Semua Bab His Evil Brother (Indonesia): Bab 111 - Bab 120
152 Bab
Ceritakan Erick
Dunia masa lalu orang tua terkadang membuatnya pusing, karena selalu saja memiliki berita yang simpang siur. Masing masing pihak memiliki argumen yang harus dibenarkan. Bahkan semua versi cerita yang ada tak satupun yang sejalan. Jadi, apakah masa lalu itu diperlukan untuk Fien mengambil sebuah sikap? Tidak, ia harus bersikap netral seperti orang bodoh."Aku tak tahu, aku masih sangat kecil waktu itu. Aku hanya tahu kalian seringkali bertengkar karena masalah masalah yang tidak ku mengerti. Bahkan setelah dewasa aku masih bertanya tanya mengapa orang dewasa melakukan hal semacam itu."Nancy tertawa mendengarnya. Ia sungguh sudah hampir melupakan peristiwa tersebut setelah menikah dengan Pedro, pria pribumi yang mengelola peternakan kuda. Hidupnya cukup berat dan tak sempat untuk berpikir tentang masa lalu dengan Fernandez."Dunia orang dewasa, tapi sifat sangat kekanak-kanakan, itu sering terjadi sebaga warna kehidupan. Bagaimana denganmu, apakah kau telah memiliki
Baca selengkapnya
Kembalikan Masa Lalu
Hal ini pasti terjadi, suatu saat dimana ibu dari Erick Davis bertanya tentang putranya yang terpisah sejak bocah itu masih kecil. Fien Clark sangat ingat bagaimana ayahnya mengambil Erick yang berusia lima tahunan diambil ayahnya dari gendongan Nancy saat itu.Mereka bertengkar hebat dan saling beradu argumen. Terutama bertengkar masalah tuduhan ayahnya tentang seorang pria kenalan ayahnya yang menyukai Nancy.Fien Clark tak mengerti tentang cerita itu, yang jelas, sejak saat itu mereka tak memiliki ibu lagi. Ayah telah menceraikan kedua istrinya dan memilih hidup menduda."Fien, bisakah kau tinggal malam ini?" ujarnya memohon.Ini sungguh bukan saat yang tepat untuk mengatakannya. Ia tak mampu, tak tega untuk mengatakan yang sebenarnya."Aku akan datang kembali dua hari ini. Mari kita mengobrol dan aku akan bercerita tentang segalanya."Nancy menatap Fien Clark penuh keheranan karena Fien kini terkesan menyembunyikan sesuatu darinya."Apakah sesuat
Baca selengkapnya
Cuma Mimpi
Antonio sungguh terkejut dengan kemantapan Alice yang berkeras menghadapi Fien Clark yang akan membawa Alice ke bagian masa lalunya. Alice sungguh ingin menyelami masa lalunya. "Kenapa kau selalu ingin aku menghindar dari masa laluku, Antonio?" tanya Alice sedikit kesal. "Alice, apakah kau yakin dengan keputusan ini? Apakah kau siap dengan keadaan masa lalu yang mungkin saja membuatmu kembali terluka? Tidakkah kau baik baik saja tanpa harus melihat ke belakang? Kau juga menjalani kehidupan yang baik tanpa harus menoleh ke belakang." Alice tersenyum tipis. Ia bisa mengerti kekhawatiran Antonio yang ingin dirinya meninggalkan masa lalu yang mungkin tidak menyenangkan. Antonio ingin ia jalani saja hidup yang sekarang ini. "Tidakkah kau melihat hidupku saat ini lebih menakutkan, Antonio? Aku hidup seolah orang yang asing karena tak mengenali diriku sendiri. Ini lebih menakutkan dan gelap dari masa lalu s
Baca selengkapnya
Kenyataannya
"Kenapa tidak?"Alice masih menunggu alasan tepat kenapa Fien mengatakan bahwa itu cuma mimpi. "Baik, tapi aku masih ingin ke tempat tersebut. Aku yakin kau mengetahuinya.""Butuh waktu yang panjang untuk bisa ke sana, apa kau siap Alice?""Sepertinya kau tak menyukai aku melihatnya, kenapa?" selidik Alice."Karena aku ingin melihatmu mengenang sesuatu yang membuatmu bahagia. Kenapa harus makam? Bagaimana kalau ke pantai atau ke sebuah tempat rekreasi? Ah ya, kemanapun itu yang jelas kita akan menuju kota S dimana kita dulu tinggal bersama."Alice diam dan menerima saran Fien Clark. Ia tahu butuh banyak proses untuk kembali ke masa lalu itu.Setibanya di kota S, Fien membawa Alice ke rumah kantor dimana dahulu mereka bersama."Apakah dulu aku bekerja di tempat ini?"Fien Clark mengangguk. Saat itu Alice melihat sudut ruangan sebuah pantry kecil untuk membuat kopi para karyawan sebelum memasuki lift."Tunggu sebentar, aku ingat dulu
Baca selengkapnya
Cintai Aku Kembali
Fien Clark menelan salivanya. Alice sungguh mempertanyakan pernikahan yang terjadi antara dirinya dengan Grace waktu itu. Tak perduli bagaimana kesulitan yang telah ia hadapi waktu itu."Lalu apa yang akan membuat kau percaya Alice, aku telah mengatakan kejujuran kepadamu."Alice tak menjawab, lalu ia berdiri untuk berkeliling rumah Fien Clark. Ia memulainya dari dapur ruangan tersebut dan duduk di kursi makan. Memandangi secara keseluruhan tempat tersebut untuk mengurai mimpi mimpi yang pernah hadir di dalam tidurnya."Aku pernah melihat tempat ini di dalam tidurku," ujarnya."Tentu saja, itu karena kita sering menghabiskan waktu bersama di ruangan ini.""Karena aku koki pribadimu?""Hei, kau telah mengingat bagian itu."Alice tersenyum. Sebenarnya ia sempat bertanya kepada Antonio apa pekerjaannya dulu dan Antonio menjawab koki seorang bos arogan. Itu menunjukkan bahwa Fien Clark adalah bos arogan yang dimaksudkan Antonio."Lalu, apakah aku pel
Baca selengkapnya
Kemajuan
Tidak, itu adalah kesalah fahaman, itu adalah kejadian yang sebenarnya tak akan pernah terjadi andai Alice tak menjadi orang yang berpura pura baik kepadanya padahal bertujuan untuk mengelabuhi dirinya."Itu hanya bayangan yang terlalu berlebihan، Alice. Itu sama sekali tak pernah terjadi. Akan tetapi kenapa kau terlalu berusaha keras untuk tahu segalanya? percayai saja apa yang ada di depanmu, kau bisa melihat dan merasakan bagaimana aku mencintaimu saat ini."Kata kata Fien Clark membuat ia kembali berpikir, bahwa segalanya memang tak harus ia ketahui karena hal itu mungkin akan memperburuk keadaan. Sama halnya dengan yang Antonio katakan, ia tak harus terlalu melihat ke belakang."Jadi, apa yang kau harapkan dari ingatanku?""Alice, kau bisa mencintai apa yang seharusnya kau cintai. Kau bisa memulai hidupmu kembali. Aku akan menerima segala keputusan terbaikmu. Akan tetapi aku memiliki rasa penasaran yang besar terhadap kejadian itu," kata Fien."Aku adal
Baca selengkapnya
Di Kapal Tua
Fien Clark dengan senang hati membawa Alice ke kapal tua tersebut. Ia berharap, ini adalah akhir dari penderitaan dirinya selama ini. Ia telah menderita sejak dahulu kala, ketika dirinya masih kecil dan hidup bersama Erick Davis.Bukan karena Erick bersikap jahat kepadanya, akan tetapi karena sebenarnya ia tak pernah merasa tenang dan menerima kehadiran Erick di dalam hidupnya.Hal itu adalah penderitaan yang paling menyakitkan selama bertahun-tahun lamanya sehingga membentuk sebuah dendam. Akan tetapi, setelah Erick tiada, penderitaan itu justru lebih mendalam sehingga kebencian itu telah berubah menjadi rasa rindu yang tak akan pernah terobati."Fien, kapal ini terlihat menyeramkan," kata Alice saat mulai melangkah ke atas geladak kapal.Bunyi decitan besi tua dan menggaung sesekali membuat Alice merinding."Sepertinya akan turun hujan lebat dan badai. Bagaimana kalau kita kembali saja, Alice? Kita bisa melakukannya lain waktu," saran Fien Clark karena mel
Baca selengkapnya
Serangan
"Siapa kau sebenarnya, dan apa maumu?".kata Fien Clark berusaha bernegosiasi dengan pria tersebut. Pasti ada sesuatu yang salah bukan?Bukan menjawab, sang pria mengetatkan dekapannya di leher Alice untuk mengancam Fien Clark."Jawablah dengan jujur, apa sebenarnya maumu dan mengapa kau menyerang kami? Hentikan, kita bisa bicara baik," kata Fien Clar .yang penasaran siapa sebenarnya pria tersebut.Fien Clark berusaha membocorkan jauh ke dalam sorot mata pria tersebut barang kali ia bisa menebak siapa sebenarnya yang berada di balik topeng hitam tersebut. Ia bahkan merasa tak asing dengan postur tubuh tersebut. "Katakan padaku, apa maumu?"Setiap Fien Clark melangkah, pria tersebut memperketat dekapannya dan berjalan mundur.Alice yang semakin ketakutan berpikir untuk bisa lolos dari dekapan pria tersebut dan memikirkan cara. Lalu ia sempat melihat kebawah dan ia memiliki ide.Dengan sekali hentakan yang kuat ia menginjakkan kakinya di kaki pria ters
Baca selengkapnya
Lupakan Alice
Fien Clark berpaling dari pandangan Alice dan berusaha mengusap air matanya. Siapa tahu kesedihan seorang pria seperti Fien Clark? Ia adalah seorang pria bertubuh besar dan kokoh, menangis nyaris tak mungkin dalam hidupnya.Akan tetapi siapa yang tahan melihat gadisnya diancam dilukai dengan sebilah pisau di depan matanya? Siapa yang akan tega dengan keadaan seperti yang dialami wanita yang dicintainya? Tidak, membayangkan saja Fien sudah tak sanggup.Fien Clark lebih baik mati andai itu terjadi di hadapannya. Ia hampir putus asa andai Antonio tak datang."Apa maksudmu aku menangis? Gerimis sudah jatuh sejak tadi, kau pikir itu air mataku? Itu hanya air hujan, Alice," katanya dan mencoba membentuk senyuman di bibirnya.Alice tak merespon, ia merasa yakin kalau itu adalah air mata."Apa seorang lelaki tak boleh menangis?" tanya Alice dan saat itu Fien Clark telah mendudukkan Alice di meja makan. Fien Clark dengan telaten membuka mantel Alice yang kotor oleh k
Baca selengkapnya
Masa Lalu
Bagaimana mungkin Antonio semudah itu mengatakannya? Ia hanya tertunduk lesu menatap kepergian mereka semuanya, meninggalkan rasa tak berdaya dan marah pada dirinya sendiri.Fien Clark menghadap dinding, membenturkan keningnya pada permukaan dinding itu. Ia benar-benar kalut untuk mengatakan betapa terlukanya hatinya. Antonio benar, bahwa Alice selalu saja sial saat bersamanya, seolah takdir tak berpihak untuknya. Seolah tak akan ada yang rela saat mereka bersama. Hujan sangat deras mengguyur pantai di atas rumah cinta yang telah dengan susah payah Fien Clark bangun untuk Alice. Selangkah lagi, selangkah lagi Alice telah berada di dekatnya, tapi segalanya seolah seperti pasir yang hilang diterpa air hujan.Fien berlari ke tengah hujan menghadap lautan yang sedang pasang. Tak perduli bagaimana gelapnya cuaca, hatinya sungguh lebih gelap dan kalut.Iapun menjerit dan berteriak ke lautan lepas untuk meluapkan kesedihannya. Ia sungguh tak berdaya.Malam it
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
16
DMCA.com Protection Status