Semua Bab Taruhan Berujung Cinta: Bab 31 - Bab 40
51 Bab
Bab 31: Acara Adrian
Setelah berkenalan dengan si pemilik salon, Laila pun diajak melakukan berbagai macam perawatan dari ujung rambut hingga ujung kaki. Awalnya ia merasa tak nyaman, saat harus membuka hijab. Laila takut ada pria di sini yang melihat auratnya yang sejak remaja dijaga. Namun, petugas salon itu memberitahu dan meyakinkannya jika di sini tak ada karyawan dan pelanggan pria. Mendengar jawaban dari perempuan yang belum ia ketahui namanya itu, Laila pun pasrah dan mulai menikmati.Selesai merawat diri Laila pun diajak Miranda ke butik. Mertuanya itu memilih gaun berwarna salem yang menurutnya sangat cocok dengan kulit Laila.Gaun panjang hingga mata kaki itu membungkus tubuh Laila dengan pas. Berikut hijab dengan warna yang sama, tak lupa perias yang mendandaninya menempelkan bunga di bagian leher bawah telinganya. Memberikan kesan manis dan elegan."Perfect." Miranda tersenyum puas dengan hasilnya."Bagaimana, Ma, Laila enggak pantas, ya, mengenakan gaun ini?" tanya Laila minder. "Enggak, s
Baca selengkapnya
Bab 32: Aksi Yudis
Rangkaian acara empat bulanan pun telah selesai dilaksanakan, terakhir ditutup dengan doa yang dibacakan oleh ustad yang memang diundang khusus oleh sang tuan rumah penyelenggara acara ini. Kemudian dilanjut acara makan bersama dengan berbagai menu buatan koki restoran terkenal. Di saat tamu lainnya sibuk mengambil dan menyantap makanan, Laila justru sibuk mengedarkan pandangan ke setiap sudut taman untuk mencari keberadaan Yudis. Jujur dirinya merasa cangung dan bingung tidak ada orang yang ia kenal di sini. Hanya ada Alena yang terkadang datang menghampirinya sebentar kemudian pergi lagi untuk menyapa tamu lainnya.Detik kemudian Laila mendegar suara pria yang memanggil nama suaminya. Ia menoleh ke sumber suara. Lalu mengikuti arah pandang dua pria yang tak asing baginya. Iya, Laila ingat kedua pria itu adalah teman-teman Yudis yang pernah ia lihat di Cafe Radya saat pertemuan pertama mereka.Laila cukup lega melihat keberadaan Yudis yang ternyata tengah duduk di bawah payung gaje
Baca selengkapnya
Bab 33 :
Yudis menyandarkan punggung ke sandaran kursi kebanggaannya sebagai pemilik Prasetya grup. Tangannya mengusap wajah kasar, lantas mengerang frustrasi. Ia merasa sangat kesal, karena sedari tadi tak bisa fokus dengan pekerjaannya. Bayangan di mana saat Yudis mengecup bibir Laila yang terasa manis itu terus berputar di dalam otaknya. Bahkan tadi pagi dirinya terciduk oleh sang istri, saat memperhatikan bagaimana Laila membersihkan bibirnya sendiri dengan lidah usai meneguk susu. Membuat pria itu kembali memikirkan hal yang tidak-tidak. Sial!Netra miliknya bertemu dengan iris hitam Laila. Namun, dengan cepat Yudis mengalihkan pandangannya ke nasi goreng di hadapannya yang tinggal separuh. “Mas Yudis butuh sesuatu?” tanya Laila heran, saat melihat sang suami seperti memperhatikan dirinya.Yudis berdehem seraya mengembalikan kesadarannya, lantas kembali memasang wajah datar untuk menutupi rasa gugupnya, karena ketahuan. “Tidak, lanjutkan saja sarapanmu.”Setelah itu tak ada percakapan
Baca selengkapnya
Bab 34
“Mas, Yudis,” panggil Laila ragu-ragu.Perempuan yang sudah tak mengenakan hijab saat di dalam kamar itu berdiri di hadapan Yudis yang duduk di sofa khusus di dalam kamar. Mata pria itu fokus pada layar Ipadnya yang menampilkan gambar grafik.Yudis menoleh pada Laila tanpa ekspresi. “Ada apa?”“E, itu Mama pergi dari kemarin malam.”“Terus?”“E, sampai saat ini mama belum kembali.”“Lantas, apa urusannya denganku?”“Bisakah mas Yudis menghubungi mama dan memintanya pulang?” Laila menatap penuh permohonan pada pria yang menatapnya tajam.Sebenarnya Laila ingin menyampaikan soal kepergian Miranda itu sejak kemarin, akan tetapi ia menunggu waktu yang tepat, saat Yudis sedang tak disibukan dengan pekerjaan kantor. Namun, kenyataannya Yudis tidak pernah bisa lepas dari pekerjaannya di mana pun. Bahkan seperti saat ini, padahal sudah waktunya mengistirahatkan tubuh, ia justru sibuk dengan benda pipih di tangannya itu.Kepergian Miranda Laila ketahui dari mbok Darmi. Wanita tua itu memberit
Baca selengkapnya
Bab 35
Yudis terbangun dengan sakit kepala yang mendera. Satu botol wine semalam cukup membuatnya mabuk dan akhirnya tertidur hingga pukul delapan pagi. Semenjak misinya mendekati Laila, Yudis tak lagi menyentuh minuman itu. Namun, untuk menghilangkan rasa bersalahnya pada sang istri, karena ucapan kasarnya semalam, ia pun kembali menenggak wine yang memang tersimpan rapi di lemari ruang kerjanya tanpa sepengetahuan Laila.Yudis berdiri dari sofa santai yang memang ia siapkan khusus di ruang kerja. Pria yang masih mengenakan piyama tidur itu bergerak membuka pintu lantas keluar dan menuju kamarnya.Di sana Yudis tak menemukan Laila. Kamar sudah terlihat rapi dan wangi. Hanya ada setelan kerja dan perlengkapan lainnya yang sudah perempuan itu siapkan seperti biasanya di atas kasur. Yudis lantas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan bau alkohol dari tubuhnya.Selesai dengan ritual mandinya, Yudis mengenakan setelan kerja. Mengenakan jam tangan dan tak lupa menyemprotkan parfum. Selepas itu
Baca selengkapnya
Bab 36
Selesai membersihkan dan merapikan kembali Cafe, serta melakukan rapat bersama kedua rekannya itu, Laila beranjak menemui kediaman paman dan bibinya. Sudah lama sekali semenjak ia menikah belum sekali pun mengunjungi keluarganya itu. Laila rindu sayur asam dan sambal teri buatan bibinya itu, rindu memeluk pamannya, serta rindu menjadi pendengar setia Aldi mengenai cinta monyetnya.Kini Laila sudah tiba di depan kediaman sederhana itu dengan senyum berkembang menghiasi wajah ayunya. Walau suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja, setidaknya ada keluarga dan teman-temannya yang membuatnya tersenyum bahagia.Laila melangkah membuka pagar besi yang sudah berkarat, lantas berjalan melewati pekarangan yang banyak di tumbuhi aneka tanaman hias koleksi Om dan . Harum semerbak dari bunga-bunga yang tertiup angin melintasi indera penciumannya. Ia sangat rindu dengan suasana seperti ini kala memasuki rumah dua orang terkasihnya itu.Tangan Laila mengetuk pintu yang terbuat dari kayu itu per
Baca selengkapnya
Bab 37
Bab 37 Pukul lima sore Laila tiba di kediaman sang suami. Ia mengedarkan pandangannya ke garasi di mana biasannya mobil pribadi Yudis terpakir. Namun, netra indahnya tak menemukan kendaraan beroda empat itu di sana.Laila melangkah masuk ke dalam rumah dan langsung disambut oleh mbok Darmi. Wanita tua itu berkata jika ia sangat kesepian seharian ini, karena biasanya ia selalu menghabiskan waktu di dapur bersama sang majikan.Laila hanya tersenyum menyikapi perkataan mbok Darmi yang menurutnya terlalu berlebihan. Padahal di pagi hari keduanya akan bertemu saat Laila membuat sarapan untuk Yudis dan malam juga keduanya akan makan bersama sembari mengobrol ringan membahas hal-hal sederhana seputar masakan.“Mas Yudis tadi menghabiskan sarapannya, Mbok?” tanya Laila saat keduannya makan malam bersama. Sebenarnya mbok Darmi tidak mau karena terikat peraturan Yudis yang tidak boleh makan bersama majikan. Namun, Laila selalu memaksa untuk menemaninya makan dan akhirnya wanita tua itu menuru
Baca selengkapnya
Bab 38
Laila menyudahi sarapannya dengan meneguk sisa susu di depannya. Meraih tas Selempang miliknya yang sudah ia bawa bersamanya ke dapur, agar setelah selesai menyiapkan sarapan untuk Yudis nanti, dirinya tidak perlu lagi balik ke kamar untuk mengambilnya. Laila takut mengangganggu Yudis yang masih tertidur pulas, karena ulahnya yang masuk ke kamar untuk mengambil tasnya. Sementara pria itu sepertinya baru tertidur di pagi hari.Usai pertengkaran semalam, Laila tahu Yudis akan memilih mengurung diri di ruang kerjanya. Dan saat menjelang subuh tadi, Laila terbangun sudah mendapati sang suami berada di sampingnya. Masih dengan mengenakan pakaian kerjanya. Gurat wajah yang dipenuhi bulu-bulu halus itu terlihat begitu lelah. Laila tak tega, hanya karena pergerakannya membuat sang suami terganggu.Laila berangkat tepat pukul enam pagi. Sebelum menuju Café Radya, terlebih dulu perempuan berhijab itu akan menuju pasar tradisional untuk belanja kebutuhan menu Café. Di sana bahan-bahan yang di
Baca selengkapnya
Bab 39
Laila turun dari mobil, lantas bergegas masuk ke dalam Cafe dan memanggil dua rekannya untuk membantu membawa enam kantung belanjaan yang ada di bagasi mobil.Dua perempuan beda generasi itu pun keluar dan menghampiri Laila yang telah lebih dulu berada di dekat bagasi mobil yang baru saja ia buka. Perempuan berhijab itu mengeluarkan satu persatu kantung belanjaan yang lumayan berat.“Nah, kamu bawa yang ini, ya.” Laila menyerahkan dua kantung besar berisi gula dan terigu pada Siti. Gadis bertubuh mungil itu mengangguk, lantas tangannya meraih kantung belanjaan yang disodorkan pada dirinya.“Eh, ada Mas me sum?” sapa Siti yang tiba-tiba berpapasan dengan Yudis saat pria itu menghampiri ketiganya, dengan niat ingin membantu.Yudis tak menjawab, wajahnya terlihat datar, tak suka mendengar Siti memanggilnya dengan panggilan seperti itu. Gadis mungil itu sedari dulu memang menyebalkan. Yudis masih ingat, saat dirinya terciduk tengah memperhatikan Laila, karena itulah Siti terus memanggilny
Baca selengkapnya
Bab 40
Tiga Minggu sudah Laila menjalankan rutinitasnya sebagai pengelola Cafe. Seperti biasa sebelum subuh Laila akan bangun dan bersiap-siap untuk membuat sarapan dan menyiapkan semua keperluan kerja Yudis.Laila dan Yudis masih tidur dalam satu kamar dan kasur. Laila yang memang tak ingin pindah karena menurutnya tidak baik pisah ranjang dengan suami. Pun dengan Yudis yang tak pernah memintanya untuk tidur di kamar lain. Karena selain itu Laila pun tahu, suaminya itu tak ingin para pembantunya mengetahui masalah pribadinya.Semenjak kejadian di mana Yudis mengatakan perihal menyakitkan di malam itu, Laila sudah tak lagi mempermasalahkan hak batinnya. Ia sekarang memfokuskan diri pada Cafe. Membuat Cafe Radya jadi sukses dan dikenal banyak orang adalah tujuannya sekarang. Laila kembali memulas wajahnya dengan bedak, lantas mengenakan lipstik berwarna nued pada bibirnya. Setelah selesai, ia berdiri dan memindai kembali penampilannya apakah sudah sempurna.Tanpa Laila sadari sedari tadi Yu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status