Lahat ng Kabanata ng Pendekar Naga Biru: Kabanata 101 - Kabanata 110

Kota Naga yang sekarang sangat mencekam dibandingkan sebelumnya. Tidak ada lagi keramaian kota yang selalu dijumpai di kota ini. Kota Naga bagaikan kota mati yang sudah ditinggalkan penghuninya. Padahal semua penduduk Kota Naga sedang dikurung di balai kota yang memiliki ruangan yang luas. Mereka dijaga oleh ratusan Undead yang sekarang berpakaian hitam dengan rompi emas yang membungkus tubuh mereka. Isyana yang sampai terlebih dahulu di Kota Naga sangat terkejut melihat kota yang sunyi seperti tidak ada kehidupan. Kabut yang masih menyelimuti Kota Naga membuat kota ini benar-benar menyeramkan karena tidak ada tanda-tanda kehidupan di kota ini. Perlahan-lahan gadis ini berjalan menyusuri kota berkabut ini, tapi tiba-tiba dia melihat sekelebat bayangan melewatinya. Bayangan biru yang melesat dengan cepatnya ini membuat Isyana menyadari ada pendekar yang berkemampuan tinggi sedang berkeliaran di kota ini. Segera dia berlari menyusul bayangan biru ini, tapi dia selalu tidak berhasil me

Salam Pendekar Naga Kali ini Author mau mengetahui siapa yang menjadi favorit Readers untuk menjadi kekasih Candaka. Tinggalkan komentar di kolom komentar Author's Note ini ya untuk nama yang menjadi favorit kalian. 1. Isyana Mukti Gadis Naga Hitam yang pertama kali dikenal Candaka saat dia mendatangi Desa Kabut Hitam. Isyana banyak sekali membantu Candaka mengatasi berbagai macam persoalan di Desa Kabut Hitam. 2. Gayatri (Bai Ling) Gadis yang awalnya bersikap biasa saja dengan Candaka mendadak menyukai pemuda ini yang membuat mereka melakukan hal yang sebenarnya dilarang. Gayatri menderita hilang ingatan akibat trauma yang dialaminya. Zhu Fei yang mencintai gadis ini membawanya ke Arkandaria dengan nama baru Bai Ling. 3. Jayanti Gadis ini sebenarnya yang menjadi favorit Author untuk pasangan hidup Candaka nantinya karena gadis naga ini memiliki segalanya. Jayanti sebenarnya jatuh cinta dengan Candaka namun perasaan Candaka masih belum sepenuhnya mencintai dirinya. 4. Kumalasa

“Kanda Candaka..Kapan sampai ke sini!”, teriak Jayanti begitu melihat kemunculan pemuda yang dicintainya ini.Teriakan Jayanti juga mengurungkan niat ketiga anggota organisasi naga hitam ini untuk keluar dari persembunyiannya. Mereka teringat perintah Naga Hitam untuk tidak menimbulkan keributan. Tugas mereka hanya menghancurkan kitab-kitab yang berisi penjelasan mengenai Naga Hitam, namun sampai saat ini mereka tidak mengetahui pasti lokasi kitab-kitab tersebut. Tadinya mereka merencanakan untuk menangkap gadis yang sedang berada di luar pondok ini untuk memaksa kakeknya memberitahukan lokasi kitab ini. Kemunculan Candaka mengacaukan segalanya.“Memangnya urusan kakak sudah beres di Kota Naga?”, Tanya JayantiPertanyaan Jayanti membuat Drago sedikit tertarik. “Tidak mungkin pemuda ini datang dari Kota Naga. Pasukanku sedang berada di sana”, pikirnya“Aku sudah membereskan semua pasukan Undead si Drago itu. Sayangnya aku tidak menemukan Drago di sana. Sekarang pasukannya itu sudah dia

Perseteruan dan dendam lama antara Ki Nagaswera dengan Bagaskara Mukti mencapai puncaknya saat Bagaskara mendatangi Hutan Eksotik tempat dia menuntut ilmu persilatan saat masih berstatus Anak Naga. Ki Nagaswera yang mengalami kekecewaan terbesar dalam hidupnya saat ditinggal pergi Bagaskara yang membawa satu-satunya Kitab Jurus Tapak Naga yang diciptakannya, membuatnya tidak bisa memaafkan bekas anak didiknya ini. Sama halnya dengan Bagaskara yang selalu menganggap Ki Nagaswera tidak menyukainya dan pilih kasih tidak mengajarkan seluruh ilmu silat kepada dirinya, membuat pendekar ini tidak menghormati sama sekali kakek naga yang pernah menjadi gurunya. “Aku melihat sisi kegelapan yang menyertaimu dengan chi yang belum sempurna. Tadinya aku mau mengeluarkan hawa kegelapan ini dari tubuhmu dahulu sebelum mengajarkan seluruh ilmu silatku, tapi ketidak sabaranmu membuat dirimu terjerumus ke dalam kejahatan Iblis Naga Hitam. Seharusnya kamu bisa menjadi Pendekar Naga Biru selanjutnya yan

“Siapa yang berani main-main denganku. Keluarlah kalau berani untuk berhadapan langsung denganku. Jangan seperti pengecut yang sembunyi di balik hutan gelap ini!”, teriak Bagaskara lagi. Tidak ada jawaban apa-apa dari dalam hutan membuat Bagaskara gusar. “Aku harus menuntaskan dahulu urusanku dengan kakek ini, baru nanti aku cari penyusup yang membuat tanganku mati rasa ini", ujarnya Saat berpaling dia tidak melihat lagi Ki Nagaswera. Bagaskara berteriak sekencang-kencangnya karena rasa kesalnya membiarkan Ki Nagaswera berhasil meloloskan diri. “Tidak mungkin kakek ini bisa selamat setelah menerima pukulan iblisku tadi. Pasti ditolong sama penyusup yang menotokku tadi. Baiknya aku segera menuntaskan pekerjaan Naga Hitam biar diajarkan jurus yang lebih sakti lagi” Bagaskara memasuki pondokan yang tadi mereka awasi ini tapi tidak ada seorang pun di dalamnya. “Pasti ada jalan rahasia di pondokan ini sehingga mereka berhasil meloloskan diri. Tapi biarkan saja, aku harus mengutamakan mis