All Chapters of Pembalasan Ibu Tiri: Chapter 31 - Chapter 40
91 Chapters
Rima Keguguran
"Malanjutkan yang tadi, Bu Rima. Ibu sebaiknya membuat laporan resmi kepada Pak Irawan, agar kasus anak ibu bisa segera ditangani," saran dari dokter. "Sherly mendapatkan perlakuan serius dari para tersangka, dan saat ini memerlukan perhatian juga penanganan yang sangat seriu. Ibu pun harus didampingi suami atau keluarga yang lainnya," imbuh dokter.Rima menarik napas panjang, dan mencondongkan tubuhnya ke depan. "Apa dokter yakin, anak saya diperkosa?" tanya Rima dengan nada serius."Ekhm!" sang dokter berdehem.Tidak langsung menjawab, dokter yang ada di depan Rima membenarkan posisi duduknya. Melipat tangannya, dan terbatuk ."Jika diperkosa, maka yang melakukannya hanya satu atau dua kali saja. Akan tetapi, kemaluan anak ibu sobek dan ...," kembali sang dokter berdehem. "Anak ibu dirudapaksa dan di aniaya," lanjuta sang dokter.Mata Rima melotot, sendi di kakinya terasa sangat lemah, bahkan tubuhnya tidak merespon ketika dia ingin bergerak. Dunia Rima runtuh seketika, padahal dia
Read more
Kejutan Terburuk untuk James
"Benaran, Rima hamil?" tanya Bu Rina ulang.Bu Halimah mengangguk, sedangkan Bu Rina sangat bahagia, terliat dari matanya yang berbinar dan wajahnya yang berseri-seri. Sejenak dia melupakan kepedihan cucunya yang lain."Tapi situasi ini tidak mendukung sama sekali!" lirihnya dengan kecewa, bukan karena kehamilan putrinya, tapi karena situasi yang sangat fatal untuk keluarga besar mereka.Bu Rina langsung memeluk besannya, harapan mereka berdua sama. Hidup tenang bersama anak dan cucu-cucu mereka.Di tengah kabar bahagia dan duka, james datang dengan tergesa-gesa dan langsung menuju kamar anaknya, Sherly."Bu," sapa James, ketika sampai di dalam ruangan anaknya dan melihat ibu serta mertuanya saling berpelukan.Bu Hlimah dan Bu Rina mengurai pelukan merekan dan menatap ke arah james yang terlihat kelelahan."Ada apa, Bu. Setelah ibu telepon, aku langsung pulang dan beruntungya ada penunpang yang membatalkan tiket pesawatnya." James berkisah."Ibu juga belum tahu apa-apa, Nak. Tadi Rim
Read more
Kehilangan Anak
Setelah puas melapiaskan kekesalan dan ketidakberdayaannya, james menyusuri lorong rumah sakit untuk menemui suster jaga untuk mengetahui ada apa dirinya tadi di telepon. Dengan langkah gontai, James sampai di meja suster jaga dan segera menanyakan apa yang ingin dia ketahui. setelah mendapat informasi tentang keadaan Rima, James bergegas menuju kamar rawat sang istri. Saat ini dia inin mengutamakan sang istri dibandingkan bertemu dengan dokter yang menunggu kedatangannya.James menarik napas panjang, saat masuk ke dalam ruangan. Menatap punggung istrinya yang nampak bergetar, sesaat James termenung. Suara isakan Rima terdengar lirih, seperti seseorang sedang meratapi nasibnya yang malang. James berjalan mendekati ranjang, dan langsung memeluk tubuh Rima yang nampak kurus. Dengan lembut, James mengecup kening sang istrinya yang berkeringat."Ada apa sayang?" bisik James lirih.Mendengar suara James, Rima malah makin terisak."Ma--maaf, Mas. Maafkan, aku. Maaf!" ujarnya berulang kali
Read more
Curiga
"Bisa, Pak!" jawab James tegas. "Lebih baik, kita berbicara di luar saja. Istri saya butuh istirahat," imbuh James. James merasa tidak nyaman, ketika lelaki yang ada di depannya memandang Rima yang sedang tersedu. James dapat menilai pandangan lelaki itu, pada istrinya bukanlah pandangan yang biasa. Lelaki itu langsung menatap ke arah James, setelah dia terpergok memandang Rima yang sedang terbaring. Dengan berdeham, dia mencoba menormalkan rasa yang bergejolak dalam hatinya, "Di sini saja, Mas. Aku ingin mendengar kebenaran yang terjadi, Sherly juga anakku!" pinta Rima dengan menarik tangan James, yang dilepas oleh suaminya. James mengaangguk dan mengiyakan pinta sang istri yang ingin tahu kebenaran tentang anak mereka. Mengesampingkan rasa curiganya pada lelaki yang ada di depannya, James juga mengkhawatirkan keadaan istrinya yang terlihat sangat drop. Apalagi, Rima masih sangat syok, karena kehilangan anak dalam rahimnya dan juga anak sambungnya yang sedang terbaring tidak berd
Read more
Para Pelaku
Rima merasa gagal sebagai ibu sambung, dia berusaha menjadi lebih baik, akan tetapi semua malah menjadi buruk.James menggenggam tangan istrinya dengan erat, menyalurkan energi positif yang sangat diperlukan Rima, saat ini. Rima mencoba mengatur napasnya, agar isakannya tidak terlalu kentara. James meminta sang istri untuk mendengar penjelasan dari polisi yang ada di depannya.Satria pun di minta untuk melanjutkan lagi info yang harus di dengar oleh James dan Rima"Kami harus mengumpulkan bukti-bukti secara akurat, dan paling penting adalah kesaksian dari Sherly. Kami berharap, keluarga bisa bekerjasama dengan baik," Satria mengatakan dengan tegas, tapi sesekali dia menatap ke arah Rima."Kesaksian Sherly?" tanya james dengan lirih. dan di balas dengan anggukan oleh James. "Pasti Sherly akan sangat depresi, jika dipaksa untuk mengingat perbuatan biad*p mereka!" keluh James kemudian.James tahu konsekuesi atas kejadian ini. Bukan hanya Sherly saja yang akan menanggung rasa malu seumur
Read more
Kekesalan Rima
James merasa dia tidak mungkin akan bisa melawan rekan bisnisnya itu, karena James tahu kekuatan mereka. Di dalam bisnis saja, mereka bisa bertindak sangat kejam, apalagi untuk urusan anak mereka yang melakukan hal yang memalukan.Rima membekap mu;lutnya, saat melihat dengan yakin siapa yang ada di poto itu. Kemudian dia berseru, "Me--mereka yang melakukan hal b*adab?"Pandangan James beralih pada istrinya yang berteriak, mengenali para tersangka. Lelaki bermanik coklat itu tidak menyangka, jika Rima mengetahui tentang mereka. James yakin, jika pergaulan Rima tidak seperti apa yang dia tahu selama ini."Dari mana kamu mengenal mereka?" selidik James, yang menampakan kecemburuannya."Ini adalah murid yang les private padaku tiga tahun yang lalu, dan yang ini adalah teman Sherly yang ikutan les, hanya Jadwalnya berbeda dengan Sherly," terang Rima, dengan suara bergetar.James diam, dia kembali memperhatikan poto orang yang ada di dalam map yang dia pegang. Kemudian melihat ke arah Satri
Read more
Cemburu
Seketika, perut Rima keram dan mengeras, membuat wanita berparas ayu itu meringis kesakitan. Darah pun kembali merembes dari pangkal pahanya, membuatnya makin meringis. James yang mendengar rintihan istrinya mendekat, dan tanpa sengaja dia memegang darah yang terus mengalir. Kepanikana terjadi, dan dia bingung harus bagaimana, apalagi Rima enggan dia sentuh. Satria yang sedang bertugas hanya bisa menghela napas panjang, tidak menyangka akan melihat drama rumah tangga yang tidak dia harapkian. Akan tetapi, hatinya langsung tergerak untuk memanggilkan dokter, karena wanita yang dikenalnya kesakitan. Dokterpun datang dan segera memeriksa Rima, yang masih terus meringis. "Bu Rima, sebaiknya ibu istirahat dulu,"pinta dokter, pada Rima. "Pak, jangan bebani pikirannya, ya, istri bapak butuh istirahat total!" lanjut dokter pada James. James menyelimuti Rima, dan mengantarkan dokter ke luar ruangan, menemui Satria yang menunggu di luar, saat Rima sedang diperiksa. Mereka berbicara sejenak
Read more
Sherly Siuman
James benar-benar takut, jika keluarganya akan berakhir di jalanan. Harta yang dia miliki tidak sebanding dengan harta milik orang tua para tersangk*. James berpikir, saat dirinya hancur, maka dia tidak akan bisa bangkit lagi. Pastinya keluarga mereka akan terus mengintimidasi dirinya dan keluarga besarnya. James belum bisa menjelaskan apa yang ada dipikirannya pada sang istri. Saat James melamun, suara pintu di ketuk dan seorang suster masuk ke dalam. Suster tersebut mendekati James, yang sedang diam terpaku. "Permisi, Pak. Bapak dibutuhkan di kamar Sherly, saat ini, anak bapak sudah siuman dan mencari-cari bapak!" ujar suster yang membuat lamunan James buyar. Pandangan James beralih pada suster, dia terlalu fokus pada istrinya dan sang anak yang sedang terbaring lemah dan mereka berbeda berada di kamar berbeda. *** James bergegas menuju kamar sang putri, untuk melihat perkembangannya saat ini. Sebelum pergi, James menyempatkan diri untuk berbisik pada sang istri, meskipun Rima t
Read more
Rasa Gelisah
Ada beban yang tersirat dari gerak-geriknya, Bu halimah mengajak besannya untuk duduk, tapi dia menyempatkan memberikan kecupan di kening Rima."Ada apa, Bu?" tanya Bu Halimah ragu.Bu Rina menatap besannya dengan tatapan penuh kesedihan, kemudian bibirnya bergetar. Lalu, seketika Bu Rina memeluk erat besannya, menumpahkan rasa yang masih menyesakkan dadanya. "Ada apa, Bu?" tanya Bu Halimah ulang."Aku merasa, apa yang di bicarakan oleh suster-suster tadi, mengenai Sherly," terang Bu Rina dengan terisak.Bu Halimah kini yang memeluk Bu Rina dengan erat dan menepuk punggungnya pelan, menyalurkan perasaan yang menenangkan. Mereka berdua saling memberikan dukungan disaat seperti ini. Mereka berdua belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, hati mereka sedang harap-harap cemas."I--ibu," sapa Rima.Bu Halimah melepaskan pelukannya dari sang besan, dan melihat ke arah anaknya. Bu Halimah langsung berdiri, ketika melihat Rima berusaha untuk bangun dan duduk."E--eeh! jangan duduk dulu,
Read more
Kenyataan Pahit
Rima menunduk dan mencoba meraih tangan sang mertua, mengatakan maaf berkali-kali. Rima merasa gagal menjadi seorang ibu sambung bagi Sherly dan Dion, juga untuk anaknya yang belum lahir."Semua sudah terjadi," balas Bu Rina dengan isakan tersisa, kemudian dia mencoba berdiri. Bu Rina sadar, saat ini bukan waktunya untuk terpuruk. Rima pun salah satu korban dari keadaan yang runyam saat ini."Tidak ada yang salah diantara kita, tapi untuk perbuatan bejat itu, mereka harus dihukum yang setimpal!" tegas Bu Rina denga suara berapi-api.Rima tidak berani membantah atau mendukung apa yang diucapkan oleh mertuanya, dia mengingat suaminya yang tiba-tiba melemah saat melihat poto para penjahat. Meski Rima sudah menolak keputusan James, tapi dia juga tidak bisa memaksa, karena takut makin melukai Sherly. Tidak ada yang tahu isi hati Rima saat ini, dia sedang menyusun rencana yang akan membuat para penjahat ingin memilih mat*i dari pada hidup tidak berguna."Ibu ingin membicarakan ini dengan J
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status