All Chapters of Tentang Restu: Chapter 71 - Chapter 80
104 Chapters
Berkunjung 2
Ressa menggosok kedua tangannya. Ia terlihat begitu tidak tenang, “aku takut ketemu orang rumah, Mas. Aku malu dengan foto dan video yang mereka lihat.”“Ressa, jangan takut, ada aku yang akan menjelaskan semuanya. Lagi pula, hanya ayah dan ibu yang tahu. Bahkan bapak ibuku pun tidak kuberi tahu. Aku juga yakin sekali, untuk satu kasus ini, ayah tidak akan menceritakannya kepada kakak-kakakmu. Tenang ya, Sayang. Kita hadapi sama-sama.”Kalimat yang diucapkan Gilang sedikit membuat Ressa menjadi lebih tenang.“Tenang ya, Ressa sayang.” Lagi, Gilang mencoba menenangkan Ressa.Ressa mengangguk. Ia mengambil nafas dan menghembuskannya sampai ia merasa benar-benar tenang.Beberapa menit mereka saling terdiam, setelah dilirik Gilang, ternyata Ressa sudah tertidur. Mungkin ia lelah bangun sejak pagi mencuci dan menyiapkan sarapan. Gilang tidak membangunkan Ressa hingga sampai di halaman rumah kedua orang tuanya.Tiga puluh menit kemudian, sampailah mereka di rumah tuan Sanjaya. Dengan lembut
Read more
Berkunjung 3
“Iya,” jawab Tuan Sanjaya mengangguk dan lanjut menyesap rokoknya.Bi Inah datang membawakan dua buah minuman untuk majikan kecilnya itu dan segera kembali ke dapur.Sementara Gilang dan Ressa masih salah tingkah ketika nyonya Mira mulai membahas perihal bulan madu dan cucu. Bagaimana tidak, mereka berdua saja baru akur pagi tadi.“Kalian berdua pengennya bulan madu ke mana? Kalau butuh bantuan ibu buat urus paketan honeymoon, ibu siap. Ibu ada beberapa temen yang buka jasa paketan honeymoon gitu, itu include akomodasi, fotografer, hotel, dan sebagainya, ada untuk area dalam negeri dan luar negeri juga,” jelas nyonya Mira.Gilang dan Ressa hanya cengengesan mendengarnya. Mereka berdua sama sekali belum kepikiran untuk berbulan madu.“Ibu ini bagaimana, malah mempromosikan dagangan temen. Biarkan mereka berdua yang menentukan sendiri mau pake jasa atau hanya berdua saja. Atau mereka berdua punya temen yang buka jasa piknik juga kan kita nggak tahu, biarkan mereka dengan impian mereka s
Read more
Orang itu Arya
Setelah menghabiskan jus yang disuguhkan Bi Inah, Ressa dan Gilang bergegas pergi lewat pintu samping. Karena di depan sedang ada tamu dan mereka takut akan mengganggu tamunya, Ressa hanya berpesan kepada Bi Inah agar disampaikan kepada ibunya kalau dia akan keluar bersama Gilang sebentar.“Mas, aku ketemu sama Veranya nggak jadi di rumah Vera. Jadinya di warung Misosis Haji Naim,” jelas Ressa ketika sudah berada di dalam mobil.“Oh, begitu, Vera udah jalan ke sana apa belum?” tanya Gilang.“Bilangnya sih barusan lagi siap-siap,” jawab Ressa sambil melihat ponselnya.“Oke. Tapi warung Misosis Haji Naim itu di mana Ress?” tanya Gilang sambil garuk-garuk kepala.“Loh, Mas Gilang nggak tahu? Bukannya Haji Naim itu tetanggaan sama Mas Gilang ya?” Ressa merasa heran dngan suaminya yang tidak tahu warung seviral Misosis Haji Naim. Apalagi rumah Haji Naim dekat dengan rumah orang tua Gilang.Gilang merenges, tangannya menggaruk kepalanya yang tak gatal, “hehehe… iya aku nggak tahu.”“Itu war
Read more
Bertemu Arya
Setelah menghabiskan jus yang disuguhkan Bi Inah, Ressa dan Gilang bergegas pergi lewat pintu samping. Karena di depan sedang ada tamu dan mereka takut akan mengganggu tamunya, Ressa hanya berpesan kepada Bi Inah agar disampaikan kepada ibunya kalau dia akan keluar bersama Gilang sebentar.“Mas, aku ketemu sama Veranya nggak jadi di rumah Vera. Jadinya di warung Misosis Haji Naim,” jelas Ressa ketika sudah berada di dalam mobil.“Oh, begitu, Vera udah jalan ke sana apa belum?” tanya Gilang.“Bilangnya sih barusan lagi siap-siap,” jawab Ressa sambil melihat ponselnya.“Oke. Tapi warung Misosis Haji Naim itu di mana Ress?” tanya Gilang sambil garuk-garuk kepala.“Loh, Mas Gilang nggak tahu? Bukannya Haji Naim itu tetanggaan sama Mas Gilang ya?” Ressa merasa heran dngan suaminya yang tidak tahu warung seviral Misosis Haji Naim. Apalagi rumah Haji Naim dekat dengan rumah orang tua Gilang.Gilang merenges, tangannya menggaruk kepalanya yang tak gatal, “hehehe… iya aku nggak tahu.”“Itu war
Read more
Bertemu Arya 2
Ressa mengangguk. Ia bahkan sudah tau apa yang dimaksud Vera sebelum sahabatnya itu menyebutkan nama. Itu pasti Arya. Ya, Vera pasti membahasnya.“Kamu nggak pengin nyapa?”“Ngapain? Dia juga sudah sama pacarnya. Ya, kan?”“Tapi kalau kamu salah lagi bagaimana? Seperti dulu kamu cemburu buta dengan Arya sampai kamu akhirnya menerima Gilang dengan lapang dada?”“Ya, kalau sekarang posisinya sudah berbeda, Ve. Saat ini aku sudah menjadi milik orang lain. Jadi siapapun wanita yang ada di sebelah Arya, bukan masalah sih bagi aku.”Bohong besar! Padahal Ressa masih merasakan sakit dalam hatinya. Tapi ia tidak ingin siapapun tahu termasuk sahabatnya.“Oh, oke. Paham aku. Tapi apa memang secepat itu kamu bisa melupakannya tanpa ada yang tersisa? Apalagi ya jika mengingat bagaimana perlakuan Gilang selama sebulan ini denganmu?”“Ve …!” ressa cemberut mendengar komentar dari Vera.“Oh baiklah maaf. Aku nggak akan membahasnya lagi.”“Kalau aku menjawab sudah melupakan Arya ya kelihatan bohongny
Read more
Setelah Resign
“Mas? Kamu tidak berangkat bekerja?” tanya Ressa sembari menenteng ember berisi cucian yang siap untuk dijemur. Netranya menelisik setiap jengkal tubuh suaminya. Laki-laki yang saat ini berada di hadapannya itu bahkan belum mandi apalagi bersiap untuk berangkat kerja. Biasanya, pagi sekali sudah bersiap-siap.“Oh iya, aku lupa memberitahu kamu kalau aku sudah resign dari tempat kerjaku,” jawab Gilang enteng. Dia menghirup aroma kopi buatan istrinya.Brak. Ressa melepaskan pegangan embernya. Beruntung cuciaannya tidak jatuh ke lantai. Ia melangkah menuju suaminya. Di sanagat penasaran dengan alasan suaminya berhenti bekerja. Ia duduk di samping suaminya yang sednag menikmati kopi di pagi hari. Aromanya sangat kuat.“Bagaimana bisa kamu tidak menceritakan hal sepenting itu kepadaku?” tanya Ressa pada suaminya.Gilang meneguk sedikit kopinya lalu mengembalikannya ke tatakan seperti semula.“Aku pikir kamu tidak perlu tahu hal ini. Bukankah yang terpenting adalah uang bulanan masuk ke rek
Read more
Siska
“Selamat siang, Pak Gilang. Bapak memanggil saya?”Seorang gadis dengan tubuh tinggi semampai, berambut panjang, berkulit putih, dan senyumnya manis dengan lesung di pipi kanannya, menghampiri Gilang yang baru saja masuk ke ruangannya.Beberapa detik mata Gilang tak berkedip menatap sekretarisnya. Perawakannya begitu mirip dengan Ressa. Roy, rekan kerjanya yang menangani usahanya selama ini begitu pandai memilih karyawan.Gilang segera menyadarkan diri sendiri.“Jam berapa nanti saya harus bertemu klien?” tanya Gilang.“Jam satu siang selepas makan siang, Pak.”“Kalau begitu sekalian saja kita makan siang bersama seperti biasa. Segera hubungi klien kita supaya bisa bertemu di kafe XY.”“Siap, Pak.”Siska pamit undur diri. Dia kembali ke mejanya di luar ruangan Gilang.***“Dit, lihat! Bukankah itu Gilang?” tanya Vera pada Adit. Matanya memberi isyarat ke arah pintu masuk kafe tempat mereka makan siang. Adit mengalihkan pandangannya mengikuti instruksi kekasihnya, Vera, “ya, benar, it
Read more
Siapa yang Kamu Panggil Sayang?
Prang!Sebuah piring terjatuh dari tangan Ressa kala mendengar Gilang mengucapkan panggilan sayang pada sseseorang yang sedang berada di seberang telepon. Jantungnya bergedup kencang. Jangan ditanya bagaimana rasanya. Jelas rasanya seperti teriris. Pedih. Ressa bahkan memegang dadanya. Desiran darahnya terasa sangat menyakitkan. Setiap jantungnya memompa darah, saat itu juga rasa perih di dadanya terasa sangat menyakitkan. Ditatapnya lelaki yang kini sudah berada di hadapannya.“Siapa yang Mas Gilang panggil sayang itu?” tanya Ressa memastikan.Nada pertanyaan Ressa terdengar terbata-bata. Bagaimana tidak? Ressa harus menahan perih dan emosinya agar tidak meledak saat itu juga.“Bukan siapa-siapa. Mungkin kamu yang salah dengar.”Gilang menjawab dengan dingin. Seolah merasa tak bersalah. Gilang menunjukkan ekspresi biasa saja. Ressa berjalan mendekat. Diraihnya tangan Gilang.“Mas, tolong jangan menutupi apapun dariku.”Ressa memohon pada suaminya. Ditangkupkannya kedua tangannya di d
Read more
Family Gathering
“Ahahaha ….” Ressa tertawa mendengar suaminya menanyakan tentang itu.Gilang memasang eskpresi cemburu. Entah hanya akting atau memnag benar dia cemburu dengan Arya. Hanya Gilang yang tahu. Tapi yang jelas hal itu membuat Ressa merasa senang karena Gilang cemburu dengan mantan kekasihnya. Itu berarti Gilang cinta dengan dirinya.“Apa kamu cemburu dengan Arya?” selidik Ressa.Gilang mengangguk, “siapa coba yang tidak cemburu jika istrinya ketemuan dengan mantan kekasihnya di belakangnya. Jelas semua suami akan cemburu.”Ressa mengangguk paham dengan yang dibicarakan Gilang, “oh, gitu. Tenang saja, Mas. Aku hanya makan siang bersama teman-teman. Aku juga tidak bertemu dengan Arya. Aku lihat Winda hanya berdua dengan Dika.”Gilang membetulkan posisinya, “eh, eh, itu si Winda beneran makan siang bareng Dika? Ada hubungan apa mereka berdua?”Ressa mengangkat kedua bahunya tanda tak mengerti dengan yang terjadi. Sementara Gilang pikirannya melayang memikirkan adiknya yang dekat dengan Dika.
Read more
Kejutan Hamil!
Ceklek. Gilang keluar dari kamar mandi. Dia melihat istrinya duduk sendiri di sofa sembari memainkan ponselnya. Dia celingukan mencari sosok Siska. Tapi tak ditemukan. Netranya menatap bed. Tidak ada tas Siska juga di sana.“Perempuan itu sudah pulang,” jelas Ressa sebelum suaminya menanyakannya.“Siapa yang membantu dia berjalan? Dia pulang pakai apa?” tanya Gilang pada Ressa.“Kenapa nadamu terlihat sangat khawatir sekali? Apa kau menyukainya? Sampai kalian ambil satu kamar bersama. Tidak bisa kubayangkan apabila aku tidak datang. Hal apa yang akan kalian berdua lakukan di sini di kamar ini,” cerocos Ressa panjang lebar.“Apa Mas Gilang tidak melihat bagaimana wanita itu berjalan menuju kamar mandi? Apa dia terlihat pincang? Cara jalannya bahkan sangat tegak. Dia tidak terluka sama sekali. Dia bisa jalan pulang sendiri. Dia sudah dewasa!” sambungnya.“Ressa …!” seru Gilang.Ressa berdiri dari sofa. Ia menenteng tas jinjingnya dan berjalan mendekati Gilang.“Kenapa kau membentakku? A
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status