All Chapters of Ketika Istriku Tak Lagi Kerja: Chapter 11 - Chapter 20
54 Chapters
Bab 11 Rania Menghilang
 "Aku tidak akan berhenti sebelum kau menalakku, Mas," ucap Rania lantang. "Talak dia, Riko, dia hanyalah beban untuk kita. Sudah pengangguran, pelit pula," sahut Mama mengompori. Di posisi ini jelas aku yang paling pusing. Kalau Rania kuceraikan, otomatis semua bahan anggaran untuk kebutuhan sehari-hari harus aku yang mengeluarkan, karena uangku selalu habis sama Mama dan Ica. Tapi tidak mungkin juga jika aku harus menceraikannya begitu saja, bagaimana kalau aku masih belum menemukan perempuan yang cantik? Dan aku akui kalau Dara pun masih di bawa Rania. Arghhh ... sungguh membuat kepala terasa mau pecah. "Bagaimana, Mas? Apa keputusan yang sudah kau ambil?" ejek Rania. Sepertinya dia tahu kalau aku tidak mungkin membantah perkataan Mama. Sialan. Dia semakin berani saja. 
Read more
Bab 12 Pulang (Rania)
  Sebelum Mas Rian pulang dari kantor, aku langsung mengumpulkan barang-barang berharga yang ada di kamarku. Tentunya termasuk perhiasan, baju mahal, dan beberapa tas juga sepatu yang langsung aku tumpuk dibeberapa kerdus.   Tidak lupa beberapa bingkai foto yang terpasang di dinding ruang tamu dan kamar pun aku copot dan kumasukkan ke dalam kardus. Sekarang semuanya sudah tersusun rapi di dalam ruangan kecil rahasiaku.   Sekarang aku hanya tinggal mengambil sebuah foto yang dipajang Mas Riko di depan ruang keluarga.   Berhubung suasana rumah masih sepi, aku langsung melancarkan aksi dan menurunkan fotonya.   "Rania! Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Mama tiba-tiba, entah datang dari mana.  Tapi yang pasti aku sangat syok. Kenapa waktunya bisa pas.   Aku berpikir sejenak untuk mencari al
Read more
Bab 13 -Istri Bukan Pembantu
 Barang-barang yang dibawa Rania segera diturunkan setelah mereka sampai di rumah orangtuanya Rania. Tapi Bu Widia, mamanya Rania hanya memperhatikan dari jauh. Tapi tidak lama, dia mendekat ke arah Rania. ”Ikut Mama sebentar, bisa?" tanyanya lembut pada Rania. Dirga yang awalnya tertawa mulai diam. Meskipun orangnya sangat ramah, tapi kejam baginya. Mereka tidak akan tanggung-tanggung jika memberikan Dirga hukuman hanya karena hal sepele. "Rania saja kan, Ma? Aku enggak usah?” ucap Dirga hati-hati. Tapi langkahnya perlahan mundur. "Kau juga ikut! Enak saja berani berbuat, tapi tidak mau bertanggung jawab," ucap Bu Widya dengan senyuman yang mengandung arti sangat dalam. "Baik, Ma," jawab Rania semangat. Pasalnya dia tidak tahu kalau Dirga, kakaknya seringkali dihukum dengan cara yang tidak biasa. Rania hanya mena
Read more
Bab 14 - Keroyokan
"Mas pergi kerja dulu, ya. Mas mohon, tolong jangan dengarkan apapun yang Mama katakan. Semenyakitkan apapun. Mas tidak ingin pernikahan kita kandas begitu saja, Rania," ucap Riko berpesan setelah sarapan pagi dan sebelum ia berangkat ke kantor. Rania hanya menunduk, dia tahu kalau Riko mungkin hanya tidak ingin mamanya terluka. Karena ini bukan kali pertama dia begini. "Hei kau mantu tidak tahu diri!" teriak Retno. Mulutnya yang lemes membuatnya lebih gampang mengatakan hal-hal yang akan membuat orang yang dipanggilnya terasa menyakitkan. Karena Rania tidak merasa menjadi mantu tidak tahu diri, ia sengaja tidak menyahut. Sekaligus ia punya maksud untuk membuka mata hati Riko agar mengetahui siapa sebenarnya. Selama ini Rania memang lebih banyak bungkam, tapi semua kediamannya justru membuat mertua dan adik iparnya semakin tidak tah
Read more
Bab 15 - Ipar adalah Maut
 "Riko ... huhuhu...." Retno langsung berlari ke arah Riko yang baru saja pulang kerja. Tentu saja dengan Ica dibelakangnya. Rania merasa muak dengan cara mereka bertingkah."Kenapa kalian tidak jadi artis saja, sih," Rania mencebik kesal.Baru kali ini Rania bicara tanpa ditanya lebih dulu tentu saja membuat Riko menghangat."Terima kasih sudah mau bicara padaku, Ran," ucap Riko penuh haru. Dia sama sekali tidak memperdulikan Retno yang akan mengadu."Oh gitu, mau jadi anak durhaka kamu!" teriak Retno.Lagi, dia memanfaatkan kelemahan Riko yang matanya sudah terlihat mulai pasrah.Rania yang faham dengan keadaan sikap Riko pun malas untuk membuat Riko bicara. Hanya helaan napas yang terdengar berat yang dilakukannya."Aku bukan anak durhaka, Ma!" ucap Riko lantang. Bahkan langkah Rania ikut terhenti dan melihat ke arah Riko."Mas," ucapnya lirih. Rania sama sekali tidak percaya kalau suaminya itu akhirnya mampu me
Read more
Bab 16 - Cari Muka
 Setelah kedatangan Mas Surya, suasana rumah menjadi sangat mencekam. Semua orang terdiam. Berbicara dalam bisu. Kecuali Mas Surya, Mama, dan Ica.Aku tidak tahu harus berbuat apa, benar-benar takut kalau semua anak Mama akan ke sini. Takutku bukan karena aku tidak berani, tapi aku tidak ingin dicap sebagai anak yang durhaka dan takut mereka akan melukai Rania. Karena untuk saat ini, hanya Rania yang benar-benar tulus padaku. Jujur, aku masih tidak tahu yang sebenarnya siapa orang tua dan saudara-saudaraku.Dulu, Mama hanya mengatakan kalau aku anak yang dia ambil dari jalanan, tanpa orang tua, apalagi saudara. Tapi seringkali aku merasakan lain. Bahkan ada perasaan tidak asing ketika bersama Mas Surya. Entah siapa yang benar, aku masih jauh dari kata tahu.Kugenggam tangan Rania yang terasa dingin, sampai kapan pun, aku tetap ingin mempertahankan bidadari tidak bersayap ini di sampingku.Rania menatapku lembut, dia tahu kalau ak
Read more
Bab 17
Aku dan Bara bahkan masih terpaku ketika Mas Surya keluar mencari Pak Dirga. "Gue benar-benar enggak nyangka kalau hari ini kedua mata dan telinga mendengar sesuatu yang bikin jantungan dua-duanya," ucap Bara sambil beberapa kali menepuk pundakku."Ini masih di kantor, Bar," ujarku mengingatkan kalau kita selama berada di kawasan kantor, tidak boleh berkata kasar. Tapi di luar pun tidak boleh selama ada Pak Dirga. Aneh bukan? Tapi itulah kenyataannya."Iya ... iya, maaf. Lagian heran aja, kok bisa Surya anak tertua dari Mama angkatmu itu menjadi direktur?" tanya Bara lagi."Aku juga tidak tahu, yang jelas dia itu sombongnya kebangetan kalau ada yang dua punya baru," jawabku gusar."Eh, bubar!" teriak Erik, dia adalah asisten Pak Dirga. Kupikir tadi dia ikut sama bosnya, ternyata masih di sini."Pak, maaf, ini ada titipan dari Pak Dirga. Bawalah pulang dan makan bersama istri anda," ucapnya sambil menyerahkan sebuah bingkisan.Aku mengerutkan kening, apa maksud semua ini?"Baik, teri
Read more
Bab 18
Jantungku berdegup kencang, sungguh di antara kita sudah tidak dibatasi jarak lagi. Kupandangi wajahnya yang datar dengan sorot mata menatap pintu. Warnanya masih sama. Putih kekuningan. Tapi kenapa tubuhku memanas dan mungkin wajahku sudah merah padam.Sungguh memalukan."Kamu tidak perlu mendengar perkataan menyakitkan mereka, Mas. Mas Surya itu hanya iri sama kamu karena berada di dekat seorang direktur utama," ucapnya sambil tetep menutup telingaku.Bahkan hembusan napasnya meniup wajahku, karena jarak di antara kita benar-benar sangat dekat."Mas tidak dekat dengan Pak Dirga, Ran. Tapi dianya sendiri kadang tiba-tiba memanggil Mas hanya untuk sekedar menanyakan kabar kamu dan Mas," jawabku jujur.Aku saja sangat heran dengan tingkah Pak Dirga akhir-akhir ini. Ya, hanya beberapa minggu ini. Karena sebelumnya aku tidak pernah diperlakukan beda. Semuanya sama.Rania terlihat kebingungan, tapi apa yang membuatnya risau seperti itu?"Tidak perlu dipikirkan, Mas tidak apa kok jika Pak
Read more
Bab 19
PoV RaniaBaru saja aku bahagia karena Mas Riko sudah mulai berpihak dan sadar bahwa dia mencintaiku, kini ujian kembali datang. Mama dan Ica yang tidak terima dengan sikap Mas Riko langsung melaporkannya kepada kakaknya Mas Riko.Mereka menyebutnya Surya.Tapi entah kenapa, aku merasa tidak asing dengan namanya. Kucoba untuk menanyakannya pada orang tuaku, tapi mereka pun tidak tahu.Baru beberapa jam Mama menelpon, orang yang bernama Surya itu sudah datang ke rumah kami. Wajahnya garang dan terlihat sangat licik, bahkan nada bicaranya saja akan membuat yang mendengar tidak akan nyaman.Menakutkan.Aku bukannya takut, hanya saja tidak ingin membuat Mas Riko khawatir atau curiga. Jadi aku bersikap biasa saja, takut tidak, berani apalagi.Baru saja sejam di sini, dia sudah memaki aku dan Mas Riko. Kasihan suamiku itu, baru saja ingin belajar untuk menghargaiku, menghargai seorang istri, tapi ujian kini datang lagi bertubi-tubi.Bahkan lebih kaget lagi, dia berhasil mempermalukan Mas Ri
Read more
Bab 20
PoV Rania "Jangankan anak, orang sampai sekarang saja Mama masih belum merestui hubungan mereka berdua. Rania itu benalu, Mama enggak suka," ucapnya lantang.Tanganku mengepal erat, beraninya Mama mengatakan hal itu pada orang luar."Wah, kok bisa sih?" Janda cantik itu pura-pura kaget, padahal aku tahu betul dia bahagia mendengar berita ini.Siapa yang tidak tahu kalau janda bernama Eli ini sudah lama menyukai Mas Riko, bahkan semenjak aku dan suamiku belum menikah. Semua warga di sekitar rumah pun sudah pada tahu."Bisalah, padahal tadinya Mama ingin menjodohkan dia denganmu, Li," ungkap Mama tidak tahu malu.Seketika aku ingin pergi ke hadapan mereka dan melayangkan tamparan beberapa kali. Tapi sayang, aku tidak berani. Walau bagaimanapun aku harus bisa menghormati Mama."Menjodohkan aku dengan Mas Riko? Aduh,s sesuatu banget," jawabnya manja.Rasanya aku ingin muntah."Benar, La. Mama hanya ingin menantu seperti kamu, wanita karir, cantik, dan pengertian," pujinya berlebih."Aku
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status