Semua Bab Tentang Restu: Bab 41 - Bab 50
104 Bab
Tragedi Arung Jeram
Malam ini Gilang tidak bisa tidur. Tidak peduli seberapa banyak ia mencoba untuk memejamkan matanya, tetap saja tidak bisa. “Aargh... Ayolah tidur Gilang!” serunya pada diri sendiri. Ia mencoba menghitung domba, karena kata orang, menghitung domba bisa membuatmu mengantuk. Tapi dombanya malah jadi Ressa. Sial. Batinnya. “Ressa lagi Ressa lagi!” Gilang berteriak di kamarnya. Pikiran Gilang berkelana terus menerus memikirkan Ressa. Sepertinya rasa cinta sudah terlanjur tumbuh subur di hati Gilang.Meski cintanya bertepuk sebelah tangan, tapi ia sangat yakin sekali bisa bersanding dengan Ressa dan hidup bersamanya. Bagaimana tidak, kedua orang tuanya dan kedua orang tua dari Ressa mendukung penuh hubungannya dengan Ressa. Jika bisa mengungkapkan perasaannya, saat ini ia merasakan sakit hatinya. Gadis yang dicintainya secara terang-terangan jalan bersama laki-laki lain. Bagaimana
Baca selengkapnya
Gara-Gara Headline News
Di pagi hari Minggu, seperti biasanya jika tidak ada pekerjaan yang sangat urgen, tuan Sanjaya akan duduk santai bersama istrinya. Minum teh dan mengobrol apa saja. Tapi di pagi hari Minggu kali ini, tuan Sanjaya dan istrinya harus dikejutkan dengan kabar yang beredar di media sosial tentang hanyutnya seorang gadis bersama kekasihnya. Gadis itu bernama Ressa Adha Ayuningtyas. Kabar itu dengan cepat sampai di grup keluarga Sanjaya. Semua anggota keluarga menanyakan kebenarannya. Tuan Sanjaya dengan sigap menghubungi polisi yang menangani kasus laka air anaknya. “Bu, kita harus segera ke kota saat ini juga!” ajak tuan Sanjaya pada istrinya. “Ke kota apa ke daerah selatan?” tanya nyonya Mira yang belum mengerti seratus persen kronologi kejadiannya. Ia masih begitu shock. “Ke kota, Bu. Polisi sudah mengabari kalau Ressa sudah di bawa ke rumah sakit di kota. Ayo, Bu!”“Iya, Yah.”
Baca selengkapnya
Iparku Mantan Kekasihku
Di kafe, Arya sedang rebahan di pagi menjelang siang hari. Ia menggulirkan layar ponselnya untuk sekedar melihat feed akun yang diikutinya. Jempolnya berhenti menggulirkan layar kala melihat headline berita tentang kecelakaan seorang gadis. Ia sangat terkejut ketika membaca beritanya, apalagi ditampilkan foto KTP korban yang tidak lain adalah Ressa. Ia merasa sangat khawatir dengannya, namun tidak bisa bertanya pada siapa pun, dan kebetulan ia sendiri jadi tidak ada yang bisa diajak cerita.Setelah melihat dan membaca berita di sosial media miliknya, rasanya ingin langsung menuju ke kota dan menjenguk Ressa. Tapi apa daya, saat ini dia bukan siapa-siapa. Tok tok tok. Pintu kafe ada yang mengetuk. Ketukannya sangat keras dan berulang. Arya bergegas bangun dan melihat siapa yang datang. Ternyata itu Kak Tania. Ada apa sih Kak Tania datang ke sini. Batin Arya. Ia segera membukakan pintu dan mempersilakan kakaknya untuk masuk. &
Baca selengkapnya
Kemenangan Gilang
Setelah satu jam di perjalanan, akhirnya tuan Sanjaya dan nyonya Mira telah sampai di rumah sakit di mana Ressa mendapatkan pertolongan. Begitu turun dari mobil, mereka langsung berlari menuju ke resepsionis untuk menanyakan pasien baru atas nama Ressa Adha. Di depan ruangan, sudah ada Gilang yang setia menunggu. Dari Gilang lah mereka tahu perkembangan kondisi Ressa. Puji syukur terucap di bibir mereka kala mengetahui anaknya, Ressa, sudah melewati fase kritisnya. “Gilang, om berterima kasih dengan kamu sebab kamu telah menemani Ressa di sini selama Masa kritisnya.”“Tidak apa-apa Om, Gilang juga khawatir sama Ressa makanya Gilang berada di sini.”“Setelah Ressa sembuh total, Om harap kalian bisa segera menikah. Agar Ressa ada yang menjaga ketika jauh dari Om. Dan tidak jalan lagi dengan teman laki-lakinya yang tidak bisa menjaganya itu,” ujar Tuan Sanjaya. Dalam hati Gilang tersenyum penuh kem
Baca selengkapnya
Pesan untuk Mantan Kekasih
Ressa segera menelepon Arya. Beruntung teleponnya diangkat. “Halo, Mas Arya,” sapa Ressa dulu. “Iya, halo. Kamu bagaimana kabarnya?” Arya menjawab dengan nada sangat khawatir. “Aku baik-baik saja. Maafkan aku hari itu tidak bilang mau ke daerah selatan.”Sejujurnya Ressa merasa bersalah pada Arya karena laki-laki itu tahu dirinya pergi bersama laki-laki lain dari media sosial. Biasanya, Ressa akan mengabari ke mana pun ia pergi meskipun saat ini hubungan mereka sudah berakhir. “Tidak apa-apa yang penting kamu selamat.”Terdengar kelegaan dari suara Arya. Betapa bijaknya Arya ini. Bahkan ia tidak memberondongnya dengan pertanyaan pergi dengan siapa saja? Kenapa bisa berdua dengan laki-laki lain? Bagi Arya, cukup memastikan gadis yang pernah mengisi hatinya itu selamat dan sehat. Tapi bukankah Arya tidak punya hak atas apa pun yang akan dilakukan Ressa? Tapi tet
Baca selengkapnya
Rencana Mempercepat Pernikahan
Empat hari sudah Ressa dirawat di rumah sakit. Hari ini akhirnya ia diperbolehkan pulang oleh dokter. Dengan ditemani ayah dan ibunya, Ressa pulang ke rumah. Ressa merasa senang karena akhirnya ia terbebas dari jarum infus yang menempel di tangannya berhari-hari.Di rumah, mereka disambut Bi Wati dan Paman Toni. Paman Toni dengan sigap membawakan barang bawaan Ressa dari rumah sakit. “Nyah, di dalam ada keluarga Mas Gilang, mereka sampai tepat setelah mobil Tuan pergi menjemput Non Ressa,” ujar Bi Wati. “Udah dibuatin minum belum Bi?” tanya nyonya Mira. “Udah, terus saya suruh nunggu di ruang keluarga sesuai perintah Nyonya,” jelas Bi Wati. “Hmm... Baiklah, terima kasih ya Bi.”“Sama-sama Nyah, sudah tugas saya.”Nyonya Mira, Tuan Sanjaya, dan Ressa melangkah melewati Bi Wati. Mereka langsung menuju ruang keluarga. Sedangkan Bi Wati, menuju ke belakang
Baca selengkapnya
Fitting Baju Pengantin
Dua bulan berlalu sejak pembahasan rencana pernikahan antara Ressa dan Gilang. Kini persiapan pernikahan sudah hampir 90 persen selesai. Tetapi sampai detik ini Arya tidak mengetahui rencana tersebut. Ressa masih belum tega memberitahu Arya. Sedangkan Winda, sepertinya ia belum memberitahu Arya, atau ia tak ingin dan tak ada niat untuk memberitahu Arya? Entahlah. Hubungan Ressa dengan Arya berjalan biasa saja, seperti permintaan Arya tempo hari. Meski sebenarnya di hati mereka masing-masing masih punya harapan untuk bisa bersatu membina mahligai rumah tangga. Tapi apalah daya tangan tak sampai. Saat ini, yang bisa dilakukan keduanya hanya berpasrah pada takdir Yang Maha Kuasa setelah berbagai macam cara dilakukannya. “Ressa, hari ini ada jadwal untuk fitting baju. Kamu tidak lupa, kan?” tanya nyonya Mira pada Ressa yang sedang duduk manis di ruang keluarga sembari nyemil kacang. Hari ini adalah jadwal Ressa untuk fittin
Baca selengkapnya
Tekad untuk Mencintai Gilang
Sebuah suara membuyarkan lamunannya. Seorang pelayan mengantarkan pesanannya. Ressa berusaha melupakan kejadian yang baru saja menyayat hatinya. Ia mengambil makanannya dan menatap lelaki di depannya. Lelaki yang telah menjadi tunangannya sejak beberapa bulan yang lalu. “Hei, kenapa liatnya gitu?” tanya Gilang. Ressa tergagap karena terpergok menatap Gilang, “E... Enggak apa-apa.” Ia menjadi salah tingkah. Pandangannya segera beralih kembali ke makanan di hadapannya. Gilang tersenyum lebar menyaksikan Ressa menatapnya lumayan lama, “Sudah mulai menyadari pesonaku?” Ia menaikkan kedua alisnya. “Hah, jangan kegeeran deh,” tampik Ressa. Ia memberanikan diri menatap Gilang kembali. “Bukan geer, itu memang fakta kamu terpesona kepadaku, buktinya kamu natap aku aja sebegitunya,” cibir Gilang. “Hah, terserah deh.” Ressa mulai menyuap makannya.&nb
Baca selengkapnya
Menemani Gilang
Tok tok tok. Pintu kamar Ressa diketuk. Ia menggeliat. Perlahan ia membuka matanya. Rasanya agak berat. Wajar saja karena dia menangis semalaman. Mungkin matanya masih terlihat sembab. Tapi ia tidak terlalu peduli. Ressa turun dari ranjangnya dan berjalan menuju pintu kamar. Ceklek. Pintu kamar dibuka. Ternyata Bi Inah. “Ada apa, Bi?” tanya Ressa sembari mengucek matanya. “Ada Mas Gilang Non di bawah,” jawab Bi Inah. Netra Ressa yang tadinya masih susah membuka sontak saja bisa membuka lebar, “hah? Sepagi ini?”Bi Inah mengangguk, “iya, Non.”“Ya sudah suruh nunggu bentar. Aku mandi dulu.”“Baik, Non.” Bi Inah segera menuruni tangga untuk menyampaikan pesan anak majikannya itu. Ressa kembali menutup pintu kamar dan bersiap untuk mandi. Hari ini memang Ressa memiliki janji dengan Gilang untuk ikut menemani tunangann
Baca selengkapnya
Makan Siang bersama Gilang
Matahari terus bergeser ke arah barat, hingga tak terasa sudah masuk pertengahan hari. Pintu kamar Ressa diketuk Bi Wati. Sang empunya kamar membuka sembari terus menguap. “Hmm... Ada apa Bi Wati?”“Di depan ada Mas Gilang, Non,” jawab Bi Wati. “Hah? Katanya kerjaannya selesai nanti malam, kok malah kesini,” Gumam Ressa. Ia segera menghampiri Gilang di ruang tamu. Lelaki itu duduk tenang menunggu tunangannya. Auranya sangat positif. Seharusnya Ressa bisa merasakan energi positif dari Gilang. “Udah lama nunggunya, Lang?”Ya, Ressa mencoba memanggil Gilang dengan nama. Meski usia Gilang sama dengan Arya, tapi ia tidak mau memanggilnya “Mas” atas inisiatif diri sendiri. Kecuali nantinya Gilang yang meminta. Beda kasusnya dengan Arya. “Nggak kok,” jawab Gilang. Ia memperhatikan Ressa dengan saksama, “kamu baru bangun tidur ya?&rdquo
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status