All Chapters of Hinaan Dari Keluarga Suami: Chapter 31 - Chapter 40
75 Chapters
Part 31 Kembali Kerja
 "Jangan bikin berita bohong menyudutkan kami! Apa kamu sengaja mempermalukan keluarga ulah ucapanmu itu."  Stela yang tadinya cuek dengan ucapanku tentang mas Bayu ingin bunuh d*r*, akhirnya bersuara juga. Dan bukannya prihatin tapi ia malah merasa malu seperti aku mengumbar  berita bohong, atau ibarat sebuah aib. "Terserah kamu, seandainya kamu di posisi suamiku, dihina oleh keluarga karena cacat fisik. Apa kamu tak merasa tertekan? Makanya bicara itu dipikirkan." "Sudah sudah! Kamu sudah dapat semua yang kamu mau. Senang mempermalukan kami depan orang banyak? Sekarang jangan sok mau menasehati!" Ibu mertua juga ikut menyalahkanku.  "Bu, Mas Bayu itu anakmu. Seharusnya beri dukungan dengan kondisinya. Tapi apa yang ia dapat, aku rasa ibu sudah tau jawabannya. Semoga hati nurani Ibu sebagai wanit
Read more
Part 32 Balas Budi?
 Pov Stela "Syukurlah kamu sadar posisimu, biarpun udah nikah dengan Mas Bayu, tetap aja kamu bukan siapa-siapa," tukasku kesal. "Aku pegang kata-katamu. Ingat ya, bukan siapa-siapa," balas Rina menekan.  Mana mungkin aku mau kalah. Selama ini ia tak lebih dari pembantu setelah numpang hidup di rumah ibu waktu itu. Lagian hingga sekarang ia belum bisa menguntungkan hidupku. Jadi tak perlu menganggapnya. "Aku beri waktu sepuluh menit, jika ceritaku yang kamu curi belum dihapus, nama dan fotomu akan viral karena seorang plagiat." Gila! Ia mengancam menyebarkan foto aku? Oh tidak, apa kata dunia seorang Stela berpendidikan ketahuan mencuri cerita. Apa kata Kelfin? Ia pasti bertambah ilfeel dan ..., oh tidak! Aku harus segera menghapusnya. 
Read more
Part 33 Beli Mobil Bekas
 Pov Bayu Aku meninggalkan rumah ibu. Air mata berjatuhan seiring langkah. Ibu minta aku bayar hutang dilahirkan. Apakah pantas ada hutang antara ibu dan anak kandung? Ibu, tahukah kamu jika aku sangat merindukanmu. Aku tahu bukan seorang anak yang bisa dibanggakan. Aku membuatmu malu. Sebanyak apapun hinaan dilontarkan, tak pernah hati ini menyimpan dendam. Justru aku merasa bersalah karena tak bisa memanggakanmu. Ibu .... Jika Stela bicara tidak mengakui aku kakaknya lantaran malu, aku masih bisa terima dan rasa sedih ini, tak seperti yang kurasakan saat ibu menuntut hutang melahirkanku. Kenapa hanya padaku ibu berani menuntut. Kenapa Stela dan mas Jaka diperlakukan baik. Bukankah kami terlahir dari rahim yang sama. Angin sore segera berlalu. Angkot yang membawaku pergi meninggalkan rumah ibu dengan berjuta ke
Read more
Part 34 Berbalik Arah
  Aku hanya menanggapi tersenyum kecil saat Jaka dan Inur meremehkan kami. Kami datang pakai mobil pribadi tapi mereka yang berkoar-koar seolah kami datang untuk memanas-manasi mereka. Padahal niatku datang karena menghargai mas Bayu. Kalau bukan karena suamiku, tak sudi aku menginjakkan kaki di rumah ini. Awalnya aku keberatan ikut ke sini. Tapi setelah melihat raut wajah mas Bayu, ada rasa tak tega. Ini lebih ke saling menghargai. Bapak sering berikan nasehat, turuti ucapan suami selagi tidak menentang agama. Itulah yang berusaha kulakukan. "A-apa? Kalian beli mobil ini?" Suara Jaka terdengar gugup. Aku tahu ia masih belum percaya. Ekspresi mukanya mangap berulang kali "Tapi kok bisa?" Inur pun masih belum bisa menyembunyikan keterkejutanya. Norak juga. "Perlu aku jelaskan agar tidak ditud
Read more
Part 35 Pergi
 "Ibu nggak mengusir kamu, Jaka. Tapi bukankah kamu mau pergi dari rumah ini agar tak ada beban bayar listrik. Ya sudah, lakukan." Ibu mertua memperjelas ucapannya hingga Jaka dan Inur langsung beradu pandang. "Tapi, berarti, berarti Ibu nggak peduli aku lagi?"  Entah kenapa aku merasa Jaka justru sebenarnya tak ingin pergi dari rumah ini. Jika dihitung, untuk ngontrak mungkin akan lebih mengeluarkan biaya banyak. Biaya kontrakkan perbulan dan ditambah bayar listrik dan air.  "Kok malah bertele-tele, bukankah tadi Mas Jaka ngancam Ibu tentang nggak mau bayar listrik? Tuh Ibu udah suruh pergi biar kalian nggak repot bayar listrik. Tenang aja, kami bisa tanpa kalian." Stela tampak merasa puas dengan ucapan ibunya.  "Mas, kita ngontrak di mana?" tanya Inur. "Sebai
Read more
Part 36 Beda Pendapat
 Aku dan mas Bayu langsung beradu pandang mendengar ucapan Stela. Dengan bernada baik dan tutur kata yang hampir tak pernah terdengar, ia minta kami balik lagi ke rumah ini. Dan itupun setelah Inur dan Jaka pergi. "Apa?" tanyaku berusaha meyakinkan diri. Dalam waktu sebentar Stela langsung berubah. Apakah aku senang dan tersanjung karena Stela berubah? Maaf jika aku tak tergugah. Ini hanya lantaran menghargai suamiku dan rasa kasihan ke ibunya. Jika diingat dan dendam yang telah lalu, mungkin tak sudi ke rumah ini. Ya Allah, maaf jika aku masih mengingat yang telah lalu. "Iya, Mbak. Tolong maafkan aku dan Ibu. Kini Mbak Inur sudah pergi, aku sadar jika ia bukan kakak ipar yang baik." 'Bukan kakak ipar yang baik' kalimat itu mengingatkanku tentang hinaannya dulu. Sebutan 'menantu gila' pernah ia lontarkan sambil
Read more
Part 37 Dulu Dan Sekarang
 Ada pepatah mengatakan, darah lebih  kental daripada air. Jadi ikatan darah tak bisa dipisahkan dengan cara apapun. Inilah yang kulihat dari mas Bayu. Sebanyak hinaan yang diterima dari saudara dan ibunya, tetap saja mereka ada hubungan darah.  Perdebatan ini terjadi di depan orang tuaku. Bahkan mas Bayu tak segan mengadu seolah ia yang benar dan aku yang salah karena tidak patuh suami selagi tidak menentang agama. Sepertinya mas Bayu sangat tahu sifat bapak. Ya, bapak selalu memberi nasehat itu. "Kok ngomong gini sih, Mas? Apa aku harus mengerti kamu terus dan terus!" Tak terima saat ia bicara seolah aku bersikap mentang-mentang. Lagian selama ini aku masih menghormatinya meskipun akulah yang mencari uang. Tapi, kenapa ia bicara ini? "Aku tau jika aku suami yang tidak sempurna. Maaf, Rin, aku ...." M
Read more
Part 38 Bayar Dengan Tenaga
 "Sudah, sudah! Jangan ribut lagi." Akhirnya ibu mertua berhasil bersuara lantang. Kondisi masih sakit tapi karena Inur dan Jaka berdebat di depan kami, ini membuat keributan. Aku tak peduli mereka mau bertengkar atau tidak. Namun yang jadi fokus pikiran, tidak mungkin aku mau menampung mereka begitu saja dengan gratis. Tak ada uang tenaga pun jadi.  "Mau kalian bertengkar tetap saja tak bisa merubah keadaan."  "Aku nggak terima disalahkan, selama ini kamu nuntut agar aku tetap berdandan agar kamu nggak malu sama teman-teman kamu, Mas. Tapi kenapa aku disalahkan?" Mata Inur mulai berkaca. "Bukan gitu, Nur. Aku hanya bingung, sekarang untuk biaya harian kita nggak punya." Suara Jaka sudah mulai melunak. Melihat reaksi Jaka, kembali teringat saat dulu mas Bayu baru ke
Read more
Part 39 Pinjam Atau Mencuri
 "Iiih, aku masih ngantuk kok malah disuruh masak?" Inur ngomel-ngomel sambil berlalu ke dapur. "Lagian masih subuh, Bu. Kok cepat amat buka warungnya?" Jaka kelihatan terpaksa keluar dari kamarnya. "Pagi jam tujuh udah ada pembeli. Masak nungguin kamu bangun kesiangan baru buka warung. Cepat keluarin karung cabe dan kentang, ngomel-ngomel kapan kerjanya." Wow, ibu mertua sudah bersuara lantang. Dulu, saat Jaka kerja tak pernah seperti ini. "Iya iyaaa," jawab Jaka terlihat sangat terpaksa. Aku ke dapur ingin buat kopi untuk mas Bayu. Selesai salat subuh ia mencuci mobil di halam depan. Sampai di dapur, kulihat Inur sedang menggoreng telur.  "Jangan cemberut, Mbak. Masak harus dengan hati senang agar masakannya enak," ucapku sambil men
Read more
Part 40 Terserah
 Begitu lancar Inur menuduhku selingkuh. Ia ketahuan mencuri, secepatnya cari alasan jika masuk ke kamar ini lantaran ingin memeriksa ponselku. "Oke, kamu mulai permainan ini, akan kuladeni," bathinku. "Rina, kamu benaran selingkuh?" tanya ibu mertua. "Nggak nyangka, jangan lantaran Bayu cacat kamu seenaknya selingkuh. Lagian Bayu udah ada kerjaan." Jaka sepertinya percaya dengan ucapan istrinya, tak masalah. "Pasti dia bohong, aku nggak percaya Mbak Inur." Dengan tegas Stela berada di pihakku. Apakah lantaran tak menyukai Inur atau benar ungkapan hatinya, entahlah. "Kamu bilang aku bohong? Aku dengar sendiri ia nelpon seseorang dengan mesra." "Kamu pasti bohong! Jika Mbak Rina mau selingkuh, buat apa ia mempertahankan Mas Bayu. Padahal Ma
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status