All Chapters of Madu Untuk Suamiku: Chapter 91 - Chapter 100
143 Chapters
Dua hati yang harus dijaga
“Mas, setelah ini aku mau kita kembali ke rumah saja,” Ungkap Shofia sehari pasca ia menjalani serangkaian pengobatan.Ustaz Subhan tak menolak ataupun menyetujui permintaan Shofia. Berbagai pertanyaan yang begitu ingin diutarakan pada sang istri hanya mengendap dalam kepala. Ustaz Subhan sangat paham jika saat ini bukan waktu yang tepat.“Makanannya kenapa masih utuh?” Ustaz Subhan mengambil makan siang yang tampak belum tersentuh sama sekali.Shofia menggeleng lemah. “Perutku mual, Mas. Kalaupun dipaksa makan nanti muntah lagi.”Ustaz Subhan menghela napas berat. Melihat tubuh Shofia yang terlihat jauh lebih kurus membuatnya sakit. Wanitanya tak lagi seenergik dulu. Semangat yang selalu terpancar dari paras ayunya seolah lenyap. Shofia lebih sering murung, bahkan cenderung menghindar jika ia dekati.“Aku sudah tak secantik dulu,” ucap Shofia saat Ustaz Subhan mendekat untuk mengecup kening sebelum tidur.“Aku mencintai seluruhnya apa yang ada dalam diri kamu. Kecantikan budi pekerti
Read more
Perubahan Shofia
Serangkaian pengobatan yang dijalani Shofia tampaknya berjalan cukup baik. Meski kanker itu masih bersarang dalam tubuhnya. Namun, paling tidak kondisi Shofia sudah mengalami beberapa kemajuan.Perlahan semangat hidup Shofia juga mulai kembali. Kehadiran Ustaz Subhan yang tak pernah berhenti memberikan semangat berdampak cukup signifikan. Laki-laki yang selalu tampak berkarisma tersebut begitu sabar dan telaten menghadapi perubahan sikap sang istri.“Jangan pernah mendahului kehendak Allah. Bukankah kita sebagai seorang hamba juga harus berikhtiar?” ucap Ustaz Subhan saat Shofia mulai merasa putus asa.“Kalau aku sudah tidak ada, apakah Mas Subhan akan mencintai Kiyada sebagaimana Mas mencintaiku?” tanya Shofia dengan nada begitu lirih dan terdengar menyayat.Entah mengapa akhir-akhir ini Shofia kerap menyinggung tentang istri ke dua sang suami. Membuat Ustaz Subhan berpikir keras untuk menjawab pertanyaan tak terduga yang dilontarkan Shofia.Padahal sebelumnya Shofia sendiri yang mem
Read more
Sandiwara Rasa
Keluar dari kamar Shofia, Ustaz Subhan gegas menghubungi Kiyada. Namun, hingga panggilan ke tiga tak ada respon dari sang istri muda. Ustaz Subhan tak memiliki banyak waktu, karena ia harus secepatnya kembali ke kamar Shofia. Ia memutuskan untuk mengirim pesan singkat pada istri ke duanya tersebut.Setelah memastikan pesannya terkirim, Ustaz Subhan melanjutkan langkahnya mencari makanan. Semenjak Shofia menjalani perawatan di rumah sakit, pola makannya menjadi tidak teratur. Ia terlalu takut akan kehilangan sosok wanita yang telah menemaninya selama lebih dari delapan tahun.Bukan tak menerima atas takdir yang telah Allah gariskan. Hanya saja sebagai manusia biasa Ustaz Subhan juga merasakan kekhawatiran dan ketakutan akan kehilangan. Namun, Allah selalu memberikan hikmah dari setiap kejadian, bahkan hal terburuk sekalipun. Dan untuk saat ini ia tengah berusaha untuk selalu berprasangka baik pada sang Penggenggam takdir.Tak membutuhkan waktu lama untuk Ustaz Subhan mencari makanan.
Read more
Tak Setegar Dulu
Sinar mentari menyapa pagi dengan kehangatannya yang sempurnya. Tak ada setitik pun awan yang menghalangi cahayanya menuju bumi. Shofia duduk seorang diri di pinggiran taman. Membiarkan kulit pucatnya terkena pancaran sang surya.Setelah menjalani serangkaian perawatan dan terapi, kini Shofia sudah bisa keluar dari kamar. Taman adalah tempat ternyamannya untuk menenangkan pikiran. Semilir angin yang berembus seolah meniupkan harapan baru yang lebih baik.“Kata dokter aku lusa sudah boleh pulang,” ucap Shofia antusias.Ustaz Subhan mengerutkan kening. “Kapan dokter yang ngomong, kok aku nggak tahu?”“Tadi waktu Mas Salat, Mas, nggak percaya sama aku?” Nada bicara Shofia sedikit meninggi.“Oke, aku percaya sama kamu, Sayang.” Ustaz Subhan terpaksa mengalah.Saat ini emosi Shofia memang kerap tak stabil. Sebagai suami Ustaz Subhan harus pandai-pandai menjaga suasana hati sang istri. Jangan sampai Shofia tertekan apalagi sampai stres, karena akan berakibat pada proses pengobatannya.Dokte
Read more
Dua Bidadari
“Sebenarnya kondisi Shofia belum benar-benar stabil,” ungkap Erlana sendu. “Tapi dia ngotot ingin secepatnya kembali ke Indonesia,” tambahnya.Kalimat yang diucapkan Erlana membuat optimisme dalam diri Ustaz Subhan seolah terjun bebas begitu saja. Meski tak diungkapkan secara gamblang, tetapi ia tahu ada makna tersembunyi dari kalimat Erlana. Dan itu bukanlah kabar yang membahagiakan.“Apakah masih aman untuk Shofia menempuh perjalanan jauh dengan pesawat?” tanya Ustaz Subhan dengan jantung berdebar.Sebenarnya Ustaz Subhan ingin berbicara langsung dengan dokter yang menangani Shofia. Namun, lagi-lagi beliau harus ada tugas darurat selama beberapa hari kedepan. Sehingga tugasnya diwakilkan pada sang asisten.Erlana memang bukan spesialis kanker darah, tetapi setidaknya ia juga paham seluk beluk penyakit cukup ganas ini. Untuk saat ini Ustaz Subhan berpikir jika lebih baik berdiskusi dengan Erlana. “Aku tidak bisa menjamin seratus persen, tapi aku akan berusaha agar Shofia mendapat pe
Read more
Menjaga dua hati
Beberapa detik berlalu tanpa ada sepatah katapun yang terucap dari keduanya. Ustaz Subhan sengaja membiarkan Kiyada menumpahkan segala kegundahannya. Meski itu hanya melalui air mata, dan ia tak bisa menghapusnya.Andaikan saat ini mereka berada di satu tempat yang sama, pastilah Ustaz Subhan akan merengkuh Kiyada dalam dekapannya. Berusaha memberi kekuatan pada sang istri bahwa semua akan baik-baik saja.Namun, saat ini pun kondisi mereka sedang tak jauh berbeda. Sama-sama khawatir akan kehilangan sosok penting dalam hidup. Seorang yang begitu berarti di dunia ini, juga menorehkan cinta yang luar biasa.“Dokter mengatakan jika aku harus siap dengan segala kemungkinan terburuk,” ungkap Kiyada dengan suara bergetar yang lirih. Mendengar kalimat Kiyada, kening Ustaz Subhan terasa semakin berdenyut nyeri. Berada di posisi Kiyada bukanlah hal yang mudah. Dan istri ke duanya tersebut sama sekali tak pernah menuntut perhatian berlebih. Padahal wanita itu juga tengah hamil muda.“Bagaimana
Read more
Menekan Rasa
Kiyada berusaha meredam segala kecamuk di hatinya yang tiba-tiba datang tanpa diundang. Bodohnya ia, mengapa juga tak segera mematikan sambungan telephon. Dengan seksama Kiyada justru membiarkan telinganya menyimak obrolan Ustaz Subhan dan Shofia.Padahal hatinya tadi seketika berbunga saat mendapat panggilan telephon dari sang suami. Namun, baru beberapa menit mereka berbincang, suara Shofia justru menghentikan semuanya. Banyak hal yang ingin dibagi Kiyada bersama Ustaz Subhan. Terutama tentang perkembangan janin dalam rahimnya.Bagaimanapun Kiyada sadar diri, lagipula Shofia juga tengah sakit keras. Tentu berhak mendapatkan perhatian lebih. Meski tanpa sakit pun, cinta Ustaz Subhan pada sang istri pertama memanglah begitu dalam. Dan Kiyada tak pernah berani berkhayal bisa mendapatkan porsi yang sama di hati Ustaz Subhan.Kiyada menatap nanar tubuh renta di atas ranjang itu. Mata ibu masih tertutup rapat. Berbagai peralatan medis seolah memenjarakan raganya. Jika semua alat tersebut
Read more
Desir yang Kembali Hadir
Saat ini tepat di hari ke tiga ibu tak sadarkan diri. Selama itu pula jam tidur Kiyada berantakan. Malam ia hanya tidur beberapa jam. Dan siang ia merawat dan menjaga ibu. Memastikan jika detak jantung wanita yang teramat dicintainya itu masih ada.Semalam Ustaz Subhan mengabarkan jika minggu depan beliau akan terbang ke Indonesia bersama Shofia. Bohong jika Kiyada berkata tak merindukan suaminya tersebut. Bahkan ia menggunakan salah satu foto Ustaz Subhan sebagai pengantar tidur. Dan ajaibnya, itu meruapakan cara yang cukup ampuh untuk mengusir insomnia.“Bagaimana perkembangan Ibu, Dok?” tanya Kiyada begitu seorang dokter selesai mengecek kondisi ibu.Dokter paruh baya yang tampak berkarisma tersebut tersenyum lebar. Kiyada tak berani menebak arti dari ekspresi yang diberikan sang dokter. Dadanya masih saja berdebar menunggu jawaban yang akan diberikan. Padahal sebelumnya Kiyada sudah menyiapkan diri dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.“Maaf ya, Ki. Dengan berat hati saya k
Read more
Perhatian Kecil yang Bermakna
Kiyada memilih mundur beberapa langkah, memberi kesempatan pada Farhan untuk lebih mendekat pada ibu. Laki-laki itu kerap hadir saat Kiyada berada di tengah ketidakberdayaan. Farhan seolah dikirim Tuhan untuk menjadi pelipur lara. Menyadarkan Kiyada jika masih ada orang yang menyayanginya dengan setulus itu.Kehadiran Farhan diakui atau tidak nyatanya mampu membuat hati Kiyada menghangat. Apalagi ketika laki-laki itu sempat menatapnya dalam meski hanya sepersekian detik. Rasanya untuk kali ini Kiyada ingin berlama-lama dalam telaga itu. Sejenak melepas beban yang menghimpit dada.Namun, akal sehat Kiyada segera memberi alarm. Mengingatkannya bahwa perasaan pada Farhan harus segara dikubur dalam-dalam. Mungkin ini adalah ujian untuknya. Bagaimanapun statusnya kini adalah istri orang lain. Ia harus menjaga maruah sebagai muslimah, juga menjaga nama baik sang suami.“Sudah berapa hari Bu Aminah tak sadarkan diri?” tanya Farhan dengan suara lirih, tetapi masih terdengar jelas di telinga
Read more
Dia Berhak Bahagia
Kilasan kenangan bersama Farhan kembali memenuhi kepala Kiyada. Perihal pertemuan pertama mereka, hingga akhirnya menjalin kedekatan. Farhan yang selalu memenuhi dahaga Kiyada akan ilmu pengetahuan, tempat bertanya tentang berbagai hal.“Sebenarnya tak etis membahas ini sekarang,” ujar Farhan lagi.Kiyada sama sekali tak mengubah posisi berdiri, ia tetap membelakangi Farhan. Meski tangannya tiba-tiba terasa kebas, bahkan apel dalam genggamannya sempat nyaris terjatuh. Kiyada menguatkan diri agar jangan sampai menoleh ke arah Farhan. Bisa jebol pertahanannya jika kembali bertatapan dengan laki-laki itu.“Tapi aku tak memiliki banyak waktu, karena setelah ini mungkin aku akan melanjutkan study ke timur tengah,” lanjut Farhan dengan suara lirih dan begitu tenang.Hening beberapa detik, hanya terdengar suara alat pendeteksi detak jantung ibu yang masih berbunyi teratur. Kalimat yang diucapkan Farhan entah mengapa membuat Kiyada merasa kehilangan. Padahal ia juga tak memiliki hak apapun at
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status