Semua Bab Aku Tidak Mandul, Mas!: Bab 11 - Bab 20
46 Bab
Bertemu Ratih
Setelah membantu Hanan kembali berbaring di ranjang Naya berniat untuk pergi. Naya takut jika terlalu lama di dekat Hanan, dia tidak bisa menahan diri lebih lama lagi."Istirahatlah, Mas," ucap Naya pada Hanan yang sedang berbaring."Mas tidak mau, Mas masih ingin melihatmu, sayang. Nanti jika Mas tidur kamu akan pergi dari sisi Mas lagi," rengek Hanan."Jika Mas tidak istirahat bagaimana bisa sembuh?""Apakah jika Mas sudah sembuh, Mas boleh pulang ke rumah kita?" tanya Hanan berharap.Naya terdiam mendengar permintaan Hanan. Berat untuknya mengabulkan permohonan Hanan, luka hatinya masih menganga belum mengering sama sekali."Boleh, Mas," ucap Naya tidak tega melihat kondisi Hanan. Untuk sementara Naya pun mengikuti apa yang Hanan mau agar dia bisa cepat pergi."Terima kasih, sayang. Mas akan segera sembuh agar kita bisa cepat berkumpul kembali," ucap Hanan mulai memejamkan mata.Setelah Hanan tertidur Naya pun beranjak pergi. Dia melangkah menuju pintu, tapi betapa terkejutnya dia
Baca selengkapnya
Cemburu
"Maaf Mas, aku tidak akan mengulangi kesalahanku lagi. Aku mohon bangunlah, Mas." Melisa menangis tergugu di samping ranjang Hanan. Dia tidak menyangka sikapnya yang kekanak-kanakan malah membuat Hanan sang suami terbaring di rumah sakit.Melisa menggenggam erat tangan Hanan yang tidak terpasang infus, dikecupnya pelan punggung tangan Hanan."Sudahlah, Mel. Jangan menangis terus menerus, keadaan Hanan pasti akan segera membaik. Dokter sudah memberikan perawatan yang baik pada Hanan." Ratih menepuk pundak Melisa pelan, dia juga sedih melihat sang putra terbaring di rumah sakit. Namun Ratih masih bisa menghibur Melisa."Tapi semua salahku, Bu. Jika saja aku tidak meminta Mas Hanan untuk segera pulang, tentu Mas Hanan tidak akan mengalami, kecelakaan," sahut Melisa dengan air mata yang bercucuran.Ratih terdiam, apa yang diucapkan Melisa memang benar, jika saja menantunya itu tidak menyuruh sang putra pulang, tentu sekarang Hanan masih sehat. Tapi Ratih tidak bisa menyalahkan Melisa sepe
Baca selengkapnya
Kedatangan Hanan
Pov Naya."Jadi saya tidak perlu menjemput Ibu hari ini?" tanya Dinda melalui sambungan telfon."Tidak perlu, Din. Aku ingin di rumah saja hari ini," balasku sembari menyiapkan menu sarapan."Baik Bu, jika perlu apapun silahkan menghubungi saya.""Tentu Din, memang hanya kamu yang selalu mau aku repotkan," candaku."Sudah tugas saya, Bu.""Baiklah, aku tutup dulu telfonnya." Aku pun mengakhiri panggilan telfon dan bergegas menyantap sarapan yang telah kubuat.Entah kenapa rasanya aku sedang ingin bermalas-malasan hari ini, rasanya aku tidak ingin pergi keluar rumah. Mungkin semua karena efek kehamilanku, walau begitu aku sangat bahagia sekali.Aku merasakan ada kehidupan lain di dalam rahimku, sungguh rasanya menakjubkan di kala mendapatkan anugrah terindah yang selalu aku nantikan setelah sekian lama.Tanganku mengelus perut yang masih rata, karena memang usia kandunganku masih berusia sembilan minggu. Walau begitu punggungku terkadang terasa nyeri saat aku kelelahan.Tidak bisa aku
Baca selengkapnya
Melisa Hamil
"Terima kasih sudah mau memberikan Mas kesempatan, sayang," ucap Hanan melepaskan pelukannya.Naya masih terdiam membelakangi Hanan, dia mencoba menenangkan hatinya. Naya pun segera menghapus air matanya, dia tidak mau jika Hanan melihatnya menangis untuk Hanan lagi.Naya berbalik menghadap Hanan, dia menatap mata sang suami dalam. Diselaminya pandangan Hanan, masihkah ada cinta untuknya di hati Hanan atau sudah tergantikan dengan cinta Melisa.Naya harus meyakinkan dirinya untuk memberi Hanan kesempatan atau melepaskannya, walau sulit sekali jika dia harus hidup sendiri."Mas, bolehkah aku meminta sesuatu kepadamu sebelum aku memaafkanmu?" ucap Naya lirih."Boleh, sayang. Kamu boleh meminta apa saja asalkan mau memaafkan Mas," jawab Hanan sembari memegang tangan Naya."Aku hanya minta Mas jangan menyentuhku terlebih dahulu sebelum aku yakin bisa memaafkanmu, Mas."Hanan terdiam mendengar permintaan Naya. Dia sedikit terkejut dengan permintaan Naya. Hanan harus bisa menahan dirinya ag
Baca selengkapnya
Bersiap Berpisah
Setelah pulang dari rumah sakit Naya hanya termenung terdiam tanpa bisa melakukan apa-apa. Dia merasakan seakan nyawanya hilang dari tempatnya.Hati wanita mana yang tidak akan sakit jika mengetahui ada wanita lain yang telah mengandung benih dari suaminya. Walaupun Naya mencoba untuk tetap tegar, tetapi hatinya tidak bisa berbohong jika dia sangat tidak terluka akan kehamilan Melisa.Naya tidak bisa membayangkan bagaimana kelak ketika anaknya lahir dan beranjak dewasa dia mengetahui bahwa dia telah memiliki saudara lain dari istri ayahnya yang lain. Apakah dia akan terluka nantinya. Sungguh Naya tidak mau membuat anaknya kecewa dan terluka sama seperti sang ibu.Naya hanya ingin kelak selalu membuat anaknya bahagia tanpa tahu kesedihan sang ibu. Cukup dia saja yang merasakan kecewa dan terluka.Air mata Naya enggan sekali menetes, rasanya sudah mengering karena terlalu sering menangis. Hati Naya kian beku tak dapat tersentuh lagi oleh Hanan. Pintu maaf dan kesempatan untuk sang suami
Baca selengkapnya
Janji Ratih
Sudah satu minggu Hanan tidak pulang ke rumah Naya, hanya banyak panggilan telfon dan pesan yang dikirimkannya kepada Naya. Tapi tidak pernah Naya membalas ataupun menerima panggilan darinya.Naya pun mulai terbiasa hidup tanpa Hanan, hatinya mencoba berdamai dengan keadaan. Bayang Hanan pun mulai memudar dalam angannya.Jika hanya membawa luka dan sakit hati, untuk apa selalu diingat, bukankah lebih baik dilupakan saja? Mungkin akan sulit di awal tapi akan mudah nantinya untuk Naya memulai hidup baru.Melalui pengacara Naya sudah mengajukan perpisahan tanpa sepengetahuan Hanan. Mungkin Hanan akan terkejut atau tak menyangka begitu mendapatkan surat panggilan dari Pengadilan.Naya juga berharap Hanan tidak menghalangi proses perpisahan mereka. Kini Hanan dan Ratih telah mendapatkan apa yang mereka inginkan dari Melisa. Dan saatnya untuk Naya pergi dari kehidupan mereka.Mungkin kebahagiaan mereka menjadi utuh tanpa kehadirannya. Naya ikhlas memilih mundur dari kehidupan Hanan. Mungkin
Baca selengkapnya
Anak Kita?
Kedatangan Ratih sedikit banyak membuat Naya semakin ingin berpisah dari Hanan. Dia ingin Ratih menyesal karena telah memperlakukannya dengan tidak baik selama dia menjadi istri Hanan.Bukan Naya menghina atau meremehkan, tapi dengan pekerjaan Hanan sebagai karyawan kantor dengan pangkat biasa saja mana cukup untuk menutupi gaya hidup Ratih.Selama ini Nayalah yang selalu mengalah tentang gaji Hanan. Ratih selalu mengatur keuangan Hanan walaupun mereka sudah menikah begitu lama. Sejujurnya Naya tak pernah mempersoalkannya karena dia mengira dengan begitu Ratih akan mau menerimanya dengan baik. Tapi semua sikap mengalah Naya ternyata tidak pernah dianggap oleh Ratih sama sekali.Untung saja Ratih tidak mengetahui bahwa Naya memiliki sebuah restoran, jika Ratih mengetahuinya mungkin sikapnya akan lebih merepotkan Naya lagi.Ada untungnya juga Naya tidak memberitahukan usaha yang telah dia bangun dari sebelum menikah. Karena jika Naya mempunyai barang mewah ataupun yang lainnya Ratih ak
Baca selengkapnya
Membujuk Naya
Pov HananSelama enam hari dirawat di rumah sakit kondisi Melisa sudah membaik, hari ini dia sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Aku benar-benar bahagia akhirnya aku akan menjadi seorang Ayah.Walaupun aku menyayangkan kenapa bukan Naya yang mengandung anakku. Tapi semua tak mengurangi rasa bahagiaku. Aku sudah terlalu lama menantikan kehadiran anak dalam rumah tanggaku.Setelah mengurus biaya selama Melisa dirawat kami pun bergegas untuk pulang. Aku menuntun Melisa berjalan, aku takut jika nanti Melisa terjatuh karena masih dalam keadaan sedikit lemah.Aku akan menjaga kandungan Melisa dengan baik dan hati-hati karena aku sungguh sangat mengharapkan kehadiran seorang anak. Aku membayangkan akan bermain-main dengan anakku kelak setelah dia lahir.Kami berjalan perlahan keluar dari rumah sakit menuju mobil. Setelah sampai aku membukakan pintu mobil untuk Melisa, "Hati-hati, Mel," ujarku pada Melisa."Iya Mas, terima kasih," jawab Melisa sembari masuk ke dalam mobil diikuti oleh
Baca selengkapnya
Kedatangan Pengacara Naya
Mentari pagi mulai menampakkan dirinya, Hanan pun bersiap mulai bekerja kembali setelah cuti karena merawat Melisa kemarin. Dia bergegas bersiap untuk berangkat kerja.Melisa sedang sibuk menyiapkan sarapan di dapur bersama Ratih, Hanan menunggunya sambil membaca koran dan menyesap secangkir kopi. Hanan berencana ingin kembali membujuk Naya setelah pulang dari kerja. Dia harus berusaha meyakinkan Naya untuk mau menerima keputusannya. Harapan Hanan, Naya sudah berubah pikiran.Tok ... tok ... tok.Bunyi ketukan pintu membuat Hanan mendongak dan menatap ke arah pintu. Saat dia akan beranjak membuka pintu, Melisa datang dari arah dapur."Biar aku saja Mas yang membukanya," ucap Melisa sembari berjalan menuju pintu.Netra Hanan melihat seorang pria muncul dari balik pintu yang dibuka oleh Melisa. Sayup-sayup Hanan mendengar pria tersebut berbincang dengan Melisa. Netra Hanan memicing melihat siapa gerangan yang datang pagi-pagi."Maaf Bu, apa benar ini alamat rumah Bapak Hanan?" tanya Al
Baca selengkapnya
Pertengkaran
"Assalamu'alaiku Ibu Naya," sapa Alan melalui sambungan telfon."Wa'alaikum salam Pak Alan. Ada apa Bapak menelfon saya?" Naya menjawab Alan penasaran."Saya mau mengabarkan bahwa saya baru saja dari rumah Bapak Hanan untuk memintanya menandatangani surat pernyataan perceraian, tetapi Pak Hanan tidak mau menandatanganinya, Bu.""Lalu saya harus bagaimana, Pak?" Naya sudah menduga bahwa Hanan akan menolak untuk bercerai dengannya."Ibu jangan khawatir, kita masih punya banyak jalan. Bagaimana pun caranya saya akan membantu Ibu dengan semua kemampuan saya." Alan mencoba menenangkan kleinnya itu."Terima kasih banyak, Pak. Saya akan menunggu hasil kerja Bapak.""Baik Bu." Alan pun mematikan sambungan telfon.Hati Naya gusar memikirkan jika Hanan tetap tidak mau berpisah dan mencoba menghalangi perpisahan mereka. Dia sudah tidak mau berlama-lama mempertahankan rumah tangganya itu. Sudah cukup dia selalu mengalah dan berkorban selama ini.Apalagi sekarang Melisa sedang hamil, tentu Naya le
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status