Semua Bab Hinaan Dari Keluarga Suami: Bab 51 - Bab 60
75 Bab
Part 51 Penolakan
  "Cerai?" Mas Bayu mengulangi perkataan, yang kuminta darinya. "Ya! Aku sudah cukup muak dengan tingkahmu, Mas. Ini untuk kebaikan kita berdua agar tidak ada yang tersakiti lagi." "Tidak, aku tidak ingin bercerai," tolak mas Bayu. Aku melanjutkan langkah. Rasa kesal ini makin bertambah mendengar penolakannya, setelah apa yang terjadi. Dasar egois! Saat kata cerai kuminta darinya, saat itu tanganku langsung terlepas. Sulit sekali menahan kesal. Lagi dan lagi, aku dituduh tanpa ia bertanya dulu. Ini tepatnya masalah kepercayaan. Jika ia tidak percaya aku, maka hubungan ini akan bermasalah disekitar itu lagi. Kapan aku bisa tenang menjalani hidup? "Tunggu, Rina! Rina!"  Kupalingkan sekilas ke belakang, ia berusaha m
Baca selengkapnya
Part 52 Langkah Awal Menuju Cerai
  Dalam hati bimbang, aku tidak menjawab atau menerima kartu ATM-nya. Bukan karena merasa aku juga punya uang, tapi aku takut memberi kesempatan. Seandainya perkataan mas Bayu tidak terbukti, masalah lain akan muncul lagi. "Rina, cobalah ingat kembali. Dulu kita bahagia sebelum aku kehilangan satu kaki." Aku tetap diam. "Raka butuh kedua orang tuanya." "Sudahlah, Mas. Aku banyak kerjaan." Kuambil Raka dari gendongannya. "Rina, tolong pikirkan lagi." "Kamu ngerti nggak dengan kata lelah? Kalian sekeluarga lengkap menyakitiku. Jadi buat apa kesempatan yang akan mengembalikanku ke masalah itu lagi." Lalu aku ingin menyeberang jalan. "Tunggu, Rin! Ini ATM gajiku." &
Baca selengkapnya
Part 53 Surat Yang Tak Diinginkan
 Pov BayuHari-hariku terasa ada yang kurang, semenjak konflik rumahtangga belum selesai. Rina seperti enggan memaafkan. Ini masih kesalahan yangsama. Aku menuduhnya tanpa bertanya dulu. Apakah salah jika rasa cemburuhinggap dan tidak terima ia bersama lelaki lain. Jangankan terlihat, mendengarsaja hati ini sakit.Pulang kerja ada yang berbeda. Biasanya secangkir kopihangat dan handuk sudah tersedia. Tawa ceria Raka juga menyambut. Namunsekarang? Jangankan disambut, justru pulang kerja, Ibu bertanya kapan akugajian. Apalagi kalau bukan minta bantuan buat biaya kuliah Stela. Jika kuingatperlakukan Stela dulunya, tak sudi membantu. Hinaan bahkan ia tidak mengakuiakukakaknya belum  bisa terlupakan.“Sok sekali ia melagak minta kita menyuruh Bayu buatceraikan dia. Merasa sudah jadi orang tuh, bar
Baca selengkapnya
Part 54 Ada Apa Dengan Stela
 Pov Bayu (2)Jika semua anak harus mengalah meskipun orang tua salah.Apakah seperti ini bentuk baktiku sebagai anak? Sudah dua kali ibu bicaratentang hutang dilahirkan, tapi kenapa hanya denganku saja? Berkorban demikakak dan adik sudah dilakukan, tapi apa yang kudapat? Kebahagiaanku hancurbersama hancurnya rumah tanggaku. Ibu, aku tahu jasamu tak kan bisa terbalaskan,tapi bisakah ibu merasakan apa yang kurasakan. Aku bukan patung yang terimajika kepala diinjank atau seluruh tubuh dipatahkan hingga tak berguna lagi. Akuanakmu, Bu ....“Apakah Ibu bahagia?” tanyaku menahan hati.“Yaa, Ibu bahagia jika tak ada masalah. Terutama masalahkeuangan, Bay.” Tanpa rasa bersalah ibu menjawab. Bahkan tak terlihat rasaprihatin dengan apa yang kualami.&ld
Baca selengkapnya
Part 55 Kacau
 Pov Bayu(3)“Cepat jawab! Kamu hamil?” Ibu mendesak Stela meskipun iatetap menangis dalam diam. Bahkan air matanya semakin deras berjatuhan meskipunsudah diseka beberpa kali.“Kamu tidak mau jawab? Berati perkataan Ibu benar, Stela?” Akupun tak sabar ingin tahu tentang jawaban Stela.“Aku, aku nggak tau, Mas,” jawab Stela sambil terisak.Plak!Seketika ibu langsung menampar Stela. Pandangan marahmeskipun mata berkaca. Bahkan kulihat tangan ibu gemetar mengepal seolahberusaha menahan emosi.“I-Ibu, kenapa menamparku?” Stela tergagap sambil memegangpipinya yang bekas tamparan.“Kamu aku sekolahkan tinggi-t
Baca selengkapnya
Part 56 Pamer
 Siang ini susana rumah makan sedang ramai. Seperti biasasudah jam makan siang. Ada yang duduk di sini dan ada juga yang memesan nasibungkus. Kesibukanku yang utama hanya mengontrol pekerja, sambil menjaga Raka.Sementara bapak duduk di kasir.  “Tambuah ciek! (tambah satu),” teriak seorang bapak darimejanya sambil mengacungkan tangan.“Di meja tiga tambah satu, Don!”sahutku pada Doni salah satuyang bertugas menghidangkan.“Ya, Mbak,” jawabnya segera melaksanakan perintahku.“Pak, nasi lima bungkus pake rendang,” ucap seorang ibu-ibubaru datang. Ia salah satu pelanggan tetap karena karena bekerja di kantorlurah yang tak jauh dari sini.“Ditungguya, Bu,” jawab bapak ke
Baca selengkapnya
Part 57 Siapa Yang Menghamili Stela?
 Pov BayuRasanya tak percaya jika Stela mau melakukan sesuatu yangmerugikannya. Setahuku ia gadis yang memikirkan pendidikan ketimbang bergaul.Tapi aku salah, ia melakukan semua demi uang. Seharusnya sebagai kakak akumelindunginya. Tapi apa? Aku justru mengabaikannya. Apa yang terjadi selama iamenghinaku, bukan berarti aku membenci dia. Rasa sayang sebagai kakak masihada. Bahkan saat ini rasanya aku sangat kasihan.“Apakah aku menuntut kalian dengan beban yang berat?”Tiba-tiba ibu membubarkan keheningan. Seketika aku dan Stela menatapnya.“Apa maksud Ibu?” tanyaku.“Apakah aku sebagai Ibu memberikan beban pada kalian berduahingga apapun jalan ditempuh demi permintaan aku?”Aku? Bisanya sebutan
Baca selengkapnya
Part 58 Karena Uang
 Pov Bayu“Stela!” teriakku, lalu berlari menghampirinya, yangtergeletak di lantai dengan mulut mengeluarkan busa. Tak jauh dari tangan Stelaada botol racun tikus. Kuperiksa denyut nadi tangannya, masih berdetak dantubuhnya masih hangat.“Stela kenapa, Bayu?” sahut ibu terdengar ke dalam kamar.Ya Tuhan, apakah Stela ingin bunuh diri dengan meminum racuntikus? Atau ia ingin mengg*gurkan kandungannya? Tidak! Stela tidak boleh mati.Mendadak ada rasa bersalah karena aku menekannya tadi. Tapi semua dilakukanagar aku tahu siapa yang menghamilinya.“Stela! Stela ....” Ibu menjerit histeris di ambang pintu.Bagas juga ikut mendekat dengan espresi terdiam dengan muka tegang.“Cepat bantu aku membaw
Baca selengkapnya
Part 59 Marahnya Stela
 Pov Bayu“Ini tidak benar! Kami tidak pernah meminta Jaka dan Inurmenemuimu. Justru kami menunggu kedatanganmu siang ini.” Aku memperjelas yangsebenarnya. Untuk kali ini pangilan ‘Mas dan Mbak’ untuk mereka terlaluterhormat. Bahkan sekarang ingin rasanya menghajar Jaka.“Tapi mereka sudah menerima uang dariku. Bahkan suratperjanjian yang kalian tandatangani sudah aku simpan sebagai pegangan.”“Persetan dengan surat itu! Kamu harus bertanggung jawab,kalau tidak, kami akan melaporkanmu  polisi,”ancamku tidak main-main. Tak peduli jika ia lelaki berduit dan banyak kenalan.“Jadi aku ditipu?”“Siapa yang menipumu? Jika kamu berusan dengan Jaka danInur, temui merek
Baca selengkapnya
Part 60 Untuk Jaka dan Inur
 Pov BayuDi luar duagaan, aku kira akan ada perdebatan panas. Tapijustru sikap kekerasan Stela yang ditunjukkan ke Jaka bentuk membalas sakithatinya. Mungkin tidak sanggup dengan kata-kata hingga kekerasan dilakukanStela. Aku tetap diam menikamti ekpresi Jaka ketakutan, ditambah dengan mukaInur sangat tegang meskipun bedaknya tertutup lumuran kue.“Jangan Stela!” teriak ibu syok.“Kamu udah gila mau membunuh? Mau aku laporkan polisi?” Inurpun ikut mengancam.“Diam!” teriak Stela, namun pandangan matanya tetap ke Jakatanpa merubah posisi. “Mati aja aku tak takut, apalagi dipenjara. Justru akuingin mengulitinya pelan-pelan hingga tidak membuat susah hidup orang lain.”“Ja-jangan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status