All Chapters of Terjerat Cinta Sang Arsitek: Chapter 41 - Chapter 50
60 Chapters
Bab 41 Menangislah di Pelukanku
Ketika Leticia mencari kartu keluarga di ruangan kerja David, pandangannya tertuju pada foto berukuran 80 inchi yang menggantung di dinding biru. Dia tertegun seketika.  Dulu potret yang ada di sana adalah keluarganya. David, sang ibu, dirinya, dan Laura. Kini, gambar itu berganti dengan foto sang ayah dan bibi Ane dalam pernikahan Nikita dan Ayres.  Sekujur tubuh Leticia terasa melayang, apa keluarganya sekarang sudah tak ada? Apa sang ayah sungguh membuangnya? Hati Leticia hancur, sehancur-hancurnya. Ingin menjerit, berteriak melepaskan segala perih.  Leticia gegas turun, dia terkejut mendapati Ray sedang adu argumentasi dengan David. Leticia masih belum menyerah meminta maaf pada sang ayah. Walau bagaimanapun, dia adalah orang tuanya. Satu-satunya keluarga
Read more
Bab 42 Suami Istri
Keesokan harinya. Leticia dan Ray pergi ke pencatatan sipil mendaftarkan pernikahan mereka. Tak butuh waktu seharian, mereka sudah keluar dari kantor saat siang hari. Leticia berjalan sedikit terhuyung, hanya dengan menulis identitas diri, tanda tangan, dan foto, mereka kini sudah jadi suami istri yang sah. "Kamu baik-baik saja?" Ray merangkul bahu Leticia, khawatir akan terjatuh. "Iya, aku baik-baik saja," jawab Leticia, seadanya. Ketika mereka baru saja masuk mobil, Ray tak langsung menyalakan mesin. Dia menoleh menatap Leticia yang baru saja memasang sabuk pengaman. "Nyonya Ray," panggil Ray, lembut. Leticia mengerjap terkejut dengan panggilan 'nyonya Ray'~ Ya, dia harus sadar bahwa sekarang statusnya telah berganti menjadi istri seorang Vanderson Raymondo. Dia mendongak ke arah Ray yang sedang memandangnya dengan tatapan hangat. "Ya, ada apa?" Leticia bertanya dengan gugup, dia masih belum percaya sekarang pria berw
Read more
Bab 43 Tragedi berdarah
Leticia dan Ray kembali ke kediaman saat hari menjelang larut. Sang istri cukup mudah berbaur dengan semua sahabat Ray.  Dia semakin merasa hangat ketika orang-orang di kediaman Alex semakin banyak. Terlebih lagi, orang tua Max, Alex, dan Marco sangat ramah pada Leticia. Hanya saja~ "Ray, aku boleh bertanya sesuatu?" Leticia berkata dengan rendah saat Ray merebahkan diri di sampingnya.  "Katakan." Ray menarik selimut menutupi tubuh mereka sebelum mendekap sang istri.  Leticia tak lagi menolak saat Ray memeluknya, sejak di kediaman Alex selalu bertindak mesra. Jadi, dia sedikit terbiasa dengan sikap Ray yang seperti itu. Meskipun sebenarnya~ Entahlah.  
Read more
Bab 44 Kehilangan Akal
Setelah mengantarkan sang ibu, Ray terlebih dulu pergi mengunjungi rumah sakit di mana Alfonso berada.  "Sendirian? Istrimu tak ikut?" Maxwel bertanya ketika Ray masuk ke ruangan.  "Sudah sampel untuk DNA?" Ray balik bertanya, mengalihkan topik.  "Sepertinya aku tak perlu memeriksa lagi" tutur Ray, mengeringai misterius.  Max mengernyit, menghampiri Ray yang berdiri di dekat jendela.  "Apa yang sudah kamu ketahui?" tanya Max, penuh selidik.  "DNA kalian sedang dicocokkan. Tadi saat paman Arthur menghubungi, aku langsung melakukan apa yang kamu ingin." Max menyilangkan
Read more
Bab 45 Hancur
Ray langsung memanggil Maxwel saat kondisi Leticia tak kunjung stabil. Dokter itu pun tak lupa membawa Jessy, sahabat Leticia yang notabenenya tahu sejarah wanita itu.  Jessy menyarankan agar Ray memanggil psikiater, dan hal itu langsung dilakukan. Setelah memeriksa, Leticia didiagnosa mengidap PTSD (post-traumatic stress disorder), atau yang biasa disebut gangguan stress pasca trauma.  Ray tertegun. Hatinya hancur, sehancur-hancurnya~  Tak ada yang lebih penting dari Leticia-nya saat ini. Fokus Ray seluruhnya dicurahkan untuk sang istri, Leticia sungguh butuh dukungan agar terlepas dari segala tekanan dan peristiwa yang membuatnya seperti ini.  Hal itu berlangsung selama berhari-hari, hingga Ray
Read more
Bab 46. Maaf
Ketika Leticia berjalan dalam lorong rumah sakit, tiba-tiba seorang pria membekap mulut wanita itu dengan kencang. Kedua tangan Leticia dikunci hingga dia tak bisa berontak.  Mata Leticia terbelalak ketika mendapati Daniel, sang mantan muncul di belakangnya. Sosok bertubuh tinggi itu menggiring Leticia secara paksa ke luar gedung rumah sakit. "Lepaskan aku, Bajingan!" Leticia meronta-ronta saat Daniel mendorong ke dalam mobil.  Daniel tertawa sinis saat menjambak rambut Leticia. "Sungguh waktu yang tepat bisa bertemu denganmu, aku sudah lama mencarimu, wanitaku."  Kedatangan Daniel ke Ragusa tak lain untuk menghadiri rapat pemegang saham luar biasa di VR Group, perusahaan nomor satu di Ragusa. Saat Da
Read more
Bab 47 Bunuh Aku
Ketika pandangan Leticia semakin gelap, tiba-tiba dia mencengkeram pegangannya di leher Ray dengan begitu kuat."Arrghhh, sakit …." Leticia menjerit histeris saat gumpalan daging keluar dari area kewanitaan, perutnya keram hebat bagai diaduk-aduk.Ray dengan tak berdaya menyeka keringat yang bercucuran di wajah Leticia yang semakin pucat. Dia merasakan cairan hangat menembus gulungan selimut hingga terasa mengalir di paha Ray. Tanpa perlu Leticia memberitahu, Ray tahu itu pasti darah. "Sayang, maaf." Ray menggigit bibir, tak sanggup lagi menahan air mata, memegang pipi wanita dengan sayang. Leticia-nya, Istrinya, wanitanya, ibu dari anak-anaknya, kini terkulai tak sadarkan diri di atas lahunan Ray. Ray tertunduk dengan bahu yang bergetar, memeluk erat wanita dalam pangkuannya. Dia pria kuat, berjiwa tangguh yang tegap berdiri saat diterjang badai, dihantam ombak. Namun, Ray rapuh bagai butiran pasir yang tersapu ombak saat dihadapkan dengan situasi seperti ini.
Read more
Bab 48 Bercerai Saja
"Aaarrrrgh!" Daniel kembali memekik hingga menangis. Ray menghunus belati di paha kiri Daniel, menekan dan memutar hingga bisa merasakan ujung pisau telah menembus tulang. "Apakah rasanya nikmat, Tuan Daniel?" Ray tersenyum miring.  "Cepat bunuh aku!" Daniel tak tahan lagi dengan siksaan Ray. Ray berdiri, melepas tali yang mengikat dada Daniel ke kursi besi. Dia mendesis, "Sssttt, aku masih ingin bermain-main. Ah, apa kau ingat pernah menyayat dada Leticia? Sepertinya kau harus merasakan bagaimana dia merasakan luka itu." Srek!  "Aaarrgh! Kumohon cepat bunuh aku!" Daniel menjerit histeris
Read more
Bab 49 Melangkah
Ray menghela napas panjang, memejamkan mata beberapa detik. Dia meraih dagu Leticia agar menoleh menatapnya. Tampak jelas binar kesedihan terpancar dari mata Leticia, tetapi wanita itu tidak menangis. "Kita takkan bercerai," jawab Ray, penuh penolakan. Leticia tersenyum miris. Apa pria itu berencana menghabiskan waktu dengan wanita yang tidak dia cintai? Dari awal, Leticia jelas bisa merasakan bahwa Ray terlalu mengasihani dirinya.Apa hidup Leticia sebegitu menyedihkan? Jika pun Ray terlalu baik hati. Tentu saja pria itu pantas mendapatkan wanita yang lebih baik. Leticia tahu betul siapa Cheryl, putri bungsu paman Alfonso, yang notabenenya adalah wanita baik-baik. Tidak seperti dirinya, semua orang kini tahu bahwa Leticia pernah menjadi wanita simpanan. Sekarang lebih parah lagi, Daniel telah menyentuh dan menodainya. Tentu saja pria seperti Ray tak pantas memiliki wanita sampah sepertinya."Aku tak bisa berumah denganmu, tolong hargai kep
Read more
Bab 50 Memilikimu Malam Ini
Leticia tak tahu bahwa Ray langsung pergi saat dia masuk ke pengadilan. Ketika selesai mendaftar perceraian, Leticia mencari Ray ke parkiran. Sayangnya~ dia hanya menemukan sopir yang menunggu dia kembali. "Ray mana?" tanya Leticia pada pak sopir.  "Tuan kembali ke kediaman, Nyonya," jawab sopir saat membukakan pintu mobil. Leticia tercenung beberapa detik sebelum masuk mobil. Dia pikir Ray masih menunggu, tadinya dia ingin menikmati hari terakhir bersama pria itu sebelum mereka benar-benar berpisah.  Akhirnya Leticia menghubungi Ray, di dering ketiga panggilan itu langsung terhubung. Dia bertanya, "Ray, apa kamu sibuk?" "Kenapa?" Suara Ray terden
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status