All Chapters of Pendekar Tombak Matahari: Chapter 91 - Chapter 100

Bab 91Setelah diskusi panjang nan alot, akhirnya Surya Yudha berhasil meyakinkan Mahasura dan lainnya. Ketika dirinya terdesak karena tiga orang itu, suara Baiji tiba-tiba beresonansi di kepalanya.[Asal menggunakan tombak yang kau dapatkan kemarin, tubuhmu akan baik-baik saja. Kau kelelahan karena tidak bisa mengeluarkan sumber energi dengan baik sehingga menyerang dirimu sendiri. Aku akan melatihmu mengendalikannya.]Mereka berempat kembali ke penginapan dan mendapati Candrika yang menyambut mereka dengan kemarahan. “Apa tidak cukup kalian membuatku gelisah semalam?”“Waduh … Gendon ngga ikut-ikut kalau begini.” Gendon segera berbalik dan melarikan diri. Musuh sekuat apa pun bisa dia hadapi, tetapi jika makhluk dengan jenis wanita, dia tidak pernah yakin bisa menghadapi mereka.Banyulingga yang tidak ingin mendapat masalah juga pergi. “Aku lupa meninggalkan arak yang sudah aku beli. Akan akan segera kembali.”Tersisa Surya Yudha dan Mahasura yang berdiri dengan gugup. Meski usianya

Bab 93Gendon berusaha menyembunyikan senyumannya ketika Maung Bodas mencegah langkahnya.“Siapa Tuan Mudamu?”Senyuman itu menghilang seketika. Namun, Gendon berusaha menjaga ketenangannya. Sosok Maung Bodas adalah sosok yang licik, dia harus lebih berhati-hati dan sabar menghadapinya.“Ehem .. Tuan Mudaku adalah cucu dari Ki Arya Saloka. Kemarin dia membeli budak pendekar dan merasa sangat puas. Kenapa tanya-tanya begitu?”Maung Bodas tertegun. Nama Ki Arya Saloka bukan nama yang asing di telinganya. Ki Arya Saloka adalah tabib yang disegani bahkan oleh raja Jalu Pangguruh sekalipun. Bukan rahasia juga jika dia hanya memiliki seorang cucu, yang juga anak dari Jendral Besar Nara Artha.  Dari berita yang tersebar di dunia persilatan,Cucu Ki Arya Saloka juga murid Ki Joko Suseno. Surya Yudha … satu pemuda dengan banyak latar belakang mengerikan. Jika dirinya sampai menyinggungnya, ini bisa membawa masalah

Bab 95Di sisi lain, di sel tahanan para wanita, ada banyak tumpukan mayat tanpa busana, karena pakaian-pakaian mereka kini sudah dikenakan oleh para tahanan wanita. Sebagian besar prajurit yang berjaga sudah dia lumpuhkan, tetapi membawa tahanan sebanyak ini juga bukan sesuatu yang mudah.Ketika Surya Yudha sedang diselimuti kebingungan, Gendon dan Banyulingga muncul di sel tersebut.“Den Bagus … Gendon cari ke mana-mana ternyata ada di sini.”“Kenapa kalian di ini?” tanya Surya Yudha dengan kening berkerut. Dia sudah memberi tugas mereka berdua untuk mengalihkan perhatian, tetapi keduanya malah pergi kemari?“Masalah di depan udah beres, tapi waktu kita ngga banyak. Kita harus gerak secepat mungkin.”“Maksudnya sudah beres?”Banyulingga yang menyadari kebimbangan Surya Yudha kemudian menjelaskan. “Mereka semua sudah pingsan, tetapi waktu kita tidak banyak. Kita harus seger

Bab 97 Begitu tubuh Tunggal berhenti mengejang, Surya Yudha menatap Sengkala dengan sinis. “Ini pengawal terkuat yang Lukito miliki? Lemah.”“Huh, ini belum seberapa.” Sengkala menoleh pada beberapa pengawal lain. “Serang dia! Jangan biarkan dia menghina tuan kita!”Mereka mengangguk dan menyerang Surya Yudha dengan formasi kurungan. Melihat itu, Surya Yudha tersenyum tipis. Bahkan pengawal keluarga Lukito memiliki uang untuk mencari jurus-jurus formasi pengurungan.  Meski bukan formasi terbaik, tetapi itu adalah sesuatu yang luar biasa karena tidak banyak orang yang mampu membeli kitab-kitab tentang formasi pertarungan.Meski formasi di hadapannya mengesankan,  tetapi dia adalah Surya Yudha, mantan prajurit putting beliung yang sudah menghadapi ratusan formasi pertarungan yang mematikan dari musuh. Ini semua bukanlah apa-apa dibanding medan perang sesungguhnya.Hanya dengan tiga gerakan,

Bab 99Dari kejauhan,  Tiga Harimau Utama menjadi begitu geram ketika mendengar ucapan Surya Yudha. Mereka adalah empat Harimau Utama yang sangat dihormati di pasar budak. Orang-orang akan menunduk dengan penuh rasa hormat ketika mereka lewat, tetapi pemuda itu dengan begitu berani menghina mereka di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka akan diam.Harimau Selatan yang tertua di antara mereka berempat segera membungkuk kepada Maung Bodas.“Tuanku, izinkan kami memberi pelajaran pemuda itu.”Maung Bodas hanya mengangguk. ketiganya segera melesat menyerang Surya Yudha.Gerakan mereka berempat begitu cepat. Meski mereka hanya berempat, tetapi karena kecepatan gerakan mereka, bayangan mereka terlihat seperti enam belas orang. Surya Yudha menarik napas panjang, dia memejamkan matanya dan telinganya fokus mendengar langkah kaki Empat Harimau Utama.Trang! Trang! Trang!Setiap serangan berhasil ditangkis, bahkan Surya Yudha