All Chapters of Aku Tidak Mandul, Mas!: Chapter 21 - Chapter 30
46 Chapters
Semakin Terluka
Dering bunyi alarm ponsel membangunkan Naya dari tidur, setelah kelelahan karena bertengkar dengan Hanan dia tertidur. Netra Naya mengerjap pelan, dia merasa netranya masih berat untuk terbuka lebar.Tak terasa waktu sudah menjelang malam, Naya beranjak dari ranjang dan berlalu menuju kamar mandi. Dia membasuh wajahnya agar sedikit lebih segar.Setelah selesai dari kamar mandi Naya berjalan menuju dapur, perutnya sangat lapar sekarang. Tapi dia terkejut saat membuka pintu kamar, melihat Hanan tertidur bersandar pada dinding di samping pintu.Naya tidak menyangka bahwa Hanan masih ada di rumahnya, dia mengira Hanan sudah pulang sejak tadi. Ingin sekali Naya mengurungkan saja mengambil makanan, tapi perutnya semakin meronta minta diisi. Akhirnya Naya pun berlalu menuju dapur tanpa menghiraukan Hanan.Untunglah saja Naya tidak perlu memasak lagi, dia hanya menghangatkan makanan yang dimasaknya tadi pagi. Naya mulai makan dengan cepat, takut kalau Hanan akan segera terbangun. Dia masih m
Read more
Pergi
Netra Naya mengerjap pelan memandang cahaya lampu, dia mulai tersadar dari pingsan karena tak kuasa menahan rasa sakit akibat pukulan Hanan. Naya merasakan tubuhnya remuk redam, seluruh tubuhnya merasakan sakit luar biasa. Dia mengumpulkan tenaga untuk bangkit dari pembaringan.Setelah mempunyai sedikit tenaga, Naya beranjak duduk, dia membekap mulutnya menahan rintihan akibat merasakan sakit di sekujur tubuhnya saat digerakkan. Netra Naya lihat Hanan sedang tertidur pulas setelah melepaskan amarahnya, Naya menatap penuh kebencian padanya. Lelaki yang dulu sangat dia cintai dan memperlakukannya dengan lembut berubah menjadi kejam sekarang.Naya menyibak pelan selimut yang menutup tubuhnya, takut Hanan akan terbangun jika dia terlalu banyak mengeluarkan suara. Langkah Naya tertatih mengambil ponselnya.Setelah mengambil ponsel, Naya berjalan menuju pintu, dia memutar kunci pintu dengan pelan takut menimbulkan suara, agar Hanan tidak terbangun dari tidurnya.Saat pintu berhasil terbuka
Read more
Trauma
"Kenapa bisa menjadi seperti ini, Ibu Naya?" tanya Alan memandang Naya iba saat melihat kondisi wajahnya yang penuh memar karena pukulan Hanan."Mas Hanan tidak mau berpisah dengan saya, Pak. Mungkin Mas Hanan sedang dalam keadaan tidak sadar. Sebelumnya belum pernah Mas Hanan melayangkan tangannya pada saya, Pak," ucap Naya sendu."Lalu sekarang apa yang Ibu inginkan?""Saya tetap ingin berpisah dengan Mas Hanan, tolong urus kasus kekerasan ini agar saya bisa secepatnya berpisah dari Mas Hanan," tegas Naya."Baik, Bu. Apa tidak mengapa jika nantinya Pak Hanan harus ditahan karena telah melakukan kekerasan?""Tidak, saya sudah tidak peduli lagi padanya. Lakukanlah semua yang terbaik untuk saya, Pak," ucap Naya memandang serius pada pengacara muda tersebut untuk meyakinkan bahwa dia tidak mengapa jika Hanan sampai berada di balik jeruji penjara."Baiklah, Bu. Kita akan melakukan visum pada Ibu sebagai bukti bahwa Pak Hanan telah melakukan kekerasan pada Ibu Naya.""Baik, Pak. Tetapi sa
Read more
Penangkapan Hanan
Hanan terbangun dari tidurnya, dia meraba kasur di sebelahnya yang sudah kosong. Hari masih gelap saat kedua matanya terbuka. Hanan seketika panik saat menyadari bahwa Naya sudah tidak ada lagi di ranjang.Dia bergegas bangkit dari ranjang berlari mencari keberadaan Naya, dibukanya pintu kamar mandi berharap Naya sedang ada di dalam kamar mandi. Namun, nihil tidak ada siapa pun di sana.Hanan semakin panik, dia melangkahkan kaki cepat menyusuri setiap sudut rumah berharap menemukan keberadaan Naya. Tetapi, sudah semua sudut rumah dia telusuri tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Naya sedikit pun.Hanan semakin frustasi kehilangan Naya, dia sadar telah memperlakukan Naya dengan buruk. Hanan sedang dalam keadaan emosi yang membutakan mata hatinya.Hanan terduduk di lantai meremas rambut di kepalanya. Dia menyesal telah melukai Naya baik fisik maupun hatinya. Hanan sedang khilaf, pikirannya sedang tidak pada tempatnya kemarin.Yang ada dalam pikirannya hanya tidak ingin Naya pergi dari
Read more
Keributan
"Ada apa, Din? Kenapa menelfonku?" tanya Naya melalui sambungan telfon."Maaf, Bu. Ada yang ingin bertemu dengan Ibu, mereka tetap tidak ingin pergi sebelum bertemu Ibu. Mereka terus berteriak memanggil nama Ibu," jawab Dinda."Siapa mereka, Din?" tanya Naya penasaran. Dia ingin tahu siapa yang sudah membuat keributan pagi-pagi. Untunglah belum waktu makan siang sehingga restoran masih belum ramai, jadi tidak terlalu mengganggu para pelanggan."Mertua Ibu Naya dengan seorang wanita yang pernah mencari Ibu," jawab Dinda.Jawaban Dinda membuat Naya merasa heran, ada apa gerangan Ratih dan Melisa ingin bertemu dengannya. Bukankah hidup mereka sudah bahagia dengan kehamilan Melisa sekarang, kenapa mereka harus repot-repot mencari Naya kemari."Baiklah, Din. Suruh mereka masuk ke ruanganku saja, aku tidak mau mereka semakin membuat keributan di luar," ucap Naya."Baik, Bu," ucap Dinda mengakhiri panggilannya.Naya ingin melihat apa mau mereka mencarinya lagi. Kini Naya sudah semakin terbia
Read more
Sidang Pertama
"Kita berangkat sekarang atau nanti, Bu?" tanya Dinda begitu tiba di ruangan Naya."Sebentar lagi, Din. Jadwal persidangannya akan dimulai pukul sepuluh Din," jawab Naya sembari bersiap-siap untuk pergi."Kamu sudah sarapan, Din?" Naya bertanya pada Dinda yang sedang duduk di sofa."Sudah, Bu," jawab Dinda."Baiklah, kita berangkat sekarang saja kalau begitu." Naya mengajak Dinda untuk bergegas pergi."Baik, Bu." Dinda bangun dari duduknya dan melangkah di belakang Naya.Setelah tiba di samping mobil, Dinda bergegas membukakan pintu untuk Naya. Sedangkan Naya langsung masuk ke dalamnya lalu diikuti Dinda yang duduk di belakang kemudi.Dinda mulai menjalankan mobilnya pelan, mereka berkendara dalam keheningan. Netra Naya memandang keluar melalui kaca mobil, angannya seakan ditarik mengingat masa pernikahannya dengan Hanan yang akan segera berakhir.Hari ini adalah sidang pertama perceraiannya dengan Hanan. Naya akan bertemu dengan Hanan setelah kejadian mengerikan itu. Sejujurnya dia m
Read more
Melisa Keguguran
"Lalu bagaimana dengan anakku, Bu? Bagaimana dengan anakku yang hampir saja lenyap karena ulah ayahnya sendiri?" tanya Naya seraya menahan emosi.Ratih terkejut dengan pertanyaan Naya, dia memang sudah mengetahui dari Naya bahwa dia telah mengandung cucunya sebelum Hanan menikahi Melisa. Ratih sungguh tak menyangka dengan kehamilan Naya, dia mengira bahwa Naya adalah wanita yang mandul. Karena sudah lama sekali menikah tapi tidak juga memberikan Ratih cucu.Apakah jika mengetahui kehamilan Naya lebih awal, Ratih tidak akan menikahkan Hanan kembali? Tidak, dia tetap akan meminta Hanan menikahi Melisa. Karena keluarga Melisa termasuk keluarga yang berada, orangtua Melisa mempunyai perusahaan yang cukup besar sehingga Hanan bisa mendapatkan posisi tertinggi di perusahaan itu nantinya.Naya memang menantu yang penurut, tapi dia hanyalah wanita yang tidak punya apa-apa. Ratih hanya ingin Hanan mendapatkan wanita yang berada, agar kelak tidak perlu susah-susah bekerja sebagai karyawan bia
Read more
Kehancuran Keluarga
"Ibu Naya! Tunggu sebentar." Naya menoleh mendengar suara Alan memanggilnya saat akan memasuki mobil.Dia mengurungkan niatnya untuk segera pergi dari pengadilan karena panggilan Alan. Naya merasa tidak sopan jika langsung pergi tanpa memedulikan panggilan Alan."Oh, maaf Pak. Saya tadi sedang terburu-buru ingin pergi tanpa bertemu dengan Bapak lagi," ucap Naya memohon maaf karena langsung pergi begitu sidang telah usai."Tidak apa-apa, Bu. Saya mengerti kondisi Ibu Naya," ucap Alan seraya tersenyum sopan."Jika Ibu Naya tidak keberatan, bagaimana jika kita semua makan siang bersama sambil membahas sidang selanjutnya," tawar Alan pada Naya dan Dinda.Naya mencoba berpikir untuk menerima tawaran Alan atau tidak, sesungguhnya dia ingin cepat pulang untuk mengistirahatkan pikiran dan juga fisiknya. Naya merasa lelah sekali hari ini, tapi dia tidak sampai hati menolak ajakan dari sang pengacara yang telah membantunya itu."Baiklah, Pak." Naya pun mengangguk dan menyanggupi tawaran Alan."
Read more
Melisa Sadar
Setelah kepergian Naya, Hanan pun kembali dibawa oleh polisi ke penjara saat Melisa berhasil dioperasi. Hanya tertinggal Ratih yang menemani Melisa di rumah sakit, sedangkan orangtua Melisa masih di luar kota.Ratih hanya menunduk meratapi musibah yang sedang menimpa pada keluarganya. Padahal, kebahagiaan mereka sudah lengkap dengan kehamilan Melisa. Akan tetapi semua hancur dalam sekejap.Ratih berharap semua yang terjadi hanya mimpi belaka, yang akan hilang dan semua kembali seperti dulu lagi.Tetapi semua harapan Ratih hanyalah angan belaka, semua terjadi karena dia terlalu egois memikirkan dirinya sendiri. Jika saja Ratih tidak menikahkan Hanan kembali, mungkin sekarang Hanan masih ada di sampingnya.Dia tidak akan melihat anak laki-laki satu-satunya yang dia miliki mendekam di balik jeruji besi. Hanan akan tetap bahagia dengan rumah tangganya dengan Naya. Apalagi sekarang Naya sedang mengandung anak Hanan.Namun, semua sudah terlambat, ibarat nasi sudah menjadi bubur. Penyesalan
Read more
Tak Sampai Hati
Langkah kaki Naya terasa berat meninggalkan Hanan dalam keadaan terpuruk seperti itu. Akan tetapi dia sudah tidak yakin, masih sanggup melihat keadaan Hanan.Bukan Naya merasa lemah, akan tetapi bagaimanapun Hanan pernah ada dalam hatinya, mengisi hari-harinya dengan cinta selama sepuluh tahun mereka menikah. Walaupun Hanan pernah sangat menyakitinya, tapi Naya tidak tega melihatnya terpuruk seperti itu.Tapi bagaimanapun Naya harus menguatkan hatinya, jangan sampai dia menjadi goyah dengan keputusannya untuk berpisah dari Hanan.Biarlah mereka merasakan apa yang dahulu pernah Naya rasakan. Naya pernah merasa sangat terpuruk, bahkan tidak ada yang menguatkannya selain Dinda."Ayo, Din. Aku ingin cepat pulang untuk beristirahat," ucap Naya pada Dinda yang melangkah di belakangnya."Baik, Bu."Mereka tiba di tempat Dinda memarkirkan mobil, tanpa banyak kata Naya masuk ke dalam mobil dan duduk diam. Dinda menyusul dan mulai melajukan mobil meninggalkan rumah sakit.Angan Naya melayang
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status