All Chapters of Jenazah Suamiku: Chapter 51 - Chapter 60
65 Chapters
Bab 51 : Rumah Anne
Jenazah SuamikuPart 51 : Rumah AnneAnne semakin kelabakan saja dalam mendiamkan Si Kembar yang diakuinya sebagai anaknya bersama Restu--pria yang kini menatapnya tajam, seolah tahu akan kebohongan yang sedang ia lakukan sekarang."Kok bisa nangis dua-duanya gini sih, An? Mungkin mereka haus, kasih ASI saja!" ujar Restu sambil mengusap kepala bayi di gendongan Anne."Bik Narti, cepat bikinkan susu buat Si Kembar!" perintah Anne kepada pembantunya yang kini hanya melongo, sama bingungnya dengan sang majikan."Baik, Nona." Wanita paruh baya itu bergegas menuju dapur.Restu mengajak Anne dan dua bayi kembarnya itu duduk ke sofa ruang tengah, suara tangisan ini lumayan membuat telinganya bising tapi ia juga harus latihan punya bayi kalau Wulan benaran hamil, pria berjas hitam itu membatin. Ia jadi tak sabar untuk segera ke apotek untuk membeli alat test kehamilan."An, kok dikasih susu formula sih? Kasih ASI kamu dong!" Restu mengambil b
Read more
Bab 52 : Testpack
Jenazah SuamikuBab 52 : Testpack"Buruan habisin jagungnya, Mas!" Wulan melototi sang suami yang ia paksa memakan jagung bakar miliknya."Wulan, aku itu nggak suka makanan ndeso kayak gini!" Restu menelan dengan terpaksa butiran jagung yang ia gigit dengan terpaksa."Diihhh ... dasar sok kota!" Wulan mengacak rambut suaminya dengan gemes."Hey, tanganmu kotor itu, Sayang." Restu segera menjauh."Biarin saja, biar bau jagung rambutnya!" Wulan tertawa jahat."Jangan gitu dong, Sayang! Jam 14.00 mau ada rapat ini. Buruan dihabisin tela-telanya, habis itu buruan ke kamar mandi dan uji coba testpack lalu kamu aku antar pulang," ujar Restu."Kamu juga, Mas, buruan habisin jagungnya!" Wulan mendekatkan mulutya ke arah sodotan air kelapa muda di atas meja lalu menyeruputnya."Kamu itu aneh, Sayang. Udah dia yang lagi pengen makan jagung bakar di siang bolong begini, eh ... malah suaminya yang disuruh makan!" omel Restu dengan b
Read more
Bab 53 : Du Detak Jantung
Jenazah SuamikuBab 53 : Dua Detak Jantung"Mas, kok malah rombongan begini sih? Aku itu nggak enak kalau hasilnya malah tak sesuai keinginan." Wulan cemberut saja sepanjang perjalanan menuju Klinik Kehamilan, sambil sesekali menoleh ke belakang, melihat mobil rombongan keluarganya yang dibawa Pak Jaja. Ada mertu, Winka, Rani juga sang oma."Maaf, Sayang, aku nggak nyangka bakalan rombongan begini. Kamu tenang aja, apa pun hasilnya ... tak masalah kok dan kita harus lebih giat lagi usahanya. Bisa jadi, frekuensi diskusi ditambah, hmm ... jadi 3 kali sehari." Restu meliriknya dengan senyum simpul."Heran deh, ujung-ujungnya pasti mesum aja .... " Wulan mendaratkan cubitan di pinggang suaminya."Hahaaa ... padahal seneng tuh dijadikan obyek." Restu mengedipkan sebelah matanya."Udah deh, Mas, bahasannya nganu melulu! Nanti readers pada jengah loh a
Read more
Bab 54 : Mencari Winka
Jenazah SuamikuBab 54 : Mencari WinkaSetelah berputar di sekolah Winka selama kurang lebih setengah jam, Pak Jaja memutuskan untuk pulang dan putri dari majikannya itu masih belum bisa ditemukan.Sepanjang perjalanan pulang, wajah pria paruh baya itu sudah memucat. Ia tahu, jika terjadi hal buruk pada Winka, maka dialah yang salah. Ia memacu mobil dengan kecepatan tinggi, dan berharap Winka sudah pulang ke rumah.Setengah jam kemudian, mobil abu-abu yang dikemudikan Pak Jaja telah tiba di depan. Ia langsung turun dan berlari masuk melalui pintu samping."Yani, Nona Winka sudah pulang?" tanya Pak Jaja kepada istrinya yang kebetulan sedang berada di dekat pintu masuk."Belum, bukannya kamu yang jemput dia? Non Winka ke mana?! Dia belum ada di rumah ini." Yani mengerutkan dahinya."Sttt ... jangan nyaring-nyaring!" Pak Jaja meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya."Emangnya ada apa?" Yani menatap curiga sang suami.
Read more
Bab 55 : Harus Kuat
Jenazah SuamikuBab 55 : Harus KuatHingga pagi, Restu beserta anggota Kepolisian tak juga berhasil menemukan keberadaan Winka.Tiba-tiba, Restu teringat Anne--mantan pacarnya yang saat ini sedang tersandung kasus hukum karena telah memalsukan DNA untuk menjebaknya itu."Jangan-jangan Anne yang berada di balik ini semua?" Restu membatin dan langsung membelokkan mobilnya ke arah rumah Anne. Dengan tak sabar, Restu memacu kencang mobilnya menuju komplek perumahan milik orangtua Anne. Andai Anne pelakunya, tentu ia akan memberikan balasan yang setimpal.Setengah jam kemudian, mobil hitam milik Restu telah tiba di depan pagar tinggi rumah Anne. Suasana masih sangat pagi, jam di pergelangan tangannya baru menunjuk ke arah 06.00.Restu menekan bel dan menunggu pagar dibuka. Taklama kemudian, tampaklah satpam rumah Anne yang mengintip keluar."Permisi, Pak Satpam, saya mau bertemu Anne. Ada dia ada?" tanya Restu.Sang sat
Read more
Bab 56 : Rahasia Besar
Jenazah SuamikuBab 56 : Rahasia Besar"Lakukan tugasmu dengan baik! Segera bawa Winka ke tempat yang jauh, lalu keluarkan Winda! Bagaimana? Orangtua asuh Winda mau 'kan menyerahkan anak itu kembali?""Beres, Bang. Orangtua asuhnya Winda sudah meninggal sebulan yang lalu karena kecelakaan. Jadi, sangat pas sekali momentnya saat aku ke sana dan mengaku sebagai bibinya yang akan mengambilnya kembali.""Mantap, aku suka cara kerjamu, Sayang.""Baik, Bang. Semua akan terjadi sesuai keinginanmu.""Hahaa ... lakukan tugasmu dengan baik!""Siap, Bang!""Aku takkan membiarkan Wulan hidup bahagia, setelah dia membuatku mendekam di sini. Hubungi Tuan Barak, minta kiriman uang darinya! Lalu berikan uang itu kepada pengacara, aku tak mau terlalu lama di sini.""Iya, Bang. Aku dapat kabar, Amelia hamil. Tuan Barak sedang berbahagia, sepertinya dia akan memberikanku uang.""Baguslah kalau begitu.""Abang baik-baik di san
Read more
Bab 57 : Dia
Jenazah SuamikuBab 57 : Dia"Winka!" Wulan langsung berlari memeluk sosok gadis kecil yang dibawa Restu. "Anak Ibu, kamu ke mana saja?"Winda dalam sosok Winka hanya diam, ia mengerjap beberapa kali dan membiarkan saja ibu kandungnya itu memeluknya. Ia tak perduli siapa orangtuanya yang sebenarnya, ia hanya capek hidup susah bersama bibiknya yang setiap hari selalu menyuruhnya mengerjakan pekerjaan rumah saja. Padahal usianya sekarang masih suka bermain, tapi hidupnya mendadak suram sejak Abah dan Uminya meninggal karena kecelakaan maut itu."Bawa Winka masuk, Wulan!" ujar Restu.Wulan menggandeng kembaran Winka itu masuk, hatinya lega karena putrinya telah kembali."Winka, kamu sudah kembali." Hera langsung menyambut sang cucu.Winka alias Winka hanya meringis dan membiarkan saja semua orang memeluknya bergantian."Kamu menemukan Winka di mana, Mas?" tanya Wulan penasaran."Di depan pagar, aku kira siapa, eh ... ternya
Read more
Bab 58 : Hidup Baru
Jenazah SuamikuBab 58 : Hidup Baru"Aku di mana?" Winka membuka matanya dan mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar dengan nuansa pink.Winka segera bangun dan mengucek matanya. Ini bukan kamarnya walau warnanya sama-sama pink. Ingatnya yang terakhir, ia sedang duduk di sebuah rumah setelah dimandikan oleh seseorang."Selamat pagi, anak Mami udah bangun." Seorang wanita masuk ke dalam kamar dan menyambut Winka dengan senyumnya.Winka mengerutkan dahinya, ia tak mengenal wanita itu. Ia sungguh tak mengerti, tapi sang wanita malah mengusap kepala dan mendaratkan ciuman di dahi."Tante ini siapa?" tanya Winka."Panggil aku Mami, Nak. Aku Mamimu, dan kamu adalah putri bungsuku. Namanya Dewinta, putrinya Pak Dewa dan Yulia." Wanita bernama Yulia itu tersenyum sambil mengusap kepala Winka.Winka semakin tak mengerti akan semua  ini, tapi ia memilih menurut sebab ia tahu kalau kemarin itu ia diculik dan sekarang berada bersama
Read more
Bab 59 : Mungkinkah
Jenazah SuamikuBab 59 : Mungkinkah"Mami, Dewi kok nggak sekolah sih?" tanya Winka pagi ini, ia masih berusaha mencari celah untuk bisa keluar dari rumah dengan desain Eropa ini."Hmm ... Mami udah nyariin guru buat kamu, Sayang. Minggu depan kamu udah mulai homescooling." Yulia menjawab sambil menyisir rambut panjang Winka."Jadi bakalan homeschooling, Mi?" Winka pasang tampang manis, ia sedang bersandiwara menerima saja kehidupan barunya ini."Iya, sekolahnya di rumah saja, biar kamu nggak capek dan Mami bisa tetap jagain kamu." Yulia mengusap kepala Winka sambil tersenyum.Winka menggigit bibirnya sambil menghembuskan napas berat, ia mulai frustasi.Tiba-tiba, ponsel di saku baju Yulia berdering dan ia langsung meraih benda pipih itu, kemudian menempelkannya ke telinga."Ada apa, Pi?" sambut Yulia kepada suaminya yang sedang menelepon."Mi, coba ke ruangan kerjaku! Carikan berkas proyek kerja sama dengan PT. Intan Gr
Read more
Bab 60 : Kacau
Jenazah SuamikuBab 60 : KacauHari terus berlalu, Winka yang terpaksa harus menjadi sosok Dewi--anak perempuan Yulia yang ia perlakukan seperti boneka itu, semakin tak tahan saja. Ia tak mau terusan seperti ini, sedangkan wanita bernama Anne yang ia harapkan bisa menolongnya itu malah cuek saja dan mengaku tak mengenalnya."Dewi, kamu duduk di sini dan jangan ke mana-mana! Ayo, nonton televisi! Ini film anak-anak terbaru dan kamu harus nonton." Yulia menunjuk layar televisi.Winka mengangguk dan kembali pasang tampang manis, walau dalam hati terus menangis ingin pulang."Mami mau ke Salon dulu, kamu tidak boleh bergerak dari sini sebelum Mami pulang. Kamu mengerti?!" Yulia mengusap kepala Winka."Iya, Mami, Dewi paham." Winka mulai memanggil dirinya dengan sebutan Dewi juga, agar Yulia senang dan ia tak mendapatkan kemarahan lagi seperti tempo hari. Ia mulai memahami sifat wanita yang ia panggil Mami itu dan berusaha terlihat sebagai anak p
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status