tarikan napas dari Tuan Dhanu. Jimmy duduk dengan diam, seakan bisa merasakan apa yang dirasa tuannya. Sementara Kai, berkali menyulut berbatang-batang rokok dan meneguk segelas red wine."Aku tidak tahu harus mulai darimana, Jim." Tuan Dhanu menoleh dan menatap pelayan setianya dengan gamang.Terdengar suara tawa kecil dari bibir Kaindra. "Papi ini aneh. Semua rahasia yang Papi simpan, diketahui semua oleh Bang Jimmy. Bahkan saat ingin menceritakan padaku pun, harus ada dia. Apa Papi butuh dukungan atau pembelaan?" kata Kai dengan nada suara biasa, tapi sangat menusuk di dengar oleh Papinya."Maaf, Tuan muda. Bukan begitu. Memang benar semua rahasia tuan, saya mengetahui semua. Tapi, saat tuan meminta saya mendampingi, karena cerita yang akan Tuan besar sampaikan ini sangat tragis. Tuan besar hanya butuh penguatan dan support dari saya. Tidak ada maksud lain," balas Jimmy melakukan pemb
Read more
79. Masa kelam Elmer
 "Elmer … kemarilah. Ini Davin putra mama." Sonya mengenalkan putranya. Mereka saling berjabat tangan.  Davin kecil menyeringai pada Elmer."Namaku bukan Davin, tapi Angga." Ia menatap tajam pada Elmer."Mama bilang, namamu Davin.""Namaku Angga!" Mata Davin berkilat."Tapi, aku tetap akan memanggilmu Davin." Elmer bersikeras.Tiba-tiba wajah Davin yang semula dingin dengan tatapan tajam menusuk, berubah menjadi sayu. Ia menangis kencang membuat Sonya keluar dari kamar. Mereka berada di sebuah mansion yang dibeli Dhanu, khusus untuk Sonya."Kenapa kamu menangis, Davin?""Elmer memukul aku, Ma.""Kamu berani memukul Davin, Elmer!" Sonya murka, lalu memukuli Elmer dengan sebuah sapu. Tak berhenti di situ, ia juga menendang tubuh Elmer hingga terpelanting di lantai.Elmer hanya diam seakan ia menikmati semua siksaan itu. Tidak ada rengekan. Tidak ada air mata. Wajahnya dingin tanpa ekspresi. Tiga ta
Read more
80. Tragedi berdarah
 Desember 2002."Elmer nggak mau ikut!" Ia membuang muka dengan wajah merah dan tatapan dingin."Tuan muda … di sana nanti Anda bisa bersenang-senang. Lagipula bulan ini memasuki musim dingin. Bukankah Anda suka salju?" bujuk Jimmy. Elmer hanya diam. Ia semakin besar dan mulai mengerti apa yang dilakukan dan diperbuat Papinya di masa lalu.Elmer berjalan tak acuh dengan tatapan dingin di belakang Dhanu dengan menyeret kopernya. Ia akhirnya menyerah dan memutuskan ikut ke California karena bujukan Maminya."Elmer sayang Mami 'kan? Papi akan pergi lagi untuk urusan bisnis. Sudah lama kalian tidak pergi bersama. Elmer jaga Papi untuk mami, bisa?" pinta Merry malam itu.Elmer hanya diam dengan tatapan datar. Sekali lagi, ia harus menurut karena permintaan sang Mami. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Maminya juga bicara seperti itu. "Elmer jaga Papi untuk mami."Setiap Dhanu tidak pulang selama berhari-hari bahkan b
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status