Semua Bab Cinderella After Marriage: Bab 41 - Bab 50
66 Bab
Anda Hamil, Nyonya!
Nora masih memandangi surat yang dia ambil dari amplop coklat itu, satu persatu Nora baca surat yang Tian suruh untuk dia tanda tangani, berulang-ulang Nora baca dari awal sampai akhir “Surat Perjanjian Cerai Antara Bastian Abimana Winata Dengan Lairana Nora” judul surat itu. Surat yang dibikin Tian di hadapan pengacaranya seperti sudah di rencanakan Tian jauh-jauh hari untuk dirinya, isinya sesuai dengan yang Tian katakana tempo hari padanya, saat bercerai Tian akan memberikan Rumah, salah satu anak perusahaannya dan sejumlah uang yang lebih dari cukup untuknya sebagai kompensasi, namun persyaratannya adalah bahwa Nora tidak boleh memberitahukan siapapun termasuk orang tuanya atas perceraian mereka selama dua tahun, Nora tersenyum putus asa membacanya, “Bagaimana bisa mereka melakukan ini padaku,” batinnya dalam hati. “Tok..tok..tok,” pintu kamar Nora di ketuk seseorang, Nora berjalan dengan enggan, membuka pintu kamarnya dan melihat Almeera berdiri di depan kamarnya dengan m
Baca selengkapnya
Menikahlah Denganku!
Nora keluar dari ruang dokter dengan wajahnya yang pucat, di tangannya masih tergenggam hasil tes lab yang dia lakukan tadi, hasil dengan tanda “Positif” di hasil pemeriksaannya. “Ada apa Nora? kenapa wajahmu pucat sekali?” tanya Tomi saat melihat Nora keluar dari ruangan dokter. Nora tertunduk, dia memandangi amplop di tangannya, air matanya tak kuasa dia tahan, dia mendongak menatap Tomi. “Aku hamil,” kata Nora sambil mengelus perutnya. Tomi tak kalah terkejutnya, dia duduk kembali di samping Nora, mereka terdiam sejenak, “Apa kau baik-baik saja?” tanya Tomi. Nora mengangguk, “Aku baik-baik saja, hanya..” kata-kata Nora tercekat di tenggorokannya. “Hanya apa?” tanya Tomi berusaha menenangkan Nora. “Hanya saja aku kasihan dengan anak ini, dia akan tumbuh tanpa ayahnya,” kata Nora. Mereka terdiam lagi, Nora tidak bisa berpikir jernih, dia memang memutuskan untuk membesarkan anaknya dan tidak akan memberitahukan Tian bahwa dirinya hamil, Tian sudah yakin dengan pendiri
Baca selengkapnya
Talak Dari Tian
Ketukan palu cerai talak Tian terhadap Nora terdengar seperti hantaman palu di dada Nora, dia menahan tangisnya agar tak tumpah di persidangan, sesekali Nora mengelus perutnya diam-diam, “Maafkan mama nak, dan maafkan ayahmu,” batin Nora dalam hati. Nora bangkit dari tempat duduk, dia bersiap pergi, semua barang-barangnya telah dia siapkan dan akan di antar oleh supir rumah ke apartemen yang di pinjami Tian untuknya, sebelum Nora pindah ke rumah yang diberikan Tian untuknya sebagai kompensasi perceraian. “Nora?” suara Tian memanggil namanya membuat langkah Nora berhenti, Nora berbalik badan menatap Tian, dia bisa melihat raut wajah Tian yang sedikit iba padanya. “Kau tak perlu khawatir, aku tidak akan memberitahukan keluarga, lagipula setelah aku di Australia mereka tidak akan bertemu denganku dalam waktu yang lama,” kata Nora pada Tian. “Bukan karena itu aku memanggilmu Nora,” balas Tian, Nora mengernyitkan dahi, di wajahnya tersirat tanda tanya meskipun bibirnya tak berkata
Baca selengkapnya
Memulai Kehidupan Baru
Delapan Bulan Kemudian…“Selamat nyonya, bayi anda laki-laki,” kata dokter kepada Nora yang baru saja berjuang melahirkan seorang anak di salah satu rumah sakit di Melbourne, Australia, Nora tak hentinya tersenyum bahagia melihat wajah kecil yang berada di gendongannya, dari luar dia bisa melihat Tomi tersenyum melihat Nora menggendong bayi itu. “Bolehkah dia masuk dokter,” kata Nora sambil menunjuk Tomi yang masih tersenyum di balik jendela. “Tentu saja, suami anda tidak pernah pergi dari rumah sakit selama proses operasi persalinan anda,” kata dokternya tersenyum. Nora tersipu, meskipun dia ingin mengatakan bahwa Tomi bukanlah suaminya tapi bila melihat apa yang Tomi lakukan kepadanya selama dia hamil, Nora tidak tega mengatakan itu kepada orang lain. Tomi masuk setelah dokter mempersilahkan dia untuk melihat Nora dan bayinya, Tomi berdiri di samping Nora, dia melihat wajah bayi yang sedang tertidur di gendongan Nora, “Bayimu sangat tampan Nora, kau sangat beruntung memilik
Baca selengkapnya
The Wedding Day : Second Wedding (21+)
Nora melihat dirinya di cermin, setelah tadi pagi dia dan Tomi menikah di masjid raya kota Melbourne, sore ini adalah acara pesta perayaan pernikahan mereka, Tomi memesankan gaun panjang putih gading untuknya yang saat ini sedang dia pakai dan dia lihat di cermin, rambutnya hanya di sanggul cepol dan sedikit aksesoris di kepala, sederhana tapi membuat Nora sangat cantik memakainya. “Aku memang tidak salah memilih gaun itu untukmu,” kata Tomi yang berdiri memandang Nora dari depan pintu, Nora spontan menoleh, di belakang Tomi berdiri Sumi yang juga tersenyum sambil menggendong Bian. Qiana tersenyum, berjalan mendekati Tomi lalu meminta Sumi untuk memberikan Bian padanya, hari itu Nora dan Tomi merasa seperti keluarga yang tidak pernah di dapatkan Nora saat masih bersama Tian. “Acara sudah mau mulai, mempelai silahkan bersiap-siap ya,” kata seorang wanita yang membantu mengurus pernikahan mereka. “Baiklah, sebentar lagi kami turun,” jawab Tomi, Nora memberikan Bian pada Sumi k
Baca selengkapnya
Kedatangan Adeline
“Selamat pagi istriku,” sapa Tomi sambil mengecup pipi Nora, wajahnya terlihat sangat bahagia, pagi pertama menjadi seorang suami bagi Nora. Nora mencoba membuka matanya, dia melihat Tomi berjalan ke arah kamar mandi, dia melirik jam yang berada di atas meja disampingnya, pukul enam pagi, Nora bangkit dari tempat tidurnya lalu keluar kamar untuk membuatkan Tomi sarapan. Nora membuatkan Tomi sepiring omlet dan jus jeruk, dia duduk menunggu Tomi turun sambil melihat ke halaman samping tempat Bian bermain dengan Sumi, wajah Bian yang sangat mirip dengan Tian membuat Nora selalu mengingat mantan suaminya, bagi Nora, Bian adalah seorang anak yang akan selalu mengingatkan Nora akan Tian, namun dia tidak pernah memperlihatkan hal itu pada Tomi sekalipun. “Kau sedang memikirkan apa, sayang,” kata Tomi tiba-tiba yang sudah memeluk Nora dari belakang dan mengecup rambutnya. “Tidak, aku hanya melihat Bian sedang bermain dengan Sumi,” jawab Nora. “Aku sudah membuatkanmu sarapan,”
Baca selengkapnya
Foto Dari Adeline
“Kandunganku keguguran, tepat saat menginjak usia dua belas minggu,” kata Adeline sambil memberikan sebuah foto USG janin pada Nora. Nora mengambil foto itu, melihatnya, di belakangnya ada foto Adeline yang sedang tersenyum sambil memamerkan perutnya, di belakang foto itu tertulis, “24 September 2021, aku akan memberitahu ayahmu saat semuanya sudah siap, terima kasih telah hadir di hidupku,” Entah Nora harus berkata apa, Adeline sampai menyusul mereka ke sini bukanlah membawa suatu omong kosong, Nora menutup mulutnya, bagaimana ini bisa terjadi bahkan di hari pertama mereka baru menjadi sepasang suami istri. “Tenang saja, aku tidak akan mengganggu kalian, saat tahu bahwa Tomi akan menikah denganmu, aku hanya ingin memberikan foto itu pada Tomi,” kata Adeline. “Aku ingin memenuhi janjiku pada anakku, bahwa aku harus memberitahukan ayahnya,” kata Adeline lagi, Nora bisa mendengar bahwa Adeline menahan air matanya. “Aku..aku hanya ingin Tomi tahu bahwa dia pernah hampir
Baca selengkapnya
Maafkan Aku Bila Egois
“Aku akan pergi membawa Bian untuk imunisasi,” kata Nora sambil memasukan keperluan Bian ke dalam tasnya. “Apakah perlu ku antar?” tanya Tomi sambil memakai dasi di lehernya. “Tidak usah, aku bersama Sumi saja, SIM ku kan sudah jadi kemarin,” jawab Nora tersenyum sambil menunjukan SIM yang baru dia dapatkan kemarin sore. “Bagaimana kalau besok kita beli mobil baru untukmu,” kata Tomi sambil mencium kening Nora. “Tidak usah, lagipula mobil itu masih sangat bagus kok,” jawab Nora lagi. Mobil yang di kirimkan kantor Tomi untuk Nora belajar masih terparkir manis di halaman mereka, bagi Nora mobil itu sudah sangat bagus untuknya, jadi dia pikir tidak perlu membelinya lagi, hanya buang-buang uang saja. “Itu kan mobil kantor, lagi pula pembelian empat tahun yang lalu, pokoknay besok kita pergi ke dealer mobil dan beli satu untukmu dan Bian,” kata Tomi lagi. “Kau hanya membuang-buang uang mas,’ kata Nora. “Aku pemimpin perusahaan besar Nora, beli mobil tidak membuang uangku,”
Baca selengkapnya
Dia Tak Pernah Hilang
Nora sampai di rumah saat sore hari, dia sudah membeli bahan makanan setelah dari rumah sakit, sepanjang perjalanan dia memikirkan perkataan Tomi tentang kedatangan Adeline nanti malam ke rumah mereka, Setelah dia memastikan Bian sudah tertidur di kamarnya dan Sumi yang segera membereskan belanjaan di dapur, Nora berjalan ke kamarnya, dia duduk di pinggir tempat tidur lalu membuka laci di sampingnya, Nora mengeluarkan dua lembar foto yang di berikan Adeline padanya tempo hari, “Haruskah aku mengatakannya pada mas Tomi?” kata Nora pelan. “Mengatakan apa sayang?” tiba-tiba suara Tomi mengagetkan Nora sehingga foto-foto tersebut terjatuh di lantai, Nora spontan menoleh ke arah Tomi yang sedang berdiri di depan pintu. “Sejak kapan kau berdiri di sana?” tanya Nora dnegan wajah terkejut. “Baru saja, kau sedang melihat apa?” tanya Tomi sambil berjalan mendekat. Nora langsung buru-buru mengambil foto Adeline yang terjatuh di lantai, namun tangan Tomi sudah lebih dulu meraihnya, Tomi m
Baca selengkapnya
Tomi dan Dua Pilihan
“Apa ini?” tanya Tomi pada Adeline yang duudk di hadapannya sambil menyodorkan sebuah foto yang dia dapatkan dari Nora. Adeline menelan ludahnya, dia terdiam sejenak, “Maafkan aku, aku tidak bermaksud apa-apa, aku hanya ingin memberitahumu, tapi aku rasa sudah terlambat karena aku mendnegar pernikahan kalian,” jawab Adeline. “Aku hanya ingin kau memberitahuku yang terjadi Adeline, kenapa bisa ada foto ini?” tanya Tomi lagi hati-hati. Adeline menundukan kepalanya, dia menghela napas lalu menatap Tomi, “Maafkan aku, aku benar-benar minta maaf, tidak bisa menjaganya,” kata Adeline. “Apa kau ingat saat aku mengatakan ingin pergi ke Paris?” tanya Adeline, “Bahkan aku masih mengingat wajahmu saat itu,” kata Adeline sambil tersenyum tipis, namun matanya terlihat sekali memendam kesunyian. Tomi mengangguk, “Iya, saat itu aku tidak bisa mengatakan apa-apa, karena aku harus menghadiri rapat penting,” jawab Tomi. Adeline tersneyum lagi, “Kau saat itu terlihat sangat tampan, kau s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status