All Chapters of Perjanjian Leluhur: Chapter 31 - Chapter 40
252 Chapters
31. Bahasa Pemersatu
Jaka jadi bisa mengetahui bahaya sejak dini dengan adanya perubahan secara drastis pada kemampuan panca inderanya, sehingga perjalanan hari itu aman dari gangguan. Jika ada suara mendekat, ia segera menjauh.Jaka beristirahat di bawah pohon besar saat matahari tenggelam di ufuk barat. Ia duduk di antara dua akar pipih sehingga cukup tersembunyi dari penglihatan para pendekar yang memburunya."Kau sembunyi di rumpun tanaman perdu, Gemblung," kata Jaka sambil meneguk air mata bidadari. "Jadi tidak gampang ketahuan oleh mereka." "Aku takut, Yang Mulia.""Takut apa?""Biasanya tengah malam sering muncul suara-suara seram.""Masa kamu takut sama suara seram? Suaramu jauh mengerikan!""Jangan menghinaku, Yang Mulia.""I'm sorry if those words offended you.""Bahasa apa itu, Yang Mulia?""Bahasa pemersatu dunia.""Pasti tidak termasuk duniaku."Jaka tidak banyak bercakap lagi. Rasa kantuk menyergap matanya. Ia tertidur sampai kemudian terbangun tengah malam karena mendengar suara perempuan m
Read more
32. Ilmu Mata Keranjang
Kakek berselempang putih memeluk Jaka ketika sepasang suami istri melompat turun dari pucuk daun dan mendarat dengan sempurna di tanah berumput di sekitar mereka."Kek...," bisik Jaka kaget. "Jangan begini.... Aku suka perempuan...!""Aku juga. Perempuan di depan kita sangat cantik dan seksi, bagaimana menurutmu?""Aku setuju. Jadi tolong lepaskan pelukanmu.""Aku suka geregetan ingin memeluk kalau lihat perempuan cantik.""Iya...tapi jangan lampiaskan ke aku.""Terus sama siapa?""Di sampingmu ada yang lebih menggairahkan.""Memeluk kuda maksudmu? Sialan kau, anak muda!"Jaka kenal dengan sepasang suami istri itu. Mereka pernah bertemu di Puri Mentari saat menonton pertunjukan Nyai Penghasut Birahi. "Sepasang Gagak Putih....!" seru Jaka tercekat. "Mereka juga turun tangan untuk mencariku...!" "Rupanya kau sudah tahu siapa pendekar yang mencarimu. Mereka adalah tokoh terpandang dalam dunia perkelahian di seantero kerajaan. Ilmunya sangat tinggi.""Dan ilmu kakek sangat rendah, berani
Read more
33. Ki Gendeng Sejagat (I)
"Aku sudah katakan tidak ada pintu keluar selain empat gerbang gaib," kata Ki Gendeng Sejagat. "Semua penduduk yang ingin bepergian ke duniamu pasti menghindari gerbang gaib kalau ada pintu yang lebih gampang.""Menurut Iblis Cinta, satu-satunya penduduk yang bisa keluar masuk seenaknya adalah kau." "Iblis Cinta terlalu berlebihan. Gerbang gaib adalah pintu keimigrasian di bangsamu. Hanya warga yang memenuhi syarat yang bisa keluar masuk.""Jadi kau tidak mau menolongku?""Tentu saja aku mau menolongmu. Tapi....""Tapi apa, Kek? Bayarannya mahal? Aku punya uang emas dan perak masing-masing delapan puluh keping....""Kaya sekali kau, anak muda.""Uang itu pemberian Iblis Cinta.""Ia bangsawan Asir yang paling dermawan." "Apa uang itu cukup untuk bayaran?""Buat apa uang sebanyak itu bagiku? Aku sudah terlalu tua untuk bercanda dengan kehidupan.""Kau masih gagah, Kek.""Giliran ada maunya kau puji aku!""Aku bilang sudah peot kayak tomat busuk nanti marah.""Sialan kau, anak muda!""B
Read more
34. Ki Gendeng Sejagat (II)
"Kita sudah sampai, anak muda," kata Ki Gendeng sejagat ketika mereka tiba di dekat pohon cemara kecil.Jaka heran melihat pohon cemara itu tumbuh terpencil di padang rumput. Di sekitar tidak ada pohon lain. Padang rumput itu berada di pinggir jurang yang sangat dalam dan berkabut.Mereka turun dari kuda."Kau tahu berapa usia pohon cemara ini?" tanya Ki Gendeng sejagat dengan air muka berawan, seakan ada kisah yang terpendam."Lima sampai sepuluh tahun," jawab Jaka. Pohon cemara itu cuma setinggi mereka."Empat ratus tahun."Jaka kaget. Ia memandang kakek berselempang putih dengan tak percaya. "Kok tidak tumbuh besar?""Pohon cemara ini saat pertama kali tumbuh sudah sebesar ini, bersamaan dengan munculnya roh Laraswati di Hutan Gerimis."Jaka tertegun. Nama itu tidak asing di telinganya. Abah sering bercerita tentang perjanjian leluhur dari masa ke masa dan nama itu pernah disebutnya."Aku pernah dengar nama itu dalam babad perjanjian leluhur. Laraswati adalah calon istri Wiraswara,
Read more
35. Ki Gendeng Sejagat (III)
Selesai nyekar, mereka naik kuda dan meninggalkan tempat itu."Aku sudah berikrar untuk mewariskan semua ilmu kepada generasi kedelapan yang menemukan air mata bidadari," kata Ki Gendeng Sejagat. "Aku senang calon muridku sesuai dengan keinginanku." "Aku tidak mata keranjang, Kek.""Alah, kau sering lihat pantat kerbau betina!""Bagaimana tidak sering lihat, ia tidak pernah pakai baju!"Kuda berjalan menelusuri padang rumput yang berkabut. Malam jadi semakin gelap karena sinar rembulan sulit menembus kepekatan kabut."Aku tidak mau jadi muridmu, Kek," kata Jaka. "Takut ketularan mata keranjang.""Aku juga tidak mau jadi gurumu," dengus si kakek. "Takut ketularan slebor. Tapi kau harus mempelajari semua ilmu yang aku miliki untuk dapat menembus gerbang gaib.""Tidak ada diskon, Kek?""Maksudmu?""Aku ingin belajar ilmu Salin Raga saja.""Ilmu Salin Raga adalah ilmu paling tinggi yang ada di muka bumi, di bangsaku dan di bangsamu. Jadi kau tidak bisa menguasai ilmu itu sebelum mempelaja
Read more
36. Ki Gendeng Sejagat (IV)
Ruangan di dalam gua tampak rapi dan bersih. Dinding terbuat dari granit hitam. Meja pendek juga terbuat dari granit. Di atasnya terdapat pizza dan pai, minumnya air berwarna kehijauan dalam guci kecil seukuran sloki.Ilmu Cipta Saji Ki Gendeng Sejagat sudah taraf sempurna sehingga ia mampu menciptakan makanan bukan cuma dari bangsa astral, tapi dari berbagai negara di dunia. Makanan dan minuman di atas meja adalah pesanan Jaka. Makanan favorit Nabila, pacarnya, betapa sedihnya ia saat ini. Abah dan Ambu juga.Mereka duduk lesehan di lantai. Udara cukup hangat padahal tidak ada perapian."Kau sudah punya bekal yang sangat bagus untuk belajar," kata Ki Gendeng Sejagat. "Kau sudah minum air mata bidadari dan air kehidupan. Khasiat dari air mustika itu bukan cuma membuat kau awet muda dan menambah kepekaan panca indera, namun juga membuat kau hanya butuh beberapa bulan untuk menguasai ilmu kanuragan."Jaka terpaksa minum air kehidupan karena khasiatnya bisa mempercepat bangkitnya energi i
Read more
37. Ki Gendeng Sejagat (V)
Ki Gendeng Sejagat mulai dapat membaca keanehan yang terjadi pada muridnya. Ia teringat pada petuah pangeran generasi kedua bahwa suatu saat akan muncul masa di mana pangeran malas untuk belajar ilmu kanuragan, dan hal ini berbahaya untuk kelangsungan kerajaan dan klan Bimantara. Pada generasi ketujuh sudah terbukti kalau Pangeran Wikudara tidak mempunyai kesaktian. Ia dilarang untuk belajar ilmu kanuragan oleh Ratu Nusa Kencana, tapi baginda ratu tentu tidak dapat menghalangi seandainya ia berniat dan gigih.Generasi kedelapan menjalani siklus baru dan parahnya ia tak percaya dengan perjanjian leluhur. Ia bukan hanya tidak berminat mempelajari ilmu kanuragan, namun juga tidak tertarik untuk tinggal di kerajaan, padahal sudah tahu bagaimana makmurnya negeri ini.Ia bersikeras ingin pulang untuk memenuhi janji kepada orang tuanya, membajak sawah, bercanda dengan kerbau, makan petai. Ia tidak tergiur dengan kehidupan mewah di kerajaan.Air kehidupan adalah untuk menyalakan semangat yang
Read more
38. Ki Gendeng Sejagat (VI)
Pekerjaan Jaka di lembah Cemara hanya menangkap ikan, mengisi gentong air, dan tidur. Namun ia mengalami perkembangan yang luar biasa dalam belajar ilmu kanuragan. Ki Gendeng Sejagat jadi percaya kalau tidur adalah tirakatnya Jaka Slebor.Jadi kakek sakti itu membiarkan saja Jaka tertidur pulas ketika ia mengajarkan ajian Badai Cemara. Dalam tidurnya, pemuda itu pasti menyimak dengan bantuan dua air mustika yang sudah mengalir dalam darahnya. Jaka Agusti Bimantara adalah generasi pertama dari siklus kedua klan Bimantara. Ia memiliki keistimewaan yang unik dalam menyerap ilmu yang diajarkan. Fenomena yang belum pernah terjadi pada generasi sebelumnya.Jaka tidak terbangun ketika angin topan melanda lembah di sekitar goa. Pohon meliuk dihantam deru angin yang hebat. Beberapa dahan patah.Ki Gendeng Sejagat tampak berdiri sambil merentangkan tangan ke depan dengan telapak tangan terbuka. Ia tengah mengeluarkan ajian Badai Cemara.Kemudian kakek berselempang putih itu menambah kekuatan, t
Read more
39. Ki Gendeng Sejagat (VII)
Jaka dan Ki Gendeng Sejagat membersihkan areal sekitar goa yang porak poranda."Mulai saat ini kau tidak boleh tidur lagi saat latihan," kata kakek sakti itu. "Kau sangat pemalas, leluhurmu sampai turun tangan untuk mengajarimu dalam mimpi.""Ngomong saja kau merasa tersaingi.""Berhentilah bercanda, anak muda.""Bagaimana aku berhenti bercanda sementara kau minta makanan model seronok setiap hari?""Aku hentikan fantasiku mulai hari ini, maka kamu juga hentikan malasmu! Kita serius berlatih!""Belajar ilmu kanuragan dalam mimpi itu enak. Tidak perlu keluar tenaga." "Leluhurmu butuh energi yang luar biasa untuk masuk ke dalam mimpimu. Kau tidak kasihan pada pangeran pertama?""Aku tidak minta diajari. Pangeran Restusanga datang sendiri dalam mimpiku.""Air kehidupan memanggilnya.""Kenapa air kehidupan tidak memanggilmu yang ada di depanku? Kenapa air itu memanggil pangeran pertama yang sudah hidup tenang di alamnya?""Buat apa aku masuk ke dalam mimpimu?""Buat mengajari aku.""Aku t
Read more
40. Ki Gendeng Sejagat (VIII)
"Kenapa aku tidak dapat membuka tabir mimpiku, Kek?" tanya Jaka."Mimpi berada di alam roh. Kau bisa membuka tabir mimpi kalau sudah jadi roh."Jaka ingat sesuatu. "Eh, bukankah kau berjuluk makhluk setengah roh? Kau berarti bisa membuka tabir mimpiku?""Itu kan julukan, anak muda. Nyatanya aku bukan roh.""Padahal jadi roh saja sekalian.""Sialan kau...!""Mereka harusnya jangan menjuluki makhluk setengah roh, tapi setengah edan!""Brengsek...!""Kau minta makanan apa sebelum aku tirakat, Kek?""Tirakat untuk apa?""Aku ingin mengetahui nasib temanku dengan ilmu Tembus Pandang.""Tirakat adalah melatih kepekaan panca indera untuk menerima getaran negatif dan positif dari sekitar.""Lalu aku harus bagaimana?""Kau duduk tafakur, pusatkan titik pandang dalam kegelapan, pikiran fokus pada apa yang kau inginkan."Jaka duduk bersila di atas batu ceper, dan mulai memusatkan perhatiannya dengan mata terpejam, karena ia ingin melihat situasi yang lokasinya sangat jauh.Satu titik terang perla
Read more
PREV
123456
...
26
DMCA.com Protection Status