Share

Kehancuran Keluarga

"Ibu Naya! Tunggu sebentar." Naya menoleh mendengar suara Alan memanggilnya saat akan memasuki mobil.

Dia mengurungkan niatnya untuk segera pergi dari pengadilan karena panggilan Alan. Naya merasa tidak sopan jika langsung pergi tanpa memedulikan panggilan Alan.

"Oh, maaf Pak. Saya tadi sedang terburu-buru ingin pergi tanpa bertemu dengan Bapak lagi," ucap Naya memohon maaf karena langsung pergi begitu sidang telah usai.

"Tidak apa-apa, Bu. Saya mengerti kondisi Ibu Naya," ucap Alan seraya tersenyum sopan.

"Jika Ibu Naya tidak keberatan, bagaimana jika kita semua makan siang bersama sambil membahas sidang selanjutnya," tawar Alan pada Naya dan Dinda.

Naya mencoba berpikir untuk menerima tawaran Alan atau tidak, sesungguhnya dia ingin cepat pulang untuk mengistirahatkan pikiran dan juga fisiknya. Naya merasa lelah sekali hari ini, tapi dia tidak sampai hati menolak ajakan dari sang pengacara yang telah membantunya itu.

"Baiklah, Pak." Naya pun mengangguk dan menyanggupi tawaran Alan.

"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
klu bikin cerita yg masuk akal dikit. g usah memaksakan tokohnya sok2an baik tapi ujung2nya terkesan tolol dan dungu. ngapain juga si naya dungu menyisul ke rumah sakit. dasar otak sampah bikin cerita terlalu memaksalan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status