All Chapters of Rahasia Gadis Biasa: Chapter 31 - Chapter 40
57 Chapters
Bab 31: Bye, Aiko!
"A-ada apa, ini?" Para penjaga dan dua resepsionis yang berdatangan bingung melihat segerombolan anak remaja yang sedang mengepung Putri Bella. Mereka telah diberitahu bahwa Sang Putri akan melihat sebuah ruangan untuk dipesannya minggu depan. Tapi, apa yang sekarang terjadi tentu akan mencoreng reputasi hotel bintang lima ini, bahkan berpotensi menggulung tikar jika Baginda Raja sampai tahu! "Apa yang kalian lakukan di sini, anak-anak nakal?!" Bentak seorang resepsionis yang menyesal tidak menyadari kehadiran Sang Putri ketika masuk tadi. "Ka-kami hanya ..." Aiko mulai gemetaran. Terbayang kalimat Luna yang membisikkan bahwa Bella bisa jadi benar-benar pewaris Starfront yang harus dia waspadai. Kini, dia bersiap menghadapi kenyataan pahit di depannya! "Kami hanya melaporkan orang mencurigakan ini! Seharusnya kalian menghargai kami, bukannya malah mengusir!" Balas Jedd tidak tahan. Dia mulai malu lantaran menjadi bahan tontonan para pengunjung lain ya
Read more
Bab 32: Perseturuan Terakhir
Tepat seperti dugaan Bella, wajah Aiko tidak nongol sama sekali di hari berikutnya. Bahkan kabarnyapun tidak jelas, semua anak mulai membicarakannya. Seolah anak-anak di sekolah ini suka sekali mengangkat apa saja sebagai topik-pergunjingan-hari-ini.Dan hari ini, topiknya tentang Aiko yang mendadak sakit sehingga harus dirawat beberapa hari di rumah sakit."Dia terlihat sehat-sehat saja kemarin, lho." Luna berujar, "Karena itu aku merasa aneh waktu meneleponnya semalam. Ada apa sampai sakitnya kambuh?""Nah." Era menjentikkan jemarinya hingga tatapan semua anak mengarah padanya, tak terkecuali Bella yang duduk jauh sambil menopang wajah, "Itu dia! Pasti terjadi sesuatu sampai membuatnya separah itu. Mungkin dia terkena masalah yang besar!"Anak-anak menggeleng berbarengan. Meski ragu, mereka menyepakati kemungkinan itu."Tapi, apa?" Luna bertanya balik. Dia tidak suka mengira-ngira sesuatu, sekalipun dia sudah tidak begitu menyukai Aiko sejak pers
Read more
Bab 33: Xena
Tibalah hari Ujian Nasional. Sekolah diliburkan kecuali khusus untuk anak kelas dua belas yang mengikuti ujian selama empat hari kedepan. Ini saat yang hampir menjadi sakral karena tidak boleh terdapat gangguan sedikitpun, bahkan mall-mall hingga bandara diberhentikan operasinya untuk sementara–sudah menjadi acara tahunan di Negeri ini. "Siap." Bella membetulkan jas merahnya di depan cermin antik yang dipahat sejak zaman Raja pertama. Pemahatnya merupakan seniman yang legendaris, semua hasil karyanya dipakai oleh para bangsawan Kerajaan di seluruh dunia. Seperti cermin ini yang bernilai lebih dari sepuluh ribu dolar pada masanya. Tas punggung merah PXXXA menjadi pilihan yang dia pakai hari ini. Sepatunya dipilih dari lemari tiga tingkat yang tersusun rapi, telah lebih dulu disortir oleh desainer pribadinya di Istana, hingga tersisa sepuluh saja dari sekian ratus yang ada. "Agar Anda lebih mudah memilihnya." Desainer itu berkata seraya tersenyum. Seora
Read more
Bab 34: Cemburu
"Lihat, siapa yang sudah berani bertingkah!" Omel salah satunya sambil membawa Aiko dari kelas. "Sebaiknya kita beri dia pelajaran di depan semua anak sekarang!""Dia kira dirinya itu siapa? Dia cuma pecundang, sama seperti sampah sekolah! Mana mungkin dia akan setara dengan kami?" "Dia pikir bisa bertingkah seenaknya karena sudah mau lulus?" Lanjut yang lain. "Yakin sekali dia akan lulus? Hahaha!"Tertawaan menggema di koridor. Tidak ada guru yang lewat, entah sedang apa mereka sekarang. Xena semakin frustasi menghadapi ini, dia sangat tidak menyukai konflik, sekecil apapun itu. Karena itulah dia selalu menghindarinya.Bella menunggu datangnya Aiko dengan kalem. Sama sekali tidak menanggapi segala ocehan, cemoohan, dan tertawaan anak-anak yang akan tunduk kepadanya sebentar lagi."Nah, itu Aiko! Huh, rasakan akibatnya, dasar tidak tahu diri!" Gerutu mereka.Aiko datang dengan wajah panik. Bertanya pada sekelilingnya soal apa yang seda
Read more
Bab 35: Pertanyaan Ilham
"Yang Mulia mengizinkan Anda untuk merayakannya di Istana. Anda dapat memilih apakah di Istana Kerajaan atau di Istana Wheels, Istana pribadi Anda." Jelas Kazem begitu formal di depan teman-temannya.Mereka sedang melakukan video call yang terasa seperti konferensi penting karena dihadiri oleh Penasihat Pribadi Raja. Bella memasang wajah santai, berpikir setelah merengut karena tidak suka dengan keputusan yang mendadak ini, "Baiklah. Aku akan mengadakannya di Istanaku, Kazem."Kazem mengangguk khidmat sebelum pamit undur diri untuk mengabarkannya kepada Baginda Raja."Bisakah kita langsung ke Istana Wheels setelah ini?" Bella bertanya kepada dua orang temannya yang ikut mengangguk."Tapi ..." Bella masih penasaran, "Nazar kemana, ya? Dia tidak juga menjawab pesanku sejak tadi, lho!" Seolah itu pertanyaan yang penting bagi Ilham, dia menatap Ilham lebih dulu yang dibalasnya hanya dengan helaan napas."Oh, itu dia!" Se
Read more
Bab 36: Rasa yang Dalam
Eh? Bella termenung di depannya. Mobil terus melaju diatas jalan layang yang lengang. Banyak rute lalu lintas yang dialihkan agar menjauhi lokasi sekolah. Apalagi sekolah terdekat dari sini adalah SMA terbaik di Kota, dan cucu Wali Kota, yang digadang-gadang akan menjadi juara Ujian Nasional, juga bersekolah di sana. Pasti jalan-jalan raya di sekitarnya dijaga ketat. Mereka berdua sama-sama terdiam. Ilham seakan tidak sedang bertanya, tetapi menumpahkan keluh kesahnya saja. Kepalanya tertunduk dengan helaan napas panjang yang berat. Rambut bergelombang cokelat hazel dengan hitam diujungnya itu terjatuh menyentuh mata indahnya yang bersedih. Bella memandanginya, sementara berkutat dengan perasaannya yang rumit. Dia tidak bisa menyentuh pundak lebar lelaki itu untuk menepuknya, memberikan semangat. Apalagi memeluknya hangat seperti yang baru saja dia lakukan pada Xena. Meski dia ingin. Ya, Tuhan! Pekiknya dalam hati.
Read more
Bab 37: Rahasia Ayah & Ibu
Katanya, cinta pertama itu tidak akan berhasil. Itu hanya katanya, Bella tidak ingin percaya.Tetapi, pembicaran singkat dengan lelaki itu barusan mengguncangkan harapan palsunya. Ditutupnya sambungan telepon setelah dia tidak sanggup lagi memberikan kata-kata perpisahan. Ilham baru saja mengabarkan bahwa dia akan meneruskan kuliah di luar negeri. Yang membuat Bella tidak habis pikir, kampunya sama dengan kampus yang dipilih Aiko. Alias mereka akan bertemu lagi di sana? Bella mengerjap beberapa kali. Ini tidak masuk akal baginya! Bagaimana mungkin Ilham, sahabat terdekatnya, yang sudah membela dia di depan Aiko ternyata masih ..."Tidak." Xena segera menjawab chat galau Bella malam itu. "Aku tahu, dia mengambil jurusan yang berbeda dengan Aiko. Lagipula itu kampus yang sangat besar, aku tidak yakin mereka dapat bertemu. Kalaupun bertemu, untuk apa Ilham masih menganggapnya?"Bella membaca pesan itu sekali lagi. Dia mencoba meyakinkan d
Read more
Bab 38: Uang Jajan Sejuta?!
"Baik." Bella akhirnya mengangguk setelah berpikir ulang tentang rencananya untuk melanjutkan ke Bellford University. Di depan Kakeknya, dia mantap berkata, "Aku mau melanjutkan ke kampus itu, Kek." Dia sadar, hanya Kakek satu-satunya orang yang bisa dia ajak bicara dan mendengarkan pendapatnya sekarang. Bahkan Kakek juga menuruti keinginan-keinginan 'kecil'-nya seperti mengadakan pesta di Istana bersama teman-teman kemarin. Dulu, dia pernah berpikir jika seandainya Ayah dan Ibu telah tiada, maka tinggallah dia sendirian tanpa memiliki apapun. Namun ternyata, lihatlah sekarang, dia bahkan memiliki Baginda Raja sebagai salah satu orang terdekatnya! Dan lagi, dia kini menempati Istana Wheels yang medah dan super mewah!  Menyadari semua keberuntungan yang melingkupinya, dia seketika amat bersyukur dan, apapun yang terjadi, dia tidak boleh mendustakan semua yang diberikan padanya. Kakek menyetujui pilihan itu. Sarapan bersama selesai tepat se
Read more
Bab 39: Selamat Datang di Bellford!
Bella masih tidak percaya mendengar satu juta dolar barusan. Kalau dia memiliki uang sebanyak itu setiap bulannya, maka dia tidak akan merasakan hidup susah di perantauan. Melainkan, dia bisa tetap berfoya-foya di sana, yey!!"Ehm. Tapi, itu termasuk keperluan kuliah dan keperluan hidup Anda di sana, Putri." Pelayan tersebut menjelaskan kembali. "Yang Mulia berharap Anda dapat menggunakannya sebijaksana mungkin."Tanpa pikir panjang, Bella mengangguk saja, "Ya!"Pada Sabtu dini hari, dia sudah duduk tenang di jet pribadi yang akan mengantarkannya selama tiga setengah jam kedepan menuju Negara tetangga. Sebenarnya mudah saja jika dia ingin bolak-balik tanpa harus menginap di asrama atau menyewa apertemen. Tapi, itu semua ditolak oleh Istana.Dia belum tahu faktanya sampai tiba di sana. Asrama Putri Bellford yang lengang menyambut, tanpa ada seorangpun di kamarnya yang sepi. Meski dua ranjang terlihat sudah berpenghuni sementara orang-orangnya
Read more
Bab 40: Si Tampan yang Angkuh!
Perkuliahan musim gugur telah dimulai. Masa-masa pengenalan kampus, bertemu dengan teman-teman dari berbagai Negara, hingga jatuh cinta dengan lingkungan baru dan juga jurusan yang diambilnya membuat Bella sedikit melupakan tentang Ilham. Tanpa terasa, sudah masuk bulan ketiga. Di pertengahannya, Bella diajak Rain untuk mengunjungi perpustakaan besar yang terkenal di kota itu. Mendengar Bella suka membaca, dia merasa perlu untuk menunjukkan bagaimana kerennya kota tempat mereka berkuliah memiliki koleksi buku yang super lengkap! "Aku ikut!" Marisa menyahut saat mereka akan berangkat pergi. "Baiklah." Rain tersenyum mengangguk. Belum sempat mereka bersiap, terdengar suara bising dari halaman belakang gedung asrama hingga membuat sejumlah murid keluar kamar. Mereka bersama-sama mengamati sebuah benda yang perlahan turun dari langit ke halaman rerumputan. Baling-baling besarnya yang berputar cepat tampak semakin dekat. "I-itu ...
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status