Semua Bab My Hot Sexy Dancer : Bab 31 - Bab 40
44 Bab
31. Papaku Sibuk Kerja
Kelsey keluar ruangan Weylin dengan langkah tergesa-gesa. Dia tak sanggup rasanya berlama-lama dengan orang yang menyebalkan seperti Weylin.Sayang saat dia baru saja sampai di lift, dia berpapasan dengan salah satu orang yang juga tidak ingin dia temui."Nona Lieven," sapa Darren."Darren," balas Kelsey.Kelsey memang hanya beberapa kali bertemu dengan Darren tapi dia dengan mudah bisa mengetahui jika Darren adalah orang yang paling Weylin percayai. Yang Kelsey lihat, Darren akan selalu berada di sekitar Weylin dan tak pernah meninggalkan sisi Weylin barang satu jam pun. Intinya di mana ada Weylin, pasti akan ada Darren.Lalu tiba-tiba Kelsey sangat penasaran, apa Darren juga ada di sekitar sana ketika dia dan Weylin melakukan itu di hotel saat itu?Kelsey menelan salivanya gugup, takut jika pria yang sedang berdiri di hadapannya ini mengetahui kejadian malam itu.Darren berkata, "Anda mau masuk ke lift, Nona Lieven?"Kelsey tersadar dari lamunannya dan sontak menjawab, "Oh, iya. Say
Baca selengkapnya
32. Mau Makan Es Krim?
Weylin berkata dengan suara terbata-bata, "Saya. Sa-ya.. Hm..."Hei, astaga Weylin. Ada apa denganmu? Kenapa kau bisa gugup seperti itu? Seperti bukan dirimu saja. Weylin menyalahkan dirinya sendri di dalam hatinya.Melihat Weylin yang sepertinya tak bisa menjawab dengan benar pertanyaan gurunya itu, Aiden mengambil alih dan menjawab, "Paman. Bu Raven, Paman ini Paman jauh Aiden."Weylin sontak menoleh kaget, Aiden tampak tenang mengatakan hal itu. Bagaimana bisa? Dia masih mengingat dirinya kah? Pikir Weylin bingung.Raven sedikit tidak percaya jadi dia kembali bertanya pada Aiden guna memastikan, "Kau benar-benar mengenal Paman ini, Aiden? Kau yakin?"Aiden mengangguk mantap, "Ya, Bu Guru. Kalau Ibu tidak percaya, Ibu bisa bertanya pada Mama. Ibu bisa meneleponnya."Raven menelisik Aiden dan dia kemudian mengangguk, "Baiklah kalau begitu, Ibu percaya."Raven berbalik dan membungkukkan badannya, merasa tidak enak karena sudah mencurigai Weylin, "Maafkan saya. Saya tadi tidak sopan. S
Baca selengkapnya
33. Penari itu Hebat
Weylin belum bisa berkata-kata tapi Aiden langsung berucap, "Memangnya kenapa, Paman?""Eh-""Apa menjadi penari itu tidak bagus?" tanya Aiden dengan polos.Weylin yang tadinya tegang mulai sedikit mencair, "Bukan begit. Penari pekerjaan yang bagus juga. Tapi apa kau yakin Papamu benar-benar seorang penari?"Aiden mengangguk yakin, "Ya. Mama bilang Papa bekerja sebagai seorang penari. Papa penari yang sangat hebat.Saat mengatakan hal itu, sudut bibir terangkat membentuk sebuah senyuman manis. Anak kecil itu terlihat sangat bangga akan hal itu."Kau benar-benar suka jika papamu seorang penari ya?" tanya Weylin ingin tahu.Aiden menjawab, "Suka. Kalau papa suka menjadi penari, Aiden akan suka."Kening Weylin mengerut heran, "Kenapa begitu?""Ya karena apa yang papa suka, Aiden pasti suka karena pilihan papa pasti yang terbaik untuk papa," ucap anak kecil itu dengan jujur sambil menyendokkan kembali es krim rasa mint itu ke dalam mulut mungilnya.Weylin menjadi ingin sekali memeluk anak
Baca selengkapnya
34. A Little Secret
Weylin memilih untuk tidak menanggapi ucapan Darren. Seketika langsung saja dia mengusir pria yang menjadi kepercayaannya itu untuk segera membawa sample rambut miliknya dan juga Aiden ke rumah sakit. Darren menggelengkan kepalanya tak habis pikir mengenai tingkah ajaib bosnya yang berubah-ubah itu. Padahal setahu dirinya, Weylin bukanlah orang yang mudah merubah sebuah keputusan. Pria itu akan mempertahankan setiap sesuatu yang dia putuskan walaupun ada hal yang membuatnya bingung sekalipun. Namun, kali ini tiba-tiba saja Weylin yang awalnya tidak terlalu antusias malah berubah begitu bersemangat untuk segera mengetahui identitas asli putra Kelsey tersebut. Dengan langkah tergesa-gesa, Darren keluar dari kantor itu dan segera saja menuju rumah sakit terbaik di Leeds, yakni, Chapel Allerton Hospital yang terletak cukup jauh dari Ans Bank. Kelsey yang secara kebetulan melihat Darren yang terlihat cepat-cepat sedikit heran. "Kenapa dia tidak bersama Weylin?" gumam Kelsey bingung. S
Baca selengkapnya
35. Bukan Orang Asing
Pada awalnya, Weylin ingin langsung menemui Kelsey untuk menanyakan alasan wanita itu malah meninggalkan dirinya di saat dia sedang mengandung. Namun, saat dia melihat Kelsey terlihat sedang sibuk dengan pekerjaannya, dia memilih membatalkan niatnya lalu keluar dari kantor. Dia mengemudi mobilnya dengan tak sabar menuju sekolah Aiden.Meskipun begitu, dia tahu jika dia harus menahan dirinya untuk tidak mengatakan hal yang sebenarnya pada Aiden. Setidaknya untuk saat ini, dia harus menekan rasa egoisnya. Dia tak boleh sembarangan bertindak karena dia malah bisa saja dijauhkan dari putra semata wayangnya.Saat Aiden muncul dari sana dan berlari kecil ke arahnya dengan senyum yang terukir di bibirnya, Weylin segera ikut berlari dan mengangkat anak itu tinggi-tinggi. Aiden keheranan tapi dia tak keberatan.Weylin memeluk putranya itu dengan penuh kasih hingga Weylin sendiri kebingungan atas apa yang dia lakukan ini. Dia bahkan lupa kapan dia terakhir merasa bahagia yang begitu meluap-lua
Baca selengkapnya
36. Terungkap
Dengan kemarahan yang tengah bergumul di dadanya, Kelsey mengarahkan mobilnya menuju sekolah tempat putranya juga dititipkan.Entah kenap, dia merasa Weylin tetap akan memulangkan anaknya di sana. "Awas saja kau, Weylin. Aku akan membunuhmu jika kau macam-macam," ucapnya kesal luar biasa.Begitu dia memarkirkan mobilnya, dia langsung saja disambut oleh Raven yang berdiri dengan tenang di sana. Dia berkata, "Aiden sudah ada di sini, Bu."Kelsey mengangguk, "Dia di mana?"Raven menjawab dengan tidak enak, "Di taman bersama dengan Pak Weylin, Bu."Sungguh Raven merasa canggung setelah mengetahui fakta tentang Weylin yang ternyata adalah ayah kandung Aiden. Dia merasa tidak pantas mengethui rahasia orang sehingga dia pun berucap, "Bu, Kelsey. Saya mohon maaf.""Ah, tidak apa-apa Bu. Ini bukan salah Anda," ucap Kelsey tak ingin membuat sikap canggung di antara mereka."Saya temui mereka dulu dan bisakah Anda ikut saya sebentar?" tanya Kelsey.Meskipun Raven tidak paham kenapa dia harus ik
Baca selengkapnya
37. Niat Jelek
Kelsey menatap tak percaya pad Weylin. Tatapannya bisa diartikan seolah dia berkata 'Kau sedang bercanda kan?'Weylin sendiri heran sekali ketika dia mengatakan hal itu. Dia bahkan kaget dengan ucapannya. Namun, tentu saja dia tidak bisa menarik kembali ucapannya kan? Dia ini seorang laki-laki sejati dan pantang baginya untuk membatalkan apa yang baru saja dia katakan.Dikarenakan ucapannya tak mendapat tanggapan dari Kelsey, Weylin pun mengulangi perkataannya dengan lebih pelan, "Menikahkah denganku, Kels.""Demi Aiden," tambah Weylin.Kelsey sontak tersadar setelah beberapa detik lamanya terdiam, terlalu terkejut dengan ucapan Weylin yang dia duga hanyalah bayangannya saja. Akan tetapi, begitu Weylin mengulangi ucapannya itu, Kelsey pun mulai paham jika pendengarannya tidak bermasalah."Kau benar-benar sedang bercanda ya Weylin? Aku tidak tertarik menanggapi candaanmu ini," ujar Kelsey malas.Weylin menghela napasnya, "Aku tidak sedang bercanda, Kels. Aku benar-benar ingin menikah d
Baca selengkapnya
38. Kenapa Bertengkar?
"Kenapa kau jadi tertarik?" tanya Kelsey sambil menaikkan alisnya sebelah.Weylin mendesah, sungguh wanita yang kebetulan adalah ibu dari putranya itu pintar sekali membuat dirinya kesal. Entah apa dosanya dulu hingga bisa sampai melakukan hal gila dan membuat Kelsey mengandung anaknya.Dan beberapa waktu yang lau, dia bahkan sempat berpikir jika Kelsey itu menarik dan lucu. Sebenarnya apa yang ada di kepalanya, benar-benar Weylin menyesali perkataannya."Baiklah-baiklah, aku tidak akan bertanya lagi," ucap Weylin mengalah sekarang.Kelsey menghela napas lega. Dia berbicara, "Jadi, apa yang ingin kau lakukan?""Hah!?" ucap Weylin bingung.Kelsey memutar bola matanya jengah, "Apa yang akan kau lakukan untuk menjadi ayah yang baik untuk Aiden?"Kelsey kesal, tidakkah Weylin itu cukup pintar? Kenapa harus dijelaskan seperti ini?Weylin, "Oh, itu. Aku akan mulai menghabiskan lebih banyak waktu dengannya.""Contohnya?" Weylin terlihat berpikir sebelum menjawab, "Mengantarnya ke sekolah, m
Baca selengkapnya
39. Pertengkaran Kecil
Weylin berjongkok untuk mensejajarkan badannya dengan sang Putra. Aiden kecil menunggu penjelasan dua orang dewasa itu. "Aiden, kami tidak bertengkar. Kami hanya berbeda pendapat saja. Sekarang maukah Aiden masuk dulu ke dalam?" ucap Weylin lembut.Adriana terkejut, tak mengira jika Weylin akan bersikap seperti itu."Baiklah, Paman. Aiden akan masuk lagi," jawab Aiden patuh.Setelah Weylin melihat Sang Putra sudah masuk ke dalam, pria itu langsung berkata, "Saya mohon. Anda sudah salah paham. Saya hanya ingin memperbaiki semuanya. Saya tahu memang saya sangat bersalah di sini. Jadi, izinkan saya untuk membuat semuanya kembali menjadi lebih baik."Adriana menghela napas dan menjawab, "Terserah kau saja. Tapi ingat, jangan sampai kau menyakiti Aiden.""Tidak akan, Nona Lieven," sahut Weylin."Baiklah, mungkin saya lebih baik pulang dulu saja. Besok saya akan datang untuk menjemput Aiden," ucap Weylin lagi.Adriana membalas, "Hm."Weylin tak bisa memprotes, dia memang telah melakukan ke
Baca selengkapnya
40. Sadar Diri
"Apapun yang terjadi aku harus siap, Bibi. Lagi pula aku tidak mungkin bisa menyembunyikan Aiden lama-lama kan, Bi?" ucap Kelsey.Adriana menghela napas, tak mungkin dia mengkonfontasi Kelsey. Dia sudah cukup membuat keponakan tersayangnya itu kebingungan dengan sikapnya. Dia merasa bersalah. Dia seharusnya tidak menyalahkan Kelsey seperti tadi. Kalau dia mempertanyakan keputusan yang Kelsey buat, dia hanya akan mempersulit keponakannya dan juga cucunya itu kan? Sedangkan selama ini dia tahu mengenai perjuangan Kelsey sejak dia tiba di Leeds. Adriana yang menyadari jika dia telah melakukan kesalahan besar itu akhirnya berkata dengan suara pelan, "Maaflkan, Bibi."Kelsey terkejut mendengarnya, tak menyangka mendengar permintaan maaf dari Sang Bibi. Dia pun membalas, "Aku yang harusnya meminta maaf pada Bibi. Aku yang membuat keputusan mendadak dan aku tahu pasti Bibi sangat kaget. Aku paham jika Bibi marah padaku."Adriana menggeleng pelan, benar-benar merasa bodoh karena telah meny
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status